Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Dharmawan
"Pendahuluan: Ulser traumatik merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang sering terjadi dan dapat menimbulkan sakit sehingga mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Penderita ulser mencari pengobatan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat waktu penyembuhan. Hingga saat ini belum terdapat standar terapi ulser sehingga penemuan obat terapi ulser sangat diperlukan.
Tujuan: Mengetahui efektivitas obat kumur propolis UI sebagai obat ulser rongga mulut.
Metode: Penelitian in vivo menggunakan 18 ekor Mus musculus sebagai model ulser trumatik termal pada mukosa bukal. Pembentukan ulser dengan paparan trauma termal dilakukan pada hari pertama. Kelompok penelitian terdiri dari kelompo obat kumur propolis UI, obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% dan larutan saline sebanyak 0,2 ml. Bahan uji dipaparkan setiap hari pada model ulser. Pengamatan makroskopis dilakukan setiap hari berupa berat badan, diameter ulser kemerahan, pembengkakan dan presentase penyembuhan ulser. Mus musculus dikorbankan pada hari pertama dan kesembilan untuk dibuatkan sediaan histopatologis dan pengamatan gambaran mikroskopis berupa penilaian skor radang Eda dan Fukuyama.
Hasil: Penyembuhan ulser traumatik termal Mus musculus kelompok obat kumur propolis UI lebih baik dibandingkan pada kelompok larutan saline namun tidak lebih baik dari obat kumur klorheksidin 0,2%.
Kesimpulan: Efektivitas obat kumur propolis UI pada ulser mukosa mulut lebih baik dari saline namun belum setara dengan klorheksidin glukonat 0,2%

Background: Traumatic ulcer is one of oral diseases that often occur and produce pain which can affects someones life quality. Ulcers patients search therapy to relieve pain and speed up healing time. There hasnt been a standard therapy for ulcer so that drug development and research is really needed.
Objectives: Discover efficacy of UI propolis-based mouthwash as oral ulcer medication.
Methods: In vivo study on 18 Mus musculusas thermal traumatic ulcer model on buccal mucosa. Establishment of thermal traumatic ulcer done on the first day. Research groups consist of 0,2 ml UI propolis-based mouthwash group, chlorhexidine gluconate 0,2% group and saline group. Test material is given everyday on ulcer model. Macroscopic observation was done every day by observing Mus musculuss weight, ulcers diameter, redness and swollen around the ulcers and ulcers healing percentage. Mus musculus was decapitated on the first and ninth day to be made into histopathology specimen and observed microscopically by scoring inflammation score of Eda and Fukuyama.
Results: Healing of thermal traumatic ulcer of Mus musculus on propolis-based mouthwash is better than saline group but not better than chlorhexidine gluconate 0,2% mouthwash.
Conclusion: Efficacy of UI propolis-based mouthwash on oral ulcer is better than saline but not yet equal with chlorhexidine gluconate 0,2%. "
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Yunaidy
"Ulser adalah masalah yang sering ditemukan pada rongga mulut. Keluhan sakit seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya, sehingga penderita cenderung mencari pengobatan untuk menangani hal tersebut. Propolis merupakan bahan alami yang memiliki kandungan flavonoid yang dapat bertindak sebagai anti-inflamasi dalam menangani ulser. Mengetahui efektivitas pasta gigi propolis sebagai pengobatan ulserasi traumatik termal pada mukosa bukal. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan model ulser traumatik termal pada mukosa bukal 16 ekor Mus musculus (SwissWebster) yang terbagi dalam penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian menggunakan 3 kelompok dengan kelompok pasta gigi propolis, pasta gigi kontrol dan larutan saline (NaCl 0,9%). Dilakukan pemaparan trauma termal dengan ballpointed bersuhu 80oC selama 5 detik. Pengamatan dilakukan secara klinis berupa perubahan diameter ulser, pembengkakan dan kemerahan di sekitar ulser, berat badan serta persentase penyembuhan ulser, dan secara histopatologis berupa perubahan skor radang. Mus musculus kemudian dikorbankan pada hari pertama terbentuk ulser, hari puncak ulser dan hari sembuhnya ulser pada setiap kelompok. Pada pengamatan makroskopis, persentase penyembuhan kelompok pasta gigi propolis lebih cepat dibanding kelompok pasta gigi kontrol dan saline, serta rata-rata waktu penyembuhan ulser juga lebih cepat, yaitu sembuh pada hari ke-8. Pada pengamatan mikroskopis, semua kelompok perlakuan mengalami perubahan skor radang dibandingkan ketika hari pertama terbentuknya ulser. Pasta gigi propolis efektif terhadap penyembuhan ulser traumatik termal pada mukosa bukal Mus musculus (Swiss Webster).

