Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faishal Farras Yanfaunnas
"ABSTRACT
Dengue virus infection (DENV) is a disease that is still widely available in Indonesia. In Southeast Asia alone the number of cases can reach more than 250,000 cases per year. Until now there is no effective vaccine for this disease. Therefore, research into the development of antivirus DENV continues to be done. One of them is research on mengani potential of white sweet potato leaf extract. White sweet potatoes contain various phenolic acids which can be used as antiviral DENV. Ethanol extract of white sweet potato leaves has been obtained by LIPI. Testing for antivirus uses huh7-it cells that have been incubated with DENV-2 NGC strains which were treated variously extract concentrations of 320, 160, 80, 40, 20, 10 μg / mL. The focus assay test is used to determine the IC50 value, while the MTT assay is used to get the CC50 value. SI values ​​are obtained by comparing CC50 and IC50 values. Data analysis was performed using the normality test and non-parametric test. The results showed the value of CC50, IC50, and The selectivity index of the extract was 123.76 μg / mL, 4.42 μg / mL, and 28.9. High SI values ​​indicate that White Sweet Potato Extract has the potential to be a good candidate as a DENV antivirus. Future research needs to be done to see the pure compound from this extract which has the potential as an antiviral.

ABSTRAK
Virus dengue (DENV) merupakan salah sau penyakit yang masih banyak terdapat di Indonesia. Di asia tenggara sendiri jumlah kasus bisa mencapai lebih dari 250.000 kasus per tahun. Hingga saat ini belum terdapat vaksin yang efektif untuk penyakit ini. Oleh sebab itu maka penelitian pengembangan antivirus DENV terus dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian mengani potensi ekstrak daun ubi jalar putih. Ubi jalar putih mengandung berbagai asam fenolat yang dapat dimanfaatkan sebagai antiviral DENV. Ekstrak etanol daun ubi jalar putih telah didapat oleh LIPI. Pengujian untuk antivirus menggunakan sel huh7-it yang telah diinkubasi dengan DENV-2 Strain NGC yang diberi perlakuan berbagai konsenstrasi ekstrak yaitu 320, 160, 80, 40, 20, 10 μg/mL. Uji focus assay digunakan untuk menentukan nilai IC50, sedangkan MTT assay digunakan untuk mendapatkan nilai CC50. Nilai SI didapatkan dengan dilakukan perbandingan antara nilai CC50 dengan IC50. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normality test dan non-parametrik test. Hasil penelitian menunjukkan nilai CC50, IC50, dan
Selectivity Index dari ekstrak adalah 123.76 μg/mL, 4.42 μg/mL, dan 28.9. Niali SI yang tinggi menunjukkan bahwa Ekstrak Ubi Jalar Berwana Putih mempunyai potensi sebagai kandidat yang baik sebagai antivirus DENV. Penelitian kedepan perlu dilakukan untuk melihat senyawa murni dari ekstrak ini yang berpotensi sebagai antivirus."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sendangratri
"Ubi jalar Ipomoea batatas L. varietas ungu, orange, dan putih dapat dibedakan berdasarkan warna kulit dan daging umbinya. Penelitian aktivitas antiinflamasi oleh tanaman ini masih terbatas meskipun telah dimanfaatkan secara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50 ekstrak umbi Ipomoea batatas L. dalam menghambat aktivitas lipoksigenase. Simplisia umbi ubi jalar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70. Masing-masing ekstrak diuji penghambatannya terhadap aktivitas lipoksigenase dan dilakukan penapisan fitokimia serta penetapan kadar flavonoid total. Nilai IC50 dan kadar flavonoid total yang diperoleh dari masing-masing ekstrak dianalisis hubungannya menggunakan software SPSS versi 22.0.
Hasil uji penghambatan aktivitas lipoksigenase menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak umbi ubi jalar ungu, orange, putih berturut-turut adalah 46,09; 52,12; dan 63,69 g/mL. Pada penapisan fitokimia diketahui bahwa ketiga ekstrak mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Kadar flavonoid total dalam ekstrak ubi jalar ungu, orange, dan putih berturut-turut adalah 8,45 0,41; 7,57 0,03; dan 6,12 0,14 mgQE/g ekstrak. Kadar flavonoid total dan nilai IC50 ketiga ekstrak saling berhubungan kuat dan berbanding terbalik dengan nilai signifikansi 0,026 dan korelasi -0,999 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar flavonoid total maka semakin rendah IC50.

