Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Layli Pinaringaning Gusti
"Latar Belakang: Estimasi usia penting dilakukan sebagai pembuktian hukum dalam kasus criminal contohnya pemalsuan identitas, pernikahan, dan lain lain. Tooth Coronal Index Khoman (2015) merupakan metode estimasi usia yang sederhana dan dapat diterapkan pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar. Namun, metode ini perlu dibandingkan dengan metode Nolla yang telah teruji keakuratannya di dunia.
Tujuan: Membandingkan hasil estimasi usia menggunakan metode TCI Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar dengan metode Nolla pada rentang usia 8-17 tahun.
Metode: Perbandingan hasil estimasi usia menggunakan metode TCI Khoman dengan metode Nolla pada 83 sampel radiograf panoramik.
Hasil: Rumus TCI Khoman dapat menggunakan radiograf periapikal maupun panoramik. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil estimasi usia pada laki-laki dan perempuan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil estimasi usia menggunakan TCI Khoman dengan metode Nolla pada gigi insisivus, premolar, dan molar namun terdapat perbedaan bermakna pada gigi kaninus.
Kesimpulan: Metode: Tooth Coronal Index Khoman pada gigi insisivus, premolar, dan molar serta metode Nolla dapat digunakan untuk estimasi usia individu rentang usia 8-17 tahun. Sedangkan metode TCI Khoman pada gigi kaninus tidak dapat digunakan untuk estimasi usia individu rentang usia 8-17 tahun.

Background: Age estimation has become increasingly important in living people for a variety of reasons, including identifying criminal and legal responsibility, marriage, etc. Khoman Tooth Coronal Index method are simple, non-destructive, and can be applied to incisives, canines, premolars, and molars. However, this method needs to be proven its validity in Indonesia with Nolla method.
Objective: To analyse the validity of Khoman Tooth Coronal Index formula on incisivus, canine, premolar, and molar compared to the Nolla method on the age of 8-17 year.
Methods: Comparing the age estimation using Khoman TCI method and Nolla method of the 83 samples of panoramic radiograph.
Result: Khoman TCI can be use on both periapical and panoramic radiograph. There was no significant difference between age estimation of Khoman TCI method using incisives, premolars, and molars and Nolla Method but there was a significant difference between TCI method using canines.
Conclusion: Khoman TCI method using insisives, premolar, molar and Nolla method can be used for age estimation of the age of 8-17 years in Indonesia, except Khoman TCI method using canines.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Nurul Azizah
"Latar Belakang: Kasus bencana yang diakibatkan oleh alam dan manusia di Indonesia menimbulkan banyak korban jiwa. Terdapat usia kritis yang terkait dengan undang-undang yang berkaitan dengan usia. Dibutuhkan metode yang paling baik dalam uji estimasi usia, sehingga perlu dicari metode uji estimasi usia yang akurat untuk di Indonesia. TCI-Khoman baru dikemukakan pada tahun 2015, estimasi usia pada metode ini menggunakan gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar pada radiograf periapikal yang  hasilnya belum pernah dibandingkan dengan metode estimasi usia yang sudah ada. Metode atlas Blenkin-Taylor merupakan metode estimasi usia dengan menggunakan atlas tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi usia prenatal hingga 25 tahun  pada pria dan wanita, populasinya pada Australia Modern dengan menggunakan radiograf panoramik atau sefalometrik yang telah digunakan sebagai acuan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi di dunia. Sehingga dibutuhkan penelitian untuk membandingkan antara hasil estimasi usia menggunakan metode TCI-Khoman yang baru ditemukan, dengan metode atlas Blenkin-Taylor yang sudah menjadi acuan di dunia. Tujuan: Menganalisis keakuratan metode estimasi usia menggunakan rumus TCI-Khoman dibandingkan dengan metode atlas Blenkin-Taylor pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar di Indonesia dalam rentang usia 8-25 tahun. Metode: Pengujian estimasi usia pada 123 sampel dengan menggunakan rumus TCI-Khoman kemudian dibandingkan dengan estimasi usia menggunakan metode atlas Blenkin-Taylor. Hasil: Metode TCI-Khoman dapat menggunakan radiograf periapikal maupun panoramik. Hasil perbandingan antara estimasi usia dengan menggunakan metode TCI-Khoman dan atlas Blenkin-Taylor tidak ditemukan perbedaan bermakna. Hasil perbandingan antara usia kronologis dengan masing-masing metode estimasi usia TCI-Khoman dan atlas Blenkin-Taylor tidak ditemukan perbedaan bermakna. Kesimpulan: Uji estimasi usia menggunakan metode TCI-Khoman dengan metode atlas Blenkin-Taylor pada rentang usia 8-25 tahun sama-sama dapat digunakan di Indonesia dengan menggunakan radiograf panoramik.

