Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Nusanti
"ABSTRAK
Penulisan artikel ini bertujuan untuk: 1) memberikan gambaran tentang pengembangan pendekatan pendidikan dan latihan bahasa Inggris berbasis pengembangan diri dengan topik daily routines, 2) memberikan gambaran tentang pengembangan pendekatan praktik pembelajaran bahasa Inggris berbasis pengembangan diri untuk mengembangkan kapasitas peserta diklat. Selama ini, diklat bahasa Inggris lebih menitikberatkan pada penguasaan bahasa dan pengajaran bahasa Inggris. Untuk itu, dikembangkan pendekatan dengan fokus pada pembelajaran bahasa Inggris yang mengarahkan pada optimalisasi pengembangan diri pribadi melalui tugas-tugas yang dilakukan. Pendekatan tulisan terhadap pembelajaran bahasa Inggris berbasis pengembangan diri dilakukan dengan studi pustaka secara komprehensif terhadap sejumlah referensi terkait dengan konsep diklat, konsep pengembangan diri, kebiasaan sehari-hari, dan teori belajar. Tulisan tentang konsep diklat mengingatkan kita bahwa desain dan konten diklat harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang melatih peserta diklat untuk mengembangkan keterampilan berpikir dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Konsep pengembangan diri menunjukkan bahwa melalui praktik kebiasaan sehari-hari yang baik akan membuat kapasitas peserta diklat berkembang. Berdasarkan teori belajar ditunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih bermanfaat jika peserta diklat mengetahui keuntungan dari apa yang dipelajari. Disimpulkan bahwa tulisan pengembangan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris berbasis pengembangan diri dapat digunakan untuk mengembangkan kapasitas peserta diklat melalui praktik kebiasaan sehari-hari yang berbobot."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suhartono
"Perubahan pola pengembangan sumber daya manusia beruhan sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dan lajunya proses reformasi disegala bidang yang menuntut segera diterapkannya desentralisasi penyelenggaraan diktat. Perkembangan ini juga diikuti dengan munculnya paradigma baru pembangunan aparatur pemerintah yang diarahkan pada semakin terwujudnya dukungan administrasi negara yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut menuntut peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui upaya penyelenggaraan program diktat yang terpadu dan profesional yang dilaksanakan oleh lembaga diklat yang terakreditasi, melalui total quality education penyelenggaraan diklat dengan tiga pilarnya yaitu "quality standard, quality assurance dan quality control, daiam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).
Untuk mewujudkan total quality education setidaknya telah tersedia perangkat peraturan yang mengawalnya yaitu PP 101 tahun 2000 dan Keputusan Kepala LAN Nomor 194/XIII/10/6/2001 sebagai perwujudan komitmen pemerintah melalui instansi Pembina diklatnya (LAN), berserta petunjuk teknis lainnya yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya. Sebagai bagian dari akuntabilitas penyelenggaraan diklat, maka pelaksanaan akreditasi dilakukan melalui unsur-unsur yang terkait dengan kelembagaan diklat, program diklat, SDM penyelenggara dan widyaiswara, yang pada saat ini terdapat 62 lembaga diktat pemerintah, namun baru 10 lembaga diktat yang telah terakreditasi.
Melalui analisis cluster dengan metode non-hierarchical, lembaga diktat pemerintah dikelompokan menjadi 3 cluster yang memiliki perbedaan yang signifikan dari masing-masing cluster berdasarkan nilai pada variabel analisis cluster yang tegabung dalam unsur-unsur penilaian akreditasi yaitu unsur kelembagaan, program diktat, SDM penyelenggara dan widyaiswara.
Dari analisis cluster pada one-way anova dapat terlihat kelemahan pada lembaga diklat yang diakreditasi, sehingga memerlukan perlakuan khusus terhadap lembaga yang bersangkutan, yang antara lain dapat digambarkan bahwa : (1) Cluster 1 perlu dilakukan pengembangan khusus pada unsur program diktat dan pengembangan widyaiswara melalui : (a) re-deasin kurikulum, (b) penyelenggaraan berbagai diktat untuk widyaiswara; (2) Cluster 2 secara umum masih memerlukan pengembangan pada semua unsur akreditasi; dan (3) Cluster 2 hanya memerlukan pembinaan agar dapat mempertahankan akreditasi yang telah didapatkan.
