Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aritonang, Buha
"ABSTRAK
Masyarakat tutur di wilayah perbatasan terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing masih relevan untuk dicermati. Sehubungan dengah hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden masyarakat Banda dan Kombut yang berdomisili di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan persepsi mereka terhadap bahasa Indonesia, daerah (bahasa Walsa dan Muyu), dan asing (bahasa Negara Papua Nugini) yang berkaitan dengan kebijakan pembinaan bahasa Indonesia dan daerah. Untuk mencapai tujuan itu, model penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini tergolong penelitian lapangan dengan jenis data primer dan sekunder. Sampel terdiri atas 108 masyarakat tutur Kampung Banda dan 110 Kampung Kombut. Data diolah dengan analisis tabulasi sederhana dan skala Likert dengan mengacu pada rumus skor rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Banda adalah sangat positif terhadap bahasa Indonesia, positif terhadap bahasa Walsa, dan tidak positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Persepsi masyarakat Kombut adalah positif terhadap bahasa Indonesia, cukup positif terhadap bahasa Muyu, dan cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Kedua kelompok masyarakat tersebut berpersepsi demikian terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing karena mereka setia, bangga, dan sadar adanya norma bahasa Indonesia, Walsa, dan Muyu. Persepsi masyarakat Banda adalah tidak positif dan masyarakat Kombut cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini karena mereka tidak menggunakan bahasa Negara itu sebagai media komunikasi sehari-hari."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Sundari Husen
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Djakarta: Pustaka Rakjat, 1954
499.2 SUT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002
499.221 KOS (1);499.221 KOS (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MB 1-2 (1951/52)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Leli Dwirika
"Singkatan-singkatan atau akronim-akronim dalam Bahasa Indonesia semakin hari kemunculannya semakin sering. Bentuknya sangat beraneka ragam dan biasanya menjadi penghalang bagi para pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, karena tidak memperhatikan bentuk kepanjanganya dan tidak ada peraturan atau ketentuan yang pasti dalam pembentukannya. Penelitian tentang singkatan dan akronim dalam Bahasa Indonesia, permasalahan dan implikasinya terhadap pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing telah dilakukan pada kurun waktu April 1999 sampai dengan Maret 2000 dengan menggunakan metode penelitian kwalitatif dan kepustakaan.
Hasil-hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Singkatan yang ditemukan dapat dikelompokkan ke dalam 17 sub-klasifikasi baru ditambah dengan satu kelompok singkatan yang di dalamnya terkandung singkatan lain. Bentuk akronim dapt diklasifikasikan ke dalam 112 kelompok baru dengan tambahan bentuk-bentuk akronim yang mempunyai pola dan struktur yang lebih beragam, rumit, tidak memperhatikan bentuk kepanjangannya atau tidak bisa langsung ditebak apa kepanjangannya. Selain itu ditemukan pula akronim yang bentuknya atau bunyinya lama dengan kata yang sudah ada dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, bentuk akronim yang di dalamnya terkandung singkatan atau akronim lain, dan ada juga kombinasi antara singkatan dan akronim. Selain itu ada pula tendensi baru dalam pembentukan singkatan atau akronim yang menggunakan bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris.
