Ditemukan 119045 dokumen yang sesuai dengan query
Chelsea Aulia Yasazahara
"
ABSTRACTKampung kota identik dengan penataan wajah atau image pemukimannya yang terkesan berantakan dan kumuh, namun berada diwilayah perkotaan dan menghiasi wajah pinggiran kota. Kampung kota menjadi kawasan pemukiman bagi sebagian besar penduduk yang secara ekonomi berpenghasilan menengah kebawah yang bekerja di perkantoran yang berada di wilayah pusat bisnis kota. Pesatnya arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan kemampuan yang memadai, menambah padat rupa kampung kota. Urbanisasi yang terjadi secara menyebar tanpa pola telah menjadikan persebaran acak mewarnai wajah kampung kota. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi pada kawasan tersebut. Namun dampak yang jelas terlihat yaitu terjadinya keacakan kondisi spasial pada kawasan tersebut. Tanpa disadari keacakan yang terjadi ternyata tidak sepenuhnya tidak beraturan, namun terdapat pola di dalamnya yang mendefinisikan ruang kampungkota.
ABSTRACTThe urban village is identical to the arrangement of the face or the image of the settlement that seems messy and slums, but is located in the urban area and adorns the face of the suburbs. The urban village is a residential area for most of the economically middle-income people who work in offices located in the city's central business district. The rapid flow of urbanization that is not matched by adequate capabilities, adds to the dense urban village. Urbanization that occurs in a spread without patterns has made the random distribution color the face of the city village. This causes acculturation in the area. But the obvious impact is the occurrence of randomness of spatial conditions in the region. Unconsciously the randomness that occurs turns out not to be completely irregular, but there is a pattern in it that defines urban space.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Haryadi Wirawan
"
ABSTRAKKebutuhan parkir di Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat mulai menunjukkan permasalahan dengan adanya parkir ditepi jalan. Adapun hal tersebut menunjukkan bahwa kantong parkir yang ada tidak dapat menampung kebutuhan parkir sehingga terjadi kondisi over-demand. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, gedung parkir direncanakan dibangun untuk mahasiswa dan umum berdasarkan data kebutuhan.Adapun pengolahan data untuk menentukan kebutuhan gedung parkir menggunakan regresi linier berganda untuk dua variabel.
ABSTRACTParking demand in University of Indonesia Depok, West Java started to became problems when on the street parking occurs. Those problems shows that parking facilites have encounter over-demand situations. To overcome the problems, parking building will be implemented for student and public based on demand. Data need to be processed to determined the needs of parking using multiple linear regresion for two variable."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61625
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arief Prasetyo
"
ABSTRAKPerkembangan perkotaan yang pesat terjadi di negara berkembang terutama pada wilayah pinggiran kota. Dampaknya adalah terjadinya penjalaran yang merupakan fenomena perkotaan yang kompleks dan sulit diukur. Pemangku kebijakan memerlukan metode yang sederhana untuk mengontrol dan mengevaluasi penjalaran sebuah kota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menilai tingkat penjalaran perkotaan menggunakan model Shannon Entropy dengan mempertimbangkan jarak terhadap pusat kota dan jaringan jalan. Penerapan Shannon?s Entropy di Bodetabek pada 1989-2014 menunjukkan bahwa pola penjalaran linier lebih dominan terjadi di Kabupaten Bogor, Bekasi dan Kota Bogor. Semakin besarnya indeks Shannon?s Entropy mengindikasikan keenderungan penjalaran perkotaan yang semakin acak. Pola penjalaran melompat (acak) terjadi di Kabupaten Tangerang yang ditandai indeks entropy yang tinggi. Penjalaran kota di Bodetabek dipengaruhi oleh karakterik fisik dan sosial wilayah terutama aspek kemiringan tanah dan perubahan jumlah penduduk.
ABSTRACTRapid urban development occurred in developing countries, particularly in the urban fringe area. The impact was related to the occurrence of urban sprawl which is highly complex urban phenomenon and difficult to measure. Related stakeholders require a simple method to estimate and evaluate the urban sprawl patterns.This paper aims to measure and asses the level of urban sprawl based on Shannon?s Entropy considering on two aspect i.e. the distance to town center and road networks. Application of Shannon's Entropy in Bodetabek for 1989-2014 described that linear pattern of sprawling mostly happened in Bogor, Bekasi and Bogor city. With increasing of entropy index, this pattern tends to become more scattered in the future, even in Bogor regency the pattern becomes leapfrog characteristics for 2014. Tangerang Regency showed leapfrog pattern with high entropy index. Urban sprawl in Bodetabek driven by region?s physical and social characteristics mainly with slope and population growth."
