Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feri Suprapto
"Tesis ini membahasdampak pengeluaran pemerintah pada sektor pariwisata terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di 5 negara ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Vietnam).Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitianpendekatan pemodelan permintaan pariwisata. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa PDBper kapita danpopulasi originasi wisatawan merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. REER komparatif negara tujuan wisata dan negara originasi wisatawan ditemukan juga berdampak positif dan signifikan. Jarak yang juga signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara namun arahnyanegatif.Sedangkan pengeluaran pemerintah bidang pariwisata yang menjadi variabel interestpenelitian ditemukan tidak signifikan dalam mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

This thesis discusses the impact of government spending on the tourism sector on increasing the number of internationaltourist arrivals in 5 ASEAN countries (Singapore, Malaysia, Thailand, Indonesia and Vietnam). This research is a quantitative study with a research design approach to tourism demand modeling. From the results of statistical analysis it was found that GDPper capitaand tourist origination populations weresignificant factor in influencing the number of internationaltourist arrivals. The REER comparative between destination and tourist origination countries was also found to have a positive and significantimpact on the numbers of internationaltourist arrivals. The distance is also significant impact onthe number of internationaltourists arrivals but the direction is negative. While government expenditure in tourism sectors was foundnot significant impact onthe number of internationaltourists arrivals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Medianti
"Penelitian ini menganalisis intervensi promosi luar negeri yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2005-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect method. Teridentifikasi enam negara yang mendominasi kunjungan wisman yaitu Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Republik Cina dan Republik Korea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja promosi pariwisata Indonesia ke luar negeri berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Faktor lain yang berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara adalah nilai tukar mata uang asing negara asal wisatawan terhadap rupiahdan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun sebelumnya. Faktor pendapatan yaitu PDB riil perkapita berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

This research has identified intervention policy of foreign promotion by Ministry of Tourism and Creative Economy in potential demand of inbound tourism to Indonesia from 2005 until 2012. This research used analysis of data panel regression with random effect method. There was six nations that contributed in inbound tourism to Indonesia (Singapore, Malaysia, Australia, Japan, China, and South Korea).
The result of this research is that promotional expenditure of Indonesia?s tourism has positive significant relation with inbound tourism to Indonesia. Another factors that have positive relations are real exchange rate, and inbound tourism to Indonesia one previous year. Income factor GDP per capita real has negative relation with inbound tourism to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Saputra
"Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap pembangunan ekonomi nasional dan daerah, Pemerintah menetapkan Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas. Kebijakan ini ditengarai mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji spillover effect peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Taman Nasional Komodo terhadap peningkatan kunjungan wisman ke destinasi wisata lain di provinsi NTT serta pengaruhnya terhadap peningkatan perekonomian kabupaten-kabupaten lain di provinsi NTT. Dengan menggunakan metode Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial Durbin Model (SDM) pada data 19 Kabupaten/Kota di NTT dalam kurun waktu Tahun 2012-2018, penelitian ini menemukan bahwa terdapat spill over effect yang positif dan signifikan dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo terhadap kunjungan wisman ke destinasi wisata di daerah lainnya di NTT. Efek dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara juga berasosiasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara lokal maupun terhadap daerah lain di NTT. Lebih lanjut, peningkatan sektor pariwisata tersebut dapat mendorong terjadinya konvergensi pembangunan wilayah di provinsi NTT.