Sweet potatoes Ipomoea batatas L. with purple, orange, and white varieties can be differentiated by their skin and flesh tubers rsquo colors. Research on anti inflammatory activity of this plant is still limited although has been used traditionally. This study aims to determine IC50 value of sweet potato tubers extract in inhibiting lipoxygenase activity. Dried tubers of sweet potato were extracted by maceration with ethanol 70 . Each extracts were tested for lipoxygenase inhibitory activity, phytochemical screening, and total flavonoid content. IC50 and total flavonoid content obtained from each extracts were analyzed using SPSS version 22.
IC50 value of purple, orange, and white sweet potato tuber extract were 46.09, 52.12, and 63.69 g mL. Phytochemical contents of each extracts contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and glycosides. Total flavonoid content in purple, orange and white sweet potato extracts are 8.45 0.41 7.57 0.03 and 6.12 0.14 mgQE g extract. Total flavonoid contents and IC50 values of each extracts are strongly correlated and inversely proportional with significance value 0.026 and correlation value 0.999 which indicate that the higher the total flavonoid contents the lower the IC50.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yan Martha Putri
"ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) incidence in Indonesia can be classified as high, as the number of cases at the year of 2013 reached 44 cases and continues to rise. Until now there has no available specific antiviral towards dengue virus (DENV) yet. The aim of this research is to assess effect of isoamyl gallate as gallic acid derivate towards DENV-2 NGC replication in in vitro assessment. Huh-7 cells were cultured in 48 well plate and infected with DENV-2 NGC and combined with various concentration of isoamyl gallate. The CC50 was measured by MTT assay and IC50 was measured by focus assay. The significance of the data taken from each concentration was compared using Kruskall-Wallis and Mann-Whitney test. The result of the experiment showed the value of CC50, IC50, and SI were >80μg/mL, 6.2μg/mL, and 72.8 respectively. Kruskall-Wallis test showed that there was significant difference between each treatment using different concentration. However, for Mann-Whitney test, insignificant difference towards the control was shown in the concentration of 2.5μg/mL. IC50 value support the statement that isoamyl gallate will cause inhibition of DENV-2 NGC replication. With high value of SI, it can be concluded that isoamyl gallate could become an anti-DENV.

ABSTRAK
Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia tergolong tinggi, ditunjukkan dengan tingginya jumlah kasus pada tahun 2013 mencapai 44 kasus dan terus meningkat. Masalah yang dihadapi terkait terus berlanjutnya kejadian DBD adalah belum ditemukannya antivirus spesifik terhadap DENV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh isoamil galat sebagai turunan asam gallat terhadap replikasi DENV-2 NGC secara in vitro. Sel Huh-7 dikultur dalam 48 well plate dan ditambahkan campuran DENV-2 NGC dan ekstrak isoamil galat. Nilai CC50 diukur dengan MTT assay sedangkan nilai IC50 diukur dengan uji fokus. Perbedaan yang signifikan antar data yang diambil dari masing-masing konsentrasi dibandingkan dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai CC50, IC50, dan SI adalah >80μg/mL, 6.2μg/mL, and 72.8 secara berurutan. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p value<0.05) antara masing-masing perlakuan dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda. Namun, untuk uji Mann-Whitney, perbedaan yang tidak signifikan terhadap kontrol ditunjukkan pada konsentrasi 2,5μg/mL. Nilai IC50 yang rendah dan CC50 yang tinggi memnunjukkan bahwa Isoamil galat akan menyebabkan penghambatan replikasi DENV-2 NGC dan tidak toksik pada sel. Nilai SI didapati secara signifikan tinggi (SI>10) sehingga ada kemungkinan bahwa Isoamil galat bisa menjadi anti-DENV"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widianto
"Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari mekanisme ekstrak kunyit putih Curcuma Zedoaria dan ekstrak ubi jalar ungu Ipomoea Batatas sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan untuk API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl. Karakterisasi kedua inhibitor dilakukan dengan pengujian FTIR dan menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa flavonoid. Pengujian polarisasi potensiodinamik dan EIS dengan variasi penambahan inhibitor serta campuran antara kedua inhibitor dilakukan untuk mempelajari sifat inhibisi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing ndash; masing kedua inhibitor dapat digunakan sebagai inhibitor ramah lingkungan untuk logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl sedangkan campuran antara kedua inhibitor tersebut tidak dapat melindungi logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl.