Dengan melakukan identifikasi terhadap peraturan perundangan terlihat masih adanya peraturan yang kurang lengkap, seperti pada PP, Keputusan Kepala LAN, dan pedoman teknis pelaksanaan akreditasi. Apalagi dengan membandingkan dengan lembaga lain, menjadi lebih terlihat lagi bahwa masih banyak kekurangan/kelemahan dalam pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh LAN, sehingga pada jangka panjang LAN dapat mengadopsi proses tersebut dari kedua lembaga yang diperbandingkan.
Melalui strategi jangka pendek dengan analisis SWOT, maka terdapat empat pilihan strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan kapasitas lembaga diktat. Alternatif yang dapat ditawarkan adalah : (1) melakukan penguatan kelembagaan melalui mengembangan kapasitas lembaga diklat, (2) melakukan evaluasi dan penataan kelembagaan sesuai dengan kebutuhan organisasi (restrukturisasi), (3) membangun jejaring kerja dengan sesama lembaga diktat, dan (4) mengembangkan diklat unggulan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perry Omar Nurisparyan
"ABSTRAK
Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur yang cukup penting dalam pembangunan, sehingga untuk dapat mensukseskan pembangunan perlu adanya perhatian yang lebih bagi perkembangan karier mereka. Pendidikan dan latihan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh tenaga kerja yang dapat berprestasi secara lebih baik, sehingga mereka mempunyai kemungkinan untuk mengembangkan diri serta meningkatkan karier. Kantor Menpora secara administratif berada dibawah Sekretariat Negara, sehingga segala urusan kantor Menpora termasuk urusan Pendidikan dan Latihan yang di berikan untuk para pegawai negeri sipil kantor Menpora harus menunggu kebijaksanaan dari Sekretariat Negara. Dengan kondisi tersebut kantor Menpora harus tetap berusaha untuk meningkatkan pegawai negeri sipilnya secara maximal. Sehingga timbullah dorongan pada penulis untuk meneliti lebih lanjut pada kantor Menpora, bagaimana kantor Menpora bisa mengembangkan karier para pegawainya dengan kondisi Diklat seperti tersebut diatas. Dan apakah Karier Pegawai Negeri Sipilnya tidak terhambat. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan studi kepustakaan serta mengadakan wawancara yang berhubungan dengan permasalahan diatas. Wawancara diadakan dengan beberapa pejabat kantor Menpora dan kantor Sekretariat Negara, juga beberapa pegawai peserta Diklat. Peningkatan prestasi kerja dilihat dengan cara membandingkan DP3 (daftar penilaian prestasi kerja) yang diperoleh seorang PNS sebelum mengikuti Diklat. dan DP3 yang diperoleh seorang PNS sebelum mengikuti Diklat dan DP3 yang dipg roleh sesudah mengikuti Diklat. Selain itu penulis juga melihat huhubungan antara Diklat dengan promosi. Hasil yang didapat, jelas terlihat bahwa Diklat mempunyai pengaruh yang besar untuk peningkatan prestasi kerja, walaupun Diklat tidak selalu mempunyai hubungan dengan promosi. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa Diklat yang diberikan untuk Pegawai Negeri Sipil kantor Menpora mempunyai hasil yang baik guna meningkatkan prestasi kerja. Maka hal tersebut merupakan jalan bagi peningkatan karier Pegawai Negeri Sipil pada kantor Menpora."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was aimed to measure the influence of diklat program dan career development on the performance of front liner employees at PT. Bank Syariah Mandiri-Tanjung Priok Branch. The research data comprises the primary and secondary data that were collected through some interviews, observations, and business document reviews..."
MMJA 9:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Upriyadi
"Penelitian ini dilatar belakangi adanya perbedaan pendapat tentang efektivitas diklat fungsional pustakawan atau diklat penyetaraan yang merupakan salah satu persyaratan pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional pustakawan, dengan alasan bahwa diklat ini hanya diselenggarakan dalam waktu relatif singkat bila dibandingkan melalui pendidikan formal bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Tujuannya untuk mengetahui persepsi peserta diklat fungsional pustakawan terhadap kesesuaian kurikulum, kemampuan pengajar dan metode diklat yang digunakan serta mengetahui keefektifan penyelenggaraannya dengan indikator adanya peningkatan keterampilan, pengetahuan dan perubahan sikap peserta setelah mengikuti diklat, serta untuk mengetahui hubungan antara kurikulum, pengajar dan metode dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap.
