Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Bimantara Marsigit
"

ABSTRAK

Vapers (pengguna vape) tidak hanya melihat vape dari nilai guna utamanya saja, yaitu sebagai alternatif pengganti rokok konvensional. Mereka juga melihat vape dari sisi nilai estetisnya. Salah satu alasannya adalah, karena vape yang sebenarnya diperuntukkan kepada para perokok, ternyata bisa membuat tertarik orang-orang yang bukan perokok. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bagaimana proses ekspansi produk vape yang merupakan hal baru, sehingga bisa diterima oleh masyarakat. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana para penggunanya tidak hanya melihat vape dari nilai gunanya saja melainkan dari nilai estetisnya berdasarkan merk, model, dan keaslian barang melalui perspektif budaya konsumen Featherstone. Vape juga dijadikan sebagai gaya hidup konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari kesadaran untuk memperbaiki diri, mobilitas sosial dan perubahan diri para penggunanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara serta observasi mendalam.

 

Kata Kunci: budaya konsumen, gaya hidup konsumen, perokok, vape


ABSTRACT

 

Vapers (vape users) do not only value vaping as a alternative to the traditional cigarettes. However, people also view vaping from its aesthetic point of view. One of the main reasons of vaping. This research has indicated how this new product has been successfully expanded to be accepted by community. Moreover, this study also explains of how vapers view vaping not only from it main values but also from it aesthetic values base on brands, models, and the authenticity products based on the consumer culture Featherstone point of view. Vape is also used as a consumer culture lifestyle as users becoming more aware of improving themselves, social mobility, and self-changes of users. This research uses qualitative methods and in-depth interview as the data collection technique as well as observation.

 

Keywords: consumer culture, consumer lifestyle, smokers, vape

 

"
2019
T51718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Sigit Taruna Wibowo Zaki
"ABSTRAK
Industri vape (vaporizer) atau rokok elektrik memasuki babak baru dalam hal perdagangan, khususnya terkait dengan aspek bea cukai. Peraturan baru yang muncul membawa cukai sebagai aspek yang menimbulkan tekanan bagi aktor. Dinamika ini mengikat aktor untuk merespon secara strategis tekanan didalam fase atau tahap institusionalisasi. Tulisan ini menggunakan pendekatan induktif dengan desain eksplanatif untuk menjelaskan dinamika di dalam instituisonalisasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fase atau tahap institusionalisasi berbanding terbalik dengan konsep sebelumnya dan berjalan secara paralel. Respon strategis juga dilakukan aktor namun lebih mengarah kepada strategi managing environment.