Ulcer is a problem which is mainly found in the oral cavity. The pain resulted often causes discomfort towards the patients hence affecting their life quality. As a result, they tend to seek treatment to deal with it. Propolis is a natural ingredient that contains flavonoid which can act as an anti-inflammatory to treat the ulcer. To determine the efficacy of propolis toothpaste as a treatment for thermal traumatic ulcer of the buccal mucosa. The study was conducted in vivo by using the thermal traumatic ulcer model of the buccal mucosa of 16 Mus musculus (Swiss Webster) and divided into preliminary test and continuous test. There are 3 groups in the study, using propolis toothpaste, control toothpaste and saline (NaCl 0,9%) groups. The thermal trauma is exposed by a 80oC ballpointed for 5 seconds. Observations are made clinically (difference in ulcer diameter, swelling and redness around the ulcer, weight and percentage of ulcer healing) and histopathologically in the form of changes in inflammation score. Mus musculus was then sacrificed on the first day of ulcer formation, ulcer peak day and ulcer healing day in each group. In the macroscopic observation, the ulcer healing percentage in propolis toothpaste group was faster than the control groups, and the ulcer healing time was also faster, which was healed on the 8 day. In the microscopic observation, all treatment groups show changes in inflammation score compared to the first day of ulcer formation. Propolis toothpaste is effective towards the healing of thermal traumatic ulcer in the buccal mucosa of Mus musculus (Swiss Webster)."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inneke Ansasti Mutiara Pramatama
"ABSTRAK
Latar Belakang: Belum terdapat model hewan ulser standar untuk uji khasiat dan keamanan obat ulser. Tujuan: Membuat model ulser traumatik termal terstandar pada mukosa lateral lidah Mus musculus. Metode: Pada mukosa lateral kiri lidah 5 ekor Mus musculus kelompok perlakuan dipaparkan selama 5 detik dengan instrumen berujung bulat yang telah dipanaskan hingga mencapai suhu 800C. Hewan coba setelah dilakukan paparan trauma termal dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis pada hari 0,1,8,9, dan 10. Hasil: Ulser terbentuk secara klinis pada hari pertama yang diperkuat dengan adanya disintegrasi epitel, vasodilatasi pembuluh darah, dan sebukan sel radang. Berat badan Mus musculus menurun pada saat terjadi ulser dan kembali normal pada saat pulih. Rata-rata waktu pemulihan terjadi pada hari kesembilan yang ditandai secara klinis tidak tampak ulser, secara mikroskopis, epitel kembali pulih, vasodilatasi pembuluh darah dan sebukan sel radang yang berkurang. Kesimpulan : Model ulser traumatik termal pada mukosa lateral lidah Mus musculus dapat dibuat terstandar dan waktu terbentuk serta pulihnya ulser dapat ditetapkan.