To increase tourist visits and the contribution of the tourism sector to national and regional economic development, the Government has designated Komodo National Park in East Nusa Tenggara (NTT) Province as one of the super priority tourist destinations. This policy has been proven to be able to increase foreign tourist visits to Komodo National Park, which is in West Manggarai Regency, NTT. This study aims to examine the spill over effect of increasing foreign tourist visits to Komodo National Park on increasing foreign tourist visits to other tourist destinations in NTT province and increasing the economy of other districts in NTT province. By using the Spatial Autoregressive (SAR) and Spatial Durbin Model (SDM) methods on data from 19 districts/cities in NTT in the period 2012-2018, this study found that there was a positive and significant spill over effect from foreign tourist visits to Komodo National Park. on foreign tourists visiting tourist destinations to other areas in NTT. The effect of increasing foreign tourist arrivals is also positively and significantly associated with economic growth both locally and in other regions in NTT. Furthermore, the increase in the tourism sector can encourage the convergence of regional development in the province of NTT.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganda Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam strategi-strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Hubei dalam merevitalisasi sektor industri pariwisata Hubei akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka. Kerangka konsep inovasi ekonomi regional digunakan sebagai pedoman dalam mengeksplorasi penelitian ini. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam mencapai keberhasilan revitalisasi sektor pariwisata akibat pandemi, Pemerintah Hubei telah mendorong terbentuknya inovasi ekonomi yang menghasilkan kebijakan ekonomi lokal yang adaptif. Maka dari itu, upaya revitalisasi yang dilakukan, Pemerintah Hubei menerapkan strategi kebijakan keuangan dan fiskal; strategi peningkatan infrastruktur; dan strategi promosi pariwisata untuk memperbaiki kondisi pasar pariwisata Hubei.

This study aims to explain in depth the strategies carried out by the Hubei Government in revitalizing the Hubei tourism industry sector due to the COVID-19 pandemic in 2020-2022. This study uses qualitative methods with data collection through literature study. The regional economic innovation concept framework is used as a guide in exploring this research. The findings of this study show that in achieving the success of revitalizing the tourism sector due to the pandemic, the Hubei Government has encouraged the formation of economic innovations that produce adaptive local economic policies. Therefore, in the revitalization efforts carried out, the Hubei Government implemented a financial and fiscal policy strategy; infrastructure improvement strategy; and tourism promotion strategies to repair Hubei's tourism market conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Secilea
"Pariwisata sudah menjadi bagian dari budaya postmodern terkait gaya hidup dan kelas sosial. Pariwisata mendorong pergerakan ekonomi dengan pemenuhan gaya hidup masyarakat konsumtif. Pariwisata di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari upaya promosi dan peningkatan pembentukan citra positif. Pariwisata tidak lagi menjadi pengalaman yang otentik melainkan sebuah konstruksi situasi yang diharapkan oleh penciptanya dirasakan sebagai pengalaman menarik bagi wisatawan.
Salah satu peningkatan upaya promosi pariwisata melalui pembuatan strategi pencitraan. Mengadopsi konsep simulasi sebagai salah satu bentuk perwujudan Pariwisata Indonesia yang oleh creator pencitraan ingin ditanamkan kedalam benak calon wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pencitraan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan kerangka berpikir Jean Baudrillard mengenai pencitraan. Proses pencitraan disandingkan dengan kenyataan dilapangan sehingga dapat memaparkan jurang antara pencitraan dengan kenyataan di lapangan.
Melalui metode penelitian kualitatif yang mengambil lokasi di Jakarta, data-data dikumpulkan melalui teknik depth interview, observation dan didukung analisa semiotika pada iklan pariwisata. Dengan teori postmodern dari Jean Baudrillard mengenai pencitraan dan simulasi mewarnai penelitian yang dilakukan pada kesempatan kali ini.

Tourism has become part of the postmodern culture related with lifestyle and social class. Tourism encourage economic movement with fulfillment of consumer society life style. Indonesia tourism can not be separated from promotion efforts to increase positive image. Tourism then no longer be an authentic experience but a result of new reality construction that is expected by the creator can be perceived as an interesting experience for tourists.
One way among a lot more ways to increase tourism promotion is through the branding strategies. Simulation concept then adopted as a form of manifestation of Indonesia Tourism. This study aims to determine how is tourism branding strategy concept created by the Ministry of Tourism and Creative Economy Republic of Indonesia. Jean Baudrillard framework of thinking are used with regards on how the image is form that could be implement. The image then parallel with the reality so it can describe the gap between image and reality.
Through qualitative research methods which took place in Jakarta, the data collected through depth interview techniques, observation and supported with semiotics analysis of Indonesia tourism advertising. Jean Baudrillard's postmodern theory and the simulation then could enhance the research of branding strategy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Putri
"Dengan semakin ditinggalkannya perekonomian berbasis sektor ekstraktif, kini pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi alternatif mengingat Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat besar. Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah pun gencar melakukan usaha pengembangan sektor pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara lebih dalam dan mendetil bagaimana peranan sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia menggunakan analisis Model Input-Output dengan data I-O nasional tahun 1995, 2000, 2005, dan 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia karena memiliki angka keterkaitan dan pengganda yang relatif tinggi. Dengan kata lain, permintaan atas barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor ini, terutama restoran, hotel dan angkutan darat akan menggerakkan perekonomian secara keseluruhan.