ABSTRACT
Vape industry (vaporizer) or electric cigarette enters a new phase in terms of trade, especially related to customs aspects. The new regulations that emerge carry excise as an aspect that creates pressure for the actor. This dynamic binds the actor to respond strategically to pressure in the phase or stage of institutionalization. This paper uses an inductive approach with explanative design to explain the dynamics in instituisalization. The results of this study indicate that the phase or stage of institutionalization is inversely proportional to the previous concept and runs in parallel. Strategic responses are also carried out by actors but are more directed at managing the environment."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natassya
"Penelitian ini merupakan studi maskulinitas yang merupakan bagian dari kajian gender yang bersinggungan dengan kajian budaya. Penelitian ini melihat konstruksi maskulinitas baru yang diwujudkan melalui konsumsi laki-laki atas produk perawatan. Informan penelitian ini adalah tujuh laki-laki dengan rentang usia 18-25 tahun dan pengguna produk perawatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi. Temuan menunjukkan bahwa ketujuh informan memiliki pemahaman mengenai maskulinitas yang berbeda sehingga masuk ke dalam beberapa kategori. Empat informan memiliki pemahaman maskulinitas normatif, Ada dua informan memiliki pemahaman maskulinitas yang disandingkan dengan maskulinitas, dan satu informan yang memiliki pemahaman maskulinitas yang semiotik.
This research is part of gender and cultural studies. This research wants to see the construction of new masculinity through grooming products. The informants in this research are men, 18 36 years old and using grooming products. This research used qualitative methods with in depth interviews and observation to collect data. The result of this research shows that informants had different idea of masculinity. There are four informants who had normative idea. There are two informants who had idea of masculinity which compared to feminism. Also there is one informant who had semiotic idea."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koko Srimulyo
"Kemunculan kafe dengan berbagai konsep merupakan respon alas perubahan yang lerjadi di masyarakat urban dewasa ini. Perubahan yang dimaksud ialah gaya hid up masyarakat urban yang semakin modern. Makin tingginya pola gaya hidup masyarakat urban mengakibatkan bisnis kafe turut lerdorong naik. Sebagai respon perubahan gaya hid up masyarakat urban, kini banyak bermunculan kafe tematik. Salah salunya kafe dengan lema perpuslakaan yaitu kafe Libreria Eatery yang ada di Surabaya. Libreria Eatery memadukan kafe sebagai tempal makan dan perpustakaan untuk memberikan informasi dan wahana rekreasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ditinjau dari sudul pandang culture studies, penelitian ini akan melihat latar belakang pelaku bisnis kafe yang mengkomodifikasi perpustakaan ke dalam bentuk libcafe sebagai dampak perubahan gaya hidup urban. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa (1) perpustakaan digunakan sebagai pemanis desain interior kafe, (2) perpusakaan sebagai supporting bisnis utama, (3) pencitraan perpustakaan sebagai pusat informasi modern yang rekreatif."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2017
020 VIS 19:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Akmaliah
"Saat rejim Orde Baru berkuasa, khususnya sejak tahun 1990-an, hanya segelintir kelas menengah yang memiliki ponsel. Tulisan ini memaparkan signifikansi ponsel bagi orang Indonesia dengan memfokuskan pada era rejim Orde Baru. Di sini, saya mengajukan tiga pertanyaan mengenai hal tersebut; bagaimana kemunculan ponsel pada era rejim Orde Baru? Bagaimana respon masyarakat ketika itu? Apa makna kehadiran ponsel bagi masyarakat Indonesia kebanyakan? Kehadiran ponsel pada era Orde Baru disambut hangat oleh anggota masyarakat, khususnya kelas menengah (elit) Indonesia seiring dengan perubahan sistem ponsel dari analog menuju digital. Alih-alih sekedar sebagai alat komunikasi untuk memudahkan pembicaraan, kehadiran ponsel menjadi gaya hidup sama seperti barang-barang ternama lain yang mereka konsumsi. Ponsel sebagai gaya hidup ini memunculkan ketegangan kelas antara kelas menengah dan bawah yang ditandai dengan munculnya aksi kriminal. Sebagaimana saya tunjukkan dalam artikel ini, maksud aksi kriminal ini bukanlah melulu sebagai bentuk tindakan kriminal sebagaimana umumnya, melainkan sebagai bentuk, yang saya sebut Hidup Nggayani (lifestyling), ketidakmampuan seseorang untuk mengkonsumsi barang-barang yang lebih mahal tetapi kemudian ia membeli barang-barang bekas atau mencari ponsel tiruan yang lebih murah. Artikel ini menyimpulkan bahwa gaya hidup kelas menengah itu tidak melulu dikontruksikan sebagai kelas yang mengkonsumsi pakaian, musik, dan makanan, tetapi juga terkait dengan tindakan mereka dalam menyikapi ponsel.
"
FSRD-ITB, 2016
303 JSIOTEK 15:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dian Utami
"Saat ini perkembangan telepon selular semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Berbagai macam produk telepon selular yang terdiri dari bermacam-macam tipe, bentuk, warna, harga, aksesoris, dan fungsi tampak semakin gencar ditawarkan pada konsumen. Gencarnya penawaran berbagai macam telepon selular dari produsen menimbulkan fenomena menarik pada konsumen pengguna telepon selular, khususnya pada kalangan mahasiswa. Ada pengguna telepon selular yang suka mengganti telepon selularnya dengan telepon selular keluaran terbaru walaupun telepon selular yang dimilikinya baru berusia tiga bulan. Di sisi lain, ada juga pengguna telepon selular yang sudah cukup puas dengan telepon selular yang dimilikinya karena sudah memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi walaupun secara finansial mampu untuk membeli telepon selular baru.
