Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajrin Putra Utama
"Penelitian terdahulu menemukan hasil yang tidak konsisten terhadap hubungan proaktivitas dan kreativitas. Penelitian terdahulu juga menunjukkan terdapat interaksi antara faktor individual dan lingkungan akan memengaruhi hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi faktor individual yaitu proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik serta faktor lingkungan yaitu umpan balik tugas dalam mempengaruhi kreativitas dengan menggunakan teori impression management sebagai kerangka teori. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dari karyawan pemasaran dari tujuh perusahaan di Indonesia (N = 256) dan dianalisis menggunakan PROCESS SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian umpan balik berperan sebagai mediator dalam hubungan proaktivitas dan kreativitas karyawan dan umpan balik positif berperan sebagai moderator dalam hubungan proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan balik positif dan negatif tidak berperan sebagai moderator pada efek tidak langsung proaktivitas pada kreativitas melalui perilaku pencarian umpan balik.

Previous research found inconsistent results on the relationship between proactivity and creativity. Previous research also showed that the interaction between individual and environmental factors determined Employee creativity. Thus, the current research aimed to investigate the interaction effect between individual factor, namely proactivity and feedback-seeking behaviour, and environmental factor, namely task feedback, on employee creativity. Impression Management Theory was employed as the framework theory. Data were collected using paper-and-pencil survey from seven companies in Indonesia (N = 256). Data were analysed using Hayes' PROCESS macro on SPSS.
The results indicated that feedback-seeking behavior mediated the relationship between proactivity and creativity. Moreover, positive task feedback moderated the relationship between proactivity and feedback-seeking behavior. However, task feedback did not moderate the indirect effect of proactivity and creativity through feedback-seeking behavior. Theoretical and practical implications were further discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudia Popy Sesilia
"Penelitian sebelumnya menemukan korelasi kecil pada  hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran mediasi perilaku menyuarakan pendapat dalam hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan berdasarkan pendekatan trait activation theory. Survei dilakukan terhadap 289 karyawan dan 24 supervisor yang bekerja di divisi marketing dari 7 organisasi (manufaktur, perbankan, layanan fasilitas, dan ritel) di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan self-report untuk variabel prediktor dan supervisor-rating untuk variabel kriterion. Analisis mediasi sederhana menggunakan macro PROCESS dari Hayes pada program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek utama dari kepribadian proaktif pada kreativitas tidak signifikan. Selanjutnya, perilaku suara secara signifikan memediasi hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan. Efek tidak langsung dari kepribadian proaktif pada kreativitas melalui perilaku suara signifikan. Implikasi teoretis dan praktis dari studi ini dibahas lebih lanjut.

Previous research found small correlation on the relationship between  proactive personality and employee creativity. The present study aims to investigate the mediating role of voice behavior in the relationship between proactive personality and employee creativity based on trait activation theoretical approach. A survey was conducted on 289 employees and 24 supervisors who were working in marketing division from 7 organizations (manufacture, banking, service facility, and retail) in Indonesia. The simple mediation analysis used Hayes PROCESS macro on SPSS program. The results revealed that main effect of proactive personality on creativity was nonsignificant. Furthermore, voice behavior significantly mediated the relationship between proactive personality and employee creativity as the indirect effect of proactive personality on creativity via voice behavior was significant. Theoretical and practical implications of the study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Amirah Fatin
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek mediasi kepribadian proaktif dalam pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMK diketahui mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier di akhir masa studinya, padahal mereka telah menentukan kejuruan mereka sejak memasuki SMK. Salah satu penyebabnya adalah siswa kurang memiliki efikasi diri keputusan karier. Untuk menanggulangi hal tersebut, efikasi diri keputusan karier siswa perlu ditingkatkan melalui faktor lain yang memengaruhinya, seperti kecerdasan emosi. Kepribadian proaktif dipilih sebagai variabel mediator. Studi kuantitatif ini dilakukan terhadap 833 orang siswa SMK kelas 12 di sembilan sekolah wilayah Depok dan Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode non-probability sampling jenis accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), serta Proactive Personality Scale (PPS), dengan masing-masing alat ukur memiliki reliabilitas > 0,7. Analisis mediasi dilakukan menggunakan PROCESS oleh Hayes, dengan hasil kepribadian proaktif mampu memediasi pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier secara partial (ab = 0,10, c' = 0,12, p<0,01). Hasil studi ini dapat digunakan pada program intervensi untuk meningkatkan efikasi diri keputusan karier siswa, dengan memperhatikan faktor kecerdasan emosi dan kepribadian proaktif pada siswa.

