Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsanur Rohim
"ABSTRAK
Maintenance adalah pemeliharaan yang terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, program maintenance yang akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian secara aktif dari bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat peralatan. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis kegagalan terhadap fungsi dari sistem serta resikonya terhadap lingkungan, keselamtan personel dan biaya yang dikeluarkan. Dari analisis kegagalan fungsi sistem lalu diteruskan menganalisis kegagalan ke bagian lebih kecil yaitu fungsi dari suatu peralatan mana yang memberikan kontribusi terhadap kegagalan suatu sistem. Maka dengan FMEA bisa dilakukan tindakan perawatan yang tepat dan efisensi terhadap waktu dan biaya. Critical Reliability Variables (CRV) digunakan untuk mengidentifikasi kagagalan yang terjadi pada peralatan atau sistem dengan memonitor indikator secara kontinu yang ditunjukkan oleh sensor yang terpasang pada peralatan atau sistem tersebut sehingga kegagalan dapat diketahui secara aktual. Modus kegagalan diadopsi berdasarkan Failure Mode and Effect Analysis dari peralatan atau sistem tersebut. Tujuan dari CRV ini adalah mengurangi downtime semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan reliabilitas dari peralatan atau sistem tersebut.

ABSTRACT
Maintenance is activities that is organized and carried out with future thinking, control and recording in accordance with a predetermined plan. Therefore, the maintenance program to be carried out must be dynamic and require active supervision and control of the maintenance department through information from the history equipment records. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is a technique used to analyze failure of the functions of the system and the risks to the environment, safety of personnel and costs incurred. From the analysis of system failure, then proceed to analyze the failure to a smaller part, which is the function of an equipment which contributes to the failure of a system. So, with FMEA appropriate treatment and efficiency can be carried out on time and cost. Critical Reliability Variables (CRV) are used to identify failures that occur in equipment or systems by continuously monitoring the indicators indicated by sensors installed on the equipment or system so that failures can be actually known. Failure mode is adopted based on Failure Mode and Effect Analysis of the equipment or system. The purpose of this CRV is to reduce downtime as much as possible so that it can increase the reliability of the equipment or the system."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Ronald Nugroho
"Syngas yang dihasilkan bahan bakar batu bara melalui gasifikasi unit dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar pada mesin generator set diesel, namun masih memanfaatkan sejumlah bahan bakar diesel sebagai igniter kompresinya. Dalam pemanfaatan syngas tersebut diperlukan suatu modifikasi terhadap saluran masuk syngas. Saluran masuk syngas diaplikasikan melalui saluran masuk udara yang sekaligus menjadi tempat pencampuran antara syngas dan udara tersebut (mixture valve) sebelum masuk ke dalam mesin. Mesin dengan dua bahan bakar yang berbeda tersebut disebut juga Dual - Fuel Engine. Karakteristik mesin dual fuel ini bergantung pada komposisi yang juga merupakan kualitas bahan bakar yang masuk. Dalam pencampuran kedua bahan bakar tersebut, perbandingan Hydrogen (H2) dan Carbon Monoxide (CO) pada control volume tertentu bervariasi terhadap nilai kalornya sehingga dalam perancangannya memerlukan perhitungan alternatif laju aliran bahan bakar syngas menurut nilai kalornya dengan efisiensi thermal yang dimiliki mesin.

Syngas that is produced by coal fuel through gasification unit used as a substitution fuel in a diesel engine generator set, but it still takes smaller amount of diesel fuel as the Compression Igniter. In using of two kind of those fuels, modification is needed at the intake of the engine. By applying the syngas inlet to the intake as well as a place of mixture happened between the air and the syngas (mixture valve) before get into the engine. The engine with those two different fuels is called Dual - Fuel Engine. Characteristics of dual fuel engines depend on composition or quality of the syngas. Syngas composition ratio between Hydrogen (H2) and Carbon Monoxide (CO) at certain volume control have many varies so it requires an alternative calculation of the syngas flow rate according to the heating value of the syngas with thermal efficiency of the engine which also influential factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maleev, Vladimir Leonidas, 1879-
New York : McGraw-Hill, 1954
621.436 MAL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soga Romero
"
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dibidang otomotif selalu bergerak maju tiap tahunnya. Penelitian-penelitian dibidang ini seperti tidak pernah berhenti dilakukan oleh orang demi didapatkan sesuatu yang lebih baik, balk untuk manusia mapun Iingkungannya. Hal ini dapat kita lihat dari produk-produk yang beredar di pasaran seperti berbagai macam jenis additif§ octane booster, dan Iain-lain. Setiap produsen produk tersebut mengatakan bahwa produknya lebih ramah lingkungan, dapat membuat eisiensi lebih balk , dan lain-lain_ Terlepas benar atau tidaknya promosi tersebut, tentunya produk tersebut didapat dari sebuah rangkaian penelitian.
