Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucky Herawati
"ABSTRAK
Various efforts have been made to prevent adolescents from the drug use, despite their knowledge and skill to refuse drugs have never been evaluated. This study was aimed to describe the adolescents knowledge and skill to refuse drugs and their relation to the characteristics. This was an analytic study conducted in 300 students at the seventh grade aged 12 to 15 years old in two cities in the Special Region of Yogyakarta Province. Variables studied were adolescents knowledge, skill to refuse drugs, and their characteristics. Data were collected using a selfreported questionnaire, then analyzed using Pearson correlation test and Spearman rho, with 95% level of significance. The findings showed that the average score of adolescents knowledge of drugs was 66.39+17.48 and the score of skills to refuse drugs was 55.62+16.49. There was a significant relation between knowledge and skills (p = 0.05). There was no significant relation between the young adolescents characteristics (age and sex) with their knowledge and skills to refuse the drug offered. This study concludes that the skill to refuse drugs tends to increase as the adolescents get older, and no significant relation between knowledge and skill to refuse drugs offered by sex and ages."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Kirana Hasanah
"Perilaku seksual pranikah atau seks sebelum menikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum adanya pernikahan yang sah. Perilaku seksual pranikah di masyarakat tidak diterima secara budaya dan sosial karena bertentangan dengan moral dan menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penggunaan NAPZA dengan perilaku seksual pranikah pada remaja pria usia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian yaitu remaja pria belum menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia dan terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9.598 responden. Hasil penelitian menunjukkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia sebesar 9,1%, penggunaan NAPZA pada remaja pria sebesar 4,9% dan berdasarkan cara penggunaanya, persentase tertinggi penggunaan NAPZA yaitu dengan cara dihisap dan atau dihirup sebesar 2,5%. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda menyatakan penggunaan NAPZA meningkatkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia setelah dikontrol variabel tempat tinggal, umur, pengaruh teman sebaya dan konsumsi alkohol. Remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara dihisap dan atau dihirup berisiko 2,9 kali (95% CI: 2,2-3,9) melakukan hubungan seksual pranikah, remaja yang menggunakan NAPZA dengan cara ditelan 1,4 kali (95% CI: 1,0-2,1) lebih berisiko pada perilaku seksual pranikah dan remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara lainnya (disuntik atau kombinasi dari beberapa cara penggunaan) meningkatkan risiko perilaku seks sebelum menikah sebesar 4,1 kali (95% CI: 2,2-7,3) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan NAPZA.

Premarital sexual behavior or sex before marriage is a sexual activity carried out before legal marriage. Premarital sexual behavior in society is not accepted culturally and socially because it is against morals and causes several health problems. The purpose of this study was to determine the relationship between drug use and premarital sexual behavior in male adolescents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a cross-sectional design with a research sample of unmarried male adolescents aged 15-24 years in Indonesia and selected as respondents in the 2017 IDHS and meeting the inclusion and exclusion criteria of 9,598 respondents. The results showed premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia was 9.1%, drug use in male adolescents was 4.9%, and based on the method of use, the highest percentage of drug use was by smoking and/or inhalation at 2.5%. Multivariate analysis using multiple logistic regression test stated that drug use increased premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia after controlling for variables of residence, age, peer influence and alcohol consumption. Male adolescents who use drugs by smoking and/or inhalation are at risk of 2.9 times (95% CI: 2.2-3.9) having premarital sexual intercourse, adolescents who use drugs by swallowing 1.4 times (95% CI: 1.0-2.1) were more at risk for premarital sexual behavior and male adolescents who used drugs in other ways (injections or a combination of several ways of use) increased the risk of premarital sex behavior by 4.1 times (95% CI: 2,2-7.3) compared with those who do not use drugs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrila Hasti Endah Ramadani
"

