Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Linda Rahmani
"ABSTRAK
Seiring Bahasa Inggris dikenal sebagai lingua franca yang mendunia, kesadaran budaya pada pengajaran Bahasa Inggris menjadi hal yang penting. Banyak praktisi pengajaran Bahasa Inggris mengemukakan pentingnya pembelajaran budaya dalam meningkatkan kompetensi komunikatif pembelajar. Namun, di era globalisasi, pengajaran Bahasa Inggris diidentiikkan dengan westernisasi, khususnya dalam konteks EFL. Oleh karena itu, studi kasus mengenai analisis muatan budaya pada buku EFL di tingkat perguruan tinggi di Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana muatan budaya pada buku ajar EFL di Indonesia diformulasikan dan sejauh mana penulis buku menyajikan muatan budaya tersebut. Muatan budaya pada penelitian ini dikategorikan menurut dimensi budaya dan kerangka pemahaman budaya Moran. World Englishes Kachru juga digunakan untuk melihat persebaran budaya dari inner, outer, dan expanding circle. Dua belas bab yang telah dianalisis merepresentasikan ketimpangan budaya terhadap negara-negara penutur jati Bahasa Inggris. Khususnya, 50 persen dimensi budaya berasal dari negara-negara inner circle dibandingkan circle lainnya. Data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa buku teks telah melibatkan muatan-muatan budaya luar negeri dalam meningkatkan kesadaran budaya pembelajar, namun kesadaran pada budaya sendiri masih belum direpresentasikan karena muatan budaya Indonesia tidak disajikan pada buku.

ABSTRACT
As English has been known as a global lingua franca, cultural awareness in English Language Teaching ELT practice in Indonesia becomes a serious issue. Many ELT practitioners urge the implementation of cultural learning in ELT to improve students rsquo; communicative competence. However, in the era of globalization, ELT is often linked to westernization to non-English speaking countries. Thus, a case study of cultural content analysis towards an EFL textbook used by a public university in Indonesia was conducted. This study aims to examine how cultural content in the EFL textbook is formulated and how the authors organized the depth of its cultural content. The cultural content is classified into Moran rsquo;s cultural dimension and knowing framework. Kachru rsquo;s World Englishes is also used to see cultural content distribution from inner, outer, and expanding countries. The twelve chapters discussed proves cultural imbalance towards native English speaking countries represented in the textbook since more than 50 of cultural dimension focusing on inner circle countries rather than outer or expanding circle countries. The data analyzed also shows that the textbook incorporates foreign cultural information to increase students rsquo; culture awareness, but still lacks of self-awareness since Indonesian culture is absent. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk-bentuk poskolonial
yang ada pada buku ajar keterampilan Bahasa Inggris yang digunakan di
universitas di Indonesia. Objek dari penelitian ini adalah buku-buku ajar
keterampilan Bahasa Inggris tersebut. Terdapat empat universitas yang diambil
sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu Universitas Negeri Yogyakarta,
Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas
Negeri Surabaya. Analisis data dilakukan dengan menerapkan analisis konten,
metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara sembilan bentuk
poskolonial yang dikaji dalam penelititan ini, yaitu superioritas Barat,
subordinasi Timur, praktik penjajahan, mimikri, hibriditas, diaspora, politik
tubuh, nasionalisme, serta abrogasi dan apropriasi, tujuh bentuk poskolonial
ditemukan dalam tulisan ini. "
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Billingualism or multilingualism may imply socioeconomic advantages. But a further literature study indicates that this may also affect psycological and cultural viewpoints...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizma Angga Puspita
"Pengajaran bahasa, khususnya kompetensi wacana, dan pendidikan berkarakter merupakan dua hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini mengungkap bagaimana penjabaran konkret dari nilai kejujuran dalam teks drama di buku ajar dan nilai sosial budaya apa yang kemungkinan memengaruhi produksi wacana. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis memandang wacana sebagai praktik sosial yang produksinya dipengaruhi dan memengaruhi nilai-nilai di masyarakat.
