Ditemukan 35088 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Fathur Risyad
"Di dalam dunia industri sangat dibutuhkan adanya listrik karena proses industri tidak akan lepas dari mesin listrik yang cukup besar. Maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara untuk mengurangi rugi adalah dengan rekonfigurasi jaringan. Rekonfigurasi merupakan perubahan pada sistem jaringan untuk mengurangi rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara melakukan rekonfigurasi adalah dengan mengurangi transformator. Terdapat 2 konfigurasi, pertama konfigurasi existing yang berlaku sekarang dan konfigurasi baru yang merupakan rencana dari rekonfigurasi. Konfigurasi awal dengan menggunakan 21 transformator, sedangkan konfigurasi baru dengan 13 transformator. Dengan berkurangnya transformator, menyebabkan perbedaan rugi-rugi pada 2 konfigurasi tersebut. Konfigurasi dengan rugi sebesar 173 kW dan konfigurasi baru sebesar 161 kW, besar biaya rugi konfigurasi sebesar 69 juta dan konfigurasi baru sebesar 55 juta. Selisih rugi yang terjadi antara konfigurasi dan konfigurasi baru adalah 12 kW atau setara dengan 13 juta dalam rupiah, ini menandakan penghematan yang terjadi pada sistem sebesar 13 juta. Dengan penghematan 13 juta dan biaya investasi sebesar 1,2 Milyar, yang terjadi selama 97 bulan, ini menandakan perusahaan akan balik modal saat sudah 97 bulan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dara Azka
"Kegagalan transformator menyebabkan diskontinuitas penyaluran listrik. Padahal syarat system tenaga listrik yang baik harus memenuhi kualitas, kontinuitas dan stabilitas. Kegagalan transformator ditribusi dapat disebabkan berbagai macam gangguan internal seperti kondisi beban yang overload, beban tidak seimbang, beban harmonic,dan keadaan komponen penyusun transformator. Selain itu gangguan eksternal seperti keadaan lingkungan transformator, keadaan komponen yang terhubung dengan transformator juga ikut mempengaruhi. Untuk itu diperlukan analisis lebih lanjut terhadap akar masalah penyebab gangguan yang sering terjadi sehingga terbentuk pola penyebab gangguan. Kemudian dari pola ini dapat dilakukan tindakan preventif tepat sesuai gejala sebelum gangguan terjadi.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis menggunakan metode perbandingan antara data yang telah diolah dengan kriteria transformator sehat. Ternyata dari hasil analisa, kegagalan transformator distribusi di wilayah Jakarta Raya dan Tangerang paling banyak adalah hubung singkat pada kumparan yang disebabkan ketidakseimbangan beban yang terpasang. Apabila proteksi gagal bekerja memutus arus hubung singkat, maka akan menimbulkan kerusakan yang lebih fatal seperti kebakaran.
Transformer Failure cause discontinuities electrical distribution. Though the terms of good electricity system must meet the quality, continuity and stability. The distribution transformer failure can be caused by different kinds of internal disturbances such as load conditions overload, unbalanced load, harmonic load, and the state of the components of the transformer. In addition it can be caused by external disturbances such as conditions of transformer environmental, condition of components that is connected to the transformer. It required a further analysis to determine root causes of disturbances that often occur. So that pattern of disturbance causes is formed. Then from this pattern can be carried out right preventive action to the symptoms before failure occurred. Analysis using a comparison between the data that has been processed with healthy transformer criteria. Apparently the results of the analysis, mostly distribution transformer failure in Jakarta and Tangerang are short circuit on transformer coil due to load imbalance. If protection fails to trip fault current, it will cause more fatal damage such as fire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59565
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aghnia Nur An Nisa
"Sistem Ereke merupakan sistem kelistrikan di kawasan sisi utara pulau Buton yang masuk wilayah Kabupaten Buton Utara. Namun pola operasi pada sistem Ereke dipasok dari sistem Baubau dan dalam beberapa kondisi dioperasikan secara isolated. Dari pola operasi tersebut, terjadi beberapa kondisi yaitu kualitas tegangan yang buruk akibat letak geografis Ereke dan Baubau terlampau jauh ±199,1 kms, kemudian apabila terjadi padam meluas/padam total (Blackout) proses penormalan pada sistem Ereke membutuhkan waktu yang cukup lama karena kondisi Ereke yang berada di ujung jaringan dan tercatat pada tahun 2021, sistem Ereke mengalami padam total sebanyak 63 kali. Dari hasil analisis diperoleh bahwa apabila menggunakan pola operasi dipasok dari sistem Baubau, maka biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 1.159.452.493,9/bulan dengan tegangan pangkal 15,6 kV pada pelanggan serta lamanya pemulihan pasca padam meluas/padam total dan apabila isolated Rp 1.622.262.413,2/bulan dengan tegangan pangkal 19,7 kV namun biaya lebih mahal namun dapat mengurangi lama waktu pemulihan pasca gangguan karena jaringan lebih pendek dan rugi jaringan berkurang. Selain itu, nilai SAIDI pada bulan Mei 2021 yaitu 5,03 jam/pelanggan/tahun dan SAIFI 5,97 kali/pelanggan/tahun. Dengan demikian, pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Ereke adalah dengan membangun sistem Ereke interkoneksi dengan sistem Baubau dengan disertai dengan pembangunan sejumlah penyulang untuk menaikkan kualitas tegangan dan kehandalan sistem Ereke dan menggunakan simulasi pada software DigSilent. Semua analisa mempertimbangkan RUPTL terbaru tahun 2021-2030.