Pendahuluan: Remaja mengalami perkembangan dalam berbagai aspek dan remaja akan memberikan berbagai respons terhadap perkembangannya. Respon maladaptif yang rentan dialami remaja adalah penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan oleh harga diri rendah yang dialami remaja. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri rendah remaja diantanya masalah emosi dan perilaku, rendahnya perilaku prososial serta pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan harga diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dan stratified-cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 268 remaja SMA di Jakarta Selatan. Data diambil menggunakan enam kuesioner yaitu data demografi, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, dan Drug Abuse Screening Test-20. Hasil: Remaja SMA di Jakarta Selatan memiliki tingkat harga diri sedang sebesar 54,9% dan 77,6% bersih dari penyalahgunaan NAPZA. Faktor risiko masalah emosi dan perilaku memiliki hubungan bermakna dengan harga diri remaja, sedangkan perilaku prososial dan pola asuh tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan harga diri. Masalah emosi dan perilaku, perilaku prososial, serta pola asuh orang tua tidak berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan promosi kesehatan jiwa pada pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan kontrol diri, pelatihan penyelesaian masalah dan pembentukan kader kesehatan remaja, school nurse, dan life skills serta program preventif penurunan harga diri dengan menyediakan ekstrakurikuler. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemberian program kuratif dan rehabilitatif pada remaja yang menyalahgunakan NAPZA.


Introduction: Adolescents develop in various aspects and they will provide various responses to their development. Maladaptive responses that are vulnerable to adolescence are drug abuse. Drug abuse can be caused by low self-esteem experienced by adolescents. Factors that cause adolescent low self esteem include emotional and behavioral problems, low prosocial behavior and parenting style. This study aims to determine the factors associated with self-esteem and drug abuse in adolescents. Method: The research design uses descriptive correlative. The technique used was purposive sampling and stratified-cluster sampling with the number of respondents as many as 268 high school adolescents in South Jakarta. Data was taken using six questionnaires, namely demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, and Drug Abuse Screening Test-20. Results: High school adolescents in South Jakarta have a moderate self-esteem rates of 54,9% and 77,6% are clear of drug abuse. Risk factors for emotional and behavioral problems have a significant relationship with adolescent self-esteem, while prosocial behavior and parenting style do not have a meaningful relationship with self-esteem. Emotional and behavioral problems, prosocial behavior, and parenting style are not related to drug abuse in adolescents. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing mental health promotion on the prevention of drug abuse by self-control, problem solving training, and establishment of adolescent health cadres, school nurses, and preventive programs to reduce self-esteem by providing extracurricular activities. In addition, research is expected to be the basis for giving curative and rehabilitative programs to adolescents who abuse drugs.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pagliaro, Ann Marie
New York : John Wiley & Sons, 1996
362.291 PAG s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BNN, 2020
362.29 BAD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harvina Sawitri
"Narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan permasalahan global saat ini. 3,3-6,1% penduduk dunia menggunakan obat-obatan terlarang. Di Indonesia 1,99 % penduduknya menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang dan 7% dari jumlah tersebut merupakan pengguna narkoba suntik. Pemakaian narkoba dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan mental dan perilaku dan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit. Sedangkan pemakaian jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba suntik dapat meningkatkan angka infeksi HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Karena penggunaan narkoba suntik mengakibatkan banyak dampak buruk, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi hal ini. Harm reduction (pengurangan dampak buruk) merupakan salah satu upaya penanggulangan narkoba. Program ini telah terbukti dapat menurunkan angka pemakaian narkoba dengan menyuntik.
Desain penelitian ini adalah menggunakan desain potong lintang dengan mempertimbangkan variabel waktu. Analisis yang digunakan adalah analisis survival menggunakan metode Kaplan Meier untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen dan untuk pemodelan multivariatnya dilakukan dengan Regresi Cox. Sampel penelitian ini adalah 268 pengguna narkoba suntik pada Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia tahun 2008 yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional.