Melalui penelitian ini, diketahui bahwa teks drama bermanfaat untuk pengajaran bahasa sekaligus sarana pendidikan berkarakter. Teks drama pada penelitian ini banyak menyampaikan nilai kejujuran dengan cara tidak langsung, yaitu tidak ada penanda kata tertentu yang memudahkan penandaan nilai kejujuran. Dalam penelitian ini, juga ditemukan nilai sosial budaya, yakni ajaran agama dan hukum adat, yang kemungkinan memengaruhi produksi teks. Kejujuran yang diajarkan sebagian besar berkaitan dengan konsep menjaga amanah.

Language teaching, especially the discourse competence, and building character education are the two factors behind this research. This study reveals how the concrete elaboration of the value of honesty at drama in textbook and social and cultural value which influence the production of discourse. The analysis in this study uses theory of critical discourse analysis. Critical discourse analysis looks discourse as social practice. As social practice, discourse is influenced and affected values in society.
Through this research, it is known that the drama useful for language teaching and building character education. Almost dramas in this study express the value of honesty in an indirect way, which are no specific markers that facilitate the tagging value honesty. In this study, also found socio-cultural values, namely religion and customary law, which may influenced the production of the text. Honesty is taught largely concerned with the concept of keeping mandate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan buku ajar (modul) terhadap hasil belajar Bahasa Inggris untuk akuntansi. Penelitian dilakukan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Sebagai sampelnya dipilih dua kelas yang perolehan nilai hasil pre-tesnya hampir sama (sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol). Hasil pre-tes ini juga sekaligus digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan buku ajar. Data berupa hasil belajar Bahasa Inggris selama eksperimen diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa Tes Prestasi. Hasil pre-tes dan hasil tes selama eksperimen dibandingkan untuk mengetahui alat ukur berupa Tes Prestasi. Hasil pre-tes dan hasil tes selama eksperimen dibandingkan untuk mengetahui berapa yang mengalami dan tidak mengalami peningkatan. Kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam tabel kontingensi dua kali dua untuk diuji dengan Chi Kwadrat dengan tingkat signifikansi 0,5. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa nilai x2 selalu lebih besar dari nilai kritisnya (3,81). Ini artinya bahwa penggunaan buku ajar memberi pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris. Pengaruh positif ini diberikan karena buku ajar ini mampu memfasilitasi kegiatan belajar mandiri mahasiswa. Buku ajar ini dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang jelas, isi materi yang lengkap dan mendalam, mudah dipelajari, metode belajar menyenangkan, menggunakan bahasa komunikatif, dan alat evaluasi beserta kunci jawabannya."
TEKNODIK 19:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widyantika Afiatna Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas kesalahan bentuk verba kala lampau yang sering dilakukan oleh mahasiswa pemelajar bahasa Inggris beserta faktor penyebabnya. Dalam penelitian ini, jenis verba yang diteliti difokuskan pada penggunaan verba tidak beraturan (VTB), verba beraturan (VB), verba be, verba modal, dan verba did. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif paling dominan digunakan untuk mendeskripsikan kesalahan bentuk verba kala lampau. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat frekuensi kemunculan kesalahan bentuk verba kala lampau. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil tulisan mahasiswa pemelajar bahasa Inggris dari semester 2, semester 4, dan semester 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 341 kesalahan bentuk verba kala lampau yang dilakukan oleh informan dari semester 2 sampai semester 6. Kesalahan bentuk verba kala lampau yang paling banyak ditemukan adalah VTB, yaitu sebanyak 147 atau 43%. Sementara itu, kesalahan bentuk verba kala lampau yang paling sedikit ditemukan adalah verba do, yaitu sebanyak 25 atau 7%. Kesalahan-kesalahan tersebut paling banyak ditemukan pada tulisan mahasiswa dari semester 6, yaitu sebanyak 129 atau 38%. Sementara itu, kesalahan yang ditemukan pada tulisan mahasiswa dari semester 2 dan 4 memiliki jumlah yang sama, yaitu masing-masing sebanyak 106 atau 31%. Faktor terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut didominasi oleh adanya faktor intrabahasa, kemudian faktor antarbahasa. Artinya, kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada hasil tulisan mahasiswa pemelajar bahasa Inggris semester 2, 4, dan 6 disebabkan oleh kesulitan mereka dalam mempelajari kaidah gramatika bahasa Inggris.

