Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Muzdalifah
"Terdapat dua tujuan dalam penelitian penelitian ini, (1) ingin mengetahui pengaruh rasa berdaya psikologis terhadap keterikatan karyawan dan, (2) mengetahui apakah terdapat perubahan pemahaman materi setelah diberikan intervensi berupa program pelatihan empower dengan pendekatan appreciative inquiry. Pengumpulan data rasa berdaya psikologis menggunakan adaptasi alat ukur dari Spreitzer (1995) dan keterikatan karyawan menggunakan adaptasi alat ukur dari Hewitt (2010). Partisipan penelitian sebelum intervensi berjumlah 67 orang dan partisipan intervensi berjumlah 15 orang karyawan yang bekerja di industri pertelevisian di Jakarta.
Hasil penelitian sebelum intervensi menunjukkan bahwa rasa berdaya psikologis memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keterikatan karyawan (Adjusted R²=0,34, p<0.01). Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan rasa berdaya psikologis dapat memengaruhi peningkatan keterikatan karyawan. Berdasarkan pengolahan data setelah intervensi, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang materi pengembangan diri yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi diberikan.

The purposes of this study are, (1) determine the effect of psychological empowerment on employee engagement, (2) determine knowledge evaluation of the material post-intervention training program with appreciative inquiry approach. The data was collected using the psychological empowerment questionnaire adapted from Spreitzer (1995) and employee engagement questionnaire adapted from Hewitt (2010). The research participants pre-intervention are 67 people, and intervention participants are 15 people who worked in the television industry in Jakarta.
The results of pre-intervention research showed that psychological empowerment had a significant positive effect on employee engagement (Adjusted R²=0,34, p<0.01). This mean that an increase in psychological empowerment causes an increase in employee engagement. Based on data analysis post intervension, showed a significant increase in knowledge of self development material between before and after training program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Susilowati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi dan kesiapan karyawan untuk berubah pada PT.A. PT. A merupakan perusahaan outsourcing penyedia jasa layanan keamanan yang sedang melakukan perubahan organisasi. Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara, diketahui bahwa kesiapan untuk berubah pada karyawan PT A dalam menghadapi perubahan organisasi masih perlu ditingkatkan. Persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi diduga berpengaruh terhadap kesiapan tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, peneliti melakukan perhitungan statistik melalui uji regresi berganda.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa ketiga dimensi pada persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, yaitu fairness of treatment, supervisor support, dan organizational rewards and job condition secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesiapan karyawan untuk berubah dalam menghadapi perubahan organisasi.
Dari ketiga dimensi persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, variabel supervisor support merupakan dimensi yang memiliki sumbangan paling besar terhadap kesiapan karyawan untuk berubah. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap dukungan atasan (supervisor support) yaitu berupa pelatihan dan pendampingan feedback pada atasan.
Hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan pre-test dan post-test menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan mampu meningkatkan persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, namun belum mampu meningkatkan kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi.

This study was conducted to find out relationship between employee?s perception of organizational support and readiness for change among employees in PT A. PT.A is an outsourcing company which provide security services and on doing some organizational changes. Based on initial data that were obtained from interviews, the researcher found that readiness for change of employees in PT A due to organizational change still need improvement. Employee?s perceived of organizational support are assumed to affect readiness for change. To know whether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through multiple regression test.
The results showed that third dimentions of employee?s perceived of organizational support, such as fairness of treatment, supervisor support, dan organizational rewards and job condition jointly together affect the employees? readiness for change facing of organizational change.
Among the three dimentions of employee's perceived of organizational support, the employee's perception of supervisor support has the most influence and significant impact on the employees readiness for change facing of organizational change. Therefore, the intervention in this study was designed to increase employee perception of supervisor support that was feedback training and supervisory for supervisor.
The result of pre-test and post-test significance difference test indicated that the intervention given had been able to increase employee's perception of organizational support, but had not been able to increase employee?s readiness for change facing of organizational change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Anisah
"Prastudi di lapangan menunjukan bahwa masih terjadi inefektifitas dan inefisiensi implementasi analisis kebutuhan diklat di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto, seperti prosedur yang panjang, waktu proses yang lama, biaya besar, kurangnya keterwakilan data serta lemahnya dukungan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu secara substansi, permasalahan belum tergalinya softskills sebagai salah satu kemampuan penting pemberi layanan kesehatan (terutama perawat) membuat rekomendasi analisis kebutuhan diklat sebagai pertimbangan pengambilan keputusan perencanaan program diklat belum komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan Sistem Informasi AKD Berbasis Web dengan kajian softskills perawat rumah sakit, yang efektif dan efisien dilengkapi dengan prototype program yang dapat menghasilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan program diklat di BBPK Ciloto.
Metodologi penelitian yaitu operational research dengan metode pengembangan sistem prototype. pengumpulan data primer dengan cara wawancara pada informan serta data sekunder melalui telaah dokumen dan observasi lapangan dengan metode pengujian sistem user acceptance test. Keluaran informasi yang dapat dihasilkan adalah informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan program diklat softskills.
Dari hasil pengujian dan analisis, sistem lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem berjalan. Dalam pengembangannya perlu ada strategi untuk meningkatkan tingkat partisipasi dan perlunya dukungan dan masukan baik dari unit utama kementerian kesehatan, unit pembina teknis maupun organisasi profesi.

