Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indira Amelia Putri
"Tujuan: Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang sudah menjadi masalah kesehatan di Indonesia selama 47 tahun terakhir. Kasus DBD di Indonesia sangat membutuhkan perhatian, terlebih saat ini tata laksana yang dapat dilakukan hanyalah sebatas terapi suportif dan belum ditemukannya pengobatan khusus sehingga tiap tahunnya kematian akibat DBD masih terus meningkat. Daun kenikir sebagai bahan alami diketahui memiliki aktivitas antiviral karena mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan mekanisme dan efektivitas antivirus ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat pada reseptor sel HUH7it-1 dengan penghambatan penempelan DENV secara in vitro.
Metode: Aktivitas antiviral dinyatakan melalui dua kali nilai IC50 yaitu sebesar 49.46 μg/ml pada sel HUH7it-1. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara 2 mekanisme penghambatan yaitu pada reseptor dan pada saat penempelan. Untuk menentukan nilai presentase penghambatan, digunakan metode Focus Assay kemudian dilakukan perbandingan antara jumlah fokus perlakuan dan kontrol DMSO kemudian dikalikan 100%. Setelah itu, viabilitas sel pada penelitian ini juga dihitung dengan menggunakan metode MTT assaykemudian dilakukan perbandingan antara optical density (OD) perlakuan dengan kontrol lalu kalikan 100%.
Hasil: Nilai presentase penghambatan infektivitas virus dengue pada reseptor dengan menggunakan ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat adalah sebesar -168,29%. Akan tetapi nilai presentase penghambatan pada penempelan virus adalah sebesar 13,23%. Presentase viabilitas sel pada mekanisme penghambatan reseptor adalah sebesar 108,37% sedangkan pada mekanisme penghambatan penempelan virus adalah sebesar 115%.
Kesimpulan: Ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat berpotensi sebagai antivirus melalui penghambatan pada saat penempelan virus meskipun bukan melalui penghambatan pada proses penempelan virus pada sel. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk menjelaskan mekanisme penghambatan DENV serta uji in vivo ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat.

Objective: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease by the dengue virus that has become a health problem in Indonesia for the past 47 years. Cases of dengue fever in Indonesia are in desperate need of attention, especially at this time the management that can be done is only limited to supportive therapy and no special treatment has been found so that every year deaths from dengue are still increasing. Kenikir leaves as natural ingredients are known to have antiviral activity due to the presence of flavonoids in them. This study aims to compare mechanism and effectiveness of antiviral kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction on HUH7it-1 cell receptors with inhibition of DENV attachment in vitro.
Methods: Antiviral activity was expressed through twice the IC50 value of 49.46 μg / ml in HUH7it-1 cells. In this study, a comparison between 2 inhibitory mechanisms was carried out at the receptor and at the time of attachment. To determine the inhibition percentage value, theFocus Assay method was used and a comparison was made between the number of focus treatments and DMSO control then multiplied by 100%. After that, cell viability in this study was also calculated using the MTT assay method and then a comparison between optical density (OD) treatment and control was then multiplied by 100%.
Results: The percentage value of inhibition of infectious dengue virus on receptors by using kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction was -168,29%. However, the percentage inhibition value of the virus attachment is 13,23%. The percentage of cell viability in the mechanism of receptor inhibition was 108,37% while in the mechanism of inhibition of viral attachment was 115%.
Conclusion: Kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction has the potential as an antiviral agent through inhibition during viral attachment although not through inhibition of the virus attachment process in cells. For this reason, further and in-depth research is needed to explain the mechanism of DENV inhibition and the in vivo test of kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Calista
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue. Tiap tahunnya, kematian akibat DBD di Indonesia terus meningkat. Daun kenikir (Cosmos caudatus) merupakan salah satu bahan natural yang digunakan sebagai antiviral terhadap dengue. Hal ini dikarenakan daun kenikir mengandung zat flavonoid aktif yang memiliki efek antiviral Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan mekanisme penghambatan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana pada reseptor sel Huh7it-1 dengan penempelan virus dengue secara in vitro. Efek antivirus dilihat menggunakan 2 kali nilai IC50 yaitu 2.994 μg/ml pada sel Huh7it-1. Mekanisme yang dibandingkan ialah pada pemberian reseptor dan saat penempelan. Penentuan presentase penghambatan dihitung melalui perbandingan jumlah focus perlakuan dan kontrol DMSO dikalikan 100%.