Pada lama pemakaian narkoba suntik pada responden, waktu paling sedikit adalah 3 bulan dan waktu paling lama adalah 348 bulan (29 tahun). Umur paling muda pengguna narkoba suntik adalah 15 tahun dan paling tua 44 tahun. Faktor yang berhubungan dengan berhenti pakai narkoba suntik adalah umur, jenis kelamin, mengikuti rehabilitasi, tidak pernah mengikuti detoksifikasi, tidak pernah melakukan pengobatan sendiri, dan anggota keluarga tidak ada yang pakai narkoba. Tinggal bersama keluarga mempunyai peluang 1,50 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, pengguna narkoba suntik yang bekerja mempunyai peluang 1,24 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, pengguna narkoba suntik yang hanya menggunakan 2 zat atau kurang mempunyai peluang 1,68 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, dan pada pengguna narkoba suntik yang tidak tahu frekuensi menyuntik peluangnya 2,07 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik. Mengikuti program harm reduction atau tidak mempunyai peluang yang sama untuk berhenti pakai narkoba suntik. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya pelaksanaan program harm reduction dan keterampilan petugas penjangkauan yang belum adekuat.
Oleh karena itu sasaran program sebaiknya dilakukan pada umur sedini mungkin dan laki-laki juga menjadi fokus utama. Harm reduction perlu dioptimalkan lagi programnya secara menyeluruh dengan tidak hanya berfokus pada beberapa program tertentu. Karena kalau secara jangkauan, sebagian besar pengguna narkoba telah dapat menjangkau program, tetapi hasil yang didapatkan belum memenuhi target program. Perlu adanya peningkatan konseling secara individu antara petugas penjangkauan dengan pengguna narkoba untuk lebih memotivasi pengguna narkoba supaya dapat merubah perilakunya dari berisiko menjadi tidak berisiko.

Narcotics and illegal drugs is a global problem. About 3.3 to 6.1% of world population uses illegal drugs. In Indonesia, 1.99% of the population using drugs and illicit drugs and 7% of them are injecting drug users. Drug uses can lead to many mental and behavioral disorders and caused various diseases. And using drugs with needles in intravenous can increase the rate of HIV infection, Hepatitis B and Hepatitis C. Because of injection drug use caused many adverse effects, therefore there is a need for efforts to tackle this. Harm reduction is one of drugs prevention. This program has been shown can reduce the number of injecting drug use.
The design of this study is use a cross-sectional design with time variable into the consideration. This analysis used survival analysis which Kaplan-Meier is used to see the relationship between the dependent and independent variables for modeling and multivariat performed with Cox regression. The research sample is 268 injecting drug users in Indonesian Survey on Drug Abuse conducted in 2008 by BNN.
At the time of injecting drug use among respondents, the time is at least 3 months and a maximum was 348 months (29 years). The youngest age of injecting drug users is 15 years old and the oldest is 44 years. Factors associated with cessation of injecting drug use is age, sex, join rehabilitation, never join detoxification, didn?t have self eficacy, and no family member who used drugs. Living with family has chances 1.50 times faster to stop injecting drug use, injecting drug users who have a job 1.24 times faster to stop injecting drug use, injecting drug users who only use two substances have a chance of 1.68 times faster to stop injecting drug use and injecting drug users who do not know the frequency of injecting has chances 2.07 times faster to stop injecting drug use. Register to harm reduction program or not have the same opportunities to stop injecting drug use. This is due to non optimal implementation of harm reduction programs and the skills of outreach workers who have not been adequate.