This study aims at discussing the most frequent errors of tenses application made by college students learning English along with its factors. In this study, the focuse is on the use of irregular verbs (VTB), regular verbs (VB), be, modals, and did. Both qualitative and quantitative methods are employed in this study. However, the most dominant method used is the qualitative method to describe the errors in past tense verb form. On the other hand, quantitative method was utilized to help the researcher to discover the frequency of the appearance of errors in using past tense verbs. The data were collected from the texts written by college students who are learning English from semester 2, 4, and 6. The result of this study indicates that there were 341 past tense verb errors made by informants from semester 2 until semester 6. The most dominant error is VTB which is 147 errors or equals to 43%. On the other hand, the least dominant error is do, appearing only 25 errors or 7%. Those errors are mostly found in the writings of semester 6 students, 129 occurence or 38%. Mean while, errors found in the writings of semester 2 and 4 students are 106 occurance or 31% respectively. Factors underlying those errors are mostly dominated by intralingual, and then interlingual factors. It means that those errors found in the semester 2, 4, and 6 students writings are caused by the difficulty faced by them in learning English grammatical rules."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nurmala Sari
"ABSTRAK
Bahasa dan budaya yang hadir bersama di masyarakat menjadi argumen pentingnya budaya dalam pembelajaran sebuah bahasa. Kepekaan terhadap perbedaan budaya menjadi tolak ukur pencapaian Intercultural Communicative Competence ICC atau kompetensi berkomunikasi antarbudaya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menyatakan bahwa tujuan dari penyelanggaraan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah adalah untuk berpartisipasi dalam komunikasi tingkat internasional, yang membuat ICC menjadi indikator dari proses pembelajaran yang sukses. Oleh karena itu, buku teks, yang menjadi sumber pembelajaran utama bagi guru dan peserta didik, perlu mengandung unsur budaya. Penelitian ini mengkaji unsur budaya yang terdapat dalam latihan kosakata di buku pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA yang diterbitkan oleh pemerintah. Unsur-unsur budaya diidentifikasi berdasarkan konsep dimensi budaya oleh Moran dan konsep kategori budaya oleh Cortazzi dan Jin yang sudah dimodifikasi oleh Chao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks yang ada belum mencakup dimensi dan kategori budaya secara merata, yang dapat menghambat pencapaian ICC peserta didik dan tujuan pemerintah itu sendiri.

ABSTRACT
Language and culture coexisting in the society ground the argument of the importance of culture in learning a language. Cultural awareness is argued to be a pathway to achieve intercultural communicative competence ICC . Ministry of Education and Culture of Indonesia states that the basic competence of learning English is to participate in the scene of international communication, which makes ICC an indicator of a successful learning process. Hence, to achieve the goal, a textbook, which becomes a resourceful material for teachers and learners, needs to contain cultural elements. This study examines cultural elements in vocabulary exercises in Senior High School textbooks published by the government. The cultural elements are identified based on Moran rsquo s cultural dimensions and Cortazzi and Jin rsquo s culture categories modified by Chao. The result shows that those textbooks do not really cover a balanced coverage of dimensions and categories of culture, which can hinder learners rsquo intercultural communicative competence and government rsquo s aim basically."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Masrura Mailany
"[ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi telah merambah ke berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Salah satu wujud pemanfaatan teknologi informasi di bidang pendidikan adalah munculnya e-learning. E-learning telah menjanjikan peningkatan kualitas belajar mengajar. Namun hingga saat ini jumlah institusi perguruan tinggi yang menerapkannya masih sangat sedikit. Sementara itu, penggunaan beberapa sistem informasi yang saat ini sudah diterapkan, masih belum dapat memberi gambaran mengenai sejauh mana kesiapan terhadap implementasi e-learning. Melihat kondisi tersebut, maka dirumuskan metode yang terdiri dari faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kesiapan perguruan tinggi terhadap implementasi e-learning. Metode tersebut terdiri dari 4 tingkat kesiapan yang diperoleh dari kuesioner yang menggunakan 5 skala Likert. Hasil analisis menghasilkan lima faktor-faktor, yaitu policies, technology infrastructure, human resources, financial dan content. Faktor-faktor tersebut diujikan terhadap tiga perguruan tinggi dan diperoleh bahwa UMJ dan USNI berada pada level 3, sedangkan UIN Jakarta berada pada level 4. Hasil analisis berdasarkan karakteristik perguruan tinggi diperoleh bahwa perguruan tinggi dengan status negeri dan memiliki akreditasi yang tinggi cenderung lebih siap dibandingkan dengan perguruan tinggi dengan status swasta dan memiliki akreditasi yang rendah. Berdasarkan faktor yang butuh peningkatan, maka disusun strategi untuk meningkatkan tingkat kesiapan yang terdiri dari, faktor policies, (1) memasukkan rencana penggunaan e-learning dalam rencana strategis organisasi; faktor human resources, (2) meningkatkan kemampuan dalam menggunakan sarana TI; dan (3) mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi dan memberikan pendapat; faktor financial, (4) merencanakan dan mengalokasikan anggaran untuk e-learning dalam jangka pendek dan jangka panjang; dan faktor content, (5) mendigitalisasi semua konten materi perkuliahan.