With the abandonment of the extractive sector-based economy, tourism has now become one of the sectors that have a great opportunity to be a new source of economic growth since Indonesia has many tourism potentials. Government at central and regional levels are now start intensively developing the tourism sector. Therefore, this study aimed to analyze more deeply how does the tourism sector affect Indonesia‟s economy using Input-Output model.
The research concludes that in general, tourism sector has an important role in the Indonesian economy because it has a relatively high linkages and multiplier. In other words, the demand for goods and services produced by this sector, especially restaurants, hotels and land transportation will drive the overall economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Veronica Edijono
"[ABSTRAK
Uni Eropa menggalakkan slogan "Eropa, Tujuan Wisata No 1 di Dunia" sejak 2010,
diawali dengan pembaharuan kebijakan pariwisata Uni Eropa yang berlandaskan
hukum Traktat Lisabon 2009. Namun, program pariwisata berkelanjutan dilakukan
mulai 2006. Pariwisata, yang merupakan kegiatan lintas sektor, menjadi komoditas
industri Uni Eropa. Mereka memiliki kompetensi untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan pariwisata di Negara Anggota. Belgia, Belanda, dan Luksemburg adalah
Negara Anggota Uni Eropa yang unik, mereka tergabung pula dalam organisasi
regional Uni Benelux. Sektor pariwisata di tiga negara Benelux menarik perhatian.
Sejak 2006 Belanda selalu unggul dalam jumlah kedatangan wisatawan
internasional, disusul Belgia kemudian Luksemburg. Pelaksanaan dan kebijakan
pariwisata di setiap negara berperan penting dalam memajukan pariwisata mereka.

ABSTRACT
European Union promotes the slogan "Europe, the world's No. 1 tourist destination"
since 2010, initiated from the renewal of the European Union tourism policy based
on the Lisbon Treaty, 2009. However, sustainable tourism program has been
conducted by the European Union since 2006. Tourism as a cross-sector activity
has become the European Union's industrial commodity. European Union has a
competence to support the implementation of tourism activities in Member States.
Belgium, The Netherlands, and Luxembourg are unique Member States, they are
also incorporated in the Benelux Union, a regional organization. Tourism sector of
the three countries gains attention. Since 2006 The Netherlands has been always on
first place regarding to the number of international tourist arrivals, followed by
Belgium and Luxembourg. The implementation of tourism policy of each country
and the policy itself plays an important role in creating the advancement of tourism, European Union promotes the slogan "Europe, the world's No. 1 tourist destination"
since 2010, initiated from the renewal of the European Union tourism policy based
on the Lisbon Treaty, 2009. However, sustainable tourism program has been
conducted by the European Union since 2006. Tourism as a cross-sector activity
has become the European Union's industrial commodity. European Union has a
competence to support the implementation of tourism activities in Member States.
Belgium, The Netherlands, and Luxembourg are unique Member States, they are
also incorporated in the Benelux Union, a regional organization. Tourism sector of
the three countries gains attention. Since 2006 The Netherlands has been always on
first place regarding to the number of international tourist arrivals, followed by
Belgium and Luxembourg. The implementation of tourism policy of each country
and the policy itself plays an important role in creating the advancement of tourism]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdansyah
"Pariwisata merupakan primadona devise negara maju maupun negara berkembang. Pariwisata dunia saat ini tengah terganggu dengan persoalan besar, terorisme, kejahatan maupun pandemi seperti flu burung dan Flu Babi H INI. Akibatnya jumlah wisman menurun tajam disuatu negara yang mendapat teror bom atau pandemi penyakit. Jumlah pemasukan devise turut merosot tajam. Badan kesehatan dunia kemudian mendorong negara-negara anggota perkumpulannya untuk memperhatikan masalah pariwisata dengan kesehatan. Tujuannya agar pariwisata dunia tetap dapat berlangsung dan wisatawan mancanegara (wisman) tidak muncul rasa takut untuk berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata tertentu.
