Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairunnisa Dewi Karmita
"Et Maintenant On Va O ? merupakan film Lebanon yang dibuat oleh seorang sutradara wanita asal Lebanon bernama Nadine Labaki. Film ini mengkisahkan sekelompok perempuan Islam dan Kristen di sebuah desa terpencil dan terisolasi di Lebanon yang bekerjasama untuk menjaga orang-orang di desa mereka dari pertengkaran antara dua agama yang berbeda. Pertengkaran tersebut di latarbelakangi oleh Perang Sipil yang sedang terjadi di kota sekitar desa tersebut. Para laki-laki dalam film ini merupakan sosok orang-orang yang emosional dan mudah terprovokasi yang dapat memicu perkelahian serta tidak dapat berpikir secara jernih. Dalam film ini, para perempuan dihadirkan sebagai sosok orang-orang yang memiliki berbagai macam ide demi membuat para laki-laki di desa mereka berdamai. Para perempuan dalam film ini membangun solidaritas dalam menjalankan upaya-upaya mereka. Mereka pun banyak berkorban demi membuat para laki-laki di desa mereka berdamai, meskipun pada akhirnya para perempuan harus bertukar agama satu sama lain untuk menjaga perdamaian di desa mereka.

Et Maintenant On Va O ? is a Lebanese film directed by a Lebanese woman director named Nadine Labaki. The film tells about a group of Muslim and Christian women in an isolated village in Lebanon who work together to keep people in their village from quarrels between two different religions. The fight was motivated by the ongoing Civil War in the town around the village. The men in this film are emotional, and can rsquo;t think clearly. They got easily provoked which can trigger fights. In this film, the women are presented as a figure of people who have various ideas to make the men in their village reconcile. The women in this film build solidarity in carrying out their efforts. They also sacrificed much to make the men in their village reconcile, although in the end the women had to exchange religions with each other to keep the peace in their village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Kiara Triheningtyas
"Film Capernaum karya Nadine Labaki menunjukkan isu sosial yang dialami oleh masyarakat kelas bawah di Beirut, Lebanon. Artikel ini bertujuan untuk melihat tingkat ketangguhan diri tokoh atau resiliensi dengan latar belakang berbeda yakni dari sudut pandang anak, imigran gelap serta komunitasnya dalam bertahan hidup dan menghadapi ancaman sekitar demi mencapai kebebasan dalam menentukan pilihan serta kebahagian baik secara materiel maupun morel. Dalam mencapai tujuan, digunakan metode kualitatif dengan menganalisis unsur naratif dan sinematografis menggunakan teori kajian film menurut Boggs dan Petrie yang kemudian diperdalam dengan konsep resiliensi sosial menurut Patrick dan Saldaporak. Hasil menunjukkan bahwa perkembangan resiliensi dicerminkan secara signifikan oleh tokoh Zain. Penjenjangan tersebut tidak selalu berjalan berurutan, terdapat pula sikap resisten dalam prosesnya, namun sebagai satu kesatuan, komunitas Beirut memiliki tingkat resiliensi rendah karena didominasi oleh sikap penerimaan sebagai mekanisme pertahanan. Selain itu, ancaman utama yang menjadi penyebab adalah kondisi ekonomi dan malafungsi lembaga sosial khususnya keluarga sebagai institusi pertama bagi setiap anak. Lain halnya dengan keluarga, terlepas dari ketidakterturan yang ada, institusi sosial yakni pengadilan berhasil berjalan sesuai fungsinya

Capernaum by Nadine Labaki exhibits social issues that prevails amongst the lower class in Beirut, Lebanon. This article aims to showcase the actors’ resilience from different backgrounds, which vary from the point of view of children, illegal immigrants as well as their communities in hope to face and survive the threats that surrounds them. In achieving the objective, a qualitative method by Boggs and Petrie is used by analyzing its narrative and cinematographic elements. This is then supported by social resilience theory by Patrick and Saldaporak. The results show that the development of resilience is significantly reflected by a character named, Zain. The progression is not always sequential, as there are also some resistant attitudes. However, as a unity, the Beirut community has a low level of resilience which can be attributed to their high coping capacities. Additionally, the main threats that caused their low level of resilience are the poor economic conditions and the malfunction of social institutions in the country, especially the family as the first institution for every child. Despite the existing disorganization, the social institution, namely the court, has succeeded in functioning properly according to its obligations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Misbach Y. (Misbach Yusa) Biran, 1933-2012
Jakarta: Pustaka Jaya, 1973
899.221 MIS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Misbach Y. (Misbach Yusa) Biran, 1933-2012
Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, 2008
899.204 5 MIS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Wulandari
"Emansipasi merupakan suatu bentuk pembebasan perempuan agar dapat sejajar dengan pria. Emansipasi perempuan Rusia muncul sebagai pengaruh dari ide-ide pembaratan yang diadopsi golongan Zapadniki, dan Ivan Sergeevic Tugenev termasuk didalamnya. Hal inilah yang ingin diangkat penulis dari novela ...../pervaia liubov'/Cinta Pertama karya Ivan Sergeevic Tugenev. Tokoh perempuan dalam novela ini sesuai dengan ide-ide kesetaraan Alison Jaggar, yang mengatakan bahwa masyarakat yang adil akan memungkinkan seorang individu untuk menunjukkan otonominya, dan juga memuaskan dirinya dan menurutnya, hak harus diberikan sebagai prioritas di atas kebaikan. Pada akhirnya, isu emansipasi perempuan yang ditampilkan digunakan sebagai wacana untuk memajukan perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baum, L. Frank
Hertfordshire: Wordsworth Classics, 1993
808.801 BAU w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lili Kristanti
"Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang kolektif. Meskipun banyak bangsa lain, terutama di Asia, juga memiliki sifat kolektif tetapi ciri ini menjadi identik dengan Jepang karena pada jaman Meiji mereka pernah mengkonstitusikan kolektifitas sebagai karakter bangsa.
