Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Afifah Marwatin
"ABSTRACT
Penelitian ini mengeksplorasi pola gerakan Fahmina Institute sebagai civil Islam melakukan advokasi kesehatan reproduksi dengan berbagai strategi advokasi melalui Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Cirebon. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui strategi studi kasus dengan data primer dan data sekunder. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa Fahmina Institute melalui tokoh ulamanya Kiai Husein Muhammad melakukan transformasi sosial yang menghasilkan perubahan sosial peran agama dalam kehidupan sosial masyarakat di ruang publik. Transformasi sosial itu melahirkan suatu jaringan sosial yang memiliki kesamaan pandangan, kemudian, membawa permasalahan sosial ke ranah publik melalui advokasi isu kesehatan reproduksi dalam Perda di Kabupaten Cirebon. Advokasi itu memerlukan strategi advokasi untuk mempengaruhi masyarakat melalui information politics symbolic politics agar mendapat klaim bahwa isu kesehatan reproduksi merupakan masalah bersama, kemudian, strategi advokasi mempengaruhi pemerintah melalui leverage politics dan accountability politics dengan melakukan audiensi, memberikan usulan, dan lobbying kepada Yuningsih selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon yang memiliki hubungan emosinal dengan Fahmina Institute dan Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan. Fahmina Institute telah melakukan perannya sebagai civil Islam dengan mengadvokasikan permasalahan kesehatan reproduksi dalam Perda sampai disahkan.

ABSTRACT
This research explores the movement patterns of Fahmina Institute as civilIslam which advocate reproductive health with various advocacy strategies through the Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan in Regional Regulation Number 7 Year of 2016 concerning the Implementation of Health Services at Cirebon District Regent. This research method uses a qualitative approach through case study strategy with primary data and secondary data. The research findings show that Fahmina Institute through its ulama Kiai Husein Muhammad carried out a social transformation that resulted a social change in the role of religion in the public life. The social transformation results a social network that shared the same view, then, brought social problems into the public domain through advocacy on reproductive health issues in the regional regulation in Cirebon District Regent. The advocacy requires advocacy strategies to influence the public through information politics and symbolic politics in order to claim that reproductive health issues are a common problem, then advocacy strategies to influences the government through leverage politics and accountability politics by holding hearings, making proposal of issues and lobbying to Yuningsih as The Chairperson Deputy of Regionals House of Representative Cirebon District Regent that has an emotional connection with Fahmina Institute and the Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan. Fahmina Institute has carried out its role as civil Islam by advocating reproductive health issues in the Regional Regulation until it is ratified."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timur Purbowati
"Keberagaman pemahaman santri putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada pondok pesantren tradisional diakibatkan keterbatasan sarana penunjang serta kurangnya dukungan pihak luar pesantren terkait persoalan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pengetahuan santri putri pondok pesantren tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, minat para santri terhadap kegiatan ekstrakulikuler, media informasi dan pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Accessment Procedure RAP dengan pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam pada santri putri dan guru.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan pemahaman santri putri pondok pesantren sangat beragam mengenai kesehatan reproduksi, sehingga ada baiknya dilakukan kerjasama lintas sektoral antara Kemendiknas, Kemenkes dan Kemenag agar dibuatkan satu kurikulum di dalamnya mencakup unsur mengenai kesehatan reproduksi yang dapat diterapkan pada pondok pesantren tradisional dan juga modern sehingga diharapkan para santri dapat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih seragam.

Variety understanding of female santri on reproductive health especially at traditional boarding school caused by limited of supporting facilities and lack of support from outside party of boarding school related to reproductive health problem. Objective of this research is to knowing description about knowledge of female santris Islamic boarding school about reproductive health in Regency Tangerang Year 2017 which relate with curriculum education that applied, teaching metodhe which conducted by teacher, interest of the student against extraculiculler activity, information media and personal experience that related with adolescent reproductive health.
This research is using qualitative approach with Rapid Accessment Procedure RAP through Focus Group Disscussion FGD and indepth interview methode to female santris and using indepth interview to the teacher.