Background: Cases of human or natural disasters in Indonesia have caused many victims. There is a critical age associated with laws relating to age. The best method for age estimation is needed, so it is necessary to find an accurate age estimation for Indonesian people. TCI-Khoman discovered in 2015, the age estimation in this method uses incisor, canine, premolar, and molar teeth on periapical radiographs whose results have never been compared with existing age estimation methods. The Blenkin-Taylor Atlas method using atlas order of eruption between prenatal age to 25 years old in men and women with Modern Australian population uses panoramic or cephalometric radiographs that have been used as a reference for tooth development and eruption atlas in the world. So the research is needed to compare the results of age estimation using the newly discovered TCI-Khoman method, with the Blenkin-Taylor atlas method that has become a reference in the world. Objectives: To analyze the accuracy of the age estimation method using the TCI-Khoman formula in incisor, canine, premolar, and molar  teeth compared to the Blenkin-Taylor atlas method in Indonesia in the age range of 8-25 years. Methods: Testing age estimations in 123 samples using the TCI-Khoman formula then compared with age estimation using the Blenkin-Taylor atlas method. Results: The TCI-Khoman method can use in both periapical and panoramic radiographs. The results of the comparison between age estimations using the TCI-Khoman method and Blenkin-Taylor atlas did not show significant difference. The results of the comparison between actual age between each TCI-Khoman age estimation method and Blenkin-Taylor atlas did not show significant differences. Conclusion: Both age estimation methods, TCI-Khoman method and Blenkin-Taylor atlas method, in the age range of 8-25 years can be used in Indonesia using a panoramic radiograph."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Natasha
"Latar Belakang : Estimasi usia merupakan salah satu proses identifikasi individu, baik individu hidup ataupun mati. Gigi menjadi struktur anatomis yang dapat digunakan karena tahan terhadap perubahan lingkungan dan dapat merepresentasi usia individu sejak prenatal hingga dewasa. Metode TCI Khoman merupakan metode estimasi usia yang sederhana, nondestruktif, dan dapat diterapkan pada gigi insisivus, kaninus, premolar dan molar menggunakan radiograf periapikal, namun belum diuji dengan metode estimasi usia lainnya. Pada penelitian ini menguji ulang metode TCI Khoman dengan metode atlas AlQahtani. Metode AlQahtani merupakan metode atlas estimasi usia dengan range usia luas dari 28 minggu intrauteri hingga 23 tahun yang secara detail digambarkan dalam 31 diagram pada setiap usia kronologis menggunakan radiograf panoramik. Atlas AlQahtani juga sudah pernah diuji dan dapat digunakan di Indonesia.
Tujuan : Menganalisa ketepatan rumus estimasi usia metode Tooth Coronal Index Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar dibandingkan dengan metode AlQahtani terhadap usia kronologis pada rentang usia 8-23 tahun.
Metode : Perbandingan hasil estimasi usia menggunakan metode Tooth Coronal Index Khoman dengan metode AlQahtani pada 113 sampel radiograf panoramik.