Bentuk singkatan atau akronim ini dalam pengajaran bahasa memang jarang diperlakukan sebagai salah satu, hasil proses pembentukan kata, meskipun proses ini termasuk yang sangat produktif. Namun, bila penggunaannya terlalu banyak dari pembentukannya sukar dirumuskan, dapat mengganggu komunikasi dan terutama pula dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Oleh karena itu, Aturan tentang proses pembentukan singkatan atau akronim dalam Bahasa Indonesia yang sangat menarik ini harus disusun untuk dijadikan pegangan. Misalnya singkatan dan akronim yang mempunyai pola sederhana, yang dapat dirumuskan dengan mudah, kepanjangannya dapat ditebak dengan mudah dan tentunya harus dapat dipelajari dengan mudah. Dengan demikian orang tidak seenaknya dapat membentuk singkatan atau akronim yang dapat membingungkan pemakai bahasa terutama pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Prasasti Tyas Wardhani
"Penelitian mengenai penyusupan kata daerah dan kata asing dalam bahasa tulisan remaja dilakukan terhadap surat-surat para remaja yang ditujukan kepada Redaksi majalah Gadis dan Mode. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mama pemakaian Dialek Jakarta dan bahasa asing yang dipergunakan oleh para remaja, khususnya di dalam ragam bahasa tulis dalam surat-menyurat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan induktif. Data-data yang ada dianali_sis secara keseluruhan dengan bantuan berbagai kamus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
Sebagai kesimpulan akhir dari penelitian menunjukkan bahwa bahasa tulisan remaja kota Jakarta cenderung dipengaruhi oleh bahasa daerah setempat yaitu Dialek Jakarta dan bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Pengaruh Dialek Jakarta dan bahasa Inggris ini pun ternyata juga ada dalam kadar yang lebih terbatas pada bahasa tulisan remaja yang berasal dari luar kota Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purnamawati
"Peranan bahasa sebagai sarana komunikasi dewasa ini dirasakan semakin panting. Bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia. Bahasa itu bersifat universal dan unik. Sifat universal atau hampir universal dapat dilihat melalui persamaan sistem antarbahasa. Sedangkan sifat unik merupakan sifat khas dari sistem masing-masing bahasa. Penelitian ini membahas persamaan sekaligus perbedaan sistem bahasa dari dua rumpun yang berbeda, yaitu Bahasa Perancis dan Bahasa Indonesia. Hal yang menjadi pokok bahasan adalah wilayah makna verba indera penglihat. Penelitian ini bertujuan mengkaji persamaan dan perbedaan wilayah makna yang terdapat pada verba-verba dalam masing_masing bahasa dan antara kedua bahasa tersebut. Pembahasan wilayah makna tidak terlepas dari pemba_hasan hubungan makna yang terdapat pada verba-verba baik pada masing-masing bahasa maupun antarbahasa. Dengan demi_kian digunakan konsep wilayah makna serta hubungan makna yang terdiri dari konsep makna generik dan spesifik serta hiponimi. Hasil analisa menunjukkan bahwa wilayah makna verba indera penglihat verba bahasa Peranois dan verba bahasa Indonesia memiliki persamaan-persamaan berikut ini: (1) Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terlihat pada verba entrevoir dan apercevoir. Perbedaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terdapat pada verba-verba selain yang telah disebutkan di atas. Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Indonesia terdapat pada verba-verba: (a) melirik = mengerling = menjeling = menjuling, (b) meluluk = memata-matai, (c) mengedip(kan) = mengejap(kan), (d) memeriksa = mengontrol, (e) menilik = mengamat-amati. Selain verba tersebut tidak memiliki persamaan wilayah makna. Persamaan wilayah makna yang mengkaitkan kedua bahasa dilihat dari keseluruhan komponen makna yang sama-sama dimiliki verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indone_sia, yaitu: (a) voir = melihat, (b) regarder = memperhatikan, (c) considerer = mengamati, (d) controler = memeriksa, mengontrol, (e) lire = membaca, (f) espionner = memata-matai, meluluk, (g) tiller = mengedip(kan), mengejap(kan). 2). Dalam hal hubungan makna, makna generik verba bahasa Perancis sama dengan makna generik verba bahasa Indone_sia, yaitu 'tindakan, retina menerima bayangan obyek, kelopak mata terbuka'. Demikian pula makna spesifiknya, ada yang sama, yaitu 'kelopak mata tertutup dan terbuka lagi, untuk menemukan baik buruknya sesuatu, dengan perhatian, dengan kecerma_tan'. Dilihat dalam hubungan makna paradigmatis atau hiponimi, perbandingan hiponimi didasarkan pada verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indonesia yang memiliki persa_maan wilayah makna. Ternyata, di antara verba-verba tersebut ada yang memiliki hiponim dengan wilayah makna yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>