Viabilitas sel pada penelitian dihitung dengan menggunakan MTT assay dan dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO. Presentase penghambatan infektivitas virus dengue pada reseptor dan penempelan menggunakan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana bernilai negatif sebesar -23,21% dan -5,37% secara berurutan sehingga menunjukkan peningkatan infektivitas. Pada uji viabilitas sel reseptor ditunjukkan angka 103,9294%. Sedangkan, pada penempelan virus viabilitas sel 96,8284%. Ekstrak daun kenikir berpotensi menjadi antivirus melalui metode penghambatan reseptor meskipun bukan pada penghambatan proses penempelan virus pada sel. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari mekanisme terbaik dalam inhibisi DENV serta mencari tahu molekul spesifik sebagai target protein dari ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Farisyabdi Kurniawan
"Kasus demam berdarah dengue (DBD) merupakan kasus penyakit infeksi akibat virus dengue. Tingkat kejadian penyakit ini masih tinggi di negara yang menjadi endemik, termasuk di Indonesia. Seiring berkembangnya waktu, banyak penelitian mengenai antivirus dengue yang menggunakan bahan natural, salah satu contohnya adalah daun kenikir (Cosmos caudatus) yang mengandung zat flavonoid aktif dan memiliki efek antiviral. Penelitian yang dilakukan pada laporan ini merupakan studi eksperimental yang menggunakan ekstrak daun Cosmos caudatus fraksi etil asetat pada DENV Serotipe 2 Strain NGC serta sel Huh7it-1 yang membandingkan dua mekanisme hambatan yakni sesudah infeksi dan saat-sesudah infeksi. Efek antivirus dilihat dengan metode melihat dua kali nilai IC50 yakni 49.46 mg/ml  pada sel Huh7it-1. Penentuan presentase penghambatannya dihitung melalui perbandingan antara selisih jumlah focus perlakuan dan kontrol DMSO dengan kontrol DMSO itu sendiri.
Viabilitas sel pada penelitian ini dihitung menggunakan MTT Assay dengan menghitung perbandingannya dengan viabilitas sel kontrol DMSO. Didapatkan hasil presentase penghambatan serta viabilitas sel pada mekanisme penghambatan sesudah infeksi adalah 6,39% dan 116,64% Sedangkan persentase penghambatan serta viabilitas sel pada mekasime saat-sesudah infeksi adalah 18,69% dan 124,48%. Kesimpulannya, baik pada mekanisme sesudah infeksi maupun saat-sesudah infeksi dari ekstrak daun Cosmos caudatus berpotensi untuk digunakan sebagai antivirus, karena keduanya menghambat pertumbuhan virus. Penelitian lebih lanjut perlu memusatkan perhatian dalam mencari mekanisme terbaik dari penghambatan virus dengue dan juga mencari protein target yang spesifik.

Cases of dengue hemorrhagic fever (DHF) are cases of infectious diseases caused by dengue virus. The incidence rate is still high in countries that are endemic, including in Indonesia. As time went on, many studies on dengue antivirus using natural ingredients, one example of which was the leaves of kenikir (Cosmos caudatus) which is an active flavonoid substance and has antiviral effects. The study conducted in this report is an experimental study by using ethyl acetate fraction of Cosmos caudatus leaf extract on DENV Serotype 2 NGC strains and Huh7it-1 cells that compare two mechanisms of inhibition, namely post infection and pre-post infection. Antiviral effects are seen by seeing 2 times the IC50 value of 49.46 mg/ml on Huh7it-1 cells. Inhibition percentage was calculated through a comparison between the difference of focus treatments and the DMSO control with the DMSO control itself.