ABSTRACT
This study was conducted to examine proactive personality as mediator in the influence of emotional intelligence on vocational high school student's career decision self efficacy. Vocational high school students are known to have difficulty in making career decisions because they have lack on career decision self-efficacy. To overcome this, students career decision self-efficacy needs to be improved through other factors, such as emotional intelligence. Proactive personality chosen as a mediator variable. This quantitative study was conducted on 833 vocational high school students from Depok and Jakarta Selatan, and were recruited using non-probability sampling method with the type of accidental sampling. The measuring instruments are Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), and Proactive Personality Scale (PPS), with a reliability of > 0.7. Mediation analysis was used as the data analysis technique, using PROCESS by Hayes. The results showed that proactive personality was partially mediate the effect of emotional intelligence on career decision self efficacy (ab = 0.10, c' = 0.12, p <0.01). The results of this study can be used in intervention programs to improve students career decision self-efficacy, taking into account emotional intelligence and proactive personality factors in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betaubun, Yudisaputra
"Karyawan pelayanan jasa yang kreatif berperan penting dalam menampilkan kemampuan organisasi. Berbagai penelitian berhasil menginvestigasi antiseden dari kreativitas karyawan pelayanan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor kontekstual pekerjaan yang meliputi kompleksitas pekerjaan dan hubungan dengan atasan, rekan kerja dan pelanggan, dengan kreativitas karyawan, dengan konflik dan ambiguitas peran serta motivasi intrinsik sebagai mediator.
Penelitian ini menemukan bahwa hubungan dengan rekan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ambiguitas peran (role ambiguity). Sementara variabel-variabel lain tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kreativitas karyawan. Hal ini dapat disebabkan karena penelitian dilakukan di sebuah perusahaan perbankan yang memiliki karakteristik highly regulated, di mana selalu terdapat pembatasan-pembatasan berupa aturan-aturan untuk melindungi kepentingan nasabah serta untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Aturan-aturan inilah yang justru membatasi karyawan Bank dalam menggunakan kreativitasnya.

Creative service employees may be crucial in ensuring organizational performance. However, scant research has investigated the antecedents of service employee creativity. This study aims to analyze the influence of contextual factors include job complexity and job relationships with supervisor, co-workers and customers, with the creativity of employees, with conflict and role ambiguity, and intrinsic motivation as a mediator.
This study found that the relationship with co-workers in a positive and significant effect on role ambiguity. While other variables have no significant relationship with employee creativity. It can be caused due to the research carried out in a banking company that has the characteristics of "highly regulated", where there are always limitations in the form of rules to protect customers' interests and to maintain the stability of the financial system. The rules is what actually limits the Bank's employees in using creativity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Netra Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan kualitas leadermember exchange terhadap perilaku inovatif pada karyawan kantor pusat PT BB melalui pemberian pelatihan coaching pada atasan. Penelitian ini dilakukan di PT BB, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mining. Responden penelitian ini adalah 46 orang karyawan level staf. Pengukuran perilaku inovatif dilakukan dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behaviour dari Janssen (2000), sedangkan leader-member exchange diukur dengan menggunakan alat ukur LMX-M dari Wu (2009). Pengolahan data awal menjelaskan bahwa leader-member exchange secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (r2 = 0.422) dengan dimensi affect dan exchange sebagai dua dimensi yang memiliki kontribusi terbesar.
Berdasarkan pengolahan data awal, ditentukan intervensi yang dilakukan adalah intervensi pelatihan coaching pada atasan. Responden intervensi adalah 4 orang atasan langsung dari karyawan yang memiliki skor leader-member exchange dan perilaku inovatif dalam kategori rendah. Efektifitas intervensi diukur melalui evaluasi reaksi, pembelajaran, dan tingkah laku. Pengukuran posttest dilakukan 8 hari setelah pelaksanaan pelatihan kepada 6 orang bawahan dari atasan yang mengikuti pelatihan. Hasilnya terdapat peningkatan skor leadermember exchange yang signifikan sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan (Z= -2,041, p =0.041). Namun demikian, tidak terdapat peningkatan skor perilaku inovatif yang signifikan sebelum dan setelah atasan diberikan pelatihan (Z= -1,095, p = 0.273).