2016
T44776
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Purnama Rismauli
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan belanja pangan dan sandang penduduk kampung pedalaman dan pesisir di Pulau Rote melalui wawancara dengan 160 responden yang tersebar pada tiap dusun, informasi tentang kebiasaan berbelanja dan kondisi sosial ekonomi nya diolah serta dianalisis dengan menggunakan metode analisis keruangan dan statistik. Hasil analisis menunjukkan pola keruangan belanja kebutuhan pokok (pangan) dan kebutuhan bukan pokok (sandang) yang dilakukan oleh penduduk kampung pedalaman dan pesisir tidak selalu sama. Pola keruangan belanja menurut waktu tempuh dan jenis transportasi, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan berdasarkan jarak tempuh dan biaya transportasi menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini disebabkan karena aksesibilitas di bagian barat dan utara Pulau Rote lebih baik dibandingkan bagian timur dan selatan. Penduduk kampung pedalaman dan penduduk kampung pesisir memilih pasar yang sama dengan jarak paling jauh 8 Km dari tempat tinggal penduduk kampung pedalaman dan 12 Km dari tempat tinggal penduduk kampung pesisir. Lamanya waktu tempuh tergantung dari jenis transportasi yang digunakan oleh penduduk dalam menempuh pasar. Namun rata-rata penduduk kampung pedalaman dan penduduk kampung pesisir cenderung memilih Ojek. Besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mencapai pasar di kampung pedalaman jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya transportasi yang di keluarkan penduduk kampung pesisir, karena jarak tempuh penduduk kampung pesisir lebih jauh dibandingkan penduduk kampung pedalaman.
ABSTRACTThis study aims to determine the spatial pattern of food and clothing shopping inland and coastal villagers on the island of Rote through interviews with 160 respondents spread in every village, information about shopping habits and socioeconomic conditions of its processed and analyzed using spatial analysis and statistical methods. The analysis showed the spatial pattern of expenditure of basic needs (food) and not the basic needs (clothing) conducted by the inland and coastal villagers are not always the same. Spatial pattern of expenditure according to the travel time and other modes of transport, showed no significant difference, while based on mileage and transportation costs showed a significant difference, this was due to accessibility to the west and north of the island of Rote is better than the east and south. Villagers inland and coastal villagers chose the same market with the most distant 8 Km distance from residence villagers and 12 km inland from coastal villages where residents live. The length of travel time depending on the type of transportation used by residents in the travel market. Yet the average resident population of villages inland and coastal villages tend to choose Ojek. The amount of transportation costs incurred to reach the market in rural villages is much more expensive than the cost of transport in coastal villagers out, because the mileage of the population of coastal villages further inland than the villagers."
2011
S1635
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Sihombing, Terra Rosa Ernita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola mobilitas ulang-alik pekerja dan pengaruh struktur spasial perkotaan di wilayah Jabodetabek. Menggunakan data hasil survei perjalanan harian, penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara jarak, durasi perjalanan, moda transportasi yang digunakan, dan distribusi pendapatan pekerja terhadap rute perjalanan dari dan ke wilayah suburban serta pusat kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja melakukan perjalanan jarak jauh dari wilayah pinggiran seperti Bekasi, Depok, dan Bogor menuju pusat kota Jakarta dengan moda transportasi pribadi, khususnya sepeda motor.Durasi perjalanan rata-rata mencapai 30-60 menit, menunjukkan tingginya tingkat kemacetan dan jarak tempuh yang jauh. Struktur spasial perkotaan Jabodetabek yang polisentris berkontribusi terhadap penyebaran permukiman di wilayah suburban, sementara Jakarta tetap menjadi pusat utama aktivitas ekonomi. Ketergantungan yang tinggi terhadap kendaraan pribadi juga memperparah kondisi lalu lintas dan meningkatkan durasi perjalanan. Oleh karena itu, diperlukan integrasi moda transportasi umum yang lebih baik serta perencanaan infrastruktur transportasi yang lebih efektif untuk mendukung mobilitas pekerja di Jabodetabek secara lebih efisien.
This study aims to analyze the commuting patterns of workers and the impact of urban spatial structure in the Jabodetabek area. Using data from daily travel surveys, the research explores the relationship between distance, travel duration, modes of transport used, and income distribution of workers concerning travel routes to and from suburban areas and the city center. The results show that most workers undertake long-distance commutes from suburban areas such as Bekasi, Depok, and Bogor to central Jakarta, using private transportation, particularly motorcycles.The average travel duration ranges from 30 to 60 minutes, reflecting high traffic congestion and long distances. The polycentric urban spatial structure of Jabodetabek contributes to the spread of residential areas in suburban regions, while Jakarta remains the primary hub of economic activity. The heavy reliance on private vehicles exacerbates traffic conditions and increases travel time. Therefore, better integration of public transportation modes and more effective transportation infrastructure planning are needed to support workers' mobility in Jabodetabek more efficiently."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aulia Aziza
"Pertambahan UMKM di kota yang pesat tidak di dukung dengan jumlah area yang digunakan untuk berdagang akibatnya berdagang di tempat yang tidak semestinya. Hal ini berdampak pada kenyamanan warga kota dan keindahan kota yang menjadi semrawut dan jauh dari kata tertib. Di sisi lain, keberadaan UMKM membantu menaikkan perekonomian Jakarta, mengurangi angka pengangguran dan memenuhi kebutuhan para konsumen UMKM.
