Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Nengah Yustina Tutuanita
"ABSTRAK
Rendahnya akses sanitasi, jumlah desa Stop Buang Air Besar Sembarangan
dan regulasi terkait sanitasi di daerah tertinggal menjadi alasan utama penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan fisik dan non fisik yang mempengaruhi proporsi Stop Buang Air Besar Sembarangan di daerah tertinggal. Penelitian dilakukan terhadap 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan pada tahun 2018 menggunakan data tahun 2017 yang dipublikasi dalam jaringan oleh berbagai institusi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan aplikasi sistem informasi geografi dan statistik. Median dari proporsi Stop Buang Air Besar Sembarangan di daerah tertinggal adalah 1,01%. Korelasi yang kuat terdapat pada variabel Intervensi Program Sanitasi yaitu sebesar 0,743 dan Akuntabilitas & Tindak Lanjut Program Sanitasi sebesar 0,610. Sementara itu korelasi yang sedang terdapat pada variabel Kinerja Pemerintah Daerah (0,49), Regulasi Sanitasi (0,572) dan Kepadatan Penduduk (0,562). Sedangkan korelasi yang lemah terdapat pada variabel Investasi Air Minum (0,372), Pendanaan Sanitasi (0,398) dan Indeks Pembangunan Manusia (0,389). Seluruh variabel independen memiliki korelasi yang signifikan terhadap Stop Buang Air Besar Sembarangan. Hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen hampir seluruhnya memiliki arah
yang positif kecuali pada variabel kemiskinan. Berdasarkan analisis kai kuadrat
terdapat empat variabel yang bernilai signifikan yaitu variabel intervensi program sanitasi, sarana air minum (OR 6,47), pendanaan sanitasi (OR 6,039) dan regulasi sanitasi (6,47). Meskipun nilai p untuk intervensi sanitasi paling signifikan (0,000) namun besarnya OR tidak dapat ditentukan. Faktor penentu Stop Buang Air Besar Sembarangan di Daerah Tertinggal Indonesia adalah Intervensi Program Sanitasi. Hasil uji analisis multivariat diperoleh hasil bahwa variabel intervensi program sanitasi yang berhasil masuk kedalam pemodelan akhir regresi line
ABSTRACT
The low level of sanitation access, the number of open defecation free status villages and the sanitation regulations in disadvantaged region are the main
reasons for this study. This study aims to determine the physical and non physical gap that affects the proportion of open defecation free in the remote area. The study was conducted on 122 districts decreed as disadvantaged region. This crosssectional study was conducted in 2018 using 2017 data published in the network by various institutions. The collected data was analyzed using geographic information and statistical information system application. The median of the proportion of open defecation free status in the underdeveloped area was 1.01%. A strong correlation is found in the Sanitation Program Intervention variable of 0.743 and Accountability & Follow-up Sanitation Program of 0.610. Meanwhile, the correlation is on Local Government Performance variables (0.49), Sanitation Regulation (0,572) and Population Density (0,562). While the weak correlation is found in the variables of Clean Water Investment (0.372), Sanitation Financing (0.398) and Human Development Index (0.389). All independent variables have a significant correlation to open defecation free. The relationship between the independent variables to the dependent variable almost entirely has a positive direction except in the variable of poverty. Based on chi square analysis, there are four significant variables are sanitation program intervention, clean water facilities
(OR 6.47), sanitation funding (OR 6.303) and sanitation regulation (6.039). Then, although the p value for sanitation intervention is most significant but the magnitude of OR can not be determined. Determinants of ODF in Indonesia's underdeveloped areas are the Sanitation Program Intervention. Multivariate analysis test results obtained that the intervention variables of successful sanitation program into the final modeling using linear regression."
2018
T51037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Moranti
"ABSTRAK
Kontaminasi terhadap sumber air minum dan air bersih dapat diakibatkan oleh kebiasaan buang air besar sembarangan. Pencapaian program STBM pilar 1 stop buang air besar sembarangan di Kabupaten Ciamis saat ini adalah 33 desa dari target 185 desa. Kelurahan Ciamis termasuk pada kelurahan yang belum mampu mewujudkan status kelurahan yang bebas buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan perilaku buang air besar di Kelurahan Ciamis dengan variabel independen faktor predisposisi umur, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan dan sikap , faktor pemungkin akses air bersih, kepemilikan jamban dan jarak rumah ke sungai dan faktor penguat peran keluarga, tokoh agama/masyarakat dan aparat desda serta petugas kesehatandan variabel dependen adalah perilaku buang air besar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, analisa bivariat menggunakan uji chi square dan analisa multivariat menggunakan regresi logistik. Sampel berjumlah 100 dipilih secara acak. Hasil analisa univariat menunjukkan 59 responden beperilaku buang air besar sembarangan sedangkan 41 respoinden tidak berperilaku buang air besar sembarangan, analisa bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku buang air besar adalah sikap p 0,018, OR 3,02 , kepemilikan jamban p 0,045 OR 2,56 , jaran rumah ke sungai p 0,023 OR 2,81 peran keluarga p 0,043 OR 2,55 dan peran petugas kesehatan p 0,04 OR 2,553 . Analisa multivariat menunjukkan sikap merupakan fator paling dominan p 0,008 dan OR 4,06 . Diperlukan adanya upaya untuk lebih mengoptimalkan penerapan strategi STBM terutama dalam penerbitan regulasi tentang perilaku buang air besar dalam bentuk peraturan daerah, pelaksanaan pemicuan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