Dengan adanya Laboratorium Pembakaran dan Energi - Laboratorium Motor Diesel yang dimliki oleh Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia, kegiatan penelitian yang berkaitan dengan Enjin Diesel tentunya diharapkan berlangsung secara intensif dan berkelanjutan. Harapan ini berlcaitan dengan semakin majunya teknologi, dan juga semakin terbatasnya persedian minyak bumi di dunia ini.
Dapat dikatakan pada setiap penelitian yang berkaitan dengan sebuah enjin, hampir selalu berbicara mengenai perbaikan elisiensi enjin. Energi yang dikandung oleh sejumlah bahan bakar akan dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh enjin setelah melalui rangkaian kexja. dari suatu sistern pada enjin tersebut. Semakin dekat perbedaan antara nilai energi yang dikandung oleh bahan bakar dan nilai energi yang dihasilkan oleh enjin maka semakin baiklah efisiensinya.
Nilai-nilai energi baik dari bahan bakar maupun dari hasil kelja enjin, didapat melalui sebuah perhitungan, dan tak jarang untuk mendapatlcan sebuah nilai dibutuhkan banyak masukkan data yang harus dicatat, padahal ada cara lain yang lebih ringkas dan mudah Nilai IHP merupakan nilai energi akibat pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang silinder. Untuk mendapatkan nilai ini dibutuhkan banyak sekali data masukkan yang harus dicatat, membuat suatu penelitian akan berakselarasi lamban. Nilai II-[P ini juga bisa didapatkan dengan sebuah data masukkan, yaitu tekanan rata-rata yang terjadi di mang silinder selama pembakaran terjadi, tetapi data ini hanya mungkin didapat jika dibuat suatu program komputer untuk bisa mendapatkan data-data tersebut. Untuk itu dibuatlah suatu program yang dapat mengumpulkan data-data tersebut sekaligus membu at perhitungannya.
"
1997
S36938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadi
"Mesin diesel IDI berbahan bakar ganda (dual fueled) adalah mesin diesel IDI dengan menggunakan bahan bakar CNG dan solar. Pada sistem dual fueled ini, campuran udara dan CNG sebagai gas karburasi masuk ke dalam intake manifold, kemudian bahan bakar solar disemprotkan ke dalam campuran udara dan CNG kompresi untuk memulai pembakaran. Sistem ini relatif sederhana, hanya menambahkan mixer di saluran masuk (intake manifold). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi/gambaran proses pembakaran yang terjadi pada mesin diesel IDI dual fueled melalui studi emisi smoke dan heat release.
Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan pada Engine Test Cell I dengan mesin riset hydra 450 cc di BTMP-BPPT Serpong. Pengujian dilakukan pada putaran 1000, 1500, 2000, 2500 dan 3000 rpm dengan komposisi bahan bakar 100% solar, % CNG rendah dan % CNG tinggi. Data yang diambil adalah tekanan silinder, daya dan emisi gas buang.
Daya yang dihasi.kan oleh dual fueled lebih tinggi dibandingkan dengan 100% solar dan emisi smoke basil pembakarannya lebih rendah. Phase pembakaran late combustion dual fueled pada putaran dibawah 2500 rpm mempunyai durasi pembakaran yang panjang, Emisi smoke dual fueled putaran mesin dibawah 2500 rpm lebih rendah dibanding dengan 100% solar. Total heat release dual fueled putaran mesin diatas 1000 rpm mempunyai nilai lebih rendah dibandingkan 100% solar. Pembakaran dual fueled didominasi oleh phase late combustion, sedangkan phase premixed combustion cenderung cepat. Pada phase mixing controlled combustion, mesin diesel IDI dual fueled ini berlangsung sangat cepat/pendek bila dibandingkan dengan 100% solar.

