Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rissa Amanda
"Jurnal ini membahas tentang asal-usul bakcang dan kue cang secara lebih mendalam, juga bakcang dan kue cang di Indonesia sebagai hasil dari akulturasi antara budaya Tiongkok dengan Indonesia. Bakcang dan kue cang ini biasanya disajikan dalam Perayaan Peh Cun yang merupakan salah satu perayaan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa setiap tahun, tepatnya pada tanggal 5 - bulan 5 penanggalan Imlek. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa munculnya bakcang dan kue cang dalam perayaan Peh Cun didasari oleh cerita Wu Zixu seorang tokoh dari zaman Musim Semi ndash; Musim Gugur dan tokoh Qu Yuan dari zaman Negara Berperang. Bagi masyarakat Tionghoa, bakcang dan kue cang ini menjadi salah satu simbol untuk mengenang jasa dan kematian Wu Zixu dan Qu Yuan yang kemudian simbol ini dijadikan salah satu simbol terpenting dalam perayaan Peh Cun. Seiring dengan berjalannya waktu, karena berkembangnya zaman dan terjadinya akulturasi antara budaya Tiongkok dengan Indonesia, lambat laun bakcang dan kue cang mengalami perkembangan dalam segi makna, fungsi, serta bentuk fisik maupun variasi isi bakcang yang disesuaikan dengan bahan makanan yang ada di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif berbasis studi kepustakaan.

This journal discusses the origin of bakcang and kue cang more deeply, also bakcang and kue cang in Indonesia as a result of acculturation between Chinese culture and Indonesian. Bakcang and kue cang is usually presented in Peh Cun Celebration which is one of the celebrations that celebrated by Chinese people every year, precisely on the fifth day of the fifth lunar month. The Chinese people believe that the emergence of bakcang and kue cang in the Peh Cun Celebration based on the story of Wu Zixu, a figure from the Spring ndash; Autumn era and Qu Yuan, from the Warring States era. For Chinese society, bakcang and kue cang become one of the symbols to commemorate the kindness and the death of Wu Zixu and Qu Yuan which later become one of the most important symbols in the Peh Cun celebration. As time goes by because of the current development and the occurrence of acculturation between Chinese culture and Indonesian, bakcang and kue cang gradually go through development in terms of meaning, function, as well as physical form and variations of bakcang contents which be adjusted with foodstuff in Indonesia. The research method that were used in this journal is a qualitative method based on literature study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisya Zahwa Rachmadina
"Indonesia dan Belanda dikenal memiliki banyak keterkaitan karena adanya kontak secara terus-menerus pada masa lampau sehingga terdapat berbagai dampak dalam berbagai aspek. Salah satu aspek yang terdampak hingga saat ini adalah budaya, seperti pada restoran-restoran Belanda di Indonesia yang melakukan akulturasi budaya. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui upaya penyesuaian budaya dalam bentuk akulturasi apa yang telah dilakukan oleh Restoran H.E.M.A. TIS Square Tebet dan bagaimana respon dari para pengunjung terhadap akulturasi yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori akulturasi oleh Redfield, Linton, dan Herskovits melalui pendekatan studi kasus yaitu mengumpulkan data dengan mengobservasi objek yang diteliti melalui wawancara dengan pemilik dan pengunjung restoran H.E.M.A. dan survei langsung ke restoran. Hasil dari penelitian ini yaitu Restoran H.E.M.A. TIS Square Tebet melakukan akulturasi dalam bentuk bahasa, makanan, pakaian, dan juga arsitektur bangunan sebagai upaya untuk menyesuaikan budaya Belanda di Indonesia. Upaya akulturasi budaya Belanda dan Indonesia yang dilakukan oleh Restoran H.E.M.A. ini berhasil menarik perhatian para pengunjung karena dapat menambah pengetahuan budaya Belanda dan Indonesia.