Dari pengujian polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak kunyit putih maka laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi semakin naik dengan nilai tertinggi adalah 70,5 , sedangkan dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak ubi jalar ungu laju korosi semakin turun dengan nilai efisiensi inhibisi maksimal sebesar 15,09.
Namun hasil pengujian polarisasi potensiodinamik untuk inhibitor ekstrak kunyit putih 400 ppm yang ditambah dengan ekstrak ubi jalr ungu menunjukkan nilai laju korosi yang semakin meningkat. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik dan kimia serta sesuai dengan model dari Langmuir.

This study was conducted to study the mechanism of white turmeric extract Curcuma Zedoaria and purple sweet potato extract Ipomoea Batatas as a green corrosion inhibitor for API 5L in a 3.5 NaCl environment. The characterization of both inhibitors was done by FTIR testing and showed that the compounds present in both inhibitors were flavonoids. Potentiodynamic polarization and EIS polarization with variation of inhibitor addition and mixture of both inhibitors were performed to study the inhibitory properties, from this study it can be seen that each of the two inhibitors can be used as a green corrosion inhibitor for API 5L metal in a 3.5 NaCl environment whereas the mixture between the two inhibitors can not protect the 5L API in the 3.5 NaCl environment.
From potentiodynamic polarization testing showed that with the addition of white turmeric extract inhibitor concentration, the corrosion rate will decrease and the value of inhibition efficiency increases with the highest value is 70,5 , whereas with the addition of purple sweet potato extract inhibitor concentration decreasing with efficiency value maximum inhibition of 15.09.
However, potentiodinamic polarization test results for a 400 ppm white turmeric extract inhibitor added with purple java extract showed an increasing rate of corrosion rate. The results of the EIS test show that these two inhibitors can protect the metal by forming a film coating that coats the metal surface. The mechanism of adsorption inhibitor shows as a physical and chemical adsorption mechanism and is in accordance with the model of Langmuir.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilisa Fitriani Ibrani
"ABSTRAK
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) diketahui mengandung antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan kuat yang dapat menghambat pembentukan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel anti-aging yang rnengandung ekstrak etanol Ubi jalar ungu dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,015%, 0,062%, dan 0,123% (b/b) memiliki aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol ubi jalar ungu diuji dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Uji stabilitas fisik dipercepat dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda yaitu suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2ºC) serta uji cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel ubi jalar ungu 0,015%, 0,062%, dan 0,123% memiliki kestabilan setelah dilakukan pengujian pada suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2ºC) dan uji cycling test. Nilai IC50 dari ketiga gel ubi jalar ungu, yaitu: 0,015% sebesar 148,5155 ppm; 0,062% sebesar 139,6256 ppm; 0,123% sebesar 132,518 ppm dan blanko positif sebesar 134,6348 ppm. Berdasarkan Nilai IC50, disimpulkan bahwa gel ubi jalar ungu 0,123% (132,518 ppm) memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan gel ubi jalar ungu 0,015%, 0,062% dan kontrol positif (kuersetin).