Populasi penelitian adalah lulusan diklat fungsional pustakawan dari tahun 1999 - 2003 yang bekerja pada Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Umum yang ada di DKI Jakarta. Populasi tersebut berjumlah 110 orang dan sampel ditetapkan sebanyak 50 responden.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang hasilnya disajikan dalam bentuk deskripsi menggunakan statistik. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.
Penelitian ini membahas tiga variabel bebas yakni kurikulum, pengajar dan metode diklat serta satu variabel terikat yaitu tentang efektivitas diklat yang terdiri dari tiga sub variabel yakni peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan dan perubahan sikap.
Hasil penelitian tentang penyelenggaraan diklat fungsional pustakawan yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Perpustakaan Nasional RI di DKI Jakarta mendapat kategori positif, dan memperoleh nilai rata-rata tinggi, dengan rincian nilai, untuk kesesuaian kurikulum (3,88), kemampuan pengajar (3,8075) dan metode diklat (3,8866). Sedangkan efektivitasnya dengan indikator peningkatan pengetahuan, peningkatan ketrampilan dan perubahan sikap mendapat kategori efektif dan memperoleh nilai rata-rata tinggi, masing-masing indikator mendapat nilai 4,0475 untuk peningkatan pengetahuan, 4,042 untuk peningkatan ketrampilan, dan 3,95 untuk perubahan sikap. Sedangkan hubungan variabel antara variabel X dan Y secara keseluruhan terdapat korelasi dengan arah korelasi positif dan harga korelasi sangat signifikan.
Implikasi dari penelitian ini yaitu dapat menjawab tentang perbedaan pendapat tentang efektivitas penyelenggaraan diklat fungsional pustakawan dan sekaligus sebagai bahan pertimbangan bahwa diklat ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menyiasati kekurangan tenaga perpustakaan yang profesional.
This research is based on the existing arguments on the effectiveness of the Functional Education and Training for Librarian, or accredited Education and Training which is one of the first appointment requirement in the librarian functional position. Based on the arguments that this Education and Training are only performed in a very short period of time , when compared with the period of that it takes through formal education in the study field of Library, documentation and information.
This is targeted at finding out the Librarian functional Education and Training participants perception on the issue of syllabus relevancy, the competence of the lecturer, and the Education and Training method applied, and to evaluate the effectiveness of the program through the indicators of improved skill, science, and a change of attitude of the participant after completing the education and training, as well as to find out the correlation of the syllabus, lecturer, and method with the improvement of scientific, skill, and attitude's change.
The population under research are the graduates of the 1999- 2003 Librarian Functional Education and Training, who are working at National Library of the Republic of Indonesia, Special Library, University Library, School Library and Public Library existing around the Capital city of Jakarta.
The population figure is 110 persons, and the samples are taken from 50 respondents. This research is based on a quantitative approach and the result is in a Statistical Description form . The method used is Survey Method based on the questionnaire as the main instrument for collecting data.
This research is digging into three independent variables including syllabus, lecturer, and the program's method and covering one dependent variable regarding the effectiveness of the Education and Training comprising of three sub-variables , the improvement of science, skill, and attitude's change.
The result of the research on the implementation of the Librarian functional Education and Training which is performed by the Center of Education and Training, the National Library of the Republic Of Indonesia, in the capital city of Jakarta, earns positive category and scores high in the average ,with scores brake-downs as follows : Syllabus relevancy (3.88), Lecture's competence (3.8075), and program's method (3.8866), while it's effectiveness shown in the indicators of the improvement of science, skill, and attitude's change earn effective category and hit the average high figures, each indicator achieve 4.0475 in the improvement of science, 4.042 for the improvement of skill, and 3.95 for the attitude's change. While the correlation of X variable and Y variable as a whole stands at positive correlation course. And the value of the correlation is quite significant.
The implication of this research can find the answer to the arguments regarding the effectiveness of the Librarian Functional Education and Training as well as a consideration point that the program is one of alternatives to meet the lack of professional Librarian.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Emma Rahmawiati
"Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur yang menduduki Jabatan Struktural adalah faktor penentu keberhasilan dalam lpenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan gejolak perubahan dewasa ini, pengembangan SDM Aparatur perlu diarahkan pada upaya mewujudkan "learning organization". Upaya ini terkait dengan pembelajaran individu (individual learning) yang hams berorientasi pada kebutuhan SDM menglatang yaim SDM yang profesional, berbasis pengetahuan dengan kemampuan ganda dan mampu bekelja sama dalam tim.
