Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovanka Amira
"ABSTRAK
Menerapkan kebijakan yang menyenangkan di tempat kerja adalah salah satu teknik efektif untuk membawa kesuksesan dalam suatu organisasi. Dalam tugas ini, saya akan menguraikan keefektifan penerapan kebijakan menyenangkan di tempat kerja, serta kekurangannya. Dengan menggunakan sumber-sumber yang dapat dipercaya dari berbagai penelitian, sementara secara bersamaan mengimbangi keuntungan dan kerugiannya, saya akan mendapatkan solusi terbaik bagi organisasi untuk menerapkan kebijakan menyenangkan di tempat kerja atau tidak.

ABSTRACT
Implementing a fun policy in the workplace is one of the effective techniques to bring about success in an organization. In this assignment, I will elaborate the effectiveness of implementing a fun policy in the workplace, as well as its drawbacks. By using reliable sources from various research, while simultaneously counterbalancing its advantages and disadvantages, I will derive the best solution for the organization on whether or not to implement a fun policy in the workplace. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Rachmalita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan pekerja di lingkungan kerja pada pekerja di perusahaan Jabodetabek. Penelitian ini juga ingin mengetahui peran dukungan sosial dalam hubungan tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan pekerja di lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah WWQ (Parker & Hyett , 2011) dan COPSOQ II (Pejtersen, Kristensen, Borg & Bjorner, 2010). Dari 261 partisipan (83 laki-laki (31.8%) dan 178 perempuan (68.2%), ditemukan bahwa dukungan sosial tidak dapat memoderasi pengaruh dari tuntutan pekerjaan terhadap kesejahteraan pekerja ​(​beta = -.03, p >​ .05, tidak signifikan)​.
This study aims to determine the relationship between job demands and workplace well-being on workers in Jabodetabek companies. This study also wants to find out the role of social support in the relationship between job demands and workplace well-being. This research is a quantitative study with correlational design. The research instruments used in this study were WWQ (Parker & Hyett, 2011) and COPSOQ II (Pejtersen, Kristensen, Borg & Bjorner, 2010). Of the 261 participants (83 men (31.8%) and 178 women (68.2%), it was found that social support cant moderate the effect of job demands on workplace well-being ​(​beta = -.03, p >​ .05, not significant)​."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Meydiana Hutama Putri
"Dominasi angkatan kerja milenial meningkatkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan kerja-kehidupan. Perkembangan dan integrasi teknologi komunikasi terkini dalam dunia bisnis memberikan fleksibilitas dan otonomi kerja yang menjadi poin penting bagi generasi milenial dalam mencapai pentingnya keseimbangan kerja-kehidupan. Walau demikian, pada sisi lain teknologi menimbulkan tekanan telekomunikasi kerja. Timbul sebuah fenomena paradoks dimana pegawai justru diekspektasikan untuk selalu terhubung dengan pekerjaan melalui teknologi komunikasi. Apabila pegawai selalu terhubung dengan pekerjaan maka, ia tidak dapat mencapai pengalaman memulihan yang membantu individu untuk menghadapi tugas serta peran dalam bekerja dan kehidupan pribadi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran mediasi dari setiap dimensi pengalaman pemulihan dalam hubungan antara tekanan telekomunikasi kerja dan keseimbangan kerja-kehidupan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan peran mediasi yang signifikan dari dimensi-dimensi pengalaman pemulihan dalam hubungan antara tekanan telekomunikasi kerja dan keseimbangan kerja-kehidupan. Implikasi dari penelitian ini bahwa hasil ini dipengaruhi oleh faktor lain seperti power distance yang unik pada populasi angkatan kerja pada negara-negara Asia. Faktor lainnya yaitu tipe aktivitas yang dapat memicu maupun menghambat pengalaman pemulihan. Implikasi untuk pihak perusahaan adalah penting untuk menentukan batasan kapan pegawai diekspentasikan untuk bekerja dan beristirahat.