Hasil : Rumus Tooth Coronal Index Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar dan molar dapat menggunakan radiograf periapikal maupun panoramik. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil estimasi usia menggunakan rumus Tooth Coronal Index Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar dan molar dengan metode AlQahtani. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil estimasi usia pada laki-laki dan perempuan. Estimasi usia menggunakan rumus TCI Khoman pada gigi premolar paling mendekati usia kronologis dengan SEE 0.950 sedangkan rumus TCI-Khoman pada gigi kaninus paling tidak mendekati usia kronologis dengan SEE 1.57, dibandingkan dengan rumus TCI Khoman pada gigi insisivus dengan SEE 1.139, TCI Khoman pada gigi molar dengan SEE 1.509, dan metode AlQahtani dengan SEE 1.209
Kesimpulan : Metode Tooth Coronal Index Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar dan molar dan metode AlQahtani dapat digunakan untuk estimasi usia individu rentang usia 8-23 tahun.

Background : Age estimation is one of the process of identifying persons, whether live, or dead. Tooth becomes a reliable source for its resistant to environmental change and capable to represent individual age from prenatal to adulthood. Tooth Coronal Index method by Khoman are simple, non-destructive, and can be applied to incisive, canine, premolar, and molar. this research comparing TCI Khoman method to AlQahtani method. AlQahtani is an atlas which has a large range of age estimasion, 28 weeks intrauteri to 23 years old, this method is showing a 31 diagrams per age. Atlas AlQahtani were already proven to be used in Indonesia. Aims : To analyse the validity of Khoman Tooth Coronal Index formula on incisivus, canine, premolar, and molar compared to the AlQahtani method on the age of 8-23 year.
Method : Comparing the age estimation using Khoman Tooth Coronal Index method and AlQahtani method of the 113 samples of panoramic radiograph.
Result : Khoman Tooth Coronal Index on insisivus, canines, premolars and molars can be use on both periapical and panoramic radiograph. There was no significant difference between age estimation of Khoman Tooth Coronal Index method and AlQahtani Method. There was no significant difference between the age estimation on male and female. Age estimation by TCI Khoman method of premolar is the most accurate to chronological age (SEE 0.950), meanwhile TCI Khoman canine shows the most gap to chronological age (SEE 1.57), compared with incisive, molar and AlQahtani method.
Conclusion : Khoman Tooth Coronal Index method and AlQahtani method can be used for age estimation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johnna Angela Khoman
"Latar Belakang: Estimasi usia merupakan bagian dari proses identifikasi individu, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Gigi dapat digunakan untuk membantu estimasi usia kronologis seseorang antara lain dengan metode Tooth Coronal Index (TCI).
Tujuan: Mengetahui korelasi antara TCI gigi insisivus, caninus, premolar, dan molar rahang atas dengan usia kronologis populasi Indonesia rentang 16 - 70 tahun.
Metode: Pengukuran tinggi koronal pulpa (CPCH) dan panjang mahkota (CL) dilakukan terhadap 116 radiograf periapikal, kemudian dilakukan perhitunganindeks koronal gigi (TCI). Indeks yang diperoleh dianalisis secara statistik sehingga dapat diketahui korelasinya terhadap usia.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada rerata TCI gigi insisivus, caninus, premolar, dan molar rahang atas antar kelompok usia (p<0,05). Dihasilkan empat persamaan regresi yang dapat digunakan untuk estimasi usia: Usia = 78,011 - 1,102TCII(r = -0,916 dengan SEE 5,25 tahun); Usia = 82,471 - 1,184TCIC(r = - 0,923 dengan SEE 5,03 tahun); Usia = 95,659-1,686TCIP(r = -0,964 dengan SEE 3,51 tahun);Usia = 91,606 - 1,532 TCIM(r = -0,912 dengan SEE 5,38 tahun).