Dalam rangka perwujudan "learning organization Peter M. Senge, mempopulerkan lima disiplin pembelajaran, yaitu berpikir sistemik model mental, keunggulan personal, pembelajaran dalam tim, dan penyamaan visi, kemampuan berpikir sistemik dan pembelajaran dalam tim merupakan dua daxi lima disiplin pembelajaran organisasi yang perlu dimiliki oleh SDM Aparatur terutama yang memangku jabatan struktural karena refonnasi birokrasi dewasa ini memunculkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks dan tidak dapat lagi dipecahkan dengan pola pemikiran yang bersifat mekanistis, melainkan harus sistemik dengan pola hubungan kexja bersifat dialogis untuk membangun pembelajaran tim dan bukan lagi secara hierarkhis.
Pelatihan outbound yang merupakan agenda pembentukan sikap dan perilaku dalam Diklat SPAMA, nampaknya merupakan suatu pelatihan yang membelajarkan karena pelatihan ini menggunakan metoda belajar redektif dengan media alam bebas yang sistemik dan peserta helajar secara berkelompok dalam kondisi nyata dengan suasana yang nyaman. Penelitian ini mengkaji sampai sejauh mana pelatihan outbound dapat memberikan kontribusi dalam membanguu kelompok belajar dan kemampuan berpikir sistemik pada peserta diklat SPAMA LAN. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaiihan ourbound sedangkan variabel tserikat adalah kelompok belajar dan kemampuan berpikir sistemik.
Dari hasil pengujian hipotesis pertama laentang konuibusi pelatihan outbound dalam membangun kelompok belajar, terbukti bahwa terdapat korelasi yang positif antara pelatihan outbound dengan kelompok belajar, terbukti dari t hitung 23,483 leblh besar dari pada t tabel 2,02 untuk df 39 dengan taraf kesalahan 5%. Pengujian hipotesis kedua tentang kontxibusi pelatihan outbound dalam meningkatkan kemampuan berpikir sistemik juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara pelatihan outbound dengan peningkatan kemampuan berpikir sistemik, terbukti dad t hitung 19,205 lebih besar dad t tabel 2,02 unluk df 39 dengan taraf kesalahan 5%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar pelatihan ouzbound tetap dimasukkan ke dalam struktur kurikulum diklat SPAMA, selain itu dalam rangka mewujudkan learning organization, disarankan pula agar unit-unit kexja dilingkungan instansi pemerintah dapat memanfaatkan pelatihan tersebut untuk mengungkit proses pembelajarau secara kolektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T6124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riskha Nur Fitriyah
"Kepuasan peserta diklat dapat dicapai dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik. Oleh karena itu, BDK Semarang sebagai penyedia jasa layanan diklat harus berfokus pada kepuasan peserta diklat sebagai konsumen. Kurangnya kinerja pelayanan selama ini belum sesuai dengan harapan,dan sangat berpengaruh terhadap kepuasan peserta diklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan antara kenyataan dan harapan para peserta diklat atas pelayanan dari penyelenggara diklat dan menganalisis kualitas pelayanan diklat yang diberikan oleh penyelenggara diklat dengan metode Servqual dan Zone of Tolerance. Berdasarkan nilai dengan metode Servqual,diperoleh bahwa kualitas layanan panitia penyelenggara diklat masih belum bisa memuaskan peserta diklat sebagai pelanggan. Sedangkan nilai dengan metode ZOT (zone of tolerance) didapatkan bahwa dari 15 atribut pelayanan dari panitia penyelenggara diklat, terdapat 9 atribut pelayanan yang masihbisa ditoleransi oleh peserta diklat, yaitu pelayanan saat registrasi, bahan perlengkapan diklat, sarana dan prasarana diklat, kerapihan dan keramahan panitia, respon panitia, keamanan dan kenyamanan peserta, empati panitia terhadap peserta, variasi menu serta profesionalisme dan keramahan pengajar/widyaiswara."