The dominance of the millennial workforce raises awareness of the importance of work-life balance. The development and integration of the latest communication technology in the business world provide flexibility and work autonomy which are essential points for the millennial generation in achieving work-life balance. However, on the other hand, technology creates workplace telepressure. A paradoxical phenomenon arises where employees are always expected to be connected to work through Information and Communication Technologies (ICTs). Consequently, they cannot achieve a recovery experience that helps individuals deal with tasks and roles in work and personal life. This study was conducted to examine the mediating role of each recovery experience dimension in the relationship between workplace telepressure and workplace telepressure. The results showed no significant mediating role from the recovery experience dimensions in the relationship between workplace telepressure and workplace telepressure. This study implies that these results are influenced by other factors such as power distance which is unique to the labor force population in Asian countries. Another factor is the type of activity that can trigger or hinder recovery. The implication for the company is that it is vital to set limits on when employees are allowed to work and rest"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Putri Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana turnover intention dapat muncul di industri perbankan dengan melihat adanya pengaruh dari workplace bullying dan perceived supervisor support serta pengaruh mediasi dari work-family conflict. Data yang didapatkan berasal dari 200 responden di mana hipotesis diuji dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Studi ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara workplace bullying dan perceived supervisor support terhadap turnover intention, baik langsung maupun dengan mediasi work-familyconflict. Adapun ditemukan bahwa perceived supervisor support tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap work-family conflict dan turnover intention.

This study aims to investigate how turnover intention can arise in the banking industry by looking at the influence of workplace bullying and perceived supervisor support as well as the influence of mediation from work-family conflict. The data obtained came from 200 respondents where the hypothesis was tested using Structural Equation Modeling (SEM). This study shows that there is a positive influence between workplace bullying and perceived supervisor support on turnover intention, both directly and with work-family conflict mediation. It was found that perceived supervisor support did not have a significant influence on work-family conflict and turnover intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryn Nabiela
"Tenaga kesehatan mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi, yang dapat berdampak negatif terhadap well-being dan bagaimana mereka memberikan pelayanan kepada pasien. Organizational justice terbukti menjadi prediktor well-being tenaga kesehatan. Sebaliknya, hubungan antara workplace spirituality dan well-being tenaga kesehatan belum diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara workplace spirituality, organizational justice dan well-being tenaga kesehatan, serta untuk menentukan apakah employee engagement berperan sebagai mediator dalam hubungan ini. Sebuah survei cross-sectional dilakukan dengan sampel tenaga kesehatan dari sebuah rumah sakit di Jakarta. Pertanyaan mengenai organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, dan well-being diberikan. Structural Equation Model digunakan untuk menguji model mediasi yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational justice berhubungan secara signifikan dan positif terhadap well-being tenaga kesehatan, sedangkan workplace spirituality tidak berhubungan secara signifikan. Selanjutnya, employee engagement memediasi hubungan antara spiritualitas tempat kerja, keadilan organisasi dan well-being, sehingga dampak positif lebih besar untuk tenaga kesehatan dengan tingkat engagement yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan organizational justice secara tidak langsung dapat meningkatkan well-being tenaga Kesehatan dengan meningkatkan employee engagement. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasi dari temuan ini dan untuk mengeksplorasi potensi intervensi untuk meningkatkan keadilan organisasi dalam pengaturan kesehatan.