Skripsi ini menjelaskan keberadaan UMKM dan tempat berdagang yang seharusnya serta mengetahui pentingnya keberadaan UMKM pada ruang publik kota. Skripsi ini juga melihat bagaimana fasilitas perdagangan menjadi unsur penting dalam kota. Berbagai macam fasilitas perdagangan menyediakan tempat berdagang UMKM sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Ruang publik juga membutuhkan kehadiran Usaha Mikro dan Kecil sebagai fasilitas yang menghidupkan suasana. Oleh karena itu dibutuhkan penataan yang baik agar menciptakan kota yang indah dan rapih demi kenyamanan warga kota.
The rapid increment of MSMEs in city are not supported by the area of trading itself, as a result, they trade in undue places. This has an impact on the comfort of the citizen and the beauty of the city which becomes chaotic and far from the orderliness. On the other hand, the presence of MSMEs helps raise the economy of Jakarta, reduce unemployment and meet the needs of MSMEs consumers.This thesis explains the existence of MSMEs and the appropriate place for trading as well as the importance of MSMEs in urban public space. This thesis also describes how trade facilities become an important element in a city. Various trade facilities provide a place for SMEs to run their business in accordance with local regulations. Public space also requires the presence of Micro and Small Business as a facility which enliven the atmosphere of city. Therefore, it needs a good arrangement in order to create a well ordered city for the convenience of citizens."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68210
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Zubair
"Urban heritage tourism merupakan kegiatan wisata yang memberi kesempatan turis untuk mendapatkan monumen bersejarah dan bangunan, dan juga lanskap sejarah, seni dan budaya dari kota tersebut. Kota Surakarta dikenal sebagai kota budaya yang kental dengan warisan tradisi jawa kuno. Dalam kaitannya dengan urban heritage tourism, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan urban heritage Kota Surakarta saat ini berdasarkan sebaran atraksi urban heritage dan fasilitas wisata yang ada. Data sekunder yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode pertampalan peta dari variabel fasilitas wisata yaitu fasilitas primer, sekunder dan kondisional dengan variabel penggunaan tanah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran heritage Kota Surakarta dapat dikategorikan berdasarkan periode pembangunan heritage menjadi tiga, yakni masa kerajaan jawa, masa pemerintahan kolonial dan masa kemerdekaan. Persebaran urban heritage mengelompok sesuai dengan pola kekuasaan penguasa pada peridoe dibangunnya heritage tersebut. Adapun fasilitas sekunder yang mendukung kegiatan wisata menyebar di pusat kota. Semakin menjauhi pusat kota, fasilitas sekunder semakin terbatas. Hal ini tidak sejalan dengan persebaran atraksi wisatanya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola persebaran urban heritage di Surakarta terutama di pusat kota saat ini, namun semakin menjauhi pusat kegiatan masa lalu.