Kesimpulan: Adanya korelasi negatif yang sangat kuat antara TCI dan usia kronologis dimana korelasi tertinggi dijumpai pada gigi premolar dan terendah pada gigi molar, mengindikasikan bahwa metode TCI dapat digunakan untuk estimasi usia.

Background: Age estimation is a part of human identification process for both deceased and living individuals. Tooth can be used to help estimate individual's chronological age.
Aim: To determine the correlation between the Tooth Coronal Index (TCI) of the upper jaw’s incisive, canine, premolar, and molar; and the chronological age of 16 - 70 years old in Indonesian population.
Method: The measurements of coronal pulp cavity height (CPCH) and coronal length (CL) were performed on 116 periapical radiographs, and the TCIs were calculated and analyzed statistically.
Results: The TCI mean of the incisive, canine, premolar, and molar upper jaw showed significant differences among age group (p<0.05). Regression analysis produced four equations, which can be used for age estimation; Age =78,011 - 1,102TCII(r = -0,916 with 5,25year SEE); Age = 82,471 - 1,184TCIC(r = -0,923 with 5,03 year SEE); Age = 95,659-1,686TCIP(r = -0,964 with 3,51 year SEE);Age = 91,606 - 1,532 TCIM(r = -0,912 with 5,38 year SEE).
Conclusion: A very strong negative correlation between TCI and chronological age showed that TCI method can be used for age estimation, where the highest correlation was found in premolar tooth and the lowest in molar tooth.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Permata Shany
"Latar belakang : Estimasi usia merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan dalam identifikasi individu hidup maupun individu mati. Usia 8-16 tahun merupakan usia kritis yang sering berkaitan dengan masalah hukum di Indonesia yang memerlukan pembuktian usia sehingga diperlukan metode yang akurat untuk mengestimasi usia tersebut. Rumus TCI-Khoman merupakan salah satu metode estimasi usia berdasarkandi Indonesia namun belum pernah diuji keakuratannya. Untuk itu dilakukan uji perbandingan estimasi usia dengan metode Demirjian berdasarkan tahapan kalsifikasi gigi geligi karena metode ini telah dibuktikan dapat diterapkan di Indonesia.
Tujuan: Menganalisis ketepatan metode estimasi usia menggunakan rumus TCI-Khoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar dibandingkan dengan metode Demirjian dalam rentang usia 8-16 tahun di Indonesia.
Metode penelitian: Estimasi usia 8-16 tahun dilakukan menggunakan rumus TCIKhoman pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar kemudian dibandingkan dengan estimasi usia menggunakan metode Demirjian.
Hasil: Hasil estimasi usia menggunakan rumus TCI-Khoman pada gigi insisivus, premolar, dan molar tidak memiliki perbedaan bermakna dengan metode Demirjian (p>0.05), namun hasil estimasi usia menggunakan rumus TCI-Khoman pada gigi kaninus memiliki perbedaan bermakna dengan metode Demirjian (p<0.05). Hasil estimasi usia rentang 8-16 tahun menggunakan metode Demirjian cenderung mendekati usia kronologis dengan SE 0,658, diikuti metode TCI-Khoman pada gigi premolar dengan SEE 0,893, metode TCIKhoman pada gigi insisivus dengan SEE 1,117, metode TCI-Khoman pada gigi molar dengan SEE 1,579, dan metode TCI-Khoman pada gigi kaninus sebesar 1,707.
Kesimpulan : Hasil estimasi usia 8-16 tahun menggunakan metode TCI-Khoman tidak memiliki perbedaan bermakna dengan metode Demirjian, kecuali pada gigi kaninus. Hasil estimasi usia 8-16 tahun menggunakan rumus TCI-Khoman mendekati usia kronologis dengan SEE terbesar terdapat pada gigi kaninus dan SEE terkecil terdapat pada gigi premolar.

