Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Ramadhani Widyastuti
"Manusia hidup dan beraktivitas dalam ruang dan ruang hadir karena eksistensi manusia sehingga keduanya menjadi bagian yang saling berkaitan erat. Motion yang dilakukan oleh manusia dalam aktivitasnya akan mempengaruhi ruang yang tercipta. Capoeira sebagai sebuah seni bela diri asal Brazil yang memiliki gerakan yang dinamis dan distingtif menjadi tajuk yang menarik untuk melihat hubungan antara gerak yang diciptakan dari capoeira dan ruang yang digunakan oleh pemain capoeira atau capoeirista ruang pasif. Nantinya, penelitian ini akan mentranslasikan ruang abstrak capoeira menjadi sebuah forma nyata yang dapat dijadikan sebagai ruang aktivitas untuk manusia.

Human live and do certain activities in space and space presents due to humans' existence, hence both become inseperable with one another. Motions which are done by humans in their activities will influence the formed space. On the other hand, capoeira as a martial arts from Brazil has movements which are dynamic and distinctive becomes an interesting topic in order to see the correlation between that are formed by capoeira and used space by capoeirista negative space. Later on, this research will translate abstract space of capoeira into real forms which could be made as human's activity space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mitchell, C. Thomas
New York: Van Nostrand Reinhold, 1993
729 MIT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panero, Julius
London: The Architectural Press, [1979;1979;1979, 1979]
729.4 PAN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puteri Larasati
"[Menjadi sesuatu yang standar merupakan hal yang membosankan. Seringkali dengan tidak sadar kita telah masuk ke dalam permainan waktu dan tuntutan, sehingga kita tercetak sama seperti yang lain. Orang-orang melakukan hal yang sama dan biasa dilakukan oleh banyak orang. Memang hal ini merupakan hal yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, namun hal tersebut secara otomatis mengurangi nilai dari apa yang kita lakukan atau yang kita hasilkan. Apa yang kita lakukan tersebut kemudian hanya menjadi sekedar sesuatu yang lewat dan kemudian terlupakan. Dengan ide awal inversi yang mengungkap yang tidak terlihat, seperti menjejak dengan bahan cair (lilin), proyek ini menjadi riset saya sebagai tolakan awal untuk mempelajari penjejakan atau castlebih dalam. Kemudian, dengan pemaknaan baru dan pemahaman yang lebih dalam, metode recasting ini dirasa mampumeningkatkan kualitas standar yang telah terbentuk tersebut, termasuk dalam kaitannya dengan interioritas. Dalam percobaan ini, Saya menjejak interioritas sebagai media penerjemah yang terjadi pada lifestyle center sebagai wadah studi kasus hingga terciptanya interioritas yang baru. Metode ini menjelaskan bahwa yang berkebalikan mungkin merupakan hal baik dan belum tentu berlawanan, bukan berarti menolak tetapi bisa saja memeperbaiki. Dan, penjejakan kembali yang menghasilkan keterkebalikan ini dapat menjadipemicu untuk kembali meningkatkan nilai berharga yang sebelumnya tidak disadari.