ABSTRACT
Contamination of drinking water and clean water sources can be caused by habitual defecation. Achievement of the pillar STBM program 1 stop defecating indiscriminately in Kabupaten Ciamis currently is 33 villages from the target of 185 villages. Kelurahan Ciamis including the village that has not been able to realize the status of urban village free of defecation. This study aims to determine the determinants of defecation behavior in Kelurahan Ciamis with independent variables of predisposing factors age, educational level, socioeconomic condition, knowledge and attitude , enabling factors access to clean water, latrine ownership and distance to the river and strengthening factor family role, religious community figure and apparatus of decree and health officer and dependent variable is defecation behavior.This research is quantitative research with cross sectional design, bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using logistic regression Sample amount is 100 randomly selected.The results of univariate analysis showed 59 respondents beperilaku defecate whereas 41 respoinden not behave defecate carelessly, bivariate analysis shows the variables associated with defecation behavior is the attitude p 0.018, OR 3.02 , the ownership of latrines p 0,045 OR 2,56 , prison n to the river p 0.023 OR 2.81 family roles p 0.043 OR 2.55 and the role of health care workers p 0.04 OR 2,553 . Multivariate analysis shows that attitude is the most dominant fator p 0.008 and OR 4.06 . Efforts are needed to further optimize the implementation of the STBM strategy, especially in the issuance of regulations on defecation behavior in the form of local regulations, the implementation of triggers and capacity building of health personnel. "
2018
T51562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Maulida
"Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK fisik dan non fisik merupakan satu dari beberapa sumber pendanaan di daerah yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan kesehatan. Pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang masuk kedalam ruang lingkup DAK non fisik, terdapat menu kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi Desa/Kelurahan prioritas. Menu ini ditujukan bagi desa/kelurahan prioritas yang bertujuan mendukung implementasi indikator Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, yakni Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan terwujudnya pilar pertama STBM (stop buang air besar sembarangan). Pelaksanaan kegiatan ini di daerah perlu dilakukan pengawasan sebagai upaya untuk memastikan kegiatan terlaksana sesuai dengan tujuannya. Sehubungan dengan belum terdapatnya sistem informasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu pemantauan kegiatan ini, maka perlu dibuat rancangan sistem informasi pelaporan kegiatan STBM pilar 1 SBS pada desa/kelurahan prioritas bersumber dana BOK Puskesmas. Sistem informasi yang dirancang menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototipe. Dalam sistem informasi ini akan diperoleh data terkait lokasi sasaran, akses sanitasi sebelum dan sesudah, rencana kegiatan, besaran rencana anggaran, realisasi kegiatan, besaran realisasi anggaran, kondisi STBM paska kegiatan, hingga kendala yang dialami saat melaksanakan kegiatan. Penggunaan sistem informasi ini dapat mendukung fungsi pengawasan dalam manajemen untuk memastikan kegiatan BOK STBM telah terlaksana sesuai dengan tujuannya. Selain itu, sistem informasi ini juga dapat mengefisiensikan pekerjaan serta sumber daya dalam hal pengawasan, penyusunan laporan, dan mendapatkan informasi untuk digunakan dalam perencanaan kegiatan BOK STBM pada tahun anggaran berikutnya.