Preliminary research results indicate that there had been ineffectiveness and inefficiency implementation in Training Needs Analysis (TNA) at Training Health Center (BBPK) Ciloto, such as lengthy procedures, long processing time, huge cost, inadequacy of the data and less support for information and communication technology. Additionally in substance, inchoate identified soft skills as one of the important ability of health care providers (especially nurses) make recommendations for consideration TNA planning decisions in BBPK Ciloto training program has not been comprehensively.
This study aims to design a Web-Based Information System Training Needs Analysis with studies softskills hospital nurse, effective and efficient equipped with a prototype program that can produce information to support decision making in the context of planning training programs in BBPK Ciloto.
The research methodology is operational research with method development system by prototype. Data collection consist of primary data by interviewing the informant and secondary data by document analysis and field observations. Output information that can be generated from the prototype is information that can be used for softskills training program planning.
From the results of tests and analysis, the system more effective and efficient than the system before. In its development there needs to be a strategy to increase the level of participation and the need for support and input from both the main unit of the ministry of health, technical or organizational unit builder profession.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Edelia Sumedi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pelatihan mental terhadap perceived control of anxiety pada atlet pelajar olahraga atletik. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Kabupaten Bogor dengan partisipan sebanyak 16 atlet pelajar olahraga atletik non teknik. Pelatihan mental yang digunakan adalah pelatihan mental tingkat lanjut, yaitu pelatihan mental yang menggunakan gabungan berbagai pelatihan mental dasar yaitu teknik kognitif tingkah laku melalui goal setting dan self talk, relaksasi otot progresif, konsentrasi, dan imajeri. Perceived control of anxiety diukur dengan Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) yang disusun oleh Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental dapat meningkatkan perceived control of anxiety atlet. Secara spesifik, dua dimensi dalam perceived control of anxiety yaitu threat control dan stress control menunjukkan peningkatan setelah diberikan pelatihan mental. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan mental tingkat lanjut dapat meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan penyesuaian secara psikologis terhadap kejadian yang dapat menimbulkan rasa cemas dengan melakukan pengendalian terhadap ancaman yang muncul dan pengendalian terhadap stress.

This research was conducted to examine the role of mental training on perceived control of anxiety among athletic student athletes. This research was conducted at PPLPD Bogor Regency with total participants are 16 non-technique athletic student athletes. Mental training consists of several basic mental training, including goal setting and self talk, progressive muscle relaxation, concentration, and imagery, and called advanced mental training. Perceived control of anxiety was measured with Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) from Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Result showed that mental training did play a role in enhancing perceived control of anxiety among athletic student athletes. Specifically, two out of three dimensions of perceived control of anxiety: threat control and stress control showed a significant increase after mental training. This result showed that advanced mental training can enhancing individuals perceived level of control over anxiety and anxiety-related events through threat control and stress control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthmainah Mufidah
"Organisasi saat ini harus berubah dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal untuk bertahan menghadapi globalisasi saat ini. Adanya perubahan ini membutukan komitmen afektif untuk berubah yang tinggi dari karyawannya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh psychological capital dan rasa berdaya psikologis terhadap komitmen afektif untuk berubah. Responden penelitian adalah 242 karyawan dari institusi keuangan Indonesia yang merasakan adanya perubahan. Alat ukur yang digunakan adalah Commitment to Change Inventory, Psychological Empowerment Questionnaire, dan Psychological Capital Questionnaire yang telah diadaptasi. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari psychological capital terhadap komitmen afektif untuk berubah ? = 0.36, p= 0.00.