Mahasiswa sebagai konsumen merupakan individu yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Seseorang bisa menyukai makanan, minuman, dan jenis acara televisi yang berbeda dengan teman dekatnya sekalipun. Hal ini tergantung pada karakteristik individualnya masing-masing (Hawkis, Best, & Coney, 1995). Orang yang berasal dari kelas sosial, pekerjaan, dan subkultur yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup merupakan pola seseorang dalam menjalani kehidupannya yang diekspresikan melalui aktivitas, minat, dan pendapat-pendapatnya tentang lingkungan di sekitarnya (Kottler, 1997).
Menurut Mowen (1998), gaya hidup mempunyai hubungan yang dekat dengan kepribadian. Kepribadian merupakan karakteristik internal dari individu, sedangkan gaya hidup merupakan perwujudan eksternal dari kakteristik tersebut. Menurut Wells & Prensky (1996), kepribadian dan gaya hidup dapat digolongkan ke dalam karakteristik-karakteristik latar belakang konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk. Selain itu, aktivitas membeli konsumen juga dipengaruhi oleh proses-proses behavioral. Aktivitas membeli yang dilakukan konsumen memang merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Jadi, untuk mewujudkan suatu aktivitas membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya.
Menurut Fishbein & Ajzen (1975), kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi. Walaupun intensi tidak secara langsung dimasukkan sebagai salah satu dari proses-proses behavioral, sebenarnya intensi dapat digolongkan ke dalam proses-proses behavioral karena di dalam intensi terkandung adanya aspek motivasional, pembentukan sikap dan juga berpengaruh dalam pegambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan konsep intensi yang digolongkan ke dalam proses-proses behavioral yang melandasi terjadinya aktivitas membeli telepon selular baru yang ingin dilihat apakah ada hubungannya dengan gaya hidup dan kepribadian sebagai karakteristik latar belakang konsumen.
Gaya hidup diukur dengan alat ukur yang terdiri dari pernyataan-pernyataaan tentang dimensi aktivitas, minat, dan opini. Kepribadian diukur berdasarkan model kepribadian lima faktor dengan menggunakan Omni-Berkeley Personality Profile yang telah diadaptasi ke dalam bidang perilaku konsumen. Intensi membeli telepon selular baru diukur dengan alat ukur yang dibuat berdasarkan model Fishbein & Ajzen (1975).
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan kelompok transisi yang sangat potensial sebagai pasar sasaran suatu produk terutama produk-produk yang menggunakan teknologi modern (Kasali, 1998). Mahasiswa dalam penelitian ini berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Menurut Perlmutter & Hall (1992) usia dewasa muda berkisar antara 18 sampai dengan 30 tahun. Sampel pada penelitian ini berjumlah 160 orang, yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental nonprobability sampling. Alat ukur yang diberikan kepada subjek penelitian berbentuk kuesioner. Data yang diperoleh, diolah dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik korelasi untuk menguji hubungan antara variabel. Semua data ini diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 10.0.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa gaya hidup dan faktor kepribadian extraversion dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan intensi untuk membeli telepon selular baru. Selain itu, sebagai sebagai hasil tambahan, diperoleh hasil yang menunjukkan adanya sumbangan yang bermakna dari sikap dan norma subjektif terhadap intensi membeli telepon selular baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah pengambilan jumlah sampel yang kurang luas penyebarannya membuat hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi mahasiswa. Di samping itu, itemitem dalam alat ukur juga perlu dispesifikkan lagi dengan cara mengelisitasi subjek penelitian dengan metode wawancara mendalam atau focus discussion group. Item-item dalam alat ukur juga perlu diuji validitas dan reliabilitasnya secara terus menerus (tidak hanya satu kali) agar diperoleh item-item yang baik untuk mengukur variabel yang hendak diukur sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat bermanfaat bagi bidang perilaku konsumen."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Kurniawati
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah global dewasa ini ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penderita hipertensi di dunia pada tahun 2015 adalah 1,13 miliar dan prevalensi di Indonesia adalah 34% pada tahun 2018. Angka hipertensi masih tinggi dan penanganan hipertensi masih kurang menjadi masalah klien dengan hipertensi berisiko mengalami komplikasi. Kemampuan literasi kesehatan klien merupakan faktor penting dalam manajemen hipertensi. Tujuan: Mengetahui hubungan antara literasi kesehatan dan gaya hidup pada klien dewasa hipertensi di Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penampang. Hasil: Nilai p hasil uji korelasi gamma antara literasi kesehatan dengan gaya hidup 0,028. Kesimpulan: Ada hubungan antara literasi kesehatan dengan gaya hidup klien dewasa hipertensi karena implikasi literasi kesehatan adalah responden dapat menggunakan layanan kesehatan dan memahami manajemen penyakit. Sehingga semakin baik literasi kesehatan responden maka semakin baik gayanya kehidupan responden menjadi lebih baik.