Therefore, the target of program should be done at the earliest possible age and men are also a major focus. Harm reduction programs need to be optimized more thoroughly by not only focusing on a particular program. Because in range, the majority of drug addicts have been able to reach the program, but the results obtained do not meet program targets. Need for increased counseling to individuals between the outreach workers to better motivate drug addicts in order to change the behavior of the risk to no risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Rahayu
"Penelitian ini membahas mengenai assessment terhadap penyalahgunaan narkoba pada pemuda di komunitas. Penelitian ini dilakukan di RW 011 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa permasalahan narkoba pada pemuda dikomunitas disebabkan oleh banyak faktor, faktor yang lebih dominan adalah faktor manusia dan sosial. Faktor manusia dan sosial tersebut antara lain adalah faktor teman kelompok, keluarga, warga masyarakat dan bandar narkoba. Ditambah dengan faktor non manusia yaitu lokasi RW 011 yang membuatnya menjadi rentan terhadap peredaran narkoba. Dijelaskan juga mengenai kebutuhan dan potensi terkait penyalahgunaan narkoba  di RW 011 Kelurahan Cawang.

This research discusses the assessment of youth drugs abuse in the community at RW 011 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. The result of this research shows that the youth drugs problem in the community caused by many factors, the dominant factor is a human and social factorrather than the non human factor. The human and social factor that caused the problem are peer, family, society, and the drug dealer itself. In addition, the non human factor that is the RW 011 location which makes an individual becomes susceptible to drug circulation. This research also explains about the needs and the potentials related to the drugs problem at RW 011 Kelurahan Cawang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huriah Astuti
"Tujuan dan Metode. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi merokok dengan lama waktu sampai mulai menyalahgunakan ganja. Sampel penelitian ini adalah 10.379 pelajar/mahasiswa perokok, dengan 708 penyalahguna ganja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kesintasan regresi Cox with time dependent covariats.
Hasil Penelitian. Berdasarkan frekuensi merokok, median waktu ketahanan dari mulai pertama kali merokok sampai menyalahgunakan ganja menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok merokok rutin dengan kelompok merokok tidak rutin, masing-masing 2 tahun. Hasil uji wilcoxon menyimpulkan ada perbedaan ketahanan menyalahgunakan ganja antara kelompok jarang merokok dengan kelompok perokok berfrekuensi <5 - >35 batang/minggu. Analisis multivariat menunjukkan pola semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar nilai risiko untuk menyalahgunakan ganja setelah dikontrol oleh variabel confounder (riwayat minum alkohol, keluarga terpajan alkohol dan atau narkoba, pernah terpisah orangtua minimal enam bulan, dan pengaruh teman sebaya). Risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi <5 - 7 batang/minggu adalah 2.5 lebih besar daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sedangkan risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >7 - 35 batang/minggu adalah 4.0 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sementara, risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >35 batang/minggu adalah 4.5 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok.
Kesimpulan. Frekuensi merokok mempengaruhi besarnya risiko untuk menyalahgunakan ganja. Semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar risiko untuk menyalahgunakan ganja.

Objective. The purpose of this study was to know the relationship between cigarette smoking frequency with long time to start cannabis use. A sample of 10.379 student smokers, with 708 cannabis users was used. Cox regression with time dependent covariats was analyzed as study method.
Results. Based on the frequency of cigarette smoking, the median of survival time from initial smoking to cannabis use showed no difference among regular smoking group with non regular smoking group, each 2 years. Wilcoxon test result concluded that there were difference of survival cannabis use between non regular smoking group with smokers groups which regular cigarette smoking <5 - >35 cigarette/week. Multivariate analysis showed patterns that the more the number of cigarettes consumed, the greater risk to cannabis use, after controlled by the confounder variables (history of alcohol drinking, family exposed to alcohol and or drugs, separated parents at least six months, and the influence of peers). Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <5 ? 7 cigarette/week was 2.5 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <7 ? 35 cigarette/week was 4.0 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <35 cigarette/week was 4.5 greater than students who non regular smoking.