Background : Age 8-16 is a critical age that often related with legal issues in Indonesia, so that an accurate method is needed to estimate the age in order to help legal process can run as fairly as possible according to their age group. Khoman (2015) found an age estimation formula for Indonesian population based on the analysis of Tooth Coronal Index (TCI) using radiographic of the teeth. The accuracy of TCI-Khoman formula need to be test with other age estimation methods. The Demirjians method is used as a comparison method because in previous studies it has been proven to be the one of age eestimation methods that can be used in Indonesia.
Objective: To analyze the accuracy of the age estimation method using the TCI-Khoman formula in incisors, canines, premolars, and molar teeth compared to the Demirjian method in the 8-16 years age range in Indonesia.
Methodology: Age estimation age 8-16 years were performed using the Tooth Coronal Index (TCI)-Khoman formula in incisors, canines, premolars, and molar teeth and then compared with age estimates using the Demirjians method.
Results: Age estimation using TCI-Khomans formula on incisors, premolars, and molar teeth did not have a significant difference with the result of Demirjians method canine teeth had significan differences with the result of Demirjians method (p< 0.05). Age estimastion 8-16 years using the Demirjians method gives results that are close to the chronological age with SEE 0,658, followed by the TCI-Khomans formula on the premolar teeth with SEE 0,893, insisivus teeth with SEE 1,117, molar teeth with SEE 1,579, and caninus teeth with SEE 1,707.
Conclusion: Age estimation 8-16 years old using TCI-Khomans formula did not have a significant difference with the result of Demirjians method except on canine teeth. Age estimation 8-16 years old using the TCI-Khomans formula gives results that are close to chronological age with the biggest SEE found in canine teeth and the smallest SEE is found in premolar teeth.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ariefah Santri
"Latar Belakang: Estimasi usia secara radiografis merupakan prosedur yang penting
dan bersifat noninvasif untuk mengidentifikasi individu pada bencana massal maupun
kondisi yang membutuhkan pembuktian hukum. Metode atlas dan metode skoring
adalah metode estimasi usia secara radiografis yang dapat digunakan pada rentang usia
5-17 tahun. Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia merupakan
metode atlas yang baru dikembangkan di Indonesia. Sedangkan metode Nolla
merupakan metode skoring yang umum digunakan secara global. Tujuan: Untuk
mengetahui perbandingan estimasi usia 5-17 tahun antara Atlas Pertumbuhan
Perkembangan Gigi Populasi Indonesia dan Metode Nolla pada radiograf panoramik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional (potong lintang) yang
didahului uji reliabilitas oleh 2 orang. Penelitian ini membandingkan hasil estimasi usia
antara Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Populasi Indonesia dan metode Nolla
menggunakan 97 sampel radiograf panoramik digital dari rekam medik pasien berusia
5-17 tahun di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut FKG UI. Hasil: Hasil uji komparatif
Wilcoxon menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik (nilai p = 0,192)
antara usia kronologis dan estimasi usia menggunakan Atlas Pertumbuhan dan
Perkembangan Gigi Populasi Indonesia, sedangkan pada estimasi usia menggunakan
metode Nolla terdapat perbedaan bermakna secara statistik (nilai p = 0,000). Secara
berurutan mean 95% CI usia kronologis 10,48 (9,78 - 11,19), estimasi usia menggunakan
Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia 10,40 (9,70 - 11,10),
dan estimasi usia menggunakan metode Nolla 9,64 (9,01 - 10,27). Selisih estimasi usia
Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia terhadap usia
kronologis adalah 0,08 - 0,09 tahun lebih rendah. Sedangkan selisih metode Nolla
terhadap usia kronologis 5-17 tahun adalah 0,77 - 0,92 tahun lebih rendah. Kesimpulan:
Penggunaan Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia lebih
disarankan karena menggunakan tahapan yang lebih sederhana dan selisihnya terhadap
usia kronologis lebih kecil dibandingkan dengan metode Nolla.