Jakarta: Kementerian Agama, 2019
297 JPKG 42:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diba Nurharyati
"
ABSTRAK
Seiring dengan perubahan jaman ke arah era globalisasi dan era
perdagangan bebas, maka usaha peningkatan sumber daya manusia mutlak
diperlukan. Diklat SPAMEN adalah salah satu wadah yang ditujukan untuk
mengembangkan sumber daya manusia seiring dengan perubahan jaman tersebut,
khususnya bagi para pegawai negeri yang akan menduduki jabatan tingkat eselon
dua.
Proses pembelajaran adalah hal yang kompleks. Apalagi bila peserta
program belajar adalah para manusia dewasa yang telah memiliki berbagai Iatar
belakang pendidikan yang berbeda-beda. Suatu strategi pengajaran yang tepat perlu
dikembangkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Salah satu ahli yang telah berhasil menyusun teori tentang pembelajaran
adalah David A. Kolb (1985). Dalam teorinya Kolb menekankan peran pengalaman
individu dalam proses beIajar. Hal ini sangat relevan dengan peserta program
pembelajaran dewasa yang telah memiliki cukup banyak pengalaman. Menurut
Kolb, gaya belajar adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses
belajar. Gaya belajar yang dimaksud oleh Kolb ini adalah gaya belajar yang terukur
melalui Learning Style Inventory (LSI) Kolb (1976). Gaya belajar ini terdiri dari
empat macam: gaya belajar akomodasi, gaya belajar asimilasi, gaya belajar divergen
dan gaya belajar konvergen
Pada awal Diklat SPAMEN, peserta telah diberikan materi mengenai Gaya
Belajar dan diharapkan mereka dapat mengembangkan kemampuan belajar mereka
sehingga dapat mencapai prestasi tinggi. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti
perbedaan gaya belajar aktual antara peserta Diklat SPAMEN yang berprestasi
tinggi dengan peserta yang berprestasi rendah sehingga dapat diperoleh gambaran
gaya belajar aktual yang dapat membawa peserta Diklat SPAMEN kepada
keberhasilan belajar. Dalam penelitian ini yang diteliti bukan hanya sekedar gaya
belajar yang terukur melalui LSI Kolb melainkan perilaku belajar yang dilakukan
peserta Diklat SPAMEN selama mengikuti Diklat SPAMEN.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengirimkan
kuesioner kepada peserta Diklat SPAMEN yang berprestasi tinggi dan yang
berprestasi rendah masing-masing bejumlah 40 subyek. Kuesioner dikirimkan
melalui pos karena subyek tinggal di berbagai daerah. Namun setelah sampai batas
waktu yang ditentukan, ternyata kembali 31 kuesioner dari subyek yang berprestasi
tinggi dan 23 dari subyek yang berprestasi rendah.
Hasil pengujian signifikansi perbedaan mean menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara subyek yang berprestasi tinggi dengan subyek
yang berprestasi rendah pada perilaku belajar asimilatif; divergen dan konvergen.
Perbedaan yang signifikan terjadi pada perilaku belajar akomodatif. Perilaku inilah
yang diduga mempunyai pengaruh pada keberhasilan peserta Diklat SPAMEN
mencapai prestasi tinggi selama mengikuti Diklat SPAMEN.
Pada dasarnya, seperti dinyatakan oleh Kolb (1985), perilaku belajar
akomodatif sama baiknya dengan ketiga perilaku belajar lainnya. Perbedaan yang
mungkin ada adalah bahwa perilaku belajar akomodatif merupakan perilaku belajar
yang membutuhkan waktu relatif lebih banyak dibandingkan dengan perilaku
belajar lainnya. Bila dihubungkan dengan padatnya jadwal pada Diklat SPAMEN,
perilaku belajar akomodatif menjadi tidak efisien. Selain itu, ada kemungkinan
perilaku belajar akomodatif menjadi tidak terlalu penting dalam mengikuti Diklat
SPAMEN karena yang lebih penting dalam proses belajar pada Diklat SPAMEN
adalah pemahaman materi yang sebenarnya dapat diperoleh dengan membaca
buku-buku wajib dan mengikuti semua kuliah yang telah dijadwalkan.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan penelitian mengenai gaya belajar
dengan jumlah sampel yang Iebih banyak. Selain itu, bila ingin meneliti tentang
gaya belajar aktual, disarankan agar item-itemnya dibuat lebih mendekati situasi
belajar yang sebenarnya. Penelitian mengenai hubungan antara gaya belajar peserta
dengan gaya mengajar pengajar akan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah
diperoleh dalam penelitian.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>