This research aims to determine the influence of leader-member exchange enhancement on innovative behavior in PT BB's employee by providing coaching training for supervisor. This research was conducted at PT BB, a mining company. Respondents were 46 employees from staff level. Innovative behavior was measured using innovative work behavior scale by Janssen (2000), whereas leader-member exchange was measured using LMX-M scale by Wu (2009). Pretest data showed that leader-member exchange influences innovative behavior significantly (r2=0.422), furthermore affect and exchange found to have the biggest contribution.
Based on the result, researcher design a coaching training for supervisor as an intervention to enhance leader-member exchange so it predicts to enhace innovative behavior too. Intervention gived to 4 supervisor whom their subordinate had low score on leader-member exchange and innovative behavior. Effectivity of coaching training was measured by evaluate the reaction, learning, and behavior changing. Post-test was measured to 6 subordinates, 8 days after the intervention. The result showed there was significant improvement on leadermember exchange score after the intervention (Z = -2,041, p =0.041). For instance, there was not significant improvement on innovative behavior (Z = -1,095, p = 0.273).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belly Lesmana
"Anak muda merupakan generasi penerus bangsa ini. Kepada merekalah harapan atas perubahan kepada situasi bangsa dan negara yang lebih baik ditumpukan oleh kita semua. Harapan ini harus disertai oleh tanggung jawab dari kita semua untuk membentuk generasi muda yang dinamis, kritis, kreatif dan demokratis. Salah satu wujud tanggung jawab ini adalah mengupayakan pendidikan yang mampu melahirkan sosok-sosok manusia dengan kualitas-kualitas seperti yang telah disebutkan di atas. Pendidikan selayaknya mampu memanusiawikan peserta didiknya.
Yayasan PopCorner Indonesia merupakan salah satu organisasi non-profit dan nonpemerintah yang menaruh perhatian kepada pengembangan dan pemberdayaan anak muda. Orang-orang yang terlibat di dalam organisasi ini menyadari bahwa perubahan menuju masyarakat demokratis harus dilakukan melalui pemberdayaan dan pembekalan kepada generasi mudanya. Pemberdayaan yang menjangkau anak muda ini tidak akan mencapai hasil yang diharapkan bila tidak melalui media yang diakrabi oleh anak muda itu sendiri. Budaya popular dipilih sebagai media perantara karena anak muda mengakrabi semua hal yang terwakili dalam budaya popular itu, seperti: film, musik, karya tulis (iklan di media massa, cerpen, novel, dll) , olah raga, mode pakaian, dan masih banyak lagi. Hal-hal itulah yang datang menghampiri anak muda dalam keseharian mereka melalui berbagai media (seperti: majalah, koran, teievisi dan intemet) dan mereka melihat itu sebagai sesuatu yang memang sudah seharusnya, yang datang begitu saja tanpa mampu memberikan penilaian kritis atas produk-produk bud aya popular tersebut.
Upaya dan yayasan ini untuk mendampingi anak muda menggunakan metode pendidikan dialogis. Melalui metode tersebut, anak muda tidak dilihat sebagai sebuah obyek melainkan dipahami sebagai subyek pendidikan. Pemahaman ini membawa kepada sebuah proses saling belajar dan saling memahami, dimana di dalam proses tersebut terjadi dialog antara pendidik dengan peserta didik. Upaya ini menjadikan PopComer memiliki peran sebagai fasilitator dan motivator anak-anak muda tersebut. Masyarakat demokratis yang menjadi tujuan yayasan ini memiliki arti bahwa dalam masyarakat tersebut nilai-nilai keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, kritis, inovatif dan keatif telah ada dan berkembang dalam kehidupan di dalam masyarakat itu. Aktualisasi nilai-nilai tersebut dalam komunitas yang dibangun bersama anak muda dipercaya oleh PopComer merupakan awal dari terbentuknya masyarakat madani (civil society).