Cell viability was calculated using MTT Assay by calculating its comparison with DMSO controls cell viability. From the results, the percentage results of inhibition and cell viability from the post-infection mechanism were 6,39% and 116,64%. While inhibition and also cell viability from the pre-post infection mechanism were 18,69% and 124,48%. In conclusion, both the post-infection and pre-post infection mechanism from Cosmos caudatus leaf extract has the potential to be used as an antiviral, because both inhibit DENV growth. Further research should focus on finding the best mechanism for inhibiting dengue virus and also looking for specific target proteins.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothy Sinur Christabella
"ABSTRAK
<
Kasus dengue masih tinggi di negara-negara endemik, salah satunya Indonesia. Tingkat insidensi penyakit demam berdarah dengue meningkat sejak tahun 1968 sampai 2015. Hingga saat ini belum ada obat antivirus spesifik untuk infeksi dengue. Salah satu penelitian mengenai pengobatan dengue dilakukan dengan menggunakan bahan natural. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fraksi n-heksana ekstrak daun kenikir memiliki potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50, CC50, dan SI sebesar 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml dan 22.209 secara berurutan. Akan tetapi, bagaimana mekanisme penghambatan replikasi DENV paling tepat belum diketahui. Penelitian ini merupakan studi eksperimental menggunakan DENV Serotipe 2 Strain NGC dan sel HUH7it-1 yang membandingkan 2 mekanisme hambatan yaitu sesudah infeksi (post infeksi) dan saat-sesudah infeksi (pre-post infeksi). Penentuan persentase penghambatan DENV menggunakan uji focus assay. Sedangkan penentuan persentase viabilitas sel HUH7it-1 menggunakan uji MTT yang dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO untuk mengetahui efek toksisitas ekstrak. Dari uji tersebut, didapatkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme sesudah infeksi adalah 15,43% dan 138,53%. Sedangkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme saat-sesudah infeksi adalah 6,44% dan 118,12%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mekanisme penghambatan antivirus ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana adalah pada sesudah infeksi virus

ABSTRACT
Dengue cases are still high in endemic countries, one of them is Indonesia. The incidence rate of dengue hemorrhagic fever had been increasing since 1968 to 2015. Until now, specific antiviral drug for dengue infection has not been found. One of the research about dengue treatment used natural products. A recent study showed that n-hexane fraction of Cosmos caudatus had the potency of being DENV antiviral drug with the value of IC50, CC50 and SI, 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml and 22.209, respectively. However, the inhibitory mechanism of DENV replication has not been known. This is an experimental study using DENV Serotype 2 Strain NGC and HUH7it-1 cell line that compare 2 inhibitory mechanism, which are post infection and pre-post infection. The inhibitory percentage use focus assay test. And the viability perventage of HUH7it-1 cell is measured by MTT assay to determine the toxicity effect of the extract. From this experiment, the inhibitory percentage of DENV and viability of cell from the post-infection mechanism are 15,43% and 138,53% respectively. Meanwhile the inhibitory percentage and viability from the pre-post infection mechanism are 6,44% and 118,12%. This shows that the inhibitory antiviral mechanism of Cosmos caudatus leaves n-hexane fraction with higher effects is post infection.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Ika Prasetya
"Infeksi virus dengue DENV masih merupakan masalah kesehatan yang besar terutama bagi negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Angka kejadian infeksi DENV di dunia pada tahun 2010 mencapai 390 juta kasus dan di Indonesia mencapai lebih dari 110.000 kasus pada tahun 2013. Hingga saat ini, penatalaksanaan pasien infeksi DENV masih terbatas pada terapi suportif karena belum ada obat antivirus untuk DENV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus dari fraksi etil asetat daun kenikir Cosmos caudatus Kunth. terhadap DENV serotipe-2 strain New Guinea C pada sel Huh7-it1. Aktivitas antivirus dinyatakan dengan ukuran indeks selektivitas yang merupakan perbandingan antara half-maximal cytotoxic concentration CC 50 dan half-maximal inhibitory concentration IC50 . CC50 merupakan ukuran tingkat toksisitas ekstrak terhadap sel Huh7-it1 yang nilainya ditentukan dengan metode MTT assay. Sementara itu, nilai IC 50 yang ditentukan melalui focus assay merupakan ukuran yang menyatakan kemampuan ekstrak dalam menghambat replikasi DENV2. Dari penelitian didapatkan bahwa fraksi etil asetat daun C. caudatus memiliki nilai CC50 sebesar 198,581 ?g/ml, IC50 sebesar 23,045 ?g/ml, dan indeks selektivitas sebesar 8,617. Sementara itu, persentase viabilitas dan persentase infektivitas berhubungan bermakna dengan konsentrasi ekstrak p.