Organizations nowadays have to change and adjust themselves with the changing external environment in order to survive in the globalization era. This change requires a high affective commitment to change from its employees. The purpose of this study is to examine the influence of psychological capital and psychological empowerment on employee's affective commitment to change. Research respondents were 242 employees of Indonesian financial institutions who felt the change. The measuring instruments used were Commitment to Change Inventory, Psychological Empowerment Questionnaire, and Psychological Capital Questionnaire. The result proves that there is a positive and significant influence of psychological capital on affective commitment to change 0.36, p 0.00."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Tjuatja
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kepemimpinan perubahan berpengaruh terhadap rasa berdaya psikologis dan rasa berdaya psikologis berpengaruh terhadap kelelahan psikologis. Peneliti menguji apakah kepemimpinan perubahan dapat berpengaruh terhadap kelelahan psikologis baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui mediasi rasa berdaya psikologis. Partisipan penelitian berjumlah 90 orang yang merupakan karyawan PT. PSI. Partisipan mengisi kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) untuk mengukur tingkat kelelahan psikologis, Psychological Empowerment Scale (PES) untuk mengukur tingkat rasa berdaya psikologis, dan Characteristic Change Leader Inventory (CCLI) untuk mengukur tingkat kepemimpinan perubahan. Analisis mediasi menunjukkan bahwa rasa berdaya psikologis memediasi hubungan antara kepemimpinan perubahan dengan salah satu dimensi pada kelelahan psikologis, yaitu pencapaian pribadi (ab = 0,30, p < 0,05, 95% CI [0,09, 0,60]), dan hubungan antara pendamping dengan pencapaian pribadi (ab = 0,36, p < 0,05, 95% CI [0,17, 0,60]). Semakin tinggi kualitas kepemimpinan perubahan pada pemimpin, semakin tinggi rasa berdaya psikologis karyawan, sehingga individu merasa dirinya memiliki pencapaian yang baik.

Previous studies showed that change leadership has relationship with psychological empowerment and psychological empowerment has relationship with burnout. This study would like to test whether change leadership can affect burnout directly and indirectly through the mediation of psychological empowerment. There were 90 participants from PT. PSI in this study. Participants were asked to fill the Maslach Burnout Inventory (MBI) to assess burnout levels, Psychological Empowerment Scale (PES) to assess psychological empowerment levels, and Characteristic Change Leader Inventory (CCLI) to assess their leaders’ change leadership quality. Through mediation analysis, results showed that psychological empowerment mediated the relationship between change leadership and one aspect of burnout, which is personal achievement (ab = 0,30, p < 0,05, 95% CI [0,09, 0,60]), and the relationship between coach and personal achievement (ab = 0,36, p < 0,05, 95% CI [0,17, 0,60]). The higher the change leadership quality in the leader, the higher employees’ psychological levels are, and thus results in positive feeling of personal achievement in employee"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Andriani
"Kualitas perilaku inovatif karyawan pada kompetisi inovasi di PT ABC belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan psikologis (psychological empowerment) terhadap perilaku inovatif (innovative work behavior) pada engineer dan analyst PT ABC. Penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku inovatif dengan menggunakan kuesioner Psychological Empowerment (Spreitzer,1995) dan kuesioner Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). Responden penelitian ini berjumlah 61 orang pada level engineer dan analyst di empat direktorat PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (R2 = 0.287, p<0.01). Artinya, peningkatan pada pemberdayaan psikologis dapat memunculkan terjadinya peningkatan perilaku inovatif. Intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dilakukan melalui pelatihan Self Empowerment.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pemberdayaan psikologis dan perilaku inovatif pada engineer dan analyst di PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan pemberdayaan psikologis disarankan untuk dijadikan kegiatan rutin setiap tahunnya untuk meningkatkan perilaku inovatif karyawan.