Healthcare workers (HCWs) experience high levels of stress and burnout, which can negatively impact their wellbeing and patient care. Organizational justice has been shown to be a predictor of HCW wellbeing. In contrast, the relationship between workplace spirituality and HCW wellbeing is less clear. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality, organizational justice and HCW wellbeing, and to determine whether employee engagement act as mediator in this relationship. A cross-sectional survey was conducted with a sample of HCWs from a hospital in Jakarta. Measures of organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, and wellbeing were administered. Structural equation modeling was used to test the proposed mediation model. Results indicated that organizational justice was significantly and positively related to HCW wellbeing, while workplace spirituality was not significantly related. Furthermore, employee engagement mediated the relationship between workplace spirituality, organizational justice, and wellbeing, such that the positive relationship was stronger for HCWs with high levels of employee engagement. These findings suggest that interventions aimed at improving organizational justice may indirectly improve HCW well-being by increasing employee engagement. Further research is needed to test the generalizability of these findings and to explore potential interventions for improving organizational justice in healthcare settings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Listiani
"Tesis ini meneliti efek mediasi dari workplace spirituality dan well-being at work dalam hubungan antara work overload dan intention to stay. Penelitian dilakukan pada 550 orang guru milenial yang bekerja di Sekolah Islam Terpadu di Indonesia. Kuesioner diberikan secara daring kepada responden, yang dipilih melalui metode purposive sampling. Studi ini menguji model teoretis yang menghubungkan work overload, workplace spirituality, well-being at work, dan intention to stay, khususnya pada guru milenial. Pemodelan persamaan struktural (SEM) kemudian dilakukan untuk menguji hipotesis, yang menunjukkan bahwa workplace spirituality dan well-being at work terbukti memediasi hubungan antara work overload dan intention to stay. Temuan ini membuktikan bagaimana pengalaman guru terkait spiritualitas dan kesejahteraan di tempat kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap niat mereka untuk tinggal. Meskipun demikian, terdapat kemungkinan munculnya bias karena penggunaan data laporan sendiri dari responden. Batasan lainnya adalah penelitian yang bersifat cross-sectional, sehingga memungkinkan adanya sejumlah efek yang luput dari pengamatan. Penelitian ini menguraikan implikasi dari pengalaman spiritualitas dan kesejahteraan mereka di tempat kerja dalam konteks keinginan untuk tetap tinggal di organisasi, dan pada akhirnya berusaha untuk mengisi celah dalam literatur ilmu pengetahuan yang ada.

This thesis examines the mediating effects of workplace spirituality and well-being at work in the relationship between work overload and intention to stay. The research was conducted on 550 millennial teachers who work in private Islamic schools in Indonesia. Online questionnaires were given to respondents, who were selected through purposive sampling method. This study examines a theoretical model that connects work overload, workplace spirituality, well-being at work, and intention to stay, especially in the context of millennial teachers. Structural Equation Modeling (SEM) is then carried out to test the hypothesis, in which workplace spirituality and well-being at work have been shown to mediate the relationship between work overload and intention to stay. These findings suggest that teachers' experiences of workplace spirituality and well-being at work have a significant positive effect on their intention to stay. Nonetheless, the results of this study may lead to bias due to the use of respondents' self-reported data. Another potential limitation is the cross-sectional nature of the data, which does not control for unobserved effects. This study outlines the implications of experiences of spirituality and their well-being at work in the context of a desire to remain in organizations, and ultimately seeks to fill gaps in the existing scientific literature."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntodi Ambartomo
"Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat bagaimana pekerjaan yang bermakna dan rasa kebersamaan mempengaruhi niat untuk tinggal melalui kesejahteraan di tempat kerja. Karyawan perusahaan asuransi dipilih sebagai partisipan dalam penelitian, dengan jumlah sampel 180 orang. Model persamaan struktural digunakan untuk menganalisis data. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki rasa kebersamaan dan melakukan pekerjaan yang berarti meningkatkan kesejahteraan di tempat kerja dan niat untuk tinggal. Perbedaan diamati pada efek dimensi yang berbeda dari kesejahteraan karyawan pada niat untuk tinggal. Penelitian merupakan terobosan dalam mengkonseptualisasikan dan menguji model teoritis yang menghubungkan pekerjaan yang bermakna, perasaan komunitas, kesejahteraan di tempat kerja, dan niat untuk tinggal khususnya dalam konteks karyawan perusahaan asuransi