Background: Age estimation using radiograph is an important and non-invasive way to
identify a person in mass disasters or legal procedures. The radiographic methods that
can be used at age 5-17 years are atlas method and scoring method. The Atlas of Dental
Development in the Indonesian Population is a newly developed atlas method in
Indonesia. While the Nolla method is a globally used scoring method. Objective: To
compare the estimated age of 5-17 years between the Atlas of Dental Development in
the Indonesian Population and Nolla Method on panoramic radiographs. Methods: This
study is a cross-sectional study that is preceded by reliability test between two
observers. It compares estimated age between the Atlas of Dental Development in the
Indonesian Population and Nolla method using 97 samples of digital panoramic
radiographs from medical records of patients aged 5-17 years at Rumah Sakit Gigi dan
Mulut FKG UI. Results: Wilcoxon comparative test showed no statistically significant
difference (p-value = 0.192) between chronological age and estimated age using the
Atlas of Dental Development in the Indonesian Population, while in Nolla method there
is a statistically significant difference (p-value = 0.000). Mean 95% CI in chronological
age, estimated age of Atlas of Dental Development in the Indonesian Population, and
estimated age of Nolla method are [9,78 - 11,19], [9,70 - 11,10], and [9,01 - 10,27]
respectively. The difference between the estimated age of the Atlas of Dental
Development in the Indonesian Population and chronological age is 0.08 - 0.09 years
lower. Meanwhile, the difference between the Nolla method and the chronological age
is 0.77 - 0.92 years lower. Conclusion: The use of the Atlas of Dental Development in
the Indonesian Population is recommended because it allows more accurate age
estimates than Nolla's method
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Tarita Nurfitria
"Latar belakang : Dilatarbelakangi risiko pemalsuan usia rentang 16 - 21 tahun seperti pada kasus perdagangan manusia, maka metode identifikasi usia menjadi penting.
Tujuan : Menguji keakuratan rumus metode TCI-Benindra dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode penelitian: Prakiraan usia dilakukan menggunakan rumus Tooth Coronal Index (TCI)-Benindra pada gigi P1 rahang bawah, dibandingkan dengan metode Al-Qahtani dan Blenkin-Taylor.
Hasil : Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara prakiraan usia menggunakan metode TCI-Benindra dengan metode Al-Qahtani dan metode Blenkin-Taylor.
Kesimpulan : Rumus metode TCI-Benindra, metode Al-Qahtani dan metode Blenkin-Taylor ketiganya mendekati usia sebenarnya pada rentang 16-21 tahun.

Background : Due to the risk for age manipulation in 16-21 years old such as in cases of human trafficking, age estimation method becomes imperative.
Aims : to test the accuracy of TCI-Benindra formula method compared with other methods.
Methodology : Age estimation is performed using TCI-Benindra formula method in mandibular first premolar, was compared with Al-Qahtani and Blenkin-Taylor methods.
Result : There was no significant difference (p>0.05) between age estimation using TCI-Benindra formula method and Al-Qahtani or Blenkin-Taylor methods.
Conclusion : TCI-Benindra formula, Al-Qahtani and Blenkin-Taylor methods are close to real age in range of 16-21 years.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Farahyati
"Latar belakang : Prakiraan usia penting untuk identifikasi individu dalam kasus seperti human trafficking atau perebutanwali anak pada rentang 16-21 tahun.
Tujuan : Menguji rumus metode TCI-Benindra dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode penelitian : Prakiraan usia 16-21 tahun dilakukan dengan rumus Tooth Coronal Index (TCI)-Benindra kemudian dibandingkan dengan metode Kvaal dan Schour dan Massler.
Hasil : Prakiraan usia dengan rumus metode TCI-Benindra berbeda bermakna dengan metode Kvaal (p<0,05)dan tidak berbeda bermakna dengan metode Schour dan Massler (p>0,05).
