Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Lokayanti
"Penelitian ini dibuat untuk melihat perbedaan antara masyarakat Muslim Patani dengan masyarakat Muslim Satun dalam merespon kebijakan asimilasi pemerintah Thailand dan berbagai hal yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut. Berdasarkan sejarah, setelah Patani dan Satun bergabung ke dalam Thailand, pemerintah kemudian menerapkan kebijakan yang berupaya menanamkan rasa nasionalisme Thai-Buddha dengan menghilangkan budaya lain, khususnya budaya Melayu-Muslim. Menariknya, terdapat perbedaan respon di mana masyarakat Patani menolak kebijakan tersebut sementara masyarakat Satun cenderung menerima tanpa adanya perlawanan seperti di Patani. Asumsi utamanya adalah masyarakat Satun cenderung menerima kebijakan tersebut karena masyarakat Patani memiliki identitas Melayu-Muslim yang lemah, sebaliknya Patani memiliki identitas Melayu-Muslim yang kuat sehingga mereka melakukan perlawanan atas kebijakan pemerintah tersebut. Lebih lanjut, untuk menjelaskan adanya perbedaan respon antara masyarakat Patani dan Satun, penulis menggunakan teori identitas nasional dan teori pilihan rasional. Teori identitas nasional kemudian akan menjelaskan proses terbentuknya suatu identitas di suatu wilayah yang kemudian dapat memengaruhi pilihan rasional masyarakatnya.

This research will look at the differences between the Muslim society of Patani and the Muslim society of Satun in responding to Thai government`s assimilation policy and the backgrounds that affect the differences. Historically, after Patani and Satun merged into Thailand, the government then implemented various policies which aimed to instilling a sense of Thai-Buddhist nationalism by erasing other cultures, especially the Malay-Muslim cultures. Interestingly, there were differences response in which the Patanis reject the policies while people in Satun tended to accept without any resistance as in Patani. The main assumption is the people of Satun tend to accept the policy because they have a weak Malay-Muslim identity, while Patanis have a strong Malay-Muslim identity so they fight against the government`s policies. Furthermore, to explain the differences in responses between the Patani and Satun societies, the author use the theory of national identity and rational choice theory. The theory of national identity will explain the process of establishing an identity in an area that can affect the rational choice of society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rayhan
"Penulis dalam jurnal ini ingin membahas mengenai sejarah dinamika minoritas Muslim Patani di Muangthai. Minoritas Muslim Patani merupakan golongan minoritas keagamaan dan etnik yang terletak di Muangtahai Selatan, Thailand. Mereka merupakan golongan etnik minoritas yang telah lama mengalami diskriminasi oleh pemerintahan Thailand karena adanya perbedaan agama, bahasa, dan budaya yang mengakibatkan terisolasi dari birokrasi pemerintah Thailand. Hal-hal yang ingin penulis bahas dalam jurnal ini yaitu sejarah kaum Muslim di Muangthai Selatan, awal mula Islam di Patani, pemberontakan kaum Muslim Patani, perjuangan Muslim Patani untuk mendapatkan Kemerdekaan, peran kaum ulama Muangthai, Patani dibawah kekuasaan monarki absolut, haji Sulong 'Bapak Gerakan Kemerdekaan Patani'. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan dan menguraikan mengenai proses perjuangan kaum Muslim untuk mempetahakan kelangsungan hidup mereka setelah secara resmi dimasukan kedalam negara Thailand sebagai pembaharuan administratif pada tahun 1902. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penulisan kualitatif melalui studi pustaka.