Indonesia and the Netherlands are known to have many connections because there was continuous contact in the past so that there were various impacts in various aspects. One aspect that has been affected to this day is culture, as in Dutch restaurants in Indonesia which carry out cultural acculturation. This research was made with the aim of knowing what cultural adjustment efforts in the form of acculturation have been carried out by the H.E.M.A. Restaurant. TIS Square Tebet and how the response from visitors to the acculturation carried out. This study uses a qualitative method with the theory of acculturation by Redfield, Linton, and Herskovits through a case study approach, namely collecting data by observing the object under study through interviews with H.E.M.A. restaurant owners and visitors. then survey directly to the restaurant. The results of this study are the H.E.M.A. Restaurant. TIS Square Tebet acculturates in the form of language, food, clothing, and also building architecture as an effort to adapt Dutch culture in Indonesia. Efforts to acculturate Dutch and Indonesian culture carried out by the H.E.M.A. Restaurant This succeeded in attracting the attention of the visitors because it could increase knowledge of Dutch and Indonesian culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Amelinda
"Makalah ini membahas eksistensi tari Cokek sebagai warisan budaya Betawi yang juga merupakan hasil akulturasi dengan budaya masyarakat Tionghoa. Dalam penelitian ini akan dipaparkan bagaimana kebudayaan masyarakat Tionghoa memperngaruhi tari Cokek. Di samping itu, penelitian ini juga memaparkan pandangan kedua masyarakat ini terhadap tari Cokek, serta usaha-usaha pelestarian yang telah dilakukan maupun yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar eksistensi tari ini tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh budaya Tionghoa pada tari Cokek dan juga menjelaskan keberadaan tari Cokek dari masa awal perkembangannya oleh masyarakat Tionghoa dan masyarakat Betawi. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan pembaca untuk mengenal tari ini. Hingga kini, tari Cokek masih dapat bertahan, meskipun keberadaannya hanya sebatas pada daerah kelahirannya, yakni Tangerang.

The Existence of Cokek Dance as The Acculturation of Chinese and Betawi Culture discusses the existence of Cokek dance as one of Betawi cultural heritages and an acculturation with Tionghoa culture. This paper will explain how far Chinese culture influences this dance. In addition, this paper also explains the overview of these two communities, Betawi and Tionghoa, to Cokek dance and preservation efforts that have been done and should be done by the public and government to maintain the existence of this dance. The purposes of this research are to explain Chinese culture influences that affected Cokek dance and to explain the existence of Cokek dance from the beginning of its developments by Chinese and Betawi society. This research aims to gain readers’ interest about Cokek dance. Now, Cokek dance can still survive up, eventhough its presence merely in the area where it was developed first, Tangerang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Kusuma Sugiono
"Batik Lasem merupakan tetesan budaya masyarakat Cina peranakan yang tinggal di Lasem Jawa Tengah Keunikan batik Lasem terletak pada corak dan pewarnaannya yang memadukan budaya Cina dan Jawa Melalui batik Lasem kita dapat melihat percampuran budaya Cina dan Jawa yang berkolaborasi dengan indah Corak binatang binatang Cina yamg megah dan penuh dengan falsafah hidup khas Cina dipadukan dengan bunga bunga lokal Jawa yang cantik dan mempesona ditambah dengan warna khas Lasem yang cerah dan menawan menjadikan batik Lasem sebagai suatu karya seni bernilai tinggi Batik Lasem merupakan warisan budaya yang telah dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakat Lasem selama ratusan tahun lamanya Hingga saat ini apabila kita melihat batik Lasem kita dapat menyaksikan bukti nyata percampuran budaya Cina dan Jawa yang tertoreh dalam selembar kain batik yang indah
Batik Lasem is a cultural heritage of the Peranakan Chinese whom resides in Lasem Central Java The uniqueness of Batik Lasem lies in its patterns and coloring which incorporates Chinese and Javanese culture Through Batik Lasem we are able to see a mix of Chinese and Javanese influences in unified beauty Majestic patterns of animals which epitomizes a distinct philosophy of the Chinese merged together with the allure and charm possessed only by a local Javanese flower added with the prominent and vibrant color of Lasem is what attributes to the high value of this work of art Batik Lasem is a cultural heritage that has been preserved by the people of Lasem for decades To this day whenever Batik Lasem is sighted its striking merge of Chinese and Javanese cultures is perpetually embedded on a length of batik garment "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Huwaidaa
"Corak kebudayaan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh sejarah kolonialisme Belanda. Bentuk interaksi dalam waktu yang lama mempengaruhi budaya Belanda dan Indonesia, sehingga menghasilkan bentuk budaya baru tanpa menghilangkan budaya aslinya atau yang disebut sebagai akulturasi. Proses ini khususnya tercermin dalam aspek bahasa, kuliner, dan arsitektur Belanda di Indonesia. Untuk meninjau proses tersebut, rumusan masalah penelitian adalah bagaimana akulturasi budaya Belanda dan Indonesia di restoran Huize Trivelli. Metode penelitian kualitatif diterapkan dengan landasan teori akulturasi dari Redfield, Linton, Herskovits, dan Koentjaraningrat, serta teori kebudayaan terbuka oleh Ralph Linton. Data dianalisis melalui hasil observasi dan wawancara yang terkumpul selama kunjungan ke restoran Huize Trivelli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran Huize Trivelli mengimplementasikan akulturasi budaya Belanda dan Indonesia dan menciptakan pengalaman dalam aspek bahasa, kuliner, dan arsitektur yang harmonis. Restoran ini dapat menjadi sebuah simbol dari interaksi kedua budaya yang saling terintegrasi.