Komunitas-komunitas yang terbentuk di anak muda setelah mereka mengikuti kegiatan PopComer merupakan sarana yang memudahkan PopComer untuk selalu berinterkasi dengan mereka. Komunitas-komunitas ini memiliki fungsi sebagai `ruang' untuk belajar bersama, baik antara PopComer dengan anak muda, maupun antar mereka sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dcskriptif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena pendekatan ini mampu memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian secara mendalam dan menjangkau informasi informasi penting yang dapat lebih efektif melalui pembahasan dengan informan-informan kunci, kegiatan observasi lapangan dan penelaahan dokumendokumen yang ada. Berdasarkan kategorisasi kegunaan penelitian, maka penelitian ini dapat digolongkan kepada penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif ini sebenarnya digolongkan kembali kepada penelitian aplikasi.
Sumber data primer dikumpulkan melalui hasil wawancara mendalam (indepth interview), dan pengamatan langsung/keterlibatan langsung dalam organisasi tersebut (observation), sedangkan data sekunder didapat melalui dokumen-dokumen, penelitianpenelitian terdahulu dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan fokus penelitian. Data sekunder tersebut diperoleh selain keterlibatan peneliti dalam yayasan tersebut.
Kerangka Konseptual dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dalam proses capacity building kepada anak muda merupakan modal budaya yang diperoleh melalui pendekatan pendidikan dialogis dan menggunakan media budaya popular.
Temuan penting di lapangan yaitu: 1 ) Proses pemberdayaan dan semua bentuk pendampingan kepada anak muda merupakan salah satu bagian dari capacity building. Proses lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah pengembangan terus-menerus di dalam organisasi itu sendiri. Proses capacity building dalain organisasi ini penting karena proses pemberdayaan kepada anak muda bukanlah sebuah proses singkat dan langsung menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat, melainkan sebuah proses panjang yang membutuhkan dukungan dana dan ketersediaan sumber daya yang kuat. Keberlanjutan ini memiliki nilai penting karena didalamnya terletak tanggung jawab organisasi kepada masyarakatnya. 2) Pendidikan dialogis dan penggunaan media budaya pop merupakan sarana yang tepat dalam usaha mengeksplorasi kemampuan anak muda. 3) Program kegiatan yang dilaksanakan oleh yayasan PopComer hingga scat ini masih tergantung kepada pembiayaan yang didapat dari sponsor. Kelemahan ini pada akhirnya dapat menyebabkan yayasan tidak dapat melanjutkan programnya bila tidak ado sponsor yang mau memberikan dukungan dana."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bimo Vinandityo
"Menurut teori perkembangan, mahasiswa umumnya termasuk dalam rentang usia dewasa muda, dimana individu dihadapkan pada berbagai masalah, baik pada kehidupan di dalam maupun di luar kampus. Salah satu aset penting yang perlu dimiliki mahasiswa untuk menghadapi masalah-masalah serta memenuhi tugas perkembangannya adalah psychological well-being (PWB). Menurut literatur, studi mengenai PWB pada mahasiswa masih tergolong sedikit. Kreativitas merupakan elemen esensial pada kehidupan mahasiswa. Terdapat jenis kreativitas lain yang masih sedikit mendapat perhatian, yang disebut sebagai everyday creativity (EC). Kreativitas ini ditemukan berhubungan dengan psychological well-being, namun bagaimana kreativitas tersebut berperan dalam kehidupan mahasiswa masih belum banyak diketahui. Penelitian dilakukan pada sampel 120 mahasiswa Universitas Indonesia, menggunakan alat ukur Ryff’s Scales of Psychological Well-Being yang dikembangkan oleh Ryff (1989) dan Everyday Creativity Questionnaire yang dikembangkan Ivcevic & Mayer (2009). Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan signifikan antara everyday creativity dan psychological well-being.

According to a developmental theory, senior college students in general are in the stage of young adulthood, where they encounter various kinds of challenges, both in and outside the campus. One of the most important resources that help college students cope with these challenges and accomplish the development tasks required in this stage is psychological well-being (PWB). According to the literature, there are not many studies on the psychological well-being of college students. Creativity is an essential element in the university life. A form of creativity, called everyday creativity, is reported to be rather neglected in the research on creativity. Everyday creativity is reportedly related to psychological well-being, but not much is known about the role it plays in the everyday life of college students. A study is conducted to a sample of 120 college students of Universitas Indonesia, using Ryff’s Scales of Psychological Well-being and the Everyday Creativity Questionnaire. Results show there is a significant correlation between everyday creativity and psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992
370.157 UTA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1992
R 650.1 KRE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>