The authors in this journal want to discuss the history of Patani Muslim minority in Muangthai. The Muslim Patani minority is a religious and ethnic minority group located in South Muangthai, Thailand. They are minority ethnic group that has long been disciminated againts by the Thailand government due to religious, linguistic, and cultural differences that have resulted in isolation from the Thailand government bureaucracy. Things that the authors want to discuss in this journal is Muslim history in South Thailand, the beginning of Islam in Patani, Patani Muslim rebellion, Patani Muslim struggle for independence, the role of the Muangthai clerics, Patani under absolute monarchy, and Haji Sulong 'The Father of the Patani Independence Movement'. The purpose of this journal is to explain and describe the process of the Muslim struggle to know their survival after officially incorporated into the Thailand state as an administrative reform in the 1902. The method used the writing in this journal is the method of qualitative writing through literature study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Pangestika Helian
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada sejarah dan fungsi Masjid di Patani, Thailand. Patani merupakah salah satu Provinsi di Thailand Selatan dengan masyarakat Islam terbanyak di negara Thailand yang mayoritas masyarakatnya beragama Budha. Metode penelitian yang digunakan kualitatif bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan studi literature. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Surin Pitsuwan yang membahas tentang Islam di Thailand dan Muhammad E. Ayub yang membahas tentang manajemen masjid serta fungsi-fungsi pada masjid. Perbedaan dengan penulis membahas tentang fungsi sosial, pendidikan, ekonomi dan dakwah di masjid Patani, Thailand. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fungsi-fungsi yang terdapat pada masjid di Patani, Thailand. Dengan menggunakan teori fungsi masjid, ditemukan bahwa masjid mempunyai fungsi dalam bidang sosial, pendidikan, ekonomi dan dakwah. Pada bidang sosial setiap masjid membantu masyarakat yang membutuhkan dan terdapat panitia khusus yang dibuat oleh masjid. Bidang pendidikan fungsi masjid berperan dengan cara mengadakan Tadika al-Quran di setiap samping masjid. Bidang ekonomi masjid mengelola keuangan untuk pembangunan masjid agar lebih baik. Fungsi dakwah untuk menyebarkan agama Islam, salah satu masjid menggunakan teknologi modern agar dakwah agar sampai ke masyarakat dimanapun mereka berada.

ABSTRACT
This Research focused on the history and function of the mosque in patani, Thailand. Patani is one of the Provinces in Southern Thailand with the largest Islamic community in Thailand, Which the majority are Budhist. The research method used is descriptive qualitative witrh interview data collection techniques and literature studies. In a Previous study conducted by Surin Pitsuwan who discussed Islam in Thailand and Muhammad E. Ayub who discuss management of mosque and function in the Mosque. The difference with the author is to discuss social function, education, economics and dakwah in patani, Thailand. The purpose of this study was to find out the functions found in the mosque in Patani, Thailand. By using the mosque function theory, it was found out that mosques have fanction in the fields of social, educational, economic, and da'wah. In the social field each mosque helps people in need and there are special committees made by mosque. The field education in mosque functions plays a role by conducting the tadika al-Quran on each side of the mosque. The economic fields of mosque manages finances for building mosques to make it better. The function of da'wah is to spread the religion of islam, one of the mosque used modern technologyso that da'wah can reach the community wherever they are."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hizkia Graldi Liharyanto P.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perbedaan respon yang diberikan oleh Masyarakat Timur Laut Thailand dan Masyarakat Selatan Thailand terhadap satu kebijakan yang sama yaitu Kebijakan Pro-Masyarakat Miskin yang diterapkan oleh Thaksin Shinawatra. Kebijakan ini berpihak kepada kedua masyarakat tersebut karena mereka merupakan masyarakat miskin dan kebijakan tersebut menguntungkan mereka. Tetapi pada kenyataannya dari kedua masyarakat tersebut hanya Masyarakat Timur Laut yang mendukung Thaksin Shinawatra, sedangkan Masyarakat Selatan Thailand tidak mendukungnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Pemilihan Umum 2005 dimana dukungan dari Masyarakat Timur Laut Thailand membantu Thaksin dan TRT mendapatkan suara terbanyak.

