Ditemukan 532 dokumen yang sesuai dengan query
Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006
"Drama ini menceritakan sebuah tempat bernama Mangir.Tidak seperti daerah lainnya di kerajaan Mataram,Mangir merupakan daerah Perdikan atau daerah bebas pajakpada masa kekuasaan Panembahan Senopati.Karena hal ini Panembahan Senopati dibuat sedikit geram sehingga berencana untuk menakhlukan daerah Mangir. Panembahan Senapati menggunakan berbagai cara seperti politik, ideologi, dan juga kekerasannya untuk memeperoleh kekuasaan tunggal atas Mangir bahkan dengan mengorbankan Putrinya sendiri yaitu Pambayun."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015
899.22 PRA d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006
Jakarta: Gramedia, 2000
808.82 PRA m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S11313
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Apung Swarna
Yogyakarta: Amara Books, 2019
899.221 APU m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wessels, Charlyn
Oxford: Oxford University Press, 1991
407 WES d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sugeng Pramana
Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006
959.8 SUG k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
899.22 IND b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
899.22 IND b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Naskah terdiri dari dua teks, yaitu: Sejarah Empu (h.1-57), berisi kisah sejarah Empu Ramayadi, putra sang Hyang Prawa (keturunan sang Hyang Ening) sampai dengan Empu Brajaguna II dari Kartasura. Teks ini disalin dari naskah pegon milik Kasan Ngali, pada tanggal 16 Januari 1877 sampai dengan tanggal 21 Maret 1877. Penyalin teks bernama Sardama Sastrareja. Teks kedua adalah Carita Babad Mangir (h. 5 8-67), berisi kisah sejarah putra ke-25 Raja Majapahit terakhir, bernama Raden Gugur yang menurunkan Kyai Ageng Mangir. Tidak ada keterangan mengenai sumber teks, nama penyalin maupun tempat dan tarikh penyalinannya. Namun demikian, berdasarkan persamaan bentuk huruf teks ini dengan teks pertama, tampaknya penyalin teks kedua ini sama dengan penyalin teks pertama. Naskah ini mirip dengan naskah MSB/F.17 dan F.22. Tentang Sajarah Empu, lihat pula Pratelan II: 284. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R.M. Tandhapranawa di Yogyakarta, pada tanggal 22 Oktober 1934. Naskah telah pula dibuatkan salinan alih aksaranya (lihat FSUI/KR.9). Mandrasastra membuat ringkasan dan daftar kata-kata dari naskah ini. Ringkasan sebanyak 7 halaman tersebut dimikrofilm bersama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
KR.8-NR 276
Naskah Universitas Indonesia Library
M. Yoesoef
"Pramoedya Ananta Toer rewrote the tragic story of Ki Ageng Mangir into aply in 1976 while he was imprisoned in Buru Island and finally saw its publication, entitled Mangir, in 2000. This work owes its importance to pramudya's ability to use the framework of the story to expose the similarities between the Mataram era and the new order era,particularly their manipulations of power. In the traditional story, the tragig hero, Ki Ageng Mangir, is betrayed by his wife and killed by his father-in-law Panembahan Senopati, but Pramoedya reconstructured these myths in a series of "corrections" that move the story closer into history. These"corrections are deconstruction of traditional Javanese symbolisms . This paper explains and explores the historical paradigm that Pramoedya Ananta Toer employs in his rewriting of the story."
2006
SJIS-2-3-2006-53
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library