The aim of the study was to see how meaningful work and a sense of community affect intention to stay through workplace well-being. Insurance company employees were selected as participants in the study, with a sample size of 180 people. Structural equation model was used to analyze the data. Research shows that having a sense of community and doing meaningful work increases well-being at work and intention to stay. Differences were observed in the effect of different dimensions of employee well-being on intention to stay. The research is groundbreaking in conceptualizing and testing theoretical models linking meaningful work, feelings of community, workplace well-being, and intention to stay particularly in the context of insurance company employees."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Irfan Syaebani
"ABSTRAK
Romansa di tempat kerja merupakan fenomena yang niscaya terjadi dan menjadi bagian
tak terpisahkan dari dinamika organisasi. Romansa di tempat kerja memiliki dampak
ganda: positif dan negatif bagi organisasi. Oleh sebab itu, maka organisasi harus berhatihati
dalam melakukan formulasi kebijakan terkait masalah ini. Banyak literatur
menyatakan bahwa dalam pembuatan kebijakan terkait romansa di tempat kerja harus
dimulai dari teori keadilan organisasi. Penelitian ini mencoba mengungkapkan kebijakan
apakah yang dipersepsikan paling adil dalam merespon romansa di tempat kerja. Metode
kuasi eksperimen melalui instrumen skenario digunakan dalam penelitian. Metode ini
memungkinkan subjek eksperimen memberikan respon terkait berbagai kombinasi/variasi
hubungan romansa di tempat kerja yang didasarkan pada 4 jenis kriteria (jenis hubungan
- asal pasangan - dampak hubungan - jenis kebijakan). Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa kebijakan memberikan konseling dipersepsikan sebagai kebijakan paling adil
untuk semua kombinasi/variasi hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa respon organisasi
terhadap romansa di tempat kerja haruslah kebijakan yang tidak bersifat koersif.

ABSTRACT
Romance in the workplace is a common phenomenon and inevitable from organization
dynamics. Romance in the workplace has double effects to the organization: positive and
negative. Therefore, organization must be careful in formulating policies concerning this
phenomenon. Many literatures said that in formulation policies concerning romance in
the workplace must be started from organizational justice theory. This research tries to
find out what policies which perceived as the most fair. Quasi experiment method with
scenario instrument is chosen. This method allows experiment subjects to give response
to different combinations/varieties of romance in the workplace based on 4 criterias (type
of romance – origin of couple – impact of romance – romance policies). Result shows
that giving counseling is perceived as the most fair policy for all combinations/varieties
of romance in the workplace. It shows that organization’s response to romance in the
workplace should not coercive policies."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sumarni Apriliani
"Penelitian ini bertujuan untuk memberi penjelasan hasil analisis pengaruh modal psikologis terhadap kebahagiaan di tempat kerja melalui flow experience sebagai variabel mediasi. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dan data primer didapatkan melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada responden. Sampel yang diambil adalah pekerja kantoran/white-collar workers di wilayah Jakarta dan Depok yang telah bekerja minimal selama satu tahun sehingga pekerja lebih mengetahui kondisi tempat kerjanya dan mampu menjawab pertanyaan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling, lalu didapatkan responden sebanyak 119 orang. Mengambil banyak teori utama dari psikologi positif terkait variabel yang diambil, didapatkan hasil temuan bahwa terdapat pengaruh modal psikologis terhadap kebahagiaan di tempat kerja dengan flow experience yang memediasi secara parsial. Selain melalui variabel mediasi, hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh simultan dan parsial dari modal psikologis dan flow experience terhadap kebahagiaan di tempat kerja. Perlu diperhatikan bahwa penelitian ini mengasumsikan kedua wilayah tersebut memiliki karakteristik yang sama sehingga tidak dilihat perbedaannya

This study aims to provide an analysis of the effect of psychological capital on happiness at workplace through flow experience as a mediating variable. Quantitative methods were used in this study and primary data was obtained through online questionnaires. The samples taken are white-collar workers in Jakarta and Depok who have worked for at least one year so that workers know more about the conditions of their workplaces and are able to answer the questions. The sampling technique used was convenience sampling, and then obtained 119 respondents. Taking many of the main theories from positive psychology related to the variables taken, it is found that there is an effect of psychological capital on happiness at workplace with flow experience that mediates it partially. Apart from mediating variables, the results of the study also show a simultaneous and partial effect of psychological capital and flow experience on happiness at workplace. It should be noted that this study assumes that the two regions have the same characteristics so that there are no differences"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>