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan prakiraan usia dengan rumus metode TCI-Benindra dan Schour dan Massler, tetapi terdapat perbedaan pada metode Kvaal.

Background : Age estimation is important foridentification in human trafficking or struggle for the rights of heirsjusticecases in 16 - 21 years.
Aims : TCI-Benindra`s formula method compared with Kvaal and Schour and Massler methods.
Methodology : Age estimation is performed by TCI(Tooth Coronal Index)-Benindra`s formula then compared with Kvaal and Schour and Massler methods.
Result : TCI-Benindra`s formula has a significant difference with Kvaal method(p<0,05) and no significant difference with Schour and Massler method (p>0.05).
Conclusion: TCI-Benindra`s formula and Schour and Massler methods are close to real age, but significant difference shows in Kvaal method."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laoucha Sukma Wardanis
"Latar Belakang: Letak dan geografis Negara Indonesia berkontribusi terhadap banyaknya kasus bencana alam yang muncul yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Identifikasi usia penting untuk mengidentifikasi korban yang tidak diketahui serta terkait usia kritis yang terdapat di dalam dasar hukum undang-undang Indonesia. Dibutuhkan metode estimasi usia dengan keakuratan yang tinggi untuk digunakan dalam mengidentifikasi usia populasi Indonesia. Metode third molar maturity index modifikasi Cameriere oleh Balla dipublikasikan pada tahun 2019 yang mana menggunakan gigi molar ketiga pada radiograf untuk menentukan usia di populasi India. Metode ini belum pernah dibandingkan atau digunakan pada populasi lain. Metode estimasi usia lainnya adalah atlas London Al Qahtani (2010), dengan cara melihat tahap pertumbuhan dan perkembangan serta erupsi gigi geligi pada usia 30 minggu dalam uterus – 23 tahun. Oleh karena itu, peneliti ingin membuat persamaan regresi I3M baru dan membandingkan hasil estimasi usia dengan kedua metode tersebut pada populasi laki-laki Indonesia. Tujuan: Mengalisis keakuratan metode estimasi usia populasi laki-laki Indonesia berdasarkan metode third molar maturity index modifikasi Cameriere dibandingkan dengan persamaan regresi I3M Balla (2019) dan metode atlas London Al Qahtani (2010) pada rentang usia 8 – 22 tahun. Metode: Penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder radiograf panoramik digital. Sebanyak 108 sampel diperoleh dalam penelitian ini. Hasil: Dari hasil analisis regresi menunjukkan fungsi kubik memberikan korelasi terbaik antara variabel I3M dengan usia, yaitu 0,826. Pada hasil estimasi usia menggunakan persamaan regresi I3M baru berdasarkan populasi laki-laki Indonesia, didapatkan over-estimasi pada kelompok usia 8 – 11 tahun dan 16 – 19 tahun serta under- estimasi pada kelompok usia 12 – 15 tahun dan 20 – 22 tahun. Hasil perbandingan antara estimasi usia dari persamaan regresi I3M baru dengan persamaan regresi Balla (2019) dan metode atlas London Al Qahtani (2010) menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Nilai mean absolute error (MAE) dari hasil estimasi menggunakan persamaan regresi I3M baru, persamaan regresi I3M Balla, dan atlas London Al Qahtani secara berurutan adalah 1,48 tahun, 2,08 tahun, dan 0,89 tahun. Kesimpulan: Uji estimasi usia menggunakan metode estimasi usia pada populasi laki-laki Indonesia berdasarkan metode third molar maturity index (I3M) modifikasi Cameriere pada rentang usia 8 – 22 tahun dan metode atlas London perkembangan dan erupsi gigi Al Qahtani (2010) dapat digunakan di Indonesia dengan tingkat akurasi ≤ 1 hingga ≥ 2 tahun, sedangkan persamaan regresi I3M oleh Balla (2019) kurang disarankan untuk digunakan pada populasi laki-laki Indonesia karena tingkat akurasinya ± 4 tahun pada kelompok usia muda dan dewasa.