ABSTRACT
Backgrounds There hasn 39 t been a standard on ulcer animal model for efficacy and safety study of ulcers drugs. Objectives To create a standard for thermal traumatic ulcer model on Mus musculus tongue. Methods Five Mus musculus of experimental group were exposed to thermal traumatic 800C for 5 seconds on to the left lateral tongue mucosa using ball pointed instrument. Animal model exposed to thermal traumatic being evaluated at day 0th,1st,8th,9th,10th macroscopically and microscopically. Results Ulcer on lateral tongue mucosa was formed at first day supported by epitel disintegration, capillary vasodilation, and inflammatory cells around damaged mucosa microscopically. Animal models weight decreased when ulcer was formed and back to normal on healing period. While the average healing time clinically occurred at ninth day supported by re epithelialization, decreased capillary vasodilatation and inflammatory cells microscopically. Conclusion Standardization of thermal traumatic ulcer model on lateral tongue mucosas Mus musculus can be made. The forming time and healing time of the ulcer on lateral tongue mucosas Mus musculus can be determined. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Dwi Hartanti
"Pendahuluan: Ulser merupakan salah satu penyakit mulut yang sering terjadi di kehidupan sehari – hari yang dapat mengganggu kualitas hidup manusia karena rasa sakit yang ditimbulkannya. Sampai saat ini belum ada obat ulser yang efektif untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan ulser maka dari itu masih dibutuhkan penelitian pengembangan obat menggunakan model ulser pada hewan coba. Tujuan: Menciptakan model ulser kimiawi pada mukosa bukal Mus musculus yang terstandarisasi. Metode: Penelitian in vivo pada 6 ekor Mus musculus.. Paparan kimiawi berupa asam asetat 70% selama 60 detik menggunakan microbrush. Mus musculus di korbankan pada hari kedua, ketiga dan hari sembuhnya ulser. Pengamatan berupa waktu pembentukan serta penyembuhan ulser dengan mengobservasi secara klinis yaitu adanya kemerahan, pembengkakan, diameter ulser dan berat badan Mus musculus dan dilakukan pemeriksaan histologis untuk melihat tanda – tanda ulser berupa disintegrasi epitel, vasodilatasi pembuluh darah dan sebukan sel radang. Hasil: Asam asetat 70% menimbulkan ulser yang terbentuk pada hari ketiga dan sembuh pada hari keempat belas setelah pemaparan. Kesimpulan: Trauma kimiawi berupa asam asetat 70% selama 60 detik dapat dijadikan metode standar pembuatan ulser mukosa bukal.

Background: Oral ulcers are very common and can compromise the quality of life of patients with pain. But, until now there isn’t an effective drug to reduce the pain and accelerate ulcer healing. Therefore drug development research using oral ulcer model in animal is still needed. Objetive: To establish a standarized chemical injury ulcer model in bucal mucous of Mus musculus Methode: In vivo study on 6 Mus musculus. Research group devided into control and test group. Acetic acid 70% was placed on Mus musculus’s oral mucous for 60 seconds using microbrush. On the 2nd, 3rd, and 14th day, Mus musculus were sacrificed. The animals were observed clinically for 14 days, during which they were weighed and the diameter, redness and swollen of ulcers were measured. The histological characteristic such as epitel disintegration, capiler vasodilatasion and inflammatory cell were analyzed. Result: The ulcer was formed on the 2nd day and was healed on the 14th day  Conclusion: Acetic acid 70% is effective to be a standard method of chemical injury ulcer model in oral mucous.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renya Virga Chikita
"Latar belakang: Belum terdapat model ulser traumatik standar pada mukosa lidah hewan coba. Tujuan: Mendapatkan model standar ulser secara in vivo pada Mus musculus. Metode: Lima ekor Mus musculus diberikan perlakuan berupa pemaparan asam asetat 70% menggunakan microbrush tanpa tekanan selama 60 detik. Pada kelompok kontrol diberikan pemaparan saline sebagai kontrol negatif. Pada 1 ekor Mus musculus lainnya menjadi kontrol terapi positif yang diberi triamcinolone acetonide 0,1% pada permukaan lesi. Setelah dilakukan pemaparan asam asetat, hewan coba dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis pada hari 2, 3 dan 7. Secara makroskopis yang diobservasi adalah berat badan, tanda radang, dan diameter lesi. Sedangkan secara mikroskopis, yang diobservasi adalah ada atau tidaknya disintegrasi epitel, vasodilatasi kapiler, dan sebukan sel radang. Hasil: Pada daerah paparan asam asetat tidak terbentuk ulser tetapi hanya terbentuk lesi erosi pada mukosa lateral lidah, yang mulai terbentuk pada hari kedua. Ukuran lesi mencapai ukuran terbesar pada hari ketiga, terbentuk lesi ekskoriasi. Lesi tersebut pulih pada hari ketujuh. Berat badan Mus musculus menurun pada saat terbentuknya lesi dan kembali normal pada saat pulih. Kesimpulan: Induksi dengan asam asetat 70%, tidak dapat membentuk ulser, namun dapat membentuk lesi ekskoriasi pada hari ketiga dengan waktu pulih pada hari ketujuh.