Result of this research is mention that Islamic boarding school santris have a variety of knowledge or understanding about reproductive health, so it is better to do cooperation cross sectoral between Kemendiknas,Kemenkes and Kemenag so can be created one particular curricullum which is include reproductive health that can be applied to the traditional and modern Islamic boarding school, so the santris can get more similar knowledge about reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Prayitno S
"Oleh karena luasnya wilayah dan beragamnya masyarakat di Indonesia, sudah seharusnya ada pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara peme-rintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah membutuhkan dana dalam menjalankan urusan pemerintahan dengan baik. Keuangan pemerintah daerah harus lebih diperhatikan dan diberikan kewenangan lebih seperti memperluas pu-ngutan pajak daerah. Pajak rokok merupakan salah satu perluasan pungutan yang diserahkan pemungutannya kepada Pemerintah Daerah berdasarkan UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD). Namun, terhadap pemanfaatannya pajak rokok yang tidak jelas menim-bulkan persoalan hukum, karena ada aturan lain yaitu Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan (PERPRES JKS) yang menambahkan pemanfaatan pajak selain dari yang di atur dalam UU PDRD, yaitu untuk penda-naan program jaminan kesehatan yang diselenggrakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Ketidakpastian hukum tersebut akan menim-bulkan ketidakpercayaan para investor untuk berinfestasi di Indonesia, khususnya di daerah dan pembangunan ekonomi daerah akan terhambat. Sehinggga perma-salahan dalam penelitian ini adalah tetang pengaturan pajak rokok di Indonesia dan kontradiksi pemanfaatan pajak rokok dan pengaruhnya terhadap pembangu-nan ekonomi daerah. Penelitian ini dilakukan  menggunakan penelitian yuridis normatif dan pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan perundang-undangan (Statute Approach). Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini dila-kukan dengan cara Penelitian Kepustakaan. Pengaturan pajak rokok di Indonesia diatur dalam UU PDRD. Undang-undang ini mengatur mengenai subjek pajak rokok, objek pajak rokok, dasar pengenaan pajak rokok, tarif pajak rokok, per-hitungan pajak rokok, dana bagi hasil rokok kepada kabupaten/kota. Ketentuan mengenai pemanfaatan pajak rokok untuk program jaminan kesehatan tersebut bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam UU PDRD, karena pemerintah pusat telah memberikan kewengan mengenai pajak rokok kepada pemerintah daerah melalui UU PDRD, sehingga pemanfaatan pajak rokok seharusnya dike-lola oleh pemerintah daerah. Tetapi, dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 66P/HUM/ 2019, yang menyatakan bahwa pemanfaatan dalam ketentuan Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi. Putusan tersebut tidak mencerminkan keadilan di dalam masyarakat. Majelis Hakim seharusnya dalam memutuskan suatu perkara hukum seharusnya secara komprehensif dan mendalam.


Because of the vast territory and diversity of society in Indonesia, there should be a division of authority in government affairs between the central government and regional governments. Local governments need funds to carry out government affairs properly. Regional government finances should be paid more attention and given more authority such as expanding local tax collection. Cigarette tax is one of the expansion of levies handed over to local governments based on Law No. 28 of 2009 concerning Regional Taxes and Regional Retribu-tion (PDRD Law). However, the unclear use of cigarette taxes raises legal prob-lems, because there are other regulations, namely Presidential Regulation Number 82 of 2018 concerning Health Insurance (PERPRES JKS) which adds to the use of taxes other than those regulated in the PDRD Law, namely for funding health insurance programs. which is organized by the Health Social Security Adminis-tration (BPJS Kesehatan). This legal uncertainty will lead to distrust of investors to invest in Indonesia, especially in the regions and regional economic deve-lopment will be hampered. So that the problem in this research is about the regu-lation of cigarette taxes in Indonesia and the contradiction in the use of cigarette taxes and their effects on regional economic development. This research was con-ducted using normative juridical research and the approach taken was the statu-tory approach. Data collection techniques in this writing are carried out by means of