ABSTRACT
The development of information technology has penetrated into various sectors, one of which is education. One of IT utilizations in education is e-learning. The presence of e-learning has been able to improve the quality of teaching and learning. But now the number of higher education institutions that implement e-learning is still scarce. Meanwhile, the use of information system, is still not be able to measure the extent of readiness to the implementation of e-learning. Therefore, a method was formulated which consists of factors to measure the extent to which the level of higher education institution readiness for the implementation of e-learning. This method has four levels that obtained from questionnaire using Likert rating scale: 1-5. The research revealed five factors, namely, policies, technology infrastructure, human resources, financial and content. These factors were tested against three universities and the results showed that UMJ and USNI are at level 3, while UIN Jakarta is at level 4. Based on analysis of characteristics of the universities revealed that the public universities with high accreditation are more ready than the private universities with low accreditation. Based on the factors that need improvement, was prepared a strategy to improve the level of readiness that consists of, policies factor, (1) enter the planned use of e-learning in the organization's strategic plan; human resources factor, (2) improve the ability to use IT facilities; and (3) encourage students to be more active in discussing and giving opinions; financial factor, (4) plan and allocate budgets for e-learning in the short term and long term; and content factor, (5) digitizing all the content of lecture material., The development of information technology has penetrated into various sectors, one of which is education. One of IT utilizations in education is e-learning. The presence of e-learning has been able to improve the quality of teaching and learning. But now the number of higher education institutions that implement e-learning is still scarce. Meanwhile, the use of information system, is still not be able to measure the extent of readiness to the implementation of e-learning. Therefore, a method was formulated which consists of factors to measure the extent to which the level of higher education institution readiness for the implementation of e-learning. This method has four levels that obtained from questionnaire using Likert rating scale: 1-5. The research revealed five factors, namely, policies, technology infrastructure, human resources, financial and content. These factors were tested against three universities and the results showed that UMJ and USNI are at level 3, while UIN Jakarta is at level 4. Based on analysis of characteristics of the universities revealed that the public universities with high accreditation are more ready than the private universities with low accreditation. Based on the factors that need improvement, was prepared a strategy to improve the level of readiness that consists of, policies factor, (1) enter the planned use of e-learning in the organization's strategic plan; human resources factor, (2) improve the ability to use IT facilities; and (3) encourage students to be more active in discussing and giving opinions; financial factor, (4) plan and allocate budgets for e-learning in the short term and long term; and content factor, (5) digitizing all the content of lecture material.]"
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Article aimed to describe language learners' belief system and to investigate how significance the language learners' beliefs are between them in language learning. Using both qualitative and quantitative approaches, this research took 111 female- and 32 male-first semester college-students majoring in English Education as respondents. The instrument was 34 item BALLI questionnaire designed by Horwitz. The findings of the research showed that females and males language beliefs about language learning are mostly in similar fashion. The significant differences in responses were on the beliefs related to language and intelligence, enjoyment in practicing English, learning English-speaking cultures having English-speaking friends, and motivation in learning English.
"
LINCUL 8:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alek
Jakarta: Kencana, 2010
449.221 ALE b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>