The quality of employee's innovative work behavior in the innovation competition held by PT ABC was not optimal. This study aims to determine the effect of psychological empowerment on innovative work behavior in engineers and analyst of PT ABC. Effect of psychological empowerment on innovative behavior was measured with Psychological Empowerment questionnaire (Spreitzer, 1995) and Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). A total of 61 engineers and analysts in four directorates PT ABC participated in this study.
Regression analysis results indicated that psychological empowerment proven to significantly affect innovative work behavior (R2 = 0287, p <0:01). This signifies, an increase in psychological empowerment causes an increase in innovative work behavior. Thus, the researcher concluded that the appropriate intervention to improve the psychological empowerment was through self empowerment training.
The difference between pre-test and post-test results demonstrated a significant increase in psychological empowerment and innovative work behavior in the engineers and analyst of PT ABC. Hence, the psychological empowerment training should take place annually as a way to improve the innovative work behavior of employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wustari Larasati Mangundjaya
"Perubahan sudah menjadi salah satu keharusan bagi organisasi untuk dapat bertahan dan berkembang. Meskipun demikian masih banyak terdapat kegagalan dan rintangan dalam menerapkan perubahan organisasi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perubahan organsiasi adalah faktor manusia, antara lain karena adanya penolakan dari anggota organisasi dan kurangnya komitmen untuk perubahan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model mengenai pengaruh positif dari kepemimpinan perubahan terhadap komitmen afektif untuk perubahan melalui kepercayaan pada organisasi dan rasa berdaya psikologis. Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang asuransi/penjaminan dengan jumlah responden sebanyak 539 orang. Pengambilan data dilakukan melalui empat kuesioner, yaitu: (a) komitmen perubahan afektif, berdasarkan Herscovitch dan Meyer, (2002) (b) kepemimpinan perubahan, berdasarkan Liu (2010) (c) kepercayaan pada organisasi berdasarkan Cummings dan Bromiley (1996), dan (d) rasa berdaya psikologis berdasarkan Spreitzer (1995,2007). Untuk menganalisis data digunakan SEM sebagai alat pengujian model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan perubahan memiliki pengaruh positif terhadap komitmen afektif untuk perubahan melalui kepercayaan pada organisasi dan rasa berdaya psikologis. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kedua dimensi kepemimpinan perubahan, yaitu perilaku menjual-perubahan dan perilaku mengimplementasi-perubahan keduanya berperan sebagai indikator kepemimpinan perubahan. Untuk itu, dalam memimpin perubahan perlu adanya dua kegiatan, yaitu sosialisasi dan implementasi perubahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu tentang perubahan organisasi, serta bagi praktisi dan organisasi dalam mengelola perubahan organisasi, khususnya dalam membangun komitmen afektif untuk perubahan

In order to survive and exist, organizational change is a must. However, there are many organizational changes that were not successful, which one of the reasons is due to the lack of organizational change commitment from employees. The objective of this research is to test the model about the positive impact of change leadership on affective commitment to change through psychological empowerment and organizational trust. This research was conducted at 2 (two) financial state-owned company with 539 respondents. Data was collected using 4 questionnaires, namely: 1) Affective Commitment to Change based on Herscovith and Meyer (2002); 2) Change Leadership, based on Liu (2010); 3) Organizational Trust based on Cummings and Bromiley (1996). A statistical technique namely Statistical Equation Method (SEM) was used to analyse the data. Results showed that change leadership had positive impact on affective commitment to change, through psychological empowerment and organizational trust. Results also showed that both dimensions of change leadership, namely change-selling behavior and change-implementing behavior had the same role as change leadership indicators. As a result, in leading organizational change there are two activities should be undertaken, namely socialization and implementation the organizational change. Implications and contribution of this research can be used both for theory development as well as practical purposes for organization, on the way they manage the organizational changes, especially on the development of affective commitment to change"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ishak Shabuur
"Penetapan visi pembangunan SMART Aparatur Sipil Negara (ASN) 2024 oleh pemerintah pusat menghasilkan penyederhanaan birokrasi berupa penyederhanaan eselonisasi di seluruh lingkungan Kementerian. Grand Design yang diterapkan Instansi X dalam menyikapi kebijakan reformasi birokrasi dengan penataan jabatan yang sesuai dengan kompetensi. Pegawai yang mengalami penataan jabatan atau transisi karier adalah mereka yang berpindah dari jabatan struktural menjadi jabatan fungsional. Berdasarkan situasi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat kembali usaha pengembangan karier yang dilakukan melalui hubungan rasa berdaya psikologis terhadap keterlibatan karier melalui mediasi dari efikasi diri pada karier dan adaptabilitas karier. Penelitian ini melibatkan 262 pegawai ASN Instansi X yang telah mengalami transisi karier. Responden dikumpulkan dengan menggunakan teknik convenience sampling melalui penyebaran kuesioner secara online. Teknik pengujian mediasi pada penelitian ini menggunakan macro PROCESS model 6 Hayes (sequential mediation model). Hasil penelitian menunjukkan efek total (standardized total effect) yang diperoleh (β=0,624, p<0,05), dengan efek langsung (standardized direct effect) (β=0,291, p<0,05) dan efek tidak langsung (standardized indirect effect) (β=0, 333, p<0,05). Pengujian mediasi ini menunjukkan bahwa efikasi diri pada karier dan adaptabilitas karier memediasi secara parsial pada hubungan antara rasa berdaya psikologis dengan keterlibatan karir pada pegawai ASN Institusi X.