Dual fueled ID1 diesel engine is IDI diesel engine operated with CNG and diesel fuel. In this dual fueled system, the mixture of air and CNG as carburetting gas flow into the intake manifold, then the diesel fuel is sprayed into the mixture of compressed air and CNG to ignite the fire. This system is relatively simple, only by adding the mixer in the intake manifold. The purpose of this research is to collect the information about the ignition process in dual-fueled IDI diesel engines by studying the emission of smoke and heat release.
In this research, the test is conducted on Engine Test Cell I with test engine hydra 450 cc at the BTMP-BPPT at Serpong. The test were carried out at 1000, 1500, 2000, 2500 and 3000 RPM using fuel composition of 100% diesel fuel, with low percentage and with high percentage of CNG. Data collected are pressure of the cylinder, and energy and emission of the exhaust.
The energy created by dual fueled is higher than that of 100% diesel fuel and smoke emission of the combustion is fewer. Firing phase of late combustion dual fueled at less than 2500 RPM has a longer duration, dual-fueled smoke emission at less than 2500 RPM is fewer than that of 100% diesel fuel. Total heat release of dual fueled engine run at more than 1000 RPM is lower than 100% diesel fueL The combustion of dual fueled is dominated by late combustion phase, while premixed combustion phase is most likely fast. At mixing controlled combustion phase, this dual fueled IDI diesel engine went on very quick/short compared to that with 100% diesel fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Harun Utama
"Salah satu permasalahan yang ada pada motor diesel adalah kurangnya kinerja yang dimilki dikarenakan aliran udara yang masuk belum memiliki tingkat olakan yang cukup baik untuk mendukung terjadinya proses pembakaran yang cepat. Turbojet accelerator merupakan suatu alat yang mampu untuk menghasilkan olakan udara dengan menciptakan energi kinetik yang lebih besar. Pemasangan turbojet accelerator pada mesin diesel dilakukan dengan dua peletakan yang berbeda pada kondisi putaran konstan, pada awal saluran penghubung (peletakan ke-l) dan awal katup penurup udara (peletakan ke-2).
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Termodinamika Jurusan Teknik Mesin FTUl pada mesin diesel SD-22 dihasilkan data yang menunjukkan bahwa pemasangan pada peletakan ke-2 memilki persentase peningkatan BHP sebesar 3,I2 % pada putaran mesin 1500 rpm dan sebesar 10,16 % pada putaran mesin 1800 rpm dari peletakan ke-1, sedangkan pada BSFC terjadi persentase peningkatan pada peletakan ke-1 sebesar 2,6 % dari peletakan 2 pada putaran mesin 1500 rpm dan sebaliknya terjadi persentase peningkatan pada peletakan ke-2 sebesar 22,15 % dari peletakan ke-1 pada putaran mesin 1800 rpm. Pemakaian turbojet acccelerator memberikan hasil kinerja terbaik pada peletakan ke-2 pada putaran konstan dan beban tinggi.

One of the problem on diesel engine is a lack of performance caused by air flow which does not have enough swirl to support rapid combustion. Turbojet accelerator is a tool which is resulting air swirl by creating sufficent kinetic energy. Turbojet accelerator on the diesel engine is installed by laying down it at two difference locations on constant speed at the beginning of connecting duct (1 st instalation) and the entrance of throttle valve (2nd instalatian).
Based on an experiment at Laboratorium Termodinamika Jurusan Teknik Mesin FT UI on diesel engine type SD-22, resulted that installation at the 2nd instalation had increased percentage of BHP by 3.12 % on engine speed 1500 rpm and 10.16 % on engine speed 1800 rpm from the 1st installation,while for BSFC there had increased percentage at 1st instalation by 2.6 % from the 2nd instalation on engine speed 1500 rpm and meanwhile there had mereased percentage at the 2nd instalation by 22,15 % from the 1 st instalation on engine speed 1800 rpm. The use of turboje accelerator give the best performance result at the 2nd instalation on high constant speed and load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thiessen, Frank J.
New Jersey: Prentice-Hall, 1997
621.43 THI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>