Conclusion. Frequency of smoking influences the risk of cannabis use. The more the number of cigarette consumed, the greater risk to cannabis use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuni Murti Widayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan remaja tentang narkoba terhadap sikap dan kepedulian dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Tipe penelitian adalah telaah korelasional (correlational studies). Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan daerah tersebut rawan/rentan terjadi penyalahgunaan narkoba, sebagai kota pelajar, masyarakatnya sangat heterogen dan merupakan tujuan wisata. Berdasarkan karakteristik dimaksud maka lokasi penelitian ditentukan di kota Yogyakarta. Sasaran subjek penelitian ditentukan secara purposive yaitu pelajar SLTA sebanyak 106 responden. Sasaran objek penelitian adalah pengetahuan, sikap, dan kepedulian remaja dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Teknik pengumpulan data dengan angket, wawancara dan observasi. hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pengetahuan remaja terhadap sikap dan keedulan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Pengetahuan remaja tentang narkoba memberikan sumbangan efektif terhadap sikap dan kepedulian remaja sebesar 45,140 persen dan masih ada sebesar 54,860 persen disebabkan faktor lain. Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal berikut 1) Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza mengedepankan penguatan sumber daya manusia khususnya pada program pencegahan remaja dalam penyalahgunaan narkoba dan membekali dengan wawasan/pengetahuan yang diperlukan tentang bahaya narkoba; 2) Keluarga memantau pergaulan dan aktivitas anak, memberikan kesempatan memperoleh pendidikan memadai dan melakukan kegiatan positif serta memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak; 3) masyarakat hendaknya tanggao terhadap potensi penyalahgunaan narkoba di lingkungannya; 4) Pihak Sekolah perlu merumuskan kurikulum (materi pelajaran) tentang bahaya narkoba, meningkatkan peran guru bimbingan dan penyuluhan dalam menangani resikonya, membuat jejaring dengan pihak terkait dan berkompeten."
Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, 2018
300 JPKS 17:01 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmatun Karimah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang gambaran masalah penyalahgunaan tramadol yang dilakukan oleh remaja di Kabupaten Bangka Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali secara mendalam perilaku dan faktor pendukung serta penghambat perilaku remaja penyalahgunaan tramadol dengan menggunakan teori Sosio Ekologi Model SEM . Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode life history. Hasil dari penelitian menemukan bahwa perilaku remaja menjadi penyalahguna tramadol dimulai dari usia 12 hingga 19 tahun. Terdapat gejala ketergantungan tramadol yang dialami oleh beberapa subyek ditandai dengan peningkatan dosis obat, gejala putus obat dan intoleransi obat. Subyek remaja pekerja dan non pekerja memiliki pola konsumsi yang berbeda. Ada penggunaan obat/zat lain pada perilaku penyalahgunaan tramadol. Faktor pendukung dan penghambat perilaku penyalahgunaan tramadol meliputi seluruh level perilaku yaitu intrapersonal, interpersonal, komunitas dan kebijakan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perilaku penyalahgunaan tramadol sudah menjadi hal yang wajar bagi remaja di kabupaten Bangka Selatan, berbagai faktor telah mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan tramadol. Upaya pencegahan dan penanganan segera diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini.

ABSTRAK
This study discusses about the image of tramadol abuse doing by adolescents in South Bangka County. The purpose of this study is to explore deeply the behavior, supporting and inhibiting factors of adolescent on tramadol abuse by using the Socio Ecological Model SEM theory. This is qualitative research with life history method. The results show that the juvenile rsquo s behavior on misuse of tramadol started from ages 12 to 19 years. The symptoms of tramadol dependence experienced by several subjects are marked with the increasing of drug dose, withdrawal symptoms and drug intolerance. Both of working and non working youths have different consumption patterns. There is the use of other drugs substances in tramadol abuse behavior. Supporting and inhibiting factors of tramadol abuse behavior include entire levels of behavior such as intrapersonal, interpersonal, community and policy. The conclusion of this study are tramadol abuse behavior has become a habit for adolescents in South Bangka County and multiple factors have affected adolescents on tramadol abuse. Immediate preventive and responsive efforts are needed to solve this problem."
2017
S68658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>