The establishment of the 2024 ASN (Indonesia Civil Services) SMART development vision by the central government resulted in a simplification of the bureaucracy in the form of de-echelonization throughout the Ministry. The Grand Design applied by Institution X in responding to bureaucratic reform policies by structuring positions according to competence. Employees who have experienced a structured position or career transition are those who have moved from structural positions to functional positions. Based on this situation, this study aims to review career development efforts carried out through the relationship of psychological empowerment to career engagement through the mediation of career self-efficacy and career adaptability. This study involved 262 Indonesia Civil Services at Institution X who had experienced career transitions. Respondents were collected using convenience sampling technique by distributing online questionnaires. The mediation testing technique in this study uses the Hayes macro PROCESS model (sequential mediation model). The results showed the standardized total effect obtained (β=0,624, p<0,01), with a standardized direct effect (β=0,291, p<0,01) and standardized indirect effect (β=0, 333, p<0,01). This mediation test shows that career self-efficacy and career adaptability partially mediate the relationship between psychological empowerment and career engagement in Civil Services at Institution X employees"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Ariani Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi di PT X. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan pemberdayaan psikologis yang rendah dan dianggap menjadi salah satu faktor yang menghambat munculnya perilaku kerja inovatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner pemberdayaan psikologis (Spreitzer, 1995) dan kuesioner perilaku kerja inovatif (Janssen, 2000) yang telah diadaptasi oleh Etikariena & Muluk (2014). Partisipan penelitian berjumlah 144 orang karyawan level staf di divisi Produksi PT X.
Hasil analisis korelasional menunjukkan koefisien korelasi r= .536 (p<0.05) yang berarti pemberdayaan psikologis memiliki hubungan positif yang signifikan dengan perilaku kerja inovatif. Peneliti merancang program pelatihan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis. Dengan meningkatnya pemberdayaan psikologis, maka diharapkan dapat meningkatkan perilaku kerja inovatif.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan pemberdayaan psikologis, persepsi pemberdayaan psikologis, dan persepsi perilaku kerja inovatif. Dengan demikian, program pelatihan disarankan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi PT X.

This study aimed to determine the relationship between psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division's employees at PT X. Based on identification of organizational problems, employees indicate lower level of psychological empowerment and it is considered to be the one of the factors that inhibit innovative work behavior. Data collection instrument used was a questionnaire of psychological empowerment (Spreitzer, 1995) and innovative work behavior (Janssen, 2000) which has been adapted by Etikariena & Muluk (2014). There were 144 staff level employees that had participated in the Production division of PT X.
orrelational analysis result showed the correlation coefficient of r = .536 (p<0.05) which means that psychological empowerment has a significant positive relationship with innovative work behavior. Researcher designed a training program as an intervention to improve the psychological empowerment. An improving psychological empowerment is expected to improve innovative work behavior.
The difference between pre-test and post-test result of training showed a significant increase in knowledge of psychological empowerment, perception of psychological empowerment, and perception of innovative work behavior. Hence, the training program is recommended as an intervention to improve the psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division employees of PT X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>