Dengue virus DENV infection is still a major health problem especially for tropical and sub tropical countries, including Indonesia. The number of DENV infection cases worldwide in 2010 reached 390 million and in Indonesia exceeded 110.000 cases in 2013. Nowadays, the management for patient with DENV infection is limited to supportive treatment since antivirus drug for DENV is not yet available. The purpose of this research was to identify the antiviral activity of ethyl acetate fraction of Cosmos caudatus leaf against DENV serotype 2 New Guinea C strain in Huh7it 1 cells. The antiviral activity of the substance was stated as selectivity index which was the ratio of extract rsquo s half maximal cytotoxic concentration CC50 against extract rsquo s half maximal inhibitory concentration IC50 . The CC50 was the degree of extract rsquo s toxicity against Huh7it 1 cells in which its value were determined by MTT assays. Meanwhile, the CC50 value as a measure of extract rsquo s capability to inhibit the replication of DENV2 was determined by focus assay. The ethyl acetate fraction of Cosmos caudatus leaf had the CC50 and IC50 values of 198.581 g ml and 23.045 g ml, respectively hence its selectivity index was 8.617. Both the percentage of viability and infectivity correlated significantly with the extract rsquo s concentration p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar
"Demam Berdarah Dengue DBD merupakan infeksi tropis yang disebabkan oleh infeksi Dengue Virus DENV yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Beragam pengobatan dikembangkan untuk infeksi DENV termasuk obat herbal asli Indonesia, salah satunya ketepeng cina Cassia alata L. . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan fraksi etil asetat ekstrak daun ketepeng cina sebagai antivirus dengue secara in vitro. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental pada sel huh7it-1. Variabel bebas yaitu konsentrasi fraksi etil asetat daun ketepeng cina. Data yang dicari ialah nilai Inhibitory Concentration 50 dengan menggunakan focus assay, Cytotoxic Concentration 50 dengan menggunakan MTT assay, dan Selectivity Index. Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi fraksi etil asetat daun ketepeng cina dan persen infektivitas serta persen viabilitas P=0.008 . Inhibitory Concentration 50, Cytotoxic Concentration 50, dan Selectivity Index secara berturut turut yaitu -5,11

Dengue Hemorragic Fever DHF is an infectious disease that was caused by Dengue Virus DENV infection has high prevalence in Indonesia. Many treatment was being developed including herbal medicine especially Casssia alata L. leaf. The study is aimed to observe effectivity of using ethyl acetate fraction of Cassia alata L. leaf as Dengue antiviral in vitro. The study utilizes the experimental design using Huh7it 1 cell. The independent variables are various concentration of ethyl acetate fraction of Cassia alata L. leaf Extract. The data that acquired was Inhibitory Concentration 50 with focus assay, Cytotoxic Concentration 50 with MTT assay, and SI. Bivariate analysis proves that there is a significant relationship between concentration of ethyl acetate of Cassia alata L. leaf extract and infectivity percentage or variability persentage p 0.017 . Inhibitory Concentration 50, Cytotoxic Concentration 50, and Selectivity Index that was acquired is 5.11
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Aviandra Safri
"Virus dengue ialah penyebab demam dengue yang ditransmisikan melalui nyamuk betina Aedes aegypti. Manifestasi klinis dari infeksi virus ini sangat beragam, mulai dari tidak bergejala hingga dapat menyebabkan sindrom renjatan dengue. Kejadian infeksi dengue diperkirakan mencapai 390 juta kasus per tahun. Belum terdapat pengobatan antivirus spesifik yang bisa digunakan dalam menangani kasus infeksi dengue. Tanaman Moringa oleifera merupakan salah satu tanaman herbal yang diketahui memiliki banyak manfaat akibat zat-zat metabolit yang terkandung di dalamnya. Ekstrak daun ini berpotensi sebagai antivirus DENV, namun belum diketahui bagaimana mekanisme penghambatan yang terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi mekanisme penghambatan replikasi DENV secara in vitro oleh fraksi heksana dari ekstrak daun Moringa oleifera. Sel vero diinfeksi dengan DENV-2 dan diberi fraksi heksan ekstrak daun Moringa oleifera pada tahapan entry-step (awal) dan post-step (akhir). Pada penelitian ini, dilakukan focus assay untuk menghitung persentase penghambatan dan MTT assay untuk menghitung persentase viabilitas. Persentase penghambatan pemberian fraksi heksana ekstrak daun M. oleifera pada perlakuan entry step dan post adalah sebesar 98,08% dan 99,51 dengan persentase viabilitas masing-masing sebesar 104,04% dan 96,4%. Pemberian fraksi heksana ekstrak daun M. oleifera pada perlakuan entry step maupun post infeksi menunjukkan aktivitas antivirus DENV yang baik dan aman bagi sel.