Being standard is boring. Unconsciously we have been playing in the game of time and demands, which copied us to be the same as any other. People do the same and obvious things. These things are actually simple and easy to do, but by doing this we will automatically decrease its original value. What we do will eventually be ignored and forgotten. With the initial idea of inversion which reveals the unseen, such as casting with a liquid material (wax), this project becomes my research as a jumping stone to learn more about casting methods. And then with new perspectives, this recasting method will be able to improve the quality of the original "standard", including its relation to interiority. In this experiment, I set foot on interiority as a way of translation that occurs in a lifestyle center which I pick as a case study until a new interiority being created. This method explains how inverse might be a good thing and is not necessarily the opposites, not rejected but could be repaired. This reversibility can be a trigger to increase the value that previously unrecognized., Being standard is boring. Unconsciously we have been playing in the game of time and demands, which copied us to be the same as any other. People do the same and obvious things. These things are actually simple and easy to do, but by doing this we will automatically decrease its original value. What we do will eventually be ignored and forgotten. With the initial idea of inversion which reveals the unseen, such as casting with a liquid material (wax), this project becomes my research as a jumping stone to learn more about casting methods. And then with new perspectives, this recasting method will be able to improve the quality of the original “standard”, including its relation to interiority. In this experiment, I set foot on interiority as a way of translation that occurs in a lifestyle center which I pick as a case study until a new interiority being created. This method explains how inverse might be a good thing and is not necessarily the opposites, not rejected but could be repaired. This reversibility can be a trigger to increase the value that previously unrecognized.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Austronaldo FS
"Mind terkait dengan dwelling masa kecil memiliki peranan dalam membentuk dwelling sekarang. Tulisan ini menjelaskan bagaimana peranan ini dapat diekspresikan dalam ruang dengan melihat persamaan dari ruang labor dan kegiatan labor pada dwelling masa kecil dan hal serupa pada dwelling masa kini. Dengan mengambil dua keluarga Batak sebagai studi kasus, ditemukan bahwa mind terkait dwelling masa kecil berpengaruh terhadap keputusan yang dilakukan oleh salah satu keluarga dalam transformasi ruang yang telah disediakan oleh pihak perumahan. Transformasi ini terlihat dalam dua tindakan yaitu perluasan dan perubahan fungsi ruang. Persamaan dalam kedua kasus adalah keinginan untuk memiliki satu ruang besar meskipun terdapat perbedaan mind dari dwelling masa kecil dengan dwelling sekarang. Tulisan ini memperlihatkan bagaimana terkadang manusia diperbudak oleh kebutuhan dalam dunia modern dan meninggalkan nilai yang telah diberikan dalam mind masa kecil.
Mind associated with childhood dwelling in the past has a role in shaping todays dwelling. This writing explains how this association can be expressed in the form of space by finding any similarity between laboring space and laboring activity in the childhood dwelling and the same in todays dweling. Taking two Batak family as a case study, it has been found that mind associated with childhood dwelling do effect the decision made by one of the family in transforming the space that has been given by the housing authorities. This transformation is revealed in two actions i.e., expansion and changing the function of the space. The similarity between the two case is the desire to have one spacious room although there is a difference between childhood and todays dwelling. This writing portrays how we are sometimes enslaved by the needs of the modern world and leave the values that were embedded in our childhood mind."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43286
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heimsath, Clovis
Jakarta: Intermasa, 1988
729 HEI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heimsath, Clovis
New York : McGraw-Hill, 1977
729 HEI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Willats, Stephen
London : Academy Editions, 1996
720.13 WIL b (1);720.13 WIL b (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Putri Nariswari
"Skripsi ini menginvestigasi tipe interaksi dalam mengalami arsitektur berbasis indra sentuhan, yang telah berubah seiring waktu, seiring dengan berkembangnya teknologi. Hal ini berupaya untuk menekankan pentingnya keterlibatan sentuhan dalam desain arsitektur, menekankan perlunya untuk melampaui dominansi visual. Melalui kajian literatur tentang arsitektur berbasis taktil dan sensori dalam arsitektur, serta empat studi kasus yaitu “Weird Sensation Feels Good," "Full Stop," "Your Blind Passenger," dan "Rain Room," skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai cara interaksi sentuhan berkontribusi pada pengalaman spasial, dan bagaimana perubahan definisi taktil mempengaruhi interaksi taktil. Studi literatur pada skripsi ini mengeksplorasi konsep multi-sensorik dalam arsitektur dan arsitektur berbasis taktil, termasuk aspek-aspek yang penting untuk dipertimbangkan dan jenis interaksi taktil. Analisis studi kasus mengkaji bagaimana interaksi taktil, baik langsung atau tidak langsung, fisik atau non-fisik, mempunyai dampak signifikan terhadap persepsi ruang arsitektur. Selain itu, skripsi ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan interaksi sentuhan dan mengintegrasikan berbagai indera dalam desain arsitektur, karena interaksi tersebut menawarkan pengalaman spasial yang lebih kaya dan inklusif.

This undergraduate thesis investigates the ways of interactions in experiencing tactile architecture, which has been changing over time, as technology has been developed. It highlights the significance of tactile engagement in architectural design, emphasizing the need to go beyond visual bias. Through an examination of the literature on tactile design and sensory architecture, as well as four case studies which are "Weird Sensation Feels Good," "Full Stop," "Your Blind Passenger," and "Rain Room,” this undergraduate thesis aims to identify the various ways that tactile experiences contribute to spatial experiences, and how the shifting in the definition of tactile has contributed to tactile interactions. The theoretical discussion explores the concept of multi-sensory architecture and tactile-based architecture, including the important aspects to consider and the types of tactile interactions. The case study analysis examines how tactile interactions, whether direct or indirect, physical or non-physical, significantly impact how we perceive architectural spaces. Additionally, this undergraduate thesis underscores the importance of considering tactile interactions and integrating multiple senses in architectural design, as they offer richer and more inclusive spatial experiences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>