Banyaknya ancaman terhadap dunia pariwisata bukan sebagai faktor pengganggu bagi wisman untuk berkunjung ke suatu negara. Negara berkembang seperti Indonesia selalu dipersepsikan beresiko terhadap ancaman terorisme, korban kejahatan dan terkena penyakit. Dave! warning terkadang dipublikasikan agar tidak berkunjung ke Indonesia, Namun kerapkali tidak efektif Travel warning dan pemberitaan media tentang buruknya kondisi lingkungan kesehatan suatu negara tidak mempengaruhi keinginan berkunjung kembali ke suatu negara. Penelitian ini ingin mengetahui persepsi takut jatuh sakit dan keinginan berkunjung kembali ke Indonesia.
Tujuan penelitian ingin membuktikan bahwa persepsi takut jatuh sakit selama berada di Indonesia memiliki hubungan dengan keinginan berkunjung kembali wisman. Analisis yang digunakan dalam pene!itian ini adalah regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Sampel penelitian sebesar 125 wisman yang berada di Jakarta pada minggu pertama dan kedua November 2009.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi takut jatuh sakit dan kesehatan Iingkungan terbukti berhubungan dengan keinginan untuk berkunjung kembali. Faktor lain seperti sumber informasi kesehatan, usia, jenis kelamin, frekuensi, tujuan dan bentuk kunjungan tidak berpengaruh terhadap keinginan berkunjung kembali ke Indonesia. Model akhir penelitian ini adalah y = 0,449 + 0,379 (kesehatan lingkungan) + 0,439 (persepsi takutjatuh sakit).

Tourism is thc primer revenue tor both developed and developing countries. Today tourism is facing the big problems. Terrorism, crime and pandemic such as Avian Influenza. Swine flu are the obstacles for the development of tourism. Tourists cancel their holiday destinations. The impact of the problems is the revenue ofthe country drop extremely.
Many threats are faced by the tourists today, but they still take the vacations. The study focuses on it. The developing country such as indonesia is perceived as the risky destination. Travel wamings were published to prevent their citizens not to come to the risky countries. The publicity of the travel waming is sometimes not effective. Tourists still insist coming to Indonesia.
The purpose of the research is to prove whether the perception of fear being sick may influence the willingness to revisit Indonesia. Linear regression is done to prove the relation among the variables. Samples of the research are the intemational tourists which were staying on the first and second weeks of month November 2009.
The result is the perception of fear being sick, food and sanitation influence the willingness to revisit Indonesia. Other factors, the sources of health infomation on Indonesia, age, sex, frequency, purpose visit, and model of visit, did not influence the dependent variable. The last model of research is y = 0,449 + 0,379 (food and sanitation) + 0,439 (perception of fear being sick).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T33789
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Faisal
"Salah satu ciri khas terorisme di Indonesia adalah tidak adanya pelaku yang mengklaim bahwa kegiatan tersebut itu kelompok atau perorangan yang bertanggung jawab, sehingga terorisme harus kita sepakati sebagai musuh bersama yang bersifat global. Aksi terorisme dapat terjadi dimana saja tanpa mengenal batas tempat dan waktu. Aksi terorisme yang relatif besar diawal abad 21 ini terjadi menimpa menara kembar World Trade Centre (WTC) di Amerika Serikat pada tanggal 12 September 2001 dengan cara menabrakan pesawat terbang ke gedung WTC tersebut, dengan menelan korban mencapai 3000 jiwa. Aksi teroris selanjutnya menimpa Indonesia, tepatnya terjadi di Pulau Bali yang merupakan salah satu tujuan wisatawan dunia, aksi teroris ini menelan korban 202 jiwa dari 21 negara, sebanyak 418 unit gedung mengalami kerusakan dan taksiran kerugian mencapai Rp., 5.924.219.319,17,
Dari uraian diatas, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui dampak dari aksi ledakan born di Bali oleh teroris terhadap kehidupan masyarakat Bali, khususnya warga Kuta sebagai Zero Point (TKP) aksi teroris tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, dimana data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 7.915 KK, dengan menggunakan rumus `Slovin' untuk mencari jumlah sampel, didapat sebanyak 100 KK sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode penarikan sampel acak berstrata (Stratified random sampling). Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan. Selanjutnya data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak yang ditanggung oleh pemerintah daerah Bali dan masyarakatnya relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus menurun sejak terjadinya aksi bom Bali tanggal 12 September 2002 sampai dengan akhir Desember 2003. Pada tahun 2001 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali sebanyak 1.356.774 orang, tahun 2002 sebanyak 1.285.844 orang atau turun sebesar 5,23 %, tahun 2003 sebanyak 1.285.844 orang atau turun sebesar 22,77 %, baru pada tahun 2004 dengan segala daya dan upaya Pemerintah Daerah Bali dan warganya, jumlah wisatawan yang datang ke Bali meningkat menjadi 1.458.309 orang atau meningkat 46,85 % dari tahun 2003. Diharapkan pada akhir tahun 2005 pariwisata Bali dapat kembali ke kondisi yang lebih bail( lagi.