Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Poppy Defianti
"ABSTRAK
Stasiun adalah tempat untuk menunggu kereta yang ramai digunakan oleh orang-orang sejak zaman kolonial Belanda. Pada tanggal 21 Mei 1873 Belanda membangun sebuah stasiun yang bernama stasiun Willem I di wilayah Selatan Semarang, yaitu Ambarawa. Di dalam stasiun ini terdapat beberapa fasilitas seperti ruang tunggu penumpang, loket tiket, toilet, gerbong kereta, bentuk lantai dan letak fasilitas yang terbagi menjadi dua yaitu untuk golongan Eropa dan pribumi. Hal tersebut membuktikan adanya jejak stratifikasi sosial sebagai jurang pemisah kelas sosial masyarakat pada masa itu. Penelitian ini menggunakan teori poskolonialisme milik Bhaba dan teori relasi kekuasaan milik Max Weber, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Keberadaan stasiun yang berubah menjadi museum ini merupakan bukti kekuasaan dan kemampuan Belanda membangun jalur kereta dan stasiun di jalur pegunungan yang sulit untuk dilewati oleh kereta biasa. Benda cagar budaya ini dirawat dan dilestarikan agar langgeng dan abadi.

ABSTRACT
Train station is a place for passangers to wait for the train which have been used by people since the Dutch colonial era. On May 21, 1873 the Dutch built a train station called Willem I station in south Semarang area which is Ambarawa. In this station there are several facilities such as passenger waiting rooms, ticket counters, toilets, floor tiles, the wagon from train and the location of facilities which are divided into two, namely for European and East Indies groups. This proved that there was a trace of social stratification as a gap between the social class of the community at that time. This was related to the power relations carried out by the Dutch government towards the Dutch East Indies people.This research use Bhabas postcolonialism theory and Max Webers theory of power relations, by using a qualitative approach and descriptive method.The existence of the station that turned into a museum is a testament to the power and ability of the Dutch to build railroad lines and stations on mountainous trails that were difficult for ordinary train to pass. These cultural heritage objects are preserved to stand for the time being."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agrawal, O. P.
New Delhi: National Research Laboratory for Conservation of Cultural Property, 1979
069.4 AGR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Pratama
"Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi di nusantara khususnya di Jawa pada masa pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda mengalami masa keemasan.Transportasi kereta api merupakan primadona baru alat angkutan masal yang efisien, cepat dan relatif aman di pulau Jawa. Daerah Ambarawa merupakan daerah yang sangat strategis untuk menempatkan stasiun Kereta Api, karena kedekatannya dengan benteng Willem I serta terlindung oleh pegunungan dan posisi geografisnya yang dekat dengan kota-kota penting seperti Semarang, Jogja dan Surakarta, dengan itu pemerintah Kolonial mendapat keuntungan fungsi jasa angkut dan militer. Dengan merekonstruksi kegiatan industri jasa perkeretaapian kita akan bisa milihat jejak budaya masa lalu dari suatu peradaban manusia pada masa itu.

Transportation is removing the human or goods from one place to another by using a vehicle driven by man or machine. Transport in the archipelago, especially in Java, during the reign of the Dutch East Indies colonial experience the golden age.Transportasi time a new tool is an excellent mass transit is efficient, fast and relatively safe in Java. Ambarawa area is a very strategic area for placing Railway station, because of its proximity to Fort William I and sheltered by mountains and its geographical position close to major cities such as Semarang, Yogyakarta and Surakarta, with the colonial government benefit functions and transport services military. By reconstructing the railway service industry activity we will be able milihat traces of a cultural past of human civilization at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafrina Fauzia
"ABSTRACT
Taman kota selalu muncul dalam setiap perkembangan wilayah di Jakarta pada masa kolonial Belanda. Keberadaan taman kota dapat ditemukan mulai dari wilayah Kotatua (Batavia Lama), wilayah Weltevreden, wilayah Nieuw Gondangdia dan Nieuw Menteng. Namun keberadaan taman kota ini terancam oleh pembangunan modern. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang merupakan taman kota masa kolonial Belanda yang masih bertahan hingga saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dilakukan beberapa perubahan pada taman-taman tersebut. Perubahan ini ternyata banyak mempengaruhi komponen asli dari taman kota. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui komponen asli dari taman kota yang perlu dipertahankan dan dilestariakan keberadaannya. Komponen-komponen tersebut perlu diketahui karena memiliki kaitan dengan nilai penting masing-masing taman kota. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kondisi taman kota pada masa kolonial Belanda dan yang ada saat ini, melalui foto dan peta lama. Setelah diketahui perubahan yang terjadi, maka ditentukan upaya pelestarian yang dapat diterapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, upaya yang dapat diterapkan pada taman-taman kota tersebut yaitu, menetapkan taman kota sebagai cagar budaya, serta melakukan pelindungan dan revitalisasi.