The Ereke system was an electrical system used on the northern Buton island, a part of the North Buton Regency. The operating methods on the Ereke system were the operation method which was supplied from Baubau system and, in some conditions, isolated operation. There were several conditions caused by those operating methods, which were the poor voltage quality due to the geographical distance from Ereke to Baubau that were too far (±199,1 kms) and the long duration of the normalization process if there was a widespread blackout since Ereke was located at end of the network. In addition, the Ereke system experienced a total of 63 outages in 2021. From the analysis result, it was obtained that the operating method which was supplied from the Baubau system will cost Rp. 1,159,452,439.9/month with 15.6 kV base voltage and a long normalization duration after blackout/total blackout. On the other hand, it was also obtained that the isolated operation method will cost Rp. 1,622,262,413.2/month with 19.7 kV base voltage which was more expensive but with a shorter normalization duration after interruptions due to shorter network and the decreased network loss. Otherwise, the SAIDI value in May 2021 is 5.03 hours/customer/year and SAIFI 5.97 times/customer/year Therefore, developing interconnection of Ereke system and Baubau system along with the constructions of feeders to increase the voltage quality and reliability also with the use of DigSilent simulation software will improve the quality of electrical generation development in Ereke. The latest RUPTL (2021-2030) was considered through every analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rao, T.S. Madhava
New Delhi: Khanna, 1974
621.314 RAO p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Faridian Wahid Mardhana
"Kebutuhan energi listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari termasuk pada sektor industri dengan kebutuhan yang terus meningkat. PT. BA merupakan perusahaan industri tambang dengan pemakaian energi listrik yang besar. Kombinasi suplai pembangkit berpengaruh terhadap tegangan pada sistem. Saat beban berlebih diperlukan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan supaya menjadi normal. Hasil simulasi menunjukkan jika saat semua generator beroperasi diperlukan lima kali tahapan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 4,96 . Saat generator 1 tidak beroperasi, dibutuhkan lima tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,75 . Saat generator 2 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,44 . Saat generator 3 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,39.
The need of electrical energy cannot be separated from daily lives including in the industry sector with the increasing of demand. PT. BA is a mining industry company with a large consumption of electrical energy. Supply combination from power plant affects the voltage of the system. When overload occurs, load shedding is required to return voltage to normal condition. Simulation result shows that when all generators operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 4.96 . When generator 1 doesn 39 t operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.75 . When generator 2 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.44 . When generator 3 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.39."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67207
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38385
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alfan Yusuf Habibie
"Saluran distribusi primer merupakan bagian dari sistem transmisi tenaga listrik mulai dari gardu induk menuju ke gardu distribusi. Konsumsi energi listrik yang meningkat mengakibatkan pembebanan dalam penyulang semakin tinggi. Susut energi yang timbul dalam saluran distribusi primer dapat dianalisis dengan variasi pembebanan menggunakan jenis pelanggan yang berbeda. Analisis sistem distribusi primer dapat dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa parameter seperti kapasitas trafo gardu distribusi, saluran penghantar, serta panjang saluran. Penyulang dikatakan mendekati ideal apabila memiliki nilai susut energi dan daya maksimum yang rendah. Susut energi berbanding terbalik dengan nilai efisiensi pada sistem. Standar deviasi juga dapat digunakan untuk menentukan nilai susut di dalam jaringan. Pada penyulang dengan satu jenis pelanggan nilai susut terendah yaitu sebesar 0.16 % pada pelanggan industri. Pada penyulang dengan dua jenis pelanggan yaitu variasi residensial dan industri dengan komposisi 30%:70% memiliki nilai susut terendah sebesar 0.16% dan untuk penyulang dengan tiga jenis pelanggan, nilai susut paling rendah yaitu 0.17% pada variasi beban merata.
Primary distribution line is part of electrical power transmission from the substation to the distribution substation. Increased electrical energy consumption results enlarge load in feeder. Energy losses built in primary distribution line can be analyzed with load variation that use different type of customers. Primary distribution system analysis can be done by identifying some parameters such as distribution transformer capacity, cable conductor, and length of line. Feeder is said close to the ideal condition if it has low energy losses and low maximum power. Electrical energy losses is inverse proportional with system efficiency. Standard deviation can also be used to determine the energy losses value in the system. In feeder with one type consumer, minimum losses is 0.16 % in industry consumer. In feeder with two type consumers that are residence and industry variation with composition 30%:70%, have minimum losses is 0.16% and for feeder with three type consumers, minimum losses is 0.17% in balance load variation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42976
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Abdul Kadir
Jakarta: UI-Press, 1998
621.319 ABD t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hutauruk, T.S.
Jakarta: Erlangga, 1985
537.6 HUT t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Watkins, Albert James, 1925-
Jakarta: Erlangga, 2004
621.3 WAT p
Buku Teks Universitas Indonesia Library