Urban heritage tourism is a tourism activity that gives a chance the tourist to get historical monuments and buildings, and also landscapes of history, art and culture of the city. Surakarta city is known as a city with a strong cultural heritage of the ancient Javanese tradition. In relation to the urban heritage tourism, this study aims to determine the spatial pattern of urban heritage in Surakarta City based on current distribution of urban heritage attractions and tourism facilities. Secondary data obtained were analyzed using methods map overlay based on tourism facilities which are primary, secondary and conditional facilities, and also land use variables. The analysis showed that the distribution of the heritage in Surakarta can be categorized based on the pdevelopment period of heritage into three, which are the kingdom of Java, the colonial goverenment and independence period. Distribution of urban heritage clustered in accordance with the ruling power pattern period. As for the secondary facilities that support tourism activities spread in the city core. Further away from the city core, secondary facilities are limited. This is not same as the spread of tourism attractions. The conclusion of this study showed that the distribution pattern of urban heritage in Surakarta, especially in the city core today, but further away from the center of past activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64351
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jazir Marzuki
Djakarta: Djambatan , 1966
R 746.6 JAZ b
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Nabila Hasna Kentjana
"Pergerakan penduduk Kota Depok menuju DKI Jakarta dengan tujuan bekerja memberikan beban tersendiri terhadap jaringan jalan di Kelurahan Kukusan sehingga berpotensi untuk menimbulkan penumpukan kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial lalu lintas kendaraan bermotor di Kelurahan Kukusan. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pergerakan terbanyak berdasarkan pola pergerakan kendaraan bermotor di Kelurahan Kukusan terdapat di Jalan K. H. M. Usman dimana pada segmen utara lebih banyak dilalui oleh penglaju Kelurahan Kukusan, segmen tengah lebih banyak dilalui oleh non penglaju Kelurahan Kukusan dan segmen selatan lebih banyak dilalui oleh pengendara yang datang ke Kelurahan Kukusan dengan tujuan POI. Hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan tanah yang ada di sekitar segmen jalan. Pada pagi hari, ketiga segmen di Jalan K. H. M. Usman memiliki nilai kecepatan kendaraan yang relatif tidak rendah meskipun segmen selatan memiliki nilai derajat kejenuhan yang mendekati ambang batas (0,71). Pada sore hari, segmen utara dan segmen tengah juga memiliki nilai kecepatan kendaraan yang relatif tidak rendah namun berbeda halnya dengan segmen selatan dimana arus lalu lintas mulai terganggu sehingga nilai kecepatan kendaraan relatif rendah yang ditunjukkan oleh nilai derajat kejenuhan yang melebihi ambang batas (0,79). Segmen dengan jumlah POI terbanyak yakni segmen selatan memiliki kepadatan lalu lintas yang lebih tinggi dibanding segmen utara dan segmen tengah.
Commuter Movements of Depok citizen to Jakarta have added certain pressure to the road networks in Kukusan village, resulting in potential congestions from accumulated flow of vehicles. This study aims to determine the traffic patterns of motorized vehicle movement in Kukusan village. The analysis used in this research are descriptive analysis and spatial analysis. The results of this research showed that the most significant movement based on motorized vehicle traffic pattern in Kukusan Village located in K. H. M. Usman Road, its northern segment of the road is dominated by Kukusan village commuters, while on the middle segment of the road is used by the non-commuters, and the southern segment is used by drivers to reach POI in Kukusan village. The pattern is influenced by land use around the road segments. The three road segments in K. H. M Usman Road have relatively high vehicle velocity in morning, on the one hand the southern segment has degree of saturation value near the the threshold of 0.71. In afternoon, the northern and middle segment of the road have relatively high vehicle velocity as well, on the contrary, the southern segment has relatively low vehicle velocity shown by degree of saturation value that exceeded the threshold value (0.79). Southern segment is the road segment with most POI and has higher density compared to northern and middle segment of the road."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61819
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Permata Yudiani
"Transisi setelah lulus SMA memberikan tantangan yang dapat meningkatkan risiko bagi remaja akhir untuk mengalami kecemasan dan depresi. Salah satu faktor yang dapat menentukan kesehatan mental remaja akhir adalah pola komunikasi keluarga dan gender. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran kedua dimensi dari pola komunikasi keluarga, yaitu
conversation dan
conformity orientation dari kedua orang tua, serta gender dalam memprediksi tingkat kecemasan dan depresi pada remaja akhir yang sedang menjalani masa transisi setelah lulus SMA. Penelitian ini merupakan penelitian
follow-up dengan menggunakan data primer yang diambil pada tahun 2020 dan data sekunder yang diambil pada tahun 2019 dari partisipan yang sama. Sebanyak 94 orang remaja akhir yang baru saja lulus dari lima SMA di daerah urban Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Prevalensi partisipan yang mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi pada tahun 2020 adalah 59,6% dan 52,1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko empat kali lipat untuk mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan risiko tiga kali lipat untuk mengalami tingkat depresi yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Conformity orientation yang diterapkan oleh ibu juga secara signifikan dan positif memprediksi kecemasan pada remaja akhir yang sedang menjalani transisi setelah lulus SMA.
Transition after high school brings significant changes in late adolescents' life. Such challenges can lead to anxiety and depression. One of the factors that can determine mental health of late adolescents during this transition are family communication pattern and gender. This study aimed to examine the role of the two dimensions of family communication pattern, namely conversation and conformity orientation from both parents, and gender in predicting anxiety and depression among late adolescents during transition after high school. This follow-up study used primary data that were collected in 2020 and secondary data that were collected in 2019 from the same participants. 94 late adolescents who recently graduate from five high schools in urban Jakarta participated in this study. The prevalence of high anxiety and depression in 2020 were 59,6% and 52,1% respectively. Female late adolescents had four times greater risk of experiencing high anxiety and three times greater risk of experiencing high depression than male late adolescents. Maternal conformity orientation also significantly and positively predicted anxiety among late adolescents during transition after high school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library