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat agak terganggu, dari segi sosial muncul rasa curiga warga terhadap orang yang tidak dikenalnya. Dari segi ekonomi pendapatan pemerintah dan warga menurun sebagai akibat langsung dari aksi bom Bali dan sampai sekarang masih terasa kelambatan dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Dibidang keamanan masyarakat berharap banyak kepada aparat keamanan negara untuk menciptakan Bali yang aman guna mendukung pembangunan dunia pariwisata Bali. Masyarakat mengusulkan konsep "sistem keamanan berlapis" dalam mengelola dan menjaga keamanan Bali, dimana masyarakat Bali dilibatkan secara aktif dalam menjaga keamanan wilayah Bali.

One of the typical characteristics of terrorism in Indonesia is the absence of the actor claiming that such activity is the responsibility of a group or individual. Therefore we should covenant that the terrorism is a global common enemy and the terror act can happen anywhere without taking into account the border and time. The relative big terrorist act at the beginning of 21 st century committed against the twin tower of World Trade Center (WTC) in the United States of America on September 11, 2001. by crashing airplane to that building resulting in 3,000 casualties. The subsequent terrorist act happened in Indonesia, precisely in Bali Island being one of the resorts in the world. It causes 202 casualties from 21 states, 418 building units were damaged and the loss is estimatedly Rp 5,924,219,319.17.
Based on the above description, this research is focused on knowing the impact of the terrorists' bombing in Bali to the community life in Bali, especially the people of Kuta as the Zero Point of the terror act. The method used is descriptive method namely the data obtained is analyzed qualitatively and quantitatively. Total respondent is 7,915 family heads using "Slovin" formula to seek for total sample obtained namely 100 family heads. It uses stratified random sampling and the data is collected through questionnaire, interview and bibliography study. Furthermore the data obtained from the questionnaire s processed using descriptive quantitative analysis technique using the percentage technique presented in terms of tables.
The research finding indicates that the impact suffered by the local administration of Bali and the community is relatively big. It is indicated from total tourist visits which decreased since Bali bombing on October 12, 2002 through December 2003. The tourists visiting Bali were 1,356,774 in 2001, 1,285,844 in 2002, decreasing 5.23%, and 1,285,844 in 2003 or decreasing 2237%. Just in 2004, with all. efforts from the Local Administration of Bali and its people, the number of tourists visiting Bali increased to 1,458,309 or increasing 46.85% of that in 2003. It is expected that in 2005 the tourism condition in Bali will be better.
The socio economy of the community is rather disturbed. In socio aspect, the people are suspicious to the strange persons. In economic aspect, the incomes of the local administration and citizens decrease due to Bali bombing. Until now the economic growth of Bali is still slow. In security aspect, the community highly expects the state security apparatus to create the safe Bali to support the development of tourism. They suggest the concept of "multi security system" in managing and maintaining the security in Bali. The people there are actively involved to keep Bali territory secured
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Widyananda
"Mandataris MPR-RI sejak Sidang Umum MPR tahun 1973, Presiden Soeharto pada Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus 1989, mengemukakan babwa Indonesia akan melakukan perjuangan habis-hablsan untuk tiga sektor, yakni perpajakan. Ekspor non migas, dan pariwisata. Ketiga sektor tersebut, merupakan sektor yang paling terkait dengan masalah lingkungan. Karena itu, sektor pariwisata sangat beralasan umuk dikaji bagi upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1995, sektor pariwisata menduduki peringkat ke dua dalarn pertumbuhan pada kurun waktu tahun 1983-1993. Bila pada tahun 1983, pertumbuhannya sebesar 14,70%, maka pada tahun 1993 naik menjadi 16,80%. Demikianpula sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara pada tahun 1993 menduduki peringkat ke dua setelah industri pengolahan. Dari struktur ekonomi yang digambarkan Lersebut, secara riil sektor pariwisata sangat prospektif dalam memberikan kontribusinya bagi pembangunan nasional.