Special Allocation Funds (DAK), both physical and non-physical allocations and serve as one of the funding sources for organizing health activities in the regions. Within the Health Operational Assistance (BOK), which is include in the scope of non-physical DAK, there is a menu of Community-Led Total Sanitation (CLTS) activities designed for priority Villages/Sub-District. This menu aims to support the implementation of the Ministry of Health's Strategic Plan indicators, specifically focusing on Villages/Sub-District Open Defecation Free (ODF) and the first pillar of CLTS, which is to stop open defecation at the designated locations. Given the absence of an information system that can serve as a monitoring tool for these activities, it becomes necessary to design an information system for reporting CLTS activities in priority villages/sub-district funded through BOK Puskesmas. The information system is designed using the System Development Life Cycle (SDLC) method with a prototype approach. Within this information system, data related to the target location, sanitation accessibility before and after activity, activity plans, budget plans, activity realization, budget utilization, post-activity CLTS conditions, and any constraints encountered during the implementation will be collected. The implementation of this information system can effectively support the oversight function in management to ensure that BOK CLTS activities are carried out in accordance with their objectives. Moreover, the utilization of this information system will streamline work and resources in terms of supervision, report preparation, and information acquisition for planning CLTS BOK activities in the upcoming year."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Dwi Afiifah
"

Perilaku penggunaan jamban sehat merupakan salah satu wujud pelaksanaan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah meta-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh studi penelitian pada berbagai database penelitian yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan jamban sehat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 studi penelitian, dimana 4 studi penelitian berbentuk skripsi, 3 studi penelitian berbentuk tesis, dan 13 studi penelitian berbentuk jurnal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen abstraksi. Analisis yang dilakukan antara lain ukuran efek, uji heterogenitas, bias publikasi, dan odds ratio gabungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku penggunaan jamban sehat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), penghasilan (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), pengetahuan penggunaan jamban (OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), kepemilikan jamban (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), ketersediaan air bersih (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), dan pembinaan oleh petugas kesehatan (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Diharapkan, petugas kesehatan dan pemerintah setempat dapat bekerja sama dalam memberikan pembinaan dan melaksanakan pemicuan untuk meningkatkan penggunaan jamban sehat oleh masyarakat.


This study is to determine the factors affecting healthy latrine use behavior. This study uses meta-analysis. The population in this study is all research in various research databases that examine the factors affecting healthy latrine use behavior. The number of samples used was 20 research studies, where 7 research studies were in the form of a thesis and 13 research studies in the form of a journal. Data collection used abstraction instruments. Analyzes included effect sizes, heterogeneity tests, publication bias, and combined odds ratio (OR). The analysis shows the relationship between healthy latrine use behavior with education level (OR = 3,24; 95% CI 2,07 – 5,05), income (OR = 5,51; 95% CI 2,74 – 11,08), latrine use knowledge(OR = 5,14; 95% CI 2,36 – 11,16), latrine ownership (OR = 18,37; 95% CI 8,30 – 40,65), supply of clean water (OR = 4,29; 95% CI 1,48 – 12,47), and guidance by health workers (OR = 3,74; 95% CI 1,94 – 7,22). Expected, health workers and the local government can work together in providing guidance and implementing triggering to increase the use of healthy latrines by the community.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadifa Zikrina
"Penyakit diare di Kota Tegal, berdasarkan profil kesehatan Kota Tegal tahun 2016 setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku higiene masyarakat yang buruk salah satunya yaitu perilaku buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku buang air besar sembarangan dengan kejadian diare di Kota Tegal. Faktor lainnya yang diduga terkait dengan kejadian diare pada rumah tangga antara lain karakteristik yang meliputi usia, tingkat Pendidikan, tingkat ekonomi, dan sanitasi lingkungan yang meliputi kepemilikan jamban, ketersediaan sumber air, jarak Penampung akhir tinja ke sumber air, serta keberadaan vektor lalat. Uji statistik yang digunakan adalah Uji chi-square dan regresi logistik. Sebanyak 5,85% rumah tangga ditemukan masih berperilaku buang air besar sembarangan, dan 36,6% rumah tangga mengalami diare. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku buang air besar sembarangan dengan kejadian diare (p value=0,044). Selain itu, pada penelitian ini ditemukan faktor yang paling dominan yang dapat menyebabkan diare adalah usia, kepemilikan jamban, dan jarak penampung akhir tinja ke sumber air.