Kolektifitas yang kuat ini mendominasi sampai ke jiga pribadi individu Jepang. Nilai-nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat terinternalisasi atau diinternalisasikan menjadi nilai-nilai individu. Keseragaman ini juga membuat Jepang dijuluki sebagai bangsa yang homogen. Pada kenyataannya, masyarakat Jepang kurang memberi ruang pada perbedaan karena berpendapat bahwa harmoni tercapai berkat keseragaman.
Dalam novel Kojinteki na Taiken karya Oe Kenzaburo ini, Bird si tokoh utama, mencoba mendobrak tatanan ini dengan membiarkan jiga pribadinya mendominasi jiga kelompok. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori dialogis Bakhtin, yang menyoroti pertentangan-pertentangan batin Bird dan argumentasi-argumentasinya dengan suara-suara lain. Kemudian untuk melihat proses pembentukan jiga Bird, digunakan teori `I and Me' G.H. Mead, yang melihat jiga sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain dan teori Jiga Dorinne Kondo yang mengungkapkan bahwa jiga orang Jepang bersifat cair sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi individu dalam interaksi dengan orang lain dan masyarakat.
Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa usaha Bird tadi tidak berhasil. Bird tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa dia tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai kelompok. Meskipun demikian, Bird juga tidak sepenuhnya menyerah pada keadaan. Dia melakukan beberapa kompromi yang dapat menyeimbangkan jiga pribadinya dengan jiga kelompok."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pendekatan semiotic Pierce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko dengan mengamati data-data ikon, indeks dan simbol yang tercermin dalam kutipan-kutipan tersebut, dan beberapa buku yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan data menggunakan teknik studi pustaka. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi ikon, indeks dan simbol semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko, dan (2) mendeskripsikan ikon, indeks dan simbol semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko terdapat simbol semiotik yang meliputi ikon berupa lembaga pendidikan, lembaga sosial, dan tempat hiburan. Indeks dalam novel ini berupa kekuasaan, keserakahan, kesombongan dan kekhawatiran tokoh-tokohnya. Simbol pada novel ini meliputi simbol kekayaan, simbol pengorbanan, dan simbol cinta kasih."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Novel Jawa memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perkembangan sejarah Kesusastraan Jawa Modern. Dengan Cara penyajiannya ataupun penyampaian yang sederhana dan cerita yang menggambarkan keadaan masyarakat seperti sesungguhnya, menjadikan novel Jawa menempati posisinya yang cukup mantap di hati para penikmatnya maupun dalam khasanah Kesusastraan
Jawa Modern.
Beragam segi-segi keadaan atau kehidupan masyarakat yang dituangkan ataupun diangkat menjadi topik cerita ragam sastra novel, Salah satunya adalah perbincangan mengenai sosok perempuan yang menjadi topik cerita teks novel Sintru Oh Sintra yang dipilih oleh penulis sebagai bahan obyek
penelitian skripsi ini. Perbincangan sosok perempuan didalam karya sastra khususnya ragam sastra novel Jawa amatlah beragam dan menarik. Berangkat dari konsep mengenai
perempuan Jawa yang harus diindahkan dan diterapkan oleh setiap perempuan Jawa dalam kehidupannya sehari-hari, penampilan ataupun kehadiran tokoh-tokoh perempuan rekaan dalam ragam sastra novel menjadi suatu daya tarik diantara keanekaragaman topik cerita yang ada.
Tokoh Sintru dalam teks novel Sintra Oh Sintra hadir sebagai tokoh rekaan yang memiliki identitas diri yang jelas sebagai individu, yang juga mengalami konflik kejiwaan emosi dan perasaannya yang terjalin dalam rangkaian peristiwa yang dialaminya dalam cerita. Sosok perempuan Sintru ditampilkan dengan perawakan yang indah dan wajah yang cantik bagai dewi
Banowati. Namun goncangan kejiwaan yang pernah mengendap dan ditambah lagi kegagalan perkawinan dan pertunangannya, membuatnya menjadi berpendirian mandiri dan hendak menggugat dominasi kaum pria. Namun akhirnya Sintru menyadari kekeliruan dan kesalahannya terhadap apa yang selama ini menjadi sikap dan keyakinannya.
Sosok perempuan Sintru bagaikan hadir guna menjadi cerminan kehidupan kita saat ini ditengah gencarnya kemitra sejajaran antara pria dan perempuan yang dicanangkan oleh pemerintah. Sintru bagai hadir untuk mengingatkan kaum perempuan agar tidak meninggalkan dan melupakan kodratnya sebagai perempuan yang mempunyni andil besar bagi penoiptaan generasi penerus bangsa."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>