Namun, industri pariwisata juga mempunyai dampak yang kurang menguntungkan, khususnya bagi masyarakat yang belum siap menerirna kehadiran sektor ini, seperti masyarakat di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Padahal kawasan Kepulauan Seribu juga merupakan penyangga perkembangan lingkungan daratan Jakarta, balk lingkungan fisik maupun sosial-ekonomi. Pada perkembangan terakhir relah terjadi percepatan p~ncernaran di perairan tersebut, akibat limbah darl daratan Jakarta dan sekitarnya.
Di sisi lain, sejak tahun 1982 (berdasarkan SK Mentan No. 527/KPTS/UMn/1982), ditetapkan adanya Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNL-KS) seluas 110.000 Ha. Selanjutnya sejak tahun 1989, Pemda DKI Jakarta (SK Gub. No. 1814/1989) secara hukum dan konsepsional menerapkan Kepulauan Seribu sebagai kawasan pengernbangan pariwisata.
Kondisi dan kebljakan tersebut telah menyebabkan semak:in terbarasnya area lahan mata pencaharian penduduk Kepulauan Seribu. PadahaJ upaya pelestarian kawasan Kepulauan tersebut ditentukan oleh kemampuan masyarakat setempat untuk mengelola lingkungannya, di mana sangat terkait dengan kondisi perekonomian masyarakar setempat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari darnpak industri pariwisata terhadap perekonomian masyarakat, dikaitkan dengan upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kepulauan Seribu.
Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut, maka dipergunakan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat keterkaitan antara pertumbuhan industri pariwisata dan perekonomian masyarakat di Kepulauan Seribu.
2. Terdapat keterkaitan dalam tingkat yang relatif rendah antara meningkatnya industri pariwisata dengan angkatan kerja yang terserap pada sektor rersebut.
3. Terdapat dampak ekonomis dari industri pariwisata terhadap masyarakat di Kepulauan Seribu.
4. Kondisi geografis dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat merupakan penghambat unruk mempertautkan peningkatan industri pariwisata sebandiog dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kepulauan Seribu.
Untuk menganalisis dan membuktikan hipotesis di atas. maka dalam penelitian ini akan diukur dan dianalisis beberapa peubah, antara lain :
1. Tingkat pendapatan masyarakat sebelurn dan sesudah berkembangnya industri pariwisata. 2. Perkembangan sumbangan sektor pariwisata Kepulauan Seribu terhadap pendapatan daerah Jakarta Ulara.
3. Pertumbuhan industri pariwisata ( = pertumbuhan jumlah kunjungan wisata) di Kepulauan Seribu.
4. Perkembangan tenaga kerja yang terserap di sektor pariwlsta di Kepuiauan Seribu.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepala keluarga (KK), di mana berdasarkan lapangan pekerjaan utama diperoleh gambaran bahwa 73,04% bekerja sebagai nelayan, 4,96% pedagang, 6,35% KK bekerja sebagai buruh dan jasa. sedangkan 15.65% KK bekerja sebagai Pegawai Negeri/ABR! dan pekerja sektor lainnya.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus : 4 IP x 0) s - dimana:
S = jumlah sampel;
P = persentase populasi nelayan;
Q = persentase populasi bukan nelayan;
Sd = starular deviasi (ditetapkan 10%)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh sampel terhitung masingmasing 78,76 KK untuk nelayan dan 21,24 KK untuk bukan nelayan. Selanjutnya dilakukan penggenapan sehingga sampel yang diambil terdiri dari 158 KK nelayan dan 42 KK. bukan nelayan, dengan sebaran menurut proporsi kelurahan.