ABSTRACT
This thesis discusses the different responses given by the Northeastern People of Thailand and the Southern People of Thailand to the same policy namely the Pro-Poor Policy implemented by Thaksin Shinawatra. This policy sided with the two communities because they were poor people and the policy benefited them. But in fact, from the two communities, only the Northeast People supports Thaksin Shinawatra, while the Southern People does not support it. This can be seen from the results of the 2005 General Election where support from the Northeastern People of Thailand helped Thaksin and TRT get the most votes."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandoko
"Empat provinsi di Thailand Selatan; Pattani, Yala, Narathiwat, dan Satun, dahulu dikenal sebagai bagian integral dari Kesultanan Patani. Kesultanan Patani atau dikenal juga dengan nama Patani Raya (Greater Patani) mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17 M, di mana pelabuhan-pelabuhan dagang yang dimilikinya berperan penting dalam hubungan perdagangan internasional yang terjadi di Semenanjung Malaya ketika itu. Selain itu, Patani juga berperan sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Asia Tenggara dan dijuluki sebagai tempat kelahiran Islam di Asia Tenggara_. Masuknya wilayah Patani secara resmi ke dalam teritori politik Kerajaan Siam pada 20 Desember 1902 dan mulai diberlakukannya kebijakan asimilasi Thai di wilayah Patani membuat kecewa masyarakat Melayu-Muslim yang mendiami wilayah itu. Berbagai pemberontakan pun muncul sebagai upaya untuk menentang kebijakan itu. Pemimpin pemberontakan adalah kaum bangsawan dan ulama Patani yang merasa telah kehilangan kekuasaan dan otoritasnya akibat kebijakan tersebut. Namun, pemberontakan yang terjadi ternyata sama sekali tidak memberikan solusi terbaik. Pemberontakan tersebut dengan mudah dapat dipatahkan oleh pemerintah Siam karena lebih bersifat spontan dan lokal. Pada periode 1960-an, bentuk perjuangan masyarakat Melayu-Muslim mulai beralih kepada organisasi-organisasi perjuangan yang muncul ketika itu dan oleh pemerintah Thailand akrab dengan sebutan gerakan separatis_. Organisasi perjuangan tersebut lebih mengarahkan tuntutannya pada pembentukan sebuah pemerintahan yang otonom. Salah satu organisasi perjuangan tersebut adalah Patani United Liberation Organization (PULO) atau Pertubohan Persatuan Pembibasan Patani (PPPP) yang didirikan pada 22 Januari 1968 di Arafah, Mekkah, Arab Saudi. PULO pun berperan besar dalam berbagai gerakan penentangan terhadap kekuasaan pemerintah Thailand di wilayah Thailand Selatan. PULO juga mendapatkan perhatian yang cukup serius dari pemerintah Thailand dan dianggap sebagai gerakan separatis yang paling berbahaya di Thailand Selatan, setidaknya hingga pertengahan 1980-an.