Dengue virus is the cause of dengue fever that can be transmitted by female mosquitoes from Aedes aegypti Sp. The clinical manifestation of dengue infection varies, from asymptomatic to dengue shock syndrome. The incidence of dengue infection is estimated to reach 390 million cases each year. There is no specific antivirus yet to treat DENV. Moringa oleifera is a herbal plant that is known to have many benefits as it has lots of important nutrients and essential phytochemicals. The objective of this study is to evaluate the cytotoxic effect and inhibition mechanism of dengue virus replication by hexane fraction of Moringa oleifera leaf extract using vero cells. Inhibitory mechanism was done by entry-step infection method and post infection method. Inhibitory percentage was determined by focus assay meanwhile viability percentage was determined by MTT assay. The viability percentage of vero cells from the entry step infection and post infection were 104,04% and 96,4%. While inhibitory percentage of DENV-2 were 98,08% and 99,51%, respectively. The entry-step infection and post infection mechanism of hexane fraction of Moringa oleifera leaf extract towards dengue virus shows a good antiviral potential with high inhibitory percentage and low cytotoxic effect."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zatuilla Zahra Meutia
"Virus dengue (DENV) menyebabkan penyakit infeksi akut yang dapat menyebabkan kematian. Infeksi dengue masih menjadi masalah kesehatan terutama di negara-negara tropis akibat morbiditas dan mortalitas yang dapat ditimbulkannya. Hingga saat ini, belum tersedia antiviral yang spesifik terhadap DENV sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan antiviral yang spesifik untuk DENV. Penelitian ini bertujuan menguji efek ekstrak daun Cynometra ramiflora Linn. in vitro pada sel Huh7it-1 untuk menilai potensi tanaman tersebut sebagai terapi spesifik untuk menanggulangi infeksi DENV. Dilakukan pengenceran terhadap ekstrak C. ramiflora Linn. dengan konsentrasi 40 μg/ml, 20 μg/ml, 10 μg/ml, 5 μg/ml, 2,5 μg/ml, dan 1,25 μg/ml. Selanjutnya, DENV dipaparkan dengan variasi konsentrasi ekstrak tersebut. Penghambatan replikasi virus ditentukan dengan pengukuran titer virus menggunakan uji Focus Assay, sedangkan efek toksisitas ditentukan dengan menggunakan metode MTT Assay. Dari kedua uji tersebut didapatkan nilai CC50 dan IC50 masing-masing sebesar 125 μg/ml dan 20,1 μg/ml sehingga didapatkan indeks selektivitas sebesar 6,2. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak C. ramiflora Linn. tidak toksik dan memiliki potensi antiviral.
Dengue virus (DENV) causes an acute infection that may lead to death. Due to the morbidity and mortality produced, dengue infection is still a serious health problem especially in tropical countries. To this time, there is still no specific antiviral to overcome DENV. Therefore, a research to find a specific antiviral for DENV is necessary. This research is aimed to evaluate the effect of Cynometra ramiflora Linn. leaf extract in vitro on Huh7it-1 cell as a specific antiviral for DENV infection. The leaf extract of C. ramiflora Linn. was diluted to concentration 40 μg/ml, 20 μg/ml, 10 μg/ml, 5 μg/ml, 2,5 μg/ml, and 1,25 μg/ml. Next, DENV was exposed to those concentration. The inhibition of DENV replication was observed using Focus Assay, while the toxicity of the extract to Huh7it-1 was evaluated using MTT Assay. From the experiment, the value of CC50 and IC50 are 125 μg/ml and 20,1 μg/ml, respectively. From the research, it can be concluded that C. ramiflora Linn. extract is not toxic and has a potency for antiviral."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyatul Mardiyah
"Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan infeksi yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terapi infeksi dengue umumnya bersifat suportif berupa terapi cairan dan simptomatik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, quercetin diketahui memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persentase hambatan quercetin pada mekanisme penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2), persentase viabilitas sel terhadap quercetin, serta ikatan energi antara quercetin dengan protein E pada DENV secara in silico. Metode: Senyawa diuji secara in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero. Dilakukan dua jenis pengujian, yaitu uji penghambatan reseptor dan penempelan virus melalui uji fokus dan uji viabilitas sel melalui uji MTT. Konsentrasi quercetin yang digunakan sebagai uji adalah sebesar 2 kali IC50 (36,81 µg/ml). Pengujian hambatan secara in silico dengan menggunakan software Autodock Tools - 1.5.6. Hasil: Nilai persentase penghambatan pada reseptor dan penempelan DENV dengan quercetin adalah 23,53% dan 45%. Persentase viabilitas sel vero terhadap quercetin pada penghambatan tahap pra-infeksi adalah 109,82%. Interaksi antara quercetin dan protein E DENV memiliki nilai ikatan energi dan konstanta inhibisi pada konformasi terbaik sebesar -4,89 kkal/mol dan 0,26 mM. Kesimpulan: Quercetin berpotensi sebagai antiviral dengue melalui mekanisme penghambatan pada tahap pra-infeksi, terutama penghambatan penempelan virus