Background: Hypertension is a disease that has become a global problem today. This is evidenced by the number of hypertension sufferers in the world in 2015
is 1.13 billion and the prevalence in Indonesia is 34% in 2018. The hypertension rate is still high and handling hypertension is still less of a problem for clients with hypertension at risk of experiencing complications. The client's health literacy ability is an important factor in hypertension management. Objective: To determine the relationship between health literacy and lifestyle in hypertensive adult clients at Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Research Methods: This study used a cross-sectional design. Results: The p value of the gamma correlation test results between health literacy and lifestyle is 0.028. Conclusion: There is a relationship between health literacy and lifestyle of adult clients with hypertension because the implication of health literacy is that respondents can use health services and understand disease management. So that the better the respondent's health literacy, the better the respondent's life style is getting better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berly Shandika Shihab Wicaksono
"Latar belakang: Menurut SUSENAS tahun 2017, pengguna rokok elektronik di Indonesia terus meningkat hingga mencapai 4 juta pengguna. Peningkatan ini berdasarkan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa rokok elektronik bersifat lebih aman dibandingkan rokok konvensional sehingga dapat digunakan sebagai alat berhenti merokok. Padahal, keefektivitas rokok elektronik masih belum terbukti secara komprehensif. Ditambah lagi, studi mengenai pengetahuan pengguna rokok elektronik di Indonesia masih terbatas. Kesenjangan persepsi ini yang menjadi dasar peneliti ingin penelitian terhadap persepsi pengguna vape tentang rokok elektronik sebagai alat berhenti merokok. Metode: Studi ini menggunakan desain quasi eksperimental yang dilakukan dengan pengerjaan pretest dan posttest setelah pemberian video edukasi. Teknik pengambilan jumlah sampel menggunakan non-probability consecutive (n = 75). Data sampel menggunakan Google Form yang disebarkan kepada responden. Distribusi data diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan dianalisis bivariat Uji Wilcoxon karena distribusi tidak normal. Hasil: Dari 75 responden, peneliti mendapatkan rata-rata perbedaan persepsi sebesar 2 poin. Hasil uji normalitas data menunjukkan distribusi data tidak normal dan hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0.000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada persepsi pengguna vape tentang rokok elektronik sebagai alat berhenti merokok melalui skor sebelum dan sesudah pemberian video edukasi. Penelitian in membutuhkan penelitian lanjutan yang dapat menganalisis perilaku terhadap persepsi yang didapat.

Introduction: According SUSENAS in 2017, electronic cigerrates users continue to increase up to 4 million users. This is due to society perception that e-cigerattes are more safe than conventional cigarettes so that they can be used as a smoking cessation tool. In fact, the effectiveness of e-cigerattes is still not comprehensively proven. In addition, studies on the knowledge of e-cigarette users in Indonesia are still limited. This perception gap is the basis for researchers wanting to study about vaporize user’s perceptions of e- cigerattes as a smoking cessation tool. Method: This study used a quasi-experimental design which was carried out by doing pretest and posttest after giving an educationl video. The sampling technique used was non-probability consecutive (n = 75). Sample data using Google Form shared to respondents. Data distribution was tested using Kolmogorov-Smirnov test and analyzed bivariately using Wilcoxon test due to abnormal distribution. Result: From 75 respondents, researchers got an average difference of 2 points in perception. The results of the data normality test showed that the data distribution was ab normal, and the Wilcoxon test results showed the value of p = 0.000 (p <0.05). Conclusion: There is a significant difference in the perception of vape users about electronic cigarettes as a smoking cessation tool through scores before and after the provision of educational videos. This research requires further research that can analyze the behavior of the perceptions obtained."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>