Backgrounds: There has not been a standard model for an ulcer on Mus musculus lateral tongue mucosa.
Objectives: To make a standard model in vivo on Mus musculus.
Methods: Five of Mus musculus were given exposure of 70% acetic acid with the microbrush without any pressure for 60 seconds. In the control group saline exposure was given as a negative control. The other one Mus musculus became a positive therapy control treated by giving triamcinolone acetonide 0,1% on its lesion surface. After exposured of 70% acetic acid, the animals were evaluated macroscopically and microscopically on days 2nd, 3rd and 7th. The macroscopic observations were body weight, inflammatory markers, and lesion diameter. While microscopic observations were the presence or absence of epithelial disintegration, capillary vasodilation, and inflammatory cells. Results: In the area that exposured to acetic acid, no ulcers are formed but lesions form on the lateral mucosa of the tongue, lesion began to form on the second day. It reached the largest size on the third day, formed an excoriation lesion. The lesion recovered on the seventh day. Mus musculus weight decreases at the time of lesion formation and returns to normal at the time of recovery. Conclusion: Induction with acetic acid 70% in this study, could not lead to ulcer formation, but resulted the excoriation lesions with recovered time on the seventh day.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Nuraida Safitri
"Pendahuluan: Periodontitis adalah penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Selain terapi mekanik, dengan dengan perawatan SRP (scaling dan root planing), antibiotik dalam bentuk gel juga diindikasikan sebagai perawatan periodontal. Terdapat beberapa pengembangan bahan alami sebagai pengganti perawatan periodontitis tersebut, salah satunya adalah gel propolis. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 10% terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 ekor Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif (gel plasebo). Kemudian, periodontitis diinduksi dengan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua maksila kanan. Pada hari ke-7 ligature dilepaskan, skor SBI (Sulcus Bleeding Index) dan kedalaman poket awal diamati, dan diapikasikan gel propolis 10% pada kelompok perlakuan, gel metronidazole pada kelompok kontrol positif pada poket periodontal, dan gel plasebo pada kelompok kontrol negatif. Pada hari ke-14 diamati skor SBI (Sulcus Bleeding Index) dan kedalaman poket akhir, dan dilakukan pengambilan sampel tulang alveolar untuk diamati dengan Stereomikroskop. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna pada skor SBI, kedalaman poket, dan luas kerusakan tulang antara kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kesimpulan: Gel propolis 10% tidak menunjukkan efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus (Swiss Webster).