Introduction: Viral dengue infection is the most common infection in Indonesi. Nowadays, management of DHF is only supportive care, i.e, fluid and symptomatic therapy. Based on previous research, quercetin has potency as antiviral dengue, but the mechanism is still unknown. Thus, the purpose of this research is to evaluate the percentage of reseptor inhibition and dengue serotype 2 virus (DENV-2) attachments inhibition with quercetin, cell viability percentage against quercetin, and energy bond between quercetin and protein E DENV in silico. Method: The compound was tested in vitro against DENV-2 using Vero Cells. There were 2 type of tests, receptor and DENV attachment inhibitory test using focus assay and viability test using MTT assay. The quercetin concentration was 2 times IC50 (36,81µg/ml). In silico study was conducted using Autodock Tools – 1.5.6. Results: Inbitory percentage of reseptor and DENV attachment with quercetin were 23,53% and 45%. Vero cell viability against quercetin in pre-infection step was 109,82%. Energy bond and inhibition constanta between quercetin and protein E DENV were -4,89 kkal/mol and 0,26 mM. Conclusion: This study shows that quercetin has potency as antiviral dengue through DENV attachment inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Abdeelah
"Pendahuluan: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus dengue (DENV) dengan vektor Aedes aegypti. Pada tahun 2016, terdapat 290 ribu kasus dengue di dunia dan 68.507 kasus DBD di Indonesia pada tahun 2017. Regimen terapi DBD adalah terapi suportif yaitu terapi cairan dan simptomatik. Butil galat memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya masih belum diketahui sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek butil galat terhadap penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2) in vitro dan ikatan energi butil galat dengan protein E secara in silico.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental untuk menganalisis mekanisme butil galat sebagai antiviral dengue in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero sebagai sel uji dan in silico untuk mengetahui ikatan energi butil galat dengan protein E DENV. Focus assay dan MTT Assay digunakan untuk menilai pengambatan reseptor dan penempelan virus, serta viabilitas sel secara berturut-turut. Konsentrasi butil galat yaitu dua kali IC50. DMSO digunakan sebagai kontrol.
Hasil: Persentase hambat pada reseptor dan penempelan virus adalah 28,68% dan 36,10%, viabilitas sel bernilai 108,69% serta ikatan energi bernilai -4,89 kkal/mol dengan konstanta inhibisi 0,26 mM.
Kesimpulan: Butil galat memiliki efek penghambatan penempelan virus yang lebih baik daripada reseptor serta memiliki ikatan yang baik dengan protein E.

Introduction: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus (DENV) with vector Aedes aegypti. In 2016, 290 thousand people were diagnosed with DHF. In 2017, there are 68,507 DHF cases in Indonesia. Therapy regiment of DHF are supportive treatments; fluid therapy and symptomatic therapy. Butyl gallate has potential antiviral activity against dengue serotype 2 virus (DENV-2). However, the inhibitory mechanism is still unknown. Therefore, this research aims to find out the effect of butyl gallate in receptor and virus attachment inhibition of DENV-2 in vitro and binding energy between butyl gallate and protein E DENV in silico.
Method: Experimental study was done to analyze butyl gallate mechanism as dengue antiviral in vitro to DENV-2 using Vero cell as test cell and in silico to calculate binding energy between butyl gallate and DENV’s E protein. Focus assay and MTT assay were used to evaluate receptor inhibition and virus attachment as well as cell viability, respectively. Butyl gallate concentration was twice that of IC50. DMSO was used as control.
Results: Inhibition percentage on receptor and virus attachment yielded 28.68% and 36.10%, Cell viability yielded 108.69%, and energy bond valued -4.89 kcal/mol with inhibition constant of 0.26 mM
Conclusion: Butyl gallate had higher inhibition effect on virus attachment compared to receptor and had stronger bond with E protein.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>