The cultural landscape of Indonesia is deeply intertwined with the legacy of Dutch colonialism. The prolonged interaction between the two societies has significantly influenced both Dutch and Indonesian cultures, giving rise to a unique hybrid culture through a process known as acculturation. This phenomenon is particularly evident in the Dutch influences on the Indonesian language, cuisine, and architecture. This study aims to explore the acculturation process between Dutch and Indonesian cultures as exemplified by Huize Trivelli restaurant. Employing a qualitative research methodology, this study is grounded in acculturation theories articulated by Redfield, Linton, Herskovits, and Koentjaraningrat, as well as Ralph Linton's open culture theory. Data were meticulously gathered through observations and interviews conducted during an onsite visit to Huize Trivelli restaurant. The findings reveal that Huize Trivelli restaurant successfully integrates Dutch and Indonesian cultural elements, creating a harmonious blend in terms of language, culinary offerings, and architectural design. The restaurant serves as a significant emblem of the cultural interplay between Dutch and Indonesian traditions, demonstrating a seamless fusion that respects and preserves the essence of both cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Salsabil Kusumaditya
"Restoran Ajwad merupakan salah satu restoran Arab yang berlokasi di daerah Condet, Jakarta Timur. Sebagai upaya menyebarkan budaya kuliner Arab di Indonesia, restoran Ajwad melakukan beberapa penyesuaian budaya kuliner yang dilakukan dengan teknik akulturasi. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang apa yang dilakukan restoran Ajwad dalam menyesuaikan budaya kuliner Arab dan Indonesia? Bagaimana respon konsumen terhadap penyesuaian budaya yang dilakukan oleh restoran Ajwad? Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyesuaian budaya yang dilakukan dan memahami respon konsumen terhadap penyesuaian budaya yang terjadi di restoran Ajwad. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik kajian pustaka, analisis media sosial, obrservasi, dan wawancara dengan koki dan pemilik restoran. Hasil dari penelitian ini adalah akulturasi yang dilakukan restoran Ajwad mencakup berbagai aspek seperti menu makanan, rasa makanan, peralatan makan, dan suasana tempat makan. Selain itu, upaya akulturasi yang dilakukan mendapat banyak respon positif dengan kepuasan dari konsumen restoran Ajwad.

Ajwad Restaurant is an Arabic restaurant located in the Condet area, East Jakarta. To spread the Arab culinary culture in Indonesia, Ajwad restaurant made several adjustments to the culinary culture made with acculturation techniques. This research raise the problem of what Ajwad restaurant does in adjusting the Arab and Indonesian culinary culture? How do consumers respond to the cultural adjustments made by Ajwad restaurants? This research aims to understand the cultural adjustments made and to understand the response of consumers to cultural adjustments that occur at Ajwad restaurants. This research used qualitative methods with literature review techniques, social media analysis, observation, and interviews with chef and restaurant owner. The result of this research is the acculturation carried out by Ajwad restaurant covering various aspects such as food menu, food taste, tableware, and dining atmosphere. Also, the acculturation efforts carried out received a positive response with satisfaction from Ajwad restaurant consumers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Birgitta Cynthia Dwi Puspita
"Jurnal ini membahas mengenai akulturasi dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan wayang Potehi, kapan wayang Potehi masuk dan berkembang di Indonesia, serta apakah sudah terjadi proses akulturasi dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memahami mengenai pertunjukkan wayang Potehi dan akulturasi yang terdapat dalam pertunjukkan wayang Potehi di Indonesia.

This journal discusses acculturation within Indonesian Potehi shadow puppet shows. Furthermore, it aims to describe what Potehi shadow puppet shows are, its place in history, and any acculturation process that might have happened to it in Indonesia. Through this paper, people are expected to understand deeply about Potehi puppet shows and process of acculturation in Potehi puppet shows in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Fitri Apri Susetyo
"Skripsi ini membahas penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data berasal dari buku resep masakan Jerman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul ?Lieblingsgerichte der Deutschen?. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah metode penerjemahan dan orientasi penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis kesesuaian padanan antara BSu dan BSa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia menggunakan berbagai metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran (BSa). Hal ini dilatarbelakangi oleh unsur budaya, yakni (1) penerjemah merupakan orang Jerman dan sasaran pembaca adalah orang Indonesia dan (2) sulit menemukan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia, sehingga penerjemah tidak dapat mempertahankan bentuk-bentuk bahasa sumber dan berorientasi pada bahasa sasaran.