Based on the Health Profile of Tegal City in 2016, diarrhea disease in Tegal, tends to increase every year. This is caused by the condition of environmental sanitation and poor hygiene behavior, one of which is the behaviour of open defecation. This study aims to determine the relationship between open defecation behaviour and the incidence of diarrhea in Tegal. Other factors that are thought to be related to the incidence of diarrhea in households include characteristics such as age, education level, economic level, and environmental sanitation which include latrine ownership, availability of water sources, distance of septic tank to the water sources, and the presence of fly as vector. The statistical test used was the chi-square test and logistic regression. As many as 5.85% of households were found to have open defecation, and 36.6% of households had diarrhea. The results showed that there was a significant relationship between open defecation behavior and the incidence of diarrhea (p value = 0.044). In this study, it was found that the most dominant factors that can cause diarrhea are age, ownership of a latrine, and the distance of septic tank to the water source."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wibowo
"Peningkatan Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus di era JaminanKesehatan Nasional, akan meningkatkan beban pembiayaan kesehatan.Implementasi Program Rujuk Balik yang melibatkan banyak instansi menjadisangat penting dalam memberikan efisiensi bagi pembiayaan maupun pasien.Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasikebijakan program rujuk balik pasien diabetes mellitus stabil di Rumah SakitUmum Daerah Johar Baru Tahun 2017 melalui teori Van Meter dan Van Horn.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studimelalui content analisis dan metode triangulasi dan pendekatan kuantitatif dengandisain studi kasus. Data primer didapat melalui wawancara mendalam, kuesioner,observasi, dan telaah dokumen. Untuk data sekunder dari dokumen dan literatur.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi Program RujukBalik di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru belum berjalan efektif. Peranankolaborasi antara pembuat dengan pelaksana kebijakan harus semakin baiksehingga implementasi Program Rujuk Balik akan berjalan dengan optimal.

The effect of increasing prevalence of Diabetes Mellitus in UniversalHealth Coverage era will increase the cost of finance. Implementation of RereferenceProgram involve many institution that make important for giving financeand patient rsquo s service more efficient. Objective of this reseach is to find theeffectiveness of Re reference policy of Stabil Diabetes Mellitus at Johar BaruHospital in 2017 according to Van Meter and Van Horn theory.
This reseach is using quantitative and qualitative approach with studydesign by analysis content and triangulation method. Primary data is procured fromdeepening inteview, quesioner, observation and documents. Secondary dataprocured from documents and literatures.
From result of this reseach showed that Re reference Program is lessoptimum at Johar Baru Hospital. Collaboration between the policy maker and theimplemeters of Re reference Program need to be better, so there implementation ofRe reference Program will be optimum.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iha Nursolihah
"ABSTRAK
Keguguran adalah masalah kesehatan reproduksi penyebab mortalitas dan morbiditas wanita di seluruh dunia. Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 52 juta diantaranya mengalami keguguran. Di Indonesia, keguguran menjadi penyebab kelima terbesar kematian ibu, setelah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan partus lama. Beberapa cakupan dalam indikator kesehatan ibu mendapatkan adanya perbedaan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor maternal yang mempengaruhi keguguran di Indonesia berdasarkan wilayah tempat tinggal. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain crossectional study. Sumber data dalam penelitian ini adalah data mencakup seluruh wilayah di Indonesia yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian mendapatkan bahwa usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian keguguran di wilayah perkotaan dan perdesaan, faktor lain yang berpengaruh di perkotaan adalah adanya infeksi menular seksual dan pekerjaan, sedangkan di perdesaan adalah jarak kehamilan. Risiko abortus tidak berhubungan bermakna dengan merokok, K1 ideal, kualitas ANC, Konsumsi TTD, dan kontrasepsi.

ABSTRACT
Miscarriage is a reproductive health problem that causes mortality and morbidity of women throughout the world. In the world, 208 million pregnancies occur, with 52 million having miscarriages. In Indonesia, miscarriage is the fifth largest cause of maternal death, after bleeding, hypertension, infection, and prolonged labor. Some coverage in maternal health indicators get a difference between urban and rural areas. For this reason, this study aims to know the maternal factors that affect miscarriages in Indonesia based on the area of ​​residence. This type of research is observational analytic with cross sectional study design. The source of the data in this study is that data covers all regions in Indonesia obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The results showed that age and parity influence the incidence of miscarriages in urban and rural areas, another factor that influences in urban areas is the presence of infectious infections sex and work, while in rural areas is the distance of pregnancy. The risk of abortion is not significantly related to smoking, ideal K1, ANC quality, TTD consumption, and contraception."
2019
T54420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Mutiara Putri
"ABSTRACT
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu 22 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menurut ASEAN, meski mengalami penurunan tetapi masih termasuk kedalam lima negara dengan AKB tertinggi di antara negara-negara ASEAN pada tahun 2015. Hal ini menunjukan bahwa AKB di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu untuk diperhatikan agar dapat menekan AKB yang tinggi. Menurut Prichett dan Summers, kegiatan pencegahan dan pengobatan pada pelayanan kesehatan terkait kematian bayi dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi menurut teori Mosley dan Chen yaitu daerah tempat tinggal, status ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Salah satu faktor yang berperan dalam kelangsungan hidup bayi yaitu daerah tempat tinggal ibu yang mana merupakan lingkungan terdekat suatu individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daerah tempat tinggal ibu dengan kematian bayi di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh bayi lahir hidup tunggal dalam 5 tahun (2013-2017), yang dilahirkan oleh wanita usia 15-49 tahun yang menetap di Indonesia sebanyak 14.211. Hasil dari penelitian menunjukan daerah tempat tinggal ibu berdasarkan kota desa tidak berhubungan dengan kematian bayi setelah variabel perancu dikendalikan,