library research. The cigarette tax regulation in Indonesia is regulated in the PDRD Law. This law regulates the subject of cigarette tax, cigarette tax object, the basis of cigarette tax imposition, cigarette tax rate, calculation of cigarette tax, cigarette profit sharing fund to regencies/cities. Provisions regarding the use of ci-garette tax for the health insurance program are contrary to the provisions stipu-lated in the PDRD Law, because the central government has granted authority regarding cigarette taxes to local governments through the PDRD Law, so the uti-lization of cigarette tax should be managed by the local government. However, with the Supreme Court Decree Number 66P / HUM / 2019, which states that the utilization in the provisions of Presidential Regulation No. 82 of 2018 on Health Insurance does not contradict the provisions in Law No.28 of 2009 concerning Regional Taxes and Retribution. The ruling did not reflect justice in society. The Panel of Judges should decide in a legal case in a comprehensive and in-depth manner."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Novi Anggraini
"Pendahuluan: Peraturan Daerah Jawa Barat No.5 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Jiwa merupakan salah satu dukungan pemerintah Jawa Barat bagi pelayanan kesehatan jiwa. Namun dalam pelaksanaannya, sistem perundang-undangan yang berlaku hingga saat ini masih belum cukup banyak membantu dalam hal peningkatan upaya layanan kesehatan jiwa. Kota Bandung yang merupakan bagian dari Kab/Kota Jawa Barat memilliki angka prevalensi depresi tertinggi ke dua, dan memiliki angka cakupan pengobatan yang paling rendah diantara Kab/Kota lainnya. Tujuan: Menganaslisis implementasi Peraturan Daerah Jawa Barat No.5 tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Jiwa. Metode: Penelitian analitik kualitatif yang menggunakan teori Van Meter Van Hotern sebagi teori pendukung analisis implementasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dinas Sosial Kota Bandung, Puskesmas, dan Organisasi Pelayanan Sosial dan telaah dokumen. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kebijakan belum dapat berjalan secara optimal, adanya perbedaan standar dan sasaran yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja instansi. Masih terdapat sumber daya yang belum mencukupi untuk mendorong implementasi pelayanan kesehatan jiwa dasar bagi masyarakat Kota Bandung. Kualitas Hubungan antar instansi pelaksana kebijakan sudah terlaksana cukup. Sudah tersedianya SOP pelayanan ODGJ bagi sektor kesehatan sehingga memudahkan dalam hal perujukan. Lingkungan eksternal yaitu masyarakat yang sudah mulai aktif melaporkan jika adanya kasus ODGJ di masyarakat. Namun terdapat beberapa aspek yang perlu untuk ditinjau kembali yaitu aspek anggaran dan SDM. Perlunnya diperimbangkan untuk membuat regulasi yang mendukung.

Introduction: West Java Regional Regulation No. 5 of 2018 concerning Mental Health Services is one of the West Java government's support for mental health services. The city of Bandung, which is part of the West Java Regency/City, has the second-highest depression prevalence rate, and the lowest treatment coverage rate among otherRegencies/Cities. Purpose: To analyze the implementation of West Java Regional Regulation No. 5 of 2018 concerningMental Health Services. Method: Qualitative analytic research that uses Van Meter Van Hotern's theory as a supporting theory for implementation analysis. This research was conducted by means of in-depth interviews with informants fromthe West Java Health Office, Bandung City Health Office, Bandung City Social Service, Health Centers, and Social Service Organizations and document review. Results: The results of the study show that policy implementation has notbeen able to run optimally, there are differences in standards and targets used in determining agency performance indicators. There are still insufficient resources to encourage the implementation of basic mental health services for the people of Bandung City. The quality of the relationship between the implementing agencies of the policy has beenimplemented sufficiently. The SOP for ODGJ services is already available for the health sector to make it easier in terms of referrals. The external environment is the community that has started to actively report cases of ODGJ in the community. However, there are several aspects that need to be reviewed, namely the budget and human resource aspects. The need to be considered to make regulations that support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Prasetia Akbar