Penarikan sampel di!akukan secara acak. Untuk sampel nelayan, setelah dilakukan peneiitian pendahuluan ternyata dalam kelompok ini terdapat stratifikasi tersendirl, yakni antara pemilik dan pekerja, di mana pola kehidupannya berbeda. Karena itu, guna akurasi penelitian dilakukan penarikan sampel berdasarkan stratiflkasi tersebut.
Selanjutnya, digunakan asumsi, bahwa setiap nelayan pemi1ik mempunyai 1 buah armada, dan I armada berdasarkan penga!aman masyarakat setempat, dipergunakan untuk rata-rata 3 pekerja, Di samping itu didasarkan pula pada perbandingan antara jumlah armada dengan jumlah kepala keluarga.
Dari basil pene1itian didapatkan, kecuali semakin meningkatnya investasi yang berdampak positif mengundang investasi pada sektor pendukungnya. secara umum pertumbuhan industri pariwisata di kawasan Kepulauan Seribu belum membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat nelayan; bahkan telah menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat tersebut.
Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat disimpu!kan bahwa penurunan pendaparan nelayan dapat berasal dari :
1. Penurunan jumlah tangkapan rata-rata sebesar 28,48% dari sebelurn berkembangnya industri pariwisata;
2. Semakin jauhnya area penangkapan ikan yang dikemukakan o!eh 51,27% responden; 3. Semakinjauhnya area penangkapan, menyebabkan sebagian nelayan mengurangi frekuensi melaut perminggu dari rata-rata 5,76 hari/minggu menjadi 4,80 hari/ minggu;
4. Meningkatnya waktu melaut dari rata-rara 5,93 jam/hari menjadi 8,16 jam/hari, yang tentu meningkatkan biaya operasi.
Industri pariwisala sangat rendah merespon produk nelayan setempat. Dari penelitian, diperoleh gambaran bahwa pembeli basil tangkapan nelayan Kepulauan Seribu terdiri dari sebesar 46,84% tengkulak, tempat pelelangan ikan sebesar 32.91%, penduduk setempat sebesar 13,29%, industri pariwisata menyerap sebesar 5,70% dari total hasil tangkapan responden dan koperasi sebesar 3,16%.
Hasil penelitian pada responden bukan nelayan memang menyiratkan adanya darnpak positif pada perekonomian. Sebesar 85,71% responden menyatakan berdarnpak positif pada penyerapan tenaga kerja, kemudian sebesar 7,14% dari respond en menyatakan berdampak positif pada pemasaran produk setempat, dan juga sebesar 7,14% menyatak:an berdampak positif pada peningkatkan pendapatan.
Berdasarkan data 5 tahun terakhir (1990-1995), kecuali tahun 1992, adanya kecenderungan peningkatan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 11,48%. Peningkatan penyerapan tenaga kerja industri pariwisata tersebut adalah naik sebesar 11.58% pada tahun 1991; turun sebesar 28,53% pada tahun 1992; kernudian naik sebesar 27,81% pada tahun berikutnya, dan tahun 1994 kern bali naik sebesar 35,06%.
Bila dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan, sangat fluktuatif sejak diamati tahun 1988. Bila pada tahun 1989 terjadi kenaikan sebesar 33,68%; turun sebesar 0,92% pada tahun 1990; pada tahun 1991 turun sebesar 0,13%; tahun 1992 mengalami kenaikan sebesar 10,16%; pada tahun 1993 rurun sebesar 3,17%, dan tahun 1994 naik kembali sebesar 11,07%. Dengan demikian, rata-rata perturnbuhannya naik sebesar 4,25% pertabun.
Dari sisi pendapatan Pemda Jakarta Utara, secara keseluruhan mengalami kenaikan. Dari pengamatan tabun 1990-1994, pertumbuhan pendapatan pajak dan retribusi dari Kepulauan Seribu rata-rata mengalami kenaikan sebesar 51,83%, yakni pada tahun 1991 naik sebesar 9,64%; tabun 1992 naik sebesar 21,68%; tahun 1993 naik sebesar 84,15%, dan tabun 1994 mengalami kenaikan sebesar 91,86%. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>