ABSTRACT
The Purple sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.) containing anthocyanin which have strong antioxidant activity to prevent of free radicals generated from ROS (Reactive Oxygen Species) that causes premature aging. This research is aimed to know whether the anti-aging gel formulation containing extracts of purple sweet potatoe in various concentrations of 0,015%, 0,062%, and 0,123% (w/w) have antioxidant activity and physical stability. The antioxidant activity of purple sweet potatoe ethanol extract were tested using DPPH radical reduction method. Accelerated physical stability test was done at three different temperatures including low temperature (4±2ºC), room temperature, and high temperature (40±2ºC) and also cycling test. IC50 value of three Purple sweet Potatoe gel of 0,015%, 0,062%, 0,123% and positive control are 148,5155 ppm, 139,6256 ppm, 132,518 ppm and 134,6348 ppm respectively. Based on IC50 values, it was concluded that purple sweet potatoe gel of 0,123% have the highest antioxidant activity compared to sweet potatoe purple gel of 0,015%, 0,062% and the positive control (quercetin)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1551
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Teuku Muhammad Khulqi Azhmi Meudi
"Infeksi virus dengue DENV di benua asia tenggara yang memiliki iklim tropis masih terhitung tinggi karena lebih dari 70 pengidap demam dengue di dunia ditemukan di benua asia tenggara. Pada tahun 2013 terdapat 112.511 kasus demam dengue di Indonesia dengan angka kematian 871 jiwa. Hal tersebut masih merupakan masalah di Indonesia, terlebih hingga saat ini belum tersedia pengobatan khusus untuk menangani demam dengue sehingga tatalaksana yang kini dilakukan untuk menangani penderita demam dengue hanya sebatas terapi suportif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiviral dari campuran ekstrak kasar daun kenikir Cosmos caudatus Kunth. dan daun ketepeng Cassia alata terhadap DENV serotipe-2 strain New Guinea C pada sel Huh7-it1. Aktivitas antiviral dapat dinyatakan melalui indeks selektivitas. Indeks selektivitas merupakan perbandingan antara half-cytotoxic concentration CC 50 dan half-inhibitory concentration IC50. CC50 adalah ukuran tingkat toksisitas ekstrak terhadap sel Huh7-it1 yang nilainya didapatkan melalui metode MTT assay.
IC50 adalah kemampuan ekstrak untuk menghambat replikasi DENV2 yang nilainya didapatkan melalui focus assay.Campuran ekstrak kasar daun C. caudatusdan C. alatamemiliki nilai CC50 sebesar 172.67 ?g/ml, IC50 sebesar 11.84 ?g/ml, dan indeks selektivitas sebesar 14.58.Campuran ekstrak kasar daun C. caudatus dan C. alata memiliki aktivitas antiviral yang baik terhadap DENV-2.

Dengue virus DENV infection in Southeast Asia is still high because more than 70 dengue fever found in there.. In 2013 there is 112.511 cases with 871 of death and it rsquo s still become a major problem in Indonesia. Until now, there is no specific medication or treatment to treat dengue fever patient and for now the treatment is only supportive therapy.
The purpose of this research is to identify the antiviral activity of mix rude extract of Cosmos caudatus Kunth. and Cassia alata leaves against DENV serotype 2 New Guinea C strain at huh7 it1 cells. Antiviral activity of the substance can be stated as selectivity index.Selectivity index is the ratio between half cytotoxic concentration CC50 and half inhibitory concentration IC50.