ABSTRACT
Urban park always appears in every development area in Jakarta during the Dutch colonial period. The existence of a urban park can be found starting from the Kotatua (Old Batavia), the Weltevreden, the Nieuw Gondangdia and the Nieuw Menteng. But now, the existence of this urban park is threatened by modern development. Taman Fatahillah, Lapangan Banteng, Lapangan Merdeka, Taman Suropati, and Taman Situ Lembang are the urban parks of the Dutch colonial period that still survive to this day. To meet the needs of the society, some modification has been made to the urban parks. The modification of urban parks made much affect to the original components. Therefore, research was conducted to find out the original components that needed to be maintained and preserved. These components need to be known because they are related to the importance of each urban park. The research was carried out by comparing the condition of the urban parks in the Dutch colonial period and those that exist today, through old photos and maps. After the changes that have occurred are determined, the efforts are applied by referring to the applicable laws and regulations. Based on this research, the efforts that can be applied is to establish the urban parks as a cultural heritage, also doing protection and revitalization activities."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Renata Tiurma
"Preservasi merupakan salah satu bentuk pelestarian benda-benda bersejarah yang mempunyai nilai kebudayaan yang sebagian menjadi koleksi Museum. Koleksi Museum ini sebagai benda untuk mengkomunikasikan informasi yang terkandung dalam benda tersebut. Keaslian benda tidak dapat tergantikan dengan foto ataupun dokumentasi film. Oleh karena itu, preservasi yang merupakan salah satu cara untuk merawat benda tersebut untuk mengurangi pelapukan yang memang sudah dialami oleh benda tersebut. Koleksi yang berada di Museum tidak hanya berada di ruang koleksi, tetapi juga berada di ruanga penyimpanan. Ruang penyimpanan tersebut merupakan salah satu lingkungan koleksi yang harus dijaga pelestariannya melalui standart preservasi yang juga menjadi kewajiban Museum.

Preservation is a form of preservation of historical objects that have cultural values that most them is a collection of the Museum. The museum collection as an object to communicate the information contained in the object. Authenticity of the object can not be replaced with a photo or documentary. Therefore, the preservation of which is one way to treat these objects to reduce weathering that had been experienced by the object. Museum collections are not only located in the collection, but also in the storage room views. The storage space is one of a collection of environmental preservation must be maintained through preservation standards also become a liability Museum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Lila Sri Kamala
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi dan proses yang dilakukan Museum Subak dalam mendiseminasi informasi sebagai upaya preservasi pengetahuan Budaya Subak. Museum Subak mengalami kendala kurangnya pemandu dalam proses diseminasi informasi Budaya Subak sehingga berdampak pada kunjungan setiap tahunnya yang semakin berkurang. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Subak menyebabkan mulai berubahnya alih fungsi lahan Subak menjadi lahan pariwisata.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada proses diseminasi informasi Budaya Subak di Museum Subak Bali dengan periode penelitian dari Desember 2023 – Mei 2024. Hasil menunjukkan bahwa dalam strategi diseminasi informasi terdapat pemanfaatan media yang belum sepenuhnya beralih ke digital. Selain itu, Museum Subak membentuk kegiatan yang diupayakan dapat menunjang proses diseminasi informasi dengan menggunakan Model SECI. Namun, proses tersebut belum dilakukan secara merata yang berfokus di salah satu Kabupaten di Bali. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui proses internalisasi mendominasi dalam kegiatan diseminasi informasi dengan melibatkan kegiatan belajar bersama di museum, museum keliling, dan seminar kajian koleksi. Dengan demikian, studi ini dibatasi pada Museum Subak dan bermanfaat dalam mempreservasi pengetahuan melalui diseminasi informasi, khususnya dengan meningkatkan semangat generasi muda dalam mempelajari dan memahami Budaya Subak. Penelitian ini berkontribusi pada perkembangan pengetahuan Budaya Subak di masyarakat melalui Museum Subak.

This research aims to identify the strategies and processes carried out by Museum Subak in disseminating information as an effort to preserve Subak Cultural knowledge. Museum Subak is experiencing the problem of a lack of guides in the process of disseminating Subak Cultural information, resulting in fewer visits each year. The lack of public knowledge about Subak has led to the conversion of Subak land into tourism land. This research uses a qualitative method with a case study approach in the process of disseminating information on Subak Culture at the Subak Museum Bali with a research period from December 2023 - May 2024. The results show that in the information dissemination strategy there is use of media that has not completely switched to digital. Apart from that, Museum Subak has established activities which are intended to support the information dissemination process using the SECI Model. However, this process has not been carried out evenly, focusing on one district in Bali. The conclusion of this research is that the internalization process dominates information dissemination activities involving joint learning activities in museums, mobile museums and collection study seminars. Thus, this study is limited to the Museum Subak and is useful in preserving knowledge through information dissemination, especially by increasing the enthusiasm of the younger generation in studying and understanding Subak Culture. This research contributes to the development of knowledge of Subak Culture in society through the Museum Subak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marsekal Wirabhaya
"Benteng Willem I Ambarawa merupakan bangunan militer Belanda yang dibangun pada abad 19 yang belum diteliti mengenai bentuk dan tata ruang masa lalu berdasarkan bangunan yang masih ada. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi tata ruang benteng Willem I. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis keruangan pada bangunan-bangunan benteng. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa benteng Willem I merupakan benteng garnisun dengan rancang bentuk star fort Vauban dengan bastion dari tanah sebagai pertahanan dan kamuflase. Benteng ini juga memiliki berbagai fasilitas seperti barak pasukan, rumah petinggi pasukan, rumah sakit, istal kuda, gedung pertemuan, pos penjagaan, menara air, sumur, dapur, serta penjara bawah tanah. Selain itu distribusi ruang diatur berdasarkan kepangkatan serta ras dimana prajurit berpangkat rendah terletak di area luar benteng dan prajurit berpangkat tinggi terletak di area dalam benteng.