ABSTRACT
The Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is 22 per 1000 live births in 2015 according to ASEAN, although it has decreased but it is still included in the five countries with the highest IMR among ASEAN countries in 2015. This shows that the IMR in Indonesia is still a problem that need to be considered in order to be able to suppress a high IMR. According to Prichett and Summers, prevention and treatment activities in health services regarding infant mortality is influenced by socio-economic factors. Socio-economic factors related to the survival of infants according to Mosley and Chens theory are the area of residence, economic status, education, and others. One of the factors that play a role in the survival of the infant is the area where the mother lives, which is the closest environment to an individual. This study aims to determine the relationship between maternal residential area and infant mortality in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesian Health Demographic Survey in 2017 with a cross sectional study design. The sample in this study was all single-born infants in 5 years (2013-2017), who were born to women aged 15-49 years who lived in Indonesia as many as 14,211. The results of the study showed that the maternal residential area based on the urban rural was not related to infant mortality after confounding variables were controlled."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidah Sumayyah
"ABSTRAK
Jika abstrak terdiri dari beberapa turnover berdampak pada buruknya efektivitas dan efisiensi rumah sakit. Pada tahun 2016 angka turnover perawat RS Kanker Dharmais meningkat menjadi 21,3. Maka dibutuhkan program retensi perawat untuk mempertahankan perawat yang ada. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2017. Variabel independen dalam penelitian ini di antaranya karakteristik individu, komponen organisasional, rancangan pekerjaan, penghargaan, peluang karir dan hubungan karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang menggunakan uji kai kuadrat chi square . Hasil penelitian ini menyatakan bahwa gambaran retensi perawat RS Kanker Dharmais tahun 2017 adalah sebesar 63. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi perawat di sana adalah status kerja, komponen organisasi, penghargaan, peluang karir dan hubungan karyawan.

ABSTRACT
Turnover affects the poor effectiveness and efficiency of the hospital. In 2016 the nurse turnover rate of the Dharmais Cancer Hospital increased to 21.3. A nurse 39 s retention program is required to maintain an existing nurse. This study discusses factors related to employee retention at Dharmais Cancer Hospital 2017. Independent variables in this study include individual characteristics, organizational components, job design, rewards, career opportunities and employee relationships. This research is a quantitative research with cross sectional design and using chi square test. The results of this study indicate that nurse retention rate at Dharmais Cancer Hospital in 2017 was 63. The factors associated with nurse retention there are work status, organizational components, rewards, career opportunities and employee relationships."
2017
S69904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayani
"Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia di Desa Cipasung Kabupaten Kuningan. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga.
Penelitian ini dianalisis dengan uji Chy Square dan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7 yang berarti bahwa lansia dengan dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan keluarga baik. Berdasarkan penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan.

Increase of elderly population will have an impact on various aspects of life. In the elderly occurs a physical changes, cognitive and pshycological. Life expectancy and quality of life is very important for elderly. There are many factors affect the quality of life of elderly. The purpose of this research to know factors that relating with the quality of life of elderly. The subject of study were 242 the elderly obtained by means of random of the population which consisted of 349 elderly in Cipasung Village Kuningan. The interviewers were conducted using WHOQOL-Bref questionnaire, family support and family function questionnaire.
The study analyzed by Chy Square test and Logistic Regresion test. A variable that has a significant relation exists with the quality of life for the elderly is education (OR=4,9, p value=0,022), work (OR=3,5, p value=0,000) and the family support (OR=5,7, p value=0,000). Factors the most dominant relating to the quality of life of elderly is family support with the OR=5,7 which means that for the elderly with poor family support had a chance 5,7 times as great as having the quality of life poorly compared to good family support. Based on this research, factors that relating with quality of life of elderly is family support, education and work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>