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan diskresi dalam menginterpretasi peraturan nasional tentang peneggakan protokol kesehatan COVID-19 melalui Perda Jabar Nomor 5 Tahun 2021. Perda tersebut menerapkan sanksi denda yang diputuskan oleh sidang acara cepat tindak pidana ringan demi memastikan keadilan prosedural bagi masyarakat. Penegakan hukum Perda tersebut merupakan realisasi dari teori sistem peradilan terpadu yang selama ini hanya dijalankan secara semu dan independen, namun dengan adanya satu tujuan yaitu mencegah darurat COVID-19 maka terjadinya keterpaduan dalam mencapai tujuan penegakan hukum. Penelitian ini mengkaji mekanisme penerapan Perda Jabar Nomor 5 Tahun 2021 yang melibatkan peran Polri dan Satpol PP dalam rangka menegakkan pelanggar protokol kesehatan beserta dengan permasalahan yang dihadapi. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode triangulasi, studi pustaka, wawancara, dan studi kasus. Peneliti menyimpulkan bahwa sistem peradilan pidana terpadu sudah dijalankan pada penerapan Perda ini dan mencapai tujuannya yaitu menjamin kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Sehingga disarankan untuk menjadikan penerapan Perda ini sebagai model bagi penerapan sistem peradilan pidana terpadu. Namun masih terdapat berbagai permasalahan yang ditemukan yaitu target pelanggar yang masih berdasarkan indikator kuantitatif, blangko tipiring yang sudah usang, sistem peradilan teleconference yang terganjal peraturan yang ada, dan dilema penjatuhan sanksi denda berat yang memberatkan masyarakat atau denda ringan yang tidak menjamin kepatuhan.

The government of West Java Province has applied a discretion in interpreting the national Covid-19 regulation through West Java Province Bylaw Number 5/2021. In order to ensures procedural justice for the society, the bylaw applying fines decided by trial court of minor offenses against those who violate health protocols. The implementation of the bylaw is a manifestation of the theory of an integrated criminal justice system, which, to date, has only been carried out apparently and independently. However, there is an integration in achieving an objective of law enforcement, that is, the prevention of the spread of Covid-19. The study examines the implementation mechanisms of West Java Province Bylaw Number 5/2021 involving Indonesian National Police as well as civil service police in taking actions against the violations of the health protocol and the problems they have. The author employs the descriptive qualitative methodology involving triangulation, literature reviews, interviews, and case studies. The results of the study reveal that an integrated judicial system has been implemented and has met its objective to ensure public compliance to health protocols. There are still a number of issues, including the use of the quantitative performance metrics in identifying the target offenders, outdated paperwork methods, teleconferencing judicial processes that are hindered by the existing legislations, and dilemma in either imposing heavy fines that burdens the public or light fines that fail to achieve their compliances."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tisno Leksani Tunjungwulan
"Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menerbitkan Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan (Perdirjampelkes) Nomor 2, 3 dan 5 Tahun 2018, sebagai upaya pengendalian defisit yang saat ini melanda BPJS Kesehatan. Penerbitan ketiga Perdirjampelkes tersebut menuai kontroversi karena banyak pihak menilai sebagai penurunan kualitas layanan kesehatan peserta jaminan kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam hal ini, Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan adalah bukan pihak yang berwenang untuk mengeluarkan kebijakan tersebut. Studi ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisis penerbitan Perdirjampelkes sebagai sebuah kebijakan publik, apakah sudah dilakukan dengan tepat. Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan manajemen level atas, tinjauan literatur dan pengamatan. BPJS Kesehatan sebagai sebuah badan publik yang bertugas menyelenggarakan jaminan kesehatan, termasuk diantaranya membuat kebijakan, perlu melakukan pemetaan pemangku kepentingan agar mengetahui di mana posisi BPJS Kesehatan berada. Dengan mengetahui posisi BPJS Kesehatan dalam pemetaan tersebut, akan mempermudah BPJS Kesehatan dalam menjalankan fungsi dan perannya untuk mensukseskan program jaminan kesehatan di Indonesia.

Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan or BPJS Kesehatan (Indonesia Health Social Security Agency) issued Regulation of the Health Services Director (Perdirjampelkes) Number 2, 3 and 5 Year of 2018, as an effort to control deficits which currently hit BPJS Kesehatan. The issuance of the Perdirjampelkes reaped controversy over its contents governing the limitation of benefits, which are considered as a quality decrease over health care services for participants and BPJS Healthcare or the Director of Health Care Insurance is not the authorized party to issue the policy. This study aims to analyze the issuance of the Perdirjampelkes as a public policy, whether it has been done properly. Data collection is obtained by in-depth interviews with top-level management, literature review and observation. BPJS Kesehatan as a public agency tasked with organizing health insurance (including making policies), needs to do stakeholder analysis to find out where the position of BPJS Kesehatan is. By knowing the position of BPJS Health in the stakeholder mapping, it will helps carrying out its functions and roles to succeed the health insurance program in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Octaviani
"Pasal 7 ayat (3) huruf a PP 10/1983 mengatur bahwa Izin untuk bercerai tidak
dapat diberikan oleh Pejabat apabila bertentangan dengan ajaran agama yang
dianut oleh PNS yang bersangkutan. Sebagaimana disabdakan oleh Tuhan
Yesus dalam Injil Markus 10: 6-9, bahwa “apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia”, maka kepada setiap orang yang telah
menikah berdasarkan ajaran agama Katolik, tidak dapat dilakukan perceraian.
Berdasarkan ketetuan tersebut, maka akibat yang seharusnya terjadi terhadap
PNS beragama Katolik adalah tidak dapat dilakukannya perceraian.
Berdasarkan penelitian normatif-empiris yang Penulis lakukan dan analisa
terhadap 5 putusan terkait, dapat disimpulkan bahwa ketentuan dalam Pasal 7
ayat (3) huruf a PP 10/1983 telah tidak efektif diterapkan karena tidak pernah
dijadikan sebagai dasar hukum dalam memecahkan masalah perceraian yang
melibatkan PNS beragama Katolik sebagai Penggugat atau Tergugat di
dalamnya. Hal ini karena Majelis Hakim lebih mengedepankan syarat
perceraian dalam Pasal 19 PP 9/1975 jo. Pasal 39 ayat (2) UU Perkawinan.

Article 7 Paragraph (3) (a) of Government Regulation Number 10 of 1983
regulates that permission to divorce cannot be granted by the official if it is
against the religious teaching of the relevant civil servant. As stated by Jesus
in the Gospel of Mark 10: 6-9, “what God has united cannot be divorced by
humans”, then anyone who has been married under the Canonic Law cannot
be divorced. The consequence of these provisions is that Catholic Civil
Servants cannot divorce their spouse. Based on normative-empirical research
that the Author conducted and the analysis of 5 related court decisions, it can
be concluded that the provision in Art. 7 Par. (3) (a) of GR 10/1983 has not
been effectively applied because it was never used as a legal basis in solving
divorce proceedings involving Catholic Civil Servants. This is because the
Panel of Judges prioritizes the terms of divorce in Art 19 GR 9/1975 juncto
Art 39 Par. (2) Marriage Law.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Agustinus Marbun
"Penyertaan modal mempunyai pengertian yang sama dengan investasi. Pertama, investasi berarti pembelian saham, obligasi, dan benda-benda tidak bergerak setelah dianalisis akan menjamin modal yang diletakkan dan memberikan hasil yang memuaskan. Kedua, dalam teori ekonomi investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk di dalamnya benda- benda untuk dijual) dengan modal berupa uang. Dalam rangka menambah modal di dalam suatu BUMD, Pemerintah Daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dapat melakukan penyertaan modal. Penyertaan modal tersebut berasal dari APBD tahun berjalan dari Pemerintah Daerah yang dituangkan di dalam Peraturan Daerah. Peraturan Daerah yang mengatur mengenai penyertaan modal wajib memuat tujuan penanaman modal yant tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai tujuan yang dimuat dalam suatu Perda Penyertaan Modal yang dikaitkan dengan tujuan yang terdapat dalam Undang-Undang Penanaman Modal. Penulis juga meneliti salah satu tujuan dari penyertaan modal yang terdapat pada Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2016 yang bertujuan untuk menjadi pemilik saham yang termasuk kelompok penentu arah kebijakan pada suatu bank yang diteliti berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/23/PBI/2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Dalam tulisan ini penulis juga meneliti apakah tindakan penyertaan modal dapat dirasakan oleh masyarakat di dalam suatu daerah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian hukum normatif (doktriner). Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian hukum normatif ini sering disebut pula penelitian hukum kepustakaan.