Fort Willem I Ambarawa is a Dutch military building that was built in the 19th century that has not been studied regarding the shape and layout of the past based on extant buildings. The purpose of this study is to determine the shape and function of the Willem I fortress spatial planning. The research begins with data collection, followed by spatial analysis of fortress buildings. The results of this study indicate that the fort Willem I is a garrison fortress with the design of the Vauban star fort with bastions from the ground as defense and camouflage. This fort also has various facilities such as army barracks, high ranking officer houses, hospitals, horse stalls, meeting houses, guard posts, water towers, wells, kitchens, and underground prisons. In addition, the distribution of space is regulated based on rank and race where low-ranking soldiers are located in the outer area of the fort and high-ranking soldiers are located in the inner area of the fort."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Febrianti
"Transportasi menjadi aspek penting selama proses pendistribusian barang, informasi, dan tenaga kerja ke berbagai wilayah. Industri perkebunan turut mempengaruhi perkembangan sistem transportasi, termasuk distribusi komoditas industri perkebunan kolonial. Stasiun Banjoewangi memiliki perbedaan peran yang signifikan sebagai stasiun terminus dibandingkan stasiun lain. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui konektivitas jaringan regional dan peran Stasiun Banjoewangi dalam mobilisasi industri perkebunan pada masa kolonial Belanda menggunakan konsep pendekatan jaringan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian arkeologi yang terdiri atas pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Hasil penafsiran data memperlihatkan bahwa sebaran kawasan industri memengaruhi terbentuknya pola pemukiman dan jaringan mobilisasi antar wilayah. Jaringan tersebut membentuk pola memusat yang menempatkan Stasiun Banjoewangi sebagai titik sentral untuk wilayah sekitarnya.

Transportation is an important aspect during the process of distributing goods, information and labor to various regions. The plantation industry also influenced the development of the transportation system, including the distribution of colonial plantation industry commodities. Banjoewangi Station has a significant role difference as a terminus station compared to other stations. This research seeks to determine the connectivity of regional networks and the role of Banjoewangi Station in the mobilization of the plantation industry during the Dutch colonial period using the concept of a network approach. This research was conducted using archaeological research methods consisting of data collection, data processing, and data interpretation. The results of data interpretation show that the distribution of industrial areas influenced the formation of settlement patterns and mobilization networks between regions. The network forms a centralized pattern that places Banjoewangi Station as the central point for the surrounding area."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sri Danardana
"Tesis ini menelaah struktur teks dramatik lakon Samar Gugat (SG) karya N. Riantiamo. Telaah mencakupi tiga hal, yakni (1) analisis struktur teks dramatik, (2) analisis sumber konflik, konflik-konflik, dan tema, serta (3) analisis makna. Dari hasil analisis struktur teks dramatiknya, dapat diketahui bahwa lakon SG sedikit-banyak dikemas mengikuti logika wayang. Bukan hanya latar dan tokoh-tokohnya yang diambil dari dunia wayang, tetapi juga wujud atau bentuk teks dramatiknya Bentuk teks dramatik lakon SG dibangun tidak hanya melalui adegan-adegan dialog antartokoh, tetapi juga melalui adegan-adegan nondialog ala, janturan dan pocapan yang diucapkan dalang dalam lakon wayang. Sebagai konsekuensi logis atas pemanfaatan mitologi wayang itu, teks dramatik lakon SG tidak terkesan "cerewet" dan "bawel". Karena wayang sudah menjadi pengetahuan umum, Riantiarno tidak perlu lagi memberi penjelasan dengan panjang lebar (dalam petunjuk pemanggungan) pads latar dan tokoh yang hendak ditampilkan.
Melalui penelusuran sumber konflik dan konflik-konfliknya, dapat disimpulkan bahwa tema lakon SG adalah ketidakberdayaan kaum inferior atas kesewenang-wenangan kaum superior, Sementara itu, dari analisis makna, dapat diketahui bahwa lakon SG menyembunyikan ideologi tertentu: pelanggengan kekuasaan. Sebagai kaum inferior (abdi), Semar selalu diharapkan mampu melayani kaum superior (tuan: Srikandi-Arjuna). Sekalipun telah berusaha menggugat, nasib Semar tidak pernah berubah. Kekalahan Semar dalam peperangan menghadapi Arjuna, di satu sisi, justru mempertegas nasib buruknya itu. Di sisi lain, kekalahan Semar itu juga mempertegas superioritas Srikandi-Arjun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T37270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Wismoyo Sakti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25232
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>