Background: Indonesian geographic location contributes to the number of occurring natural disasters that lead to casualties. Age identification is important to identify unknown individual as well as their critical age as stated in the Indonesian law. A method of estimating age with high accuracy is essential to use in identifying Indonesian population’s age. Third Molar Maturity Index method Cameriere modification by Balla was published in 2019 where it uses third molar tooth from radiograph to determine the age of India’s population. This method was never been compared or used on different population. Another method of age estimation is atlas London Al Qahtani (2010), by observing the stage of growth and development as well as eruption of teeth at the age of 30 weeks in uterus – 23 years old. Therefore, the researcher wants to make the new I3M regression models and compare the age estimation result with both method on Indonesian male population. Objectives: Analyzing the accuracy of age estimation method on Indonesian male population according to third molar maturity index Cameriere modification method compared to I3M regression models by Balla (2019) and atlas London Al Qahtani method (2010) on the age range of 8 – 22 years old. Methods: Cross- sectional research using secondary data of digital panoramic radiograph. A number of 108 sample has been acquired in this research. Results: The results of the regression analysis showed that the cubic function provided the best correlation between the I3M and age variables, which is 0,826. The results of age estimation using the newly derived I3M regression models based on Indonesian male population, it was found that overestimation in the age group of 8 – 11 years old and 16 – 19 years old, also underestimation in the age group of 12 – 15 years old and 20 – 22 years old. The comparison analysis between newly derived I3M regression models with Balla’s (2019) regression models and the atlas London Al Qahtani (2010) showed a significant difference. The mean absolute error (MAE) of the age estimation results using the new I3M regression models, the Balla’s I3M regression models, and the atlas London Al Qahtani, are 1,48, 2,08, and 0,89 years, respectively. Conclusion: The test of age estimation using method of age estimation on Indonesian male population according to third molar maturity index (I3M) Cameriere modification on age 8 – 22 years old and atlas London method development and tooth eruption Al Qahtani (2010) can be applied in Indonesia with the accuracy level of ≤ 1 to ≥ 2 years old, meanwhile the I3M regression models by Balla (2019) is not recommended to be used on Indonesian male population due to its accuracy level of ±4 years old on young and adult groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang: Estimasi usia penting untuk identifikasi individu. Perkembangan akar gigi molar tiga terjadi pada usia 15-25 tahun. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi estimasi usia 15–25 tahun menggunakan metode Thevissen di Indonesia. Metode: Menerapkan metode Thevissen pada 100 radiograf panoramik laki-laki dan perempuan. Uji reliabilitas menggunakan formula Dahlberg dan uji Cohen’s Kappa serta signifikansi pengukuran menggunakan uji-t berpasangan dan uji Wilcoxon. Kemudian dilakukan perhitungan besar penyimpangan hasil estimasi usia. Hasil: Penyimpangan estimasi usia laki-laki adalah ±3,050 tahun dan perempuan adalah ±2,067 tahun. Kesimpulan: Penyimpangan estimasi usia perempuan lebih kecil dari estimasi usia laki-laki. Metode Thevissen lebih diutamakan untuk usia 15–22 tahun., Background: Age estimation is important for individual identification. Root development of third molars occurs at age 15-25 years. Objective: This study is conducted to find out the accuracy of age estimation using Thevissen method in Indonesia. Method: Applying Thevissen method on 100 panoramic radiographs male and female subjects. Reliabilities tested by Dahlberg formula and Cohen’s Kappa test and the significancy measurement tested by the paired t-test and Wilcoxon test. Then calculate the deviation of estimated age. Results: The deviation of age estimation of male subject is ±3,050 years and age estimation of female subject is ±2,067 years. Conclusions: The deviation of age estimation of female subject less than male subject. The age estimation with Thevissen method is preferred for age 15-22 years]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>