Capital participation has the same definition as investment. First, investment means that the purchase of stock, obligation and immovable properties that have been analyzed will guarantee the invested capital and will give satisfactory results. Second, in economics theory, investment means purchase of production tools (including goods for sale) with capital in the form of money. In oreder to increase the capital in BUMD (Regional Owned Company), according to Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government states that Local Government is able to make capital participation. The capital participation comes from the current year's APBD from the regional government as outlined in the regional regulation. Regional Regulations governing capital participation must contain the investment objectives as stated in Law Number 25 of 2007 concerning Investment. In this study, the authors examine the objectives contained in the Capital Participation Regulation associated with the objectives contained in the Investment Law. The author also examines one of the objectives of capital participation that stated in Depok City Regional Regulation Number 4 of 2016 which aims to become a determinant shareholder that examined based on Bank Indonesia Regulation Number 12/23 / PBI / 2010 concerning the Fit and Proper Test. In this paper the author also examines whether the act of capital participation can contribute to the community in an area. The research method used in research is normative legal research (doctrinaire). Normative legal research is legal research that is carried out by examining library materials or secondary data. This normative legal research is often called literature law research."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosma Rosmala Dewi
"ABSTRAK
Rumah Sakit Daerah (RSD) merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, oleh karena itu keberadaannya perlu didukung dengan kelembagaan yang kuat dan
tepat. Upaya memperbaiki kelembagaan RSD terus dilakukan salah satunya dengan mengubah
kedudukannya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Dinas Kesehatan dari
sebelumnya berkedudukan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD). Namun demikian,
layaknya perubahan yang terjadi pada setiap organisasi, perubahan ini mendapat pertentangan
(resistensi) karena dinilai dapat mengganggu keotonomian rumah sakit serta membuat
koordinasi antara dinas kesehatan dengan rumah sakit menjadi buruk. Melalui pendekatan post
positivist, penelitian kualitatif yang dilakukan di RSUD Gunung Jati Cirebon ini berusaha
untuk menganalisis bagaimana konsep kelembagaan RSUD Gunung Jati Cirebon setelah
terjadi perubahan kedudukan menjadi UPT Dinas Kesehatan ditinjau dari aspek perspektif
instrumental serta menganalisis kendala atau masalah yang dihadapi RSUD Gunung Jati
Cirebon setelah terjadi perubahan kedudukan. Analisis dilakukan dengan membandingkan
antara teori yang ada dengan informasi yang diperoleh di lapangan dengan didukung berbagai
literatur baik dari buku, publikasi, laporan atau berita tentang perubahan organisasi khususnya
organisasi publik . Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk desain organisasi yang dianggap
paling sesuai untuk saat ini adalah sebagai entitas tersendiri dan bukan sebagai hubungan
atasan-bawahan, serta kendala yang dihadapi setelah terjadi perubahan adalah koordinasi yang
buruk antara dinas kesehatan dengan rumah sakit.

ABSTRACT
Regional Hospital (RSD) is the backbone of health services for the community, therefore
its existence needs to be supported by strong and appropriate institutions. Efforts to improve
the RSD institution continue to be carried out, one of which is by changing its position as a
Technical Implementation Unit (UPT) under the Health Office from previously being a
Regional Technical Institution (LTD). However, like the changes that occur in every
organization, this change gets a conflict (resistance) because it is considered to be able to
disturb the autonomy of the hospital and make coordination between the health office and the
hospital worse. Through a post positivist approach, this qualitative research conducted at
Gunung Jati Cirebon Hospital tried to analyze how the institutional concept of Gunung Jati
Cirebon Hospital after a change of position became the UPT in terms of instrumental
perspectives and to analyze the problems faced by hospital after change in position. Analysis
is carried out by comparing existing theories with information obtained in the field supported
by various literature both from books, publications, reports or news about organizational
changes, especially public organizations. The results of the study show that the form of
organizational design that is considered most appropriate for now is as a separate entity and
not as a superior-subordinate relationship, and the obstacles faced after a change occur are poor
coordination between the health office and the hospital."
2019
T54487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>