Introduction: Periodontitis is the main cause of tooth loss on adults and considered a major problems of public health around the world. Antibiotics in gel form are used as an adjunctive treatment of standard periodontal therapy, scaling and root planning. There are developments of alternative therapy of periodontitis, and one of them is propolis. Objective: Discover efficacy of propolis gel 10% on periodontitis in ligature-induced Mus musculus periodontitis model. Methods: in vivo study on 18 Mus musculus, divided into intervention group, positive control group, and negative control group. Periodontitis is induced by placing ligature silk thread 5.0 around maxillary right second molar. On the seventh day, the ligature was removed, and the first SBI score and periodontal pocket depth were measured, before the application propolis gel 10% on intervention group, metronidazole gel on positive control group, and placebo gel on negative control group in periodontal pocket. On the fourteenth day, the last SBI score and periodontal pocket depth were measured, and the alveolar bone samples were taken to be observed by stereo microscope. Result: There are no significant difference of SBI score, periodontal pocket depth, and alveolar bone loss area between every group. Conclusion: Propolis gel 10% does not show any therapeutic effect on periodontitis in ligature-induced Mus musculus periodontitis model."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi patologis yaitu terjadinya inflamasi atau peradangan yang menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligamen periodontal, dan kerusakan tulang alveolar. Untuk mengatasi periodontitis dapat dikembangkan terapi menggunakan bahan alami yaitu propolis dimana propolis memiliki efek farmakologi, seperti anti-mikrobial dan anti-inflamasi. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 5% terhadap periodontitis secara klinis dan kerusakan tulang pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kemudian dipasangkan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua kanan maksila untuk memicu periodontitis. Kemudian pada hari ke-7 dilakukan pelepasan ligature dan dilakukan pengaplikasian gel propolis 5% untuk kelompok perlakuan, gel metronidazole untuk kontrol positif, dan gel plasebo untuk kontrol negatif. Pengambilan sampel tulang alveolar dilakukan pada hari ke-14 dan dilakukan pengamatan pada bagian bukal menggunakan stereomikroskop. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 juga dilakukan pengukuran kedalaman poket dan skor SBI. Hasil: Terdapat penurunan poket dan penurunan skor SBI pada kelompok gel propolis 5%, namun tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu luas rata-rata kerusakan tulang antara kelompok gel propolis 5% tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol. (p>0,05). Kesimpulan: Gel Propolis 5% tidak memiliki efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sari
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan dan masyarakat yang bermukim di kawasan tegangan tinggi, menunjukkan adanya korelasi pengaruh listrik terhadap peningkatan resiko mendapat kanker darah, limfoma dan kanker otak. Hasil penelitian pemajanan medan elektromagnetik in vitro dan in vivo, dapat meningkatkan aberasi kromosom dan proliferasi sel. Hasil penelitian in vivo dengan menggunakan medan elektrostatik pada tikus jantan dewasa dosis 6 kV dan 7 kV, menunjukkan beberapa anaknya menderita kelainan kongenital. Tetapi pada penelitian tersebut tidak dilaporkan pengaruhnya terhadap materi genetik yang mendasari terjadinya kelainan itu. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Prekuensi aberasi kromosom dihitung, diperiksa ada tidaknya aberasi kromsom spesifik, yang diikuti dengan pemeriksaan proliferasi limfosit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan analisis varian faktorial.
Hasil dan kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 kV dan 7 kV pada mencit dapat meningkatkan aberasi kromosom (p < 0,01). Pemajanan medan elektrostatik pada mencit selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak berpengaruh terhadap frekuensi aberasi kromosom, aberasi kromosom spesifik dan proliferasi limfosit (p > 0,005). Pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 7 kV pada mencit dapat meningkatkan proliferasi limfosit (p , 0,01).
Kesimpulan: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 dan 7 kV terbukti meningkatkan frekuensi aberasi kromosom, tidak terbukti menimbulkan aberasi spesifik. Pemajanan medan elektrostatik selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak terbukti terhadap peningkatan frekuensi aberasi kromosom, pembentukan aberasi kromosom spesifik dan peningkatan proliferasi limfosit."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Audrey Halim
"ABSTRACT
Pendahuluan: Periodontitis atau kerusakan tulang rahang merupakan salah satu penyakit mulut yang paling sering terjadi. Kerusakan tulang ini dapat mengganggu aktivitas manusia karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan. Sampai saat ini, belum ada obat kerusakan tulang yang murni terbuat dari herbal, padahal Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan rosella memiliki kandungan yang bisa berperan sebagai anti inflamasi sehingga ekstrak rosella sudah banyak digunakan untuk pengobatan ulser. Akan tetapi, belum ada penelitian yang menguji efektivitas rosella apabila digunakan sebagai obat kerusakan tulang. Oleh karena itu, diperlukan penelitian pada hewan coba dimulai dari tingkat mamalia terbawah yaitu Mus musculus. Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak etanol kelopak bunga rosella dalam membantu proses penyembuhan kerusakan tulang. Metode: Penelitian in vivo pada enam ekor Mus musculus. Kerusakan tulang calvaria dibuat pada hari pertama dengan injeksi LPS dari bakteri E. coli. Pada hari kedua, tiga ekor Mus musculus dari kelompok kontrol diberi injeksi saline sedangkan tiga ekor Mus musculus lainnya dari kelompok perlakuan diberi injeksi ekstrak etanol kelopak bunga rosella teridentifikasi 10%. Pada hari kelima, semua Mus musculus dikorbankan dan tulang calvarianya akan diamati menggunakan Micro-CT. Hasil: Kelompok terapi yang diinjeksi dengan ekstrak rosella memiliki luas area kerusakan tulang yang lebih kecil daripada luas area kerusakan tulang pada kelompok kontrol yang diinjeksi dengan saline. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga rosella teridentifikasi 10% efektif dalam membantu proses penyembuhan kerusakan tulang.