CC50 is the degree of extract rsquo s toxicity against Huh7it 1 cells which its value were determined by MTT assays. IC50 is the capability of the extract to inhibit the replication of DENV2 which its value determined byusing focus assay. Mix crude extract of Cosmos caudatus and Cassia alata leaves has the CC50 value of 172.67 g ml and IC50 value of 11.84 g ml hence its selectivity index was 14.58. Mix crude extract of Cosmos caudatus and Cassia alata leaves has high level of antiviral activity against DENV2 in Huh7it 1 cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Riska Prilisa
"ABSTRAK
Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) merupakan salah satu alternative pengganti kedelai yang kandungan gizinya tidak jauh baiknya dengan kedelai. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu ubi jalar, kacang kedelai dan campuran keduanya. Pada saat ekstraksi sari dilakukan variasi rasio air yang diberikan yaitu 1:2 dan 1:3. Sari dengan kadar protein terbaik dipilih sebagai bahan baku tahu. Sari yang telah diekstraksi dikoagulasikan dengan 2 reaksi yang berbeda yaitu secara kimiawi menggunakan CaSO4 dengan variasi yaitu 0 ; 1 ; dan 2 gram dan enzimatik menggunakan enzim papain yaitu 0 ; 3 ; dan 6 gram. Berdasarkan rendemen terbesar dari tahu yang dihasilkan akan dilakukan pengujian berdasarkan parameter kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, pH dan organoleptiknya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar potein sari tahu terbaik diperoleh dengan penggunaan air dengan perbandingan 1:2 dalam proses ekstraksi sari tahu. Rendemen tahu tertinggi diperoleh dari pembuata tahu dengan koagulan CaSO4 sebanyak 2 gram dan enzim papapin sebanyak 6 gram dimana semakin banyak CaSO4 yang diberikan maka semakin banyak ikatan antara Ca+ dengan asam amino pada sari tahu. Begitu juga dengan enzim papain, semakin banyak enzim yang diberikan maka semakin banyak enzim menghidrolisis rantai peptide pada sari tahu sehingga terbentuk flok-flok yang saling bergabung dan membentuk endapan tahu. Tahu terbanyak yang dihasilkan berasal dari tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain; dan tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan enzim papain dengan rendemen sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . Tahu terbaik dari segi kadar protein adalah tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain, sedangkan segi organoleptic adalah tahu dengan koagulan CaSO4 baik dari kedelai 100% maupun kedelai 75% dan ubi 25%Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) merupakan salah satu alternative pengganti kedelai yang kandungan gizinya tidak jauh baiknya dengan kedelai. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu ubi jalar, kacang kedelai dan campuran keduanya. Pada saat ekstraksi sari dilakukan variasi rasio air yang diberikan yaitu 1:2 dan 1:3. Sari dengan kadar protein terbaik dipilih sebagai bahan baku tahu. Sari yang telah diekstraksi dikoagulasikan dengan 2 reaksi yang berbeda yaitu secara kimiawi menggunakan CaSO4 dengan variasi yaitu 0 ; 1 ; dan 2 gram dan enzimatik menggunakan enzim papain yaitu 0 ; 3 ; dan 6 gram. Berdasarkan rendemen terbesar dari tahu yang dihasilkan akan dilakukan pengujian berdasarkan parameter kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, pH dan organoleptiknya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar potein sari tahu terbaik diperoleh dengan penggunaan air dengan perbandingan 1:2 dalam proses ekstraksi sari tahu. Rendemen tahu tertinggi diperoleh dari pembuata tahu dengan koagulan CaSO4 sebanyak 2 gram dan enzim papapin sebanyak 6 gram dimana semakin banyak CaSO4 yang diberikan maka semakin banyak ikatan antara Ca+ dengan asam amino pada sari tahu. Begitu juga dengan enzim papain, semakin banyak enzim yang diberikan maka semakin banyak enzim menghidrolisis rantai peptide pada sari tahu sehingga terbentuk flok-flok yang saling bergabung dan membentuk endapan tahu. Tahu terbanyak yang dihasilkan berasal dari tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain; dan tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan enzim papain dengan rendemen sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . Tahu terbaik dari segi kadar protein adalah tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain, sedangkan segi organoleptic adalah tahu dengan koagulan CaSO4 baik dari kedelai 100% maupun kedelai 75% dan ubi 25%

ABSTRACT
Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) is one alternative to substitute soybean that has nutritional content as good as soybean. In this research will be done variation of raw material in making tofu. They are ubi jalar, soybean and a mixture of both. In the process of extraction sari are varied ratio of water supplied are 1:2 and 1:3. The best of protein sari will be selected as raw material of tofu. Coagulated of sari with 2 different reactions are chemically using variation CaSO4 are 0 ; 1 ; dan 2 gram and enzymatically using the papain enzyme are 0 ; 3 ; and 6 gram. Based on the most of tofu yield will be tested based on the parameters of protein, fat, ash, moisture, carbohydrat, pH and organoleptic. The result of experiment shown that the highest of protein were water supplied in variation 1:2. The highest of tofu rendemen were making tofu with 2 gram CaSO4 and 6 gram papain enzyme that shown more giving CaSO4 so more bond of between Ca+ with amino acid in tofu sari. Same for papain enzyme, more giving it so more enyme hydrolysis peptide sequence in tofu sari to shaping flocks that combine and precipitate. The biggest of tofu were from soybean 100% with CaSO4 as coagulant; soybean 75% and ubi 25% with CaSO4; soybean 100% with papain enzyme as coagulant; and oybean 75% and ubi 25% with papain enzyme that rendeme of each tofu were sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . The best on tofu based of protein were tofu from soybean 100% with CaSO4 as coagulant, while based on organoleptic were tofu from soybean 100% and soybean 75% ubi 255 with CaSO4 as coagulant."