The Four provinces in Southern Thailand; Pattani, Yala, Narathiwat, and Satun, was once known as an integral part of Patani Kingdom (Kesultanan Patani). Patani Kingdom or once known as Patani Raya (Greater Patani) reach its peak at the 17th century where its trading ports plays a significant role in its international trading relation in Malayan Peninsular at that moment. Other than that, Patani played a role as one of the center of Islam expansion in Southeast Asia and also named as the birth place of Islam in Southeast Asia (_tempat kelahiran Islam di Asia Tenggara_). The integration of Patani_s area, which became official in the 20th of December 1902, to the politic territory of Siamese Kingdom and the authorization of Thai assimilation policy in the particular area disappoints the Malayan-Muslims who settled in that area. Various rebellion movements came up as an attempt to fight against the policy. The leaders of the rebellion movements are the aristocrats and Patanis ulama who felt that they have lost power and authority because of the policy. The rebellions that are more spontaneous and local did not give the best solution because the Siamese Government easily dismissed it. In the 1960s, the forms of Malayan-Muslim struggle were shifted to organizations, which appeared at that time and were familiar as separatist movement by the Thailand Government, and those organizations were focusing their demand on forming an autonomous government. One of the organizations was Patani United Liberation Organization (PULO) or Pertubohan Persatuan Pembibasan Patani (PPPP), which was established in January 22nd 1968 in Arafah, Mecca, Saudi Arabia. PULO was playing a big role in various of rebellion movements against the Thailand Government in the southern part of the country, and they also gain some serious attention by the government and was considered the most dangerous separatist movement in Southern Thailand, at least until the mid of 1980s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12393
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Menjamin, Sumaiyah
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sapaan dalam bahasa melayu dialek satun thailand selatan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif tentang sapaan BDMDSTS. DAta yang dikumpulkan merupakan bentuk bentuk sapaan yang digunakan oleh masyarakat yang menggunakan bahasa melayu dialek satun. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi tau simak libat cakap dan wawancara seta dianalisis dengan metode padanreferensial dan metode kontekstual. Hasil kajian ini adalah bentuk sapaan yang sering digunakan adalah bentuk sapaan dalam ranah kekerabatan keluarga, ranah keagamaan, dan ranah kemasyarakatan. Ranah yang paling sedikit digunakan adalah ranah pendidikan. Tetapi sapaan yang ada di masyarakat BMDSTS tidak ada yang absolut, tetapi dapat diubah dan dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial."
Mataram: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 MBSN 11:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
The Hague: Martinus Nijhoff, 1970
915.93 TEE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Suaedy
Jakarta : The Wahid Institute, 2012
297.272 AHM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Joll, Christopher M.
"This volume provides an ethnographic description of Muslim merit-making rhetoric, rituals and rationales in Thailand?s Malay far-south. This study is situated in Cabetigo, one of Pattani?s oldest and most important Malay communities that has been subjected to a range of Thai and Islamic influences over the last hundred years. The volume describes religious rhetoric related to merit-making being conducted in both Thai and Malay, that the spiritual currency of merit is generated through the performance of locally occurring Malay adat, and globally normative amal 'ibadat. Concerning the rationale for merit-making, merit-makers are motivated by both a desire to ensure their own comfort in the grave and personal vindication at judgment, as well as to transfer merit for those already in the grave, who are known to the merit-maker. While the rhetoric elements of Muslim merit-making reveal Thai influence, its ritual elements confirm the local impact of reformist activism."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400448
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fitri Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kegiatan nontradisional
yang dilakukan perbankan yaitu diversifikasi pendapatan dan
aset serta struktur pasar terhadap respon pasar saham dan risiko pada
perbankan di negara Indonesia dan Thailand. Penelitian ini menggunakan
metode panel dengan data tahunan selama 5 tahun setelah krisis 2009
(2010 ? 2014). Penelitian ini menemukan bahwa di negara ? negara
berkembang seperti Indonesia dan Thailand, masih ditemukan manfaat
dari kegiatan diversifikasi yaitu nilai market to book yang tinggi namun
hanya sampai titik tertentu, setelah itu maka hubungan diversifikasi
dengan kinerja menjadi berlawanan. Penelitian ini juga menemukan bahwa
dampak diversifikasi aset lebih signifikan mempengaruhi kinerja
dibandingkan dengan diversifikasi pendapatan. Selanjutnya ditemukan
juga bahwa struktur pasar yang terkosentrasi pada kedua negara
mendapatkan respon pasar yang baik, dalam bentuk peningkatan harga.

ABSTRACT
This study aims to examine the impact of non-traditional banking activities
such as diversification of income and assets, and the market structure on
stock market response and performance in Indonesia and Thailand. This
study uses panel data methodology using annual data for 5 years period
after the crisis of 2009 (2010-2014). The results of the study show that
developing countries are benefiting from diversification, since they
achieve higher market-to-book value but only up a to certain point, beyond
that point the relation between diversification and performance turns out to
be contrary. This study also find that asset diversification has significant
impact on performance.
"
2016
S64019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>