ABSTRACT
Background: Periodontitis or jaw bone damage is one the most common mouth disease. This bone damage can interfere with human activities because of the discomfort. Even though Indonesia is a tropical country that is rich in plants, there is still no pure bone medicine made from herbs. Roselle plants contain ingredients that can act as anti-inflammatory so its extract has been widely used for ulcer treatment. However, no studies have tested the efficacy of roselle when used as a medicine for bone damage. Therefore, research on experimental animals is needed starting from Mus musculus as the lowest level mammals. Objective: To analyze the efficacy of roselles ethanol extract in helping the healing process of bone damage. Methods: In vivo study on six Mus musculus. Calvarial bone damage was made on the first day by injection of LPS from E. coli bacteria. On the second day, three Mus musculus from the control group were injected by saline while the other three Mus musculus from the treatment group were injected by 10% identified roselles ethanol extract. On the fifth day, all Mus musculus were sacrificed and the calvarial bones were observed using Micro-CT. Results: The theraphy group injected by roselles ethanol extract has less bone damage area than the control group injected by saline. Conclusion: The 10% identified roselle`s ethanol extract is effective in helping the healing process of bone damage."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesslyn Rusli
"ABSTRAK
Pendahuluan: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi kronis pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar di bidang kedokteran gigi dan ditandai dengan kerusakan tulang alveolar yang dapat mengakibatkan kegoyangan hingga kehilangan gigi. Ekstrak rosela dilaporkan memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri yang diharapkan dapat menghambat osteoklastogenesis dan resorpsi tulang alveolar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efek rosela terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis yang diinduksi ligature silk thread. Tujuan: Mengetahui efek terapi ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis. Metode: Model periodontitis diciptakan dengan pemasangan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar ke dua maksila kiri. Penelitian ini menggunakan sepuluh mencit yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada hari ke tiga, ligature dilepas dan kelompok kontrol diinjeksi saline 0,9%, serta kelompok perlakuan diinjeksi rosela 10%. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke tujuh setelah injeksi rosela dan dilakukan pengamatan sampel. Hasil: Terdapat kecenderungan penurunan luas kerusakan tulang alveolar pada kelompok rosela 10%, namun hasilnya tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% dapat menekan kerusakan tulang alveolar.

ABSTRACT
Introduction: Periodontitis, which is one of the major problems in dentistry, is an inflammatory disease that affects the periodontium tissue and is characterized by alveolar bone damage that results in tooth loss. Roselle extract is reported to have anti-inflammatory and anti-bacterial effect that is expected to inhibit osteoclastogenesis and bone resorption. Therefore, a research about the effect of roselle on alveolar bone damage in periodontitis model with the application of ligature silk thread is needed. Objectives: To determine the therapy effect of 10% roselle calyx ethanol extract towards bone damage on periodontitis model. Methods: Periodontitis model is induced by the application of ligature silk thread 5.0 on the left maxillary second molar. Ten mice were used in this study, which were divided into two groups, namely the control group and the treatment group. Ligature was removed on the day three and the control group was given 0,9% saline and the treatment group was injected with  10% roselle extract. Samples were taken and observed after seven days of roselle application. Results: There is a tendency to decrease the area of alveolar bone damage in the roselle 10% group, but the result is not significant. Conclusion: 10% of roselle calyx ethanol extract can inhibit alveolar bone damage."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>