2015
S59764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitriana
"Berbagai metode telah dikembangkan dalam mendeteksi kesegaran susu, metode kolorimetri berupa label indikator merupakan pengembangan metode terbaru yang sederhana. Label indikator ini didesain untuk merespon zat kimia uap asam yang dihasilkan oleh susu sebagai hasil dari pembusukan atau kerusakan akibat mikroorganisme yang dapat dilihat dari perubahan warna labelnya. Label terbuat dari ekstrak ubi ungu dan kertas saring whatman nomor 1. Pendeteksian kesegaran susu ini dilakukan dengan pengujian uap asam asetat dan pengujian langsung pada susu. Pada pengujian label dengan uap asam asetat dilihat pengaruh pH ekstrak pH 2, 7, dan 11 , konsentrasi 0 ?L/L, 100 ?L/L, 10.000 ?L/L, 100.000 ?L/L, dan 200.000 ?L/L , waktu deteksi 30 dan 90 menit , dan temperatur 4?C, 23?C, dan 40?C . Sedangkan uji label pada susu hanya dipengaruhi oleh pengaruh pH ekstrak dan suhu.
Hasil spektrum UV-Vis ekstrak ubi ungu pada pH 2-11 memperlihatkan perubahan warna dari merah muda ke hijau yakni dari puncak panjang gelombang 530 nm hingga 603 nm. Pada uji susu selama 48 jam, hasil menunjukkan bahwa label indikator pH=11 merupakan label yang paling baik dalam mendeteksi kesegaran susu dikarenakan perubahan warna yang dihasilkan signifikan yakni dari hijau menjadi krem kekuningan.
Maka kesimpulannya adalah semakin tinggi temperatur penyimpanan, maka semakin cepat susu menjadi basi ditandai dengan semakin asam susu tersebut pH semakin rendah , dan perubahan warna label yang semakin terang intensitas RGB total semakin tinggi . Hasil tersebut dapat diperkuat dengan pengukuran nilai pH susu setelah 48 jam diuji yakni pada suhu 4?C pH susu bernilai 6,60, pada suhu 23?C pH susu bernilai 6,00, dan pada suhu 40?C pH susu bernilai 5,28.

Various methods have been developed in detecting freshness of milk, the colorimetric method in the form of indicator label is the development of the newest simple method. This indicator label is designed to respond the chemicals acid gas produced by milk as a result of decay or damage caused by microorganisms growth that can be seen from the color change of the label. The label is made from purple sweet potato extract and whatman filter paper number 1. Detection freshness of milk is done by testing acetic acid gas and direct test on milk. In the label test with acetic acid gas, the effect of pH of extract pH 2, 7, and 11 , concentrations 0 L L, 100 L L, 10,000 L L, 100,000 L L and 200,000 L L , detection period 30 and 90 minutes , and temperature 4 C, 23 C, and 40 C are observed. While the label test on milk is only observed by the influence of pH of extract and temperature.
The UV Vis spectra of purple sweet potato extract in the pH range of 2 11 were studied and the color clearly change from pink to green that has wavelength peak from 530 nm to 603 nm. In the milk test for 48 hours, the results show that the indicator label pH 11 is the best label in detecting freshness of milk due to the significant color change from green to creamy yellowish.
Finally, the conclusion is that the higher the storage temperature, the faster the milk becomes spoilage, which is marked by the increasingly acidity level of milk the lower the pH and the lighter color changes of label the higher the total RGB intensity . That statement can be strengthened by measuring the pH value of milk after 48 hours tested at a temperature 4 C the pH of milk is 6.60, at temperature 23 C the pH of milk is 6.00, and at temperature 40 C the pH of milk is 5.28
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>