Diese Forschung behandelt die Übersetzung der deutschen Kuchenrezepte in Indonesisch. Die Quelleangabe in dieser Forschung wird vom deutschen Kochbuch, das in indonesisch übersetzt wurde, mit dem Titel "Lieblingsgerichte der Deutschen" übernommen. Diese Forschung konzentriert sich auf die Methode und die Orientierung der Übersetzung, die in der deutschen Übersetzung der Kuchenrezepte in indonesisch durch die Analyse von der Eignung des Äquivalents zwischen die Ausgangssprache und Zielsprache benutzt werden. Das Ergebniss zeigt, dass die Übersetzung der deutschsprachigen Kuchenrezept in indonesisch viele verschiedene Übersetzungsmethoden verwendet, die auf die Zielsprache (BSa) orientiert. Dies wird bei kulturellen Elementen motiviert, nämlich (1) Die Übersetzerin ist ein deutsch Muttersprachlerin und der Zielleser ist Indonesien (2) Die Schwierigkeiten bei der Suche in einem geeigneten Äquivalent in Indonesien, sodass der Übersetzer nicht kann, die Formen der Ausgangssprache aufrecht zu erhalten und auf die Zielsprache orientiert."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Retnoati Rozano Prakoeswa
"Di Indonesia, sebuah negara dengan 17.491 pulau dan 1.340 suku bangsa berbeda
memungkinkan terdapat banyak individu multikultural dan terjadinya akulturasi dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Berry (2005), akulturasi adalah proses dari perubahan
budaya dan psikologis yang berlangsung sebagai hasil kontak antara dua atau lebih
kelompok budaya dan anggotanya. Di sisi lain, menurut Huynh et al. (2018) pengalaman
individu yang terpapar dan menginternalisasi lebih dari satu budaya, dianggap bikultural
atau multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara akulturasi dan
multikulturalisme pada dewasa muda di Indonesia. Partisipan terdiri dari 479 Warga
Negara Indonesia, memiliki minimal dua kebudayaan, usia 20-35 tahun, yang terdiri dari
1 agender, 201 laki-laki, dan 277 perempuan. Data dikumpulkan dengan Mutual
Intercultural Relations In Plural Societies (MIRIPS) dan Bicultural Identity Integration
Scale (BIIS-2) Pancultural Version 2.4.0. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi
positif antara integrasi dan harmoni (r(479) = 0,226, p<0,01), korelasi positif antara
integrasi dengan blendedness (r(479) = 0,125, p<0,01), namun juga ditemukan korelasi
positif antara marginalisasi dengan harmoni (r(479) = 0,207, p<0,01) dan korelasi positif
antara marginalisasi dengan blendedness (r(479) = 0,135, p<0,01).

In Indonesia, a country with 17,491 islands and 1,340 different ethnic groups, it becomes
possible to have many multicultural individuals and have acculturation happens in
everyday life. According to Berry (2005), acculturation is a process of cultural and
psychological change that takes place as a result of contact between two or more cultural
groups and their members. On the other hand, according to Huynh et al. (2018)
experiences of individuals who are exposed to and internalize more than one culture, is
considered as bicultural or multicultural. This study aims to see the relationship between
acculturation and multiculturalism in young adults in Indonesia. Participants consisted of
479 Indonesian citizens, having two cultures, aged 20-35 years, consisting of 1 agender,
201 men, and 277 women. Data were collected using the Mutual Intercultural Relations
In Plural Societies (MIRIPS) and the Bicultural Identity Integration Scale (BIIS-2)
Pancultural Version 2.4.0. The results showed positive evidence between integration and
harmony (r (479) = 0.226, p <0.01), indicating that integration with blendedness (r (479)
= 0.125, p <0.01), but also found positive between marginalization. with harmony (r (479)
= 0.207, p <0.01) and a positive connection between marginalization and blendedness (r
(479) = 0.135, p <0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiya Ul-Haq
"In 2017, obesity incidence rate in Indonesia significantly increased from 2014. The rise of obesity incidence rate in Indonesia also expected to continue in the future. Recent studies in developed countries shows that areas with overabundant access to unhealthy foods provider tends to have a higher obesity incidence rate. This phenomenon, known as food swamps, correlates with obesity by influencing the people to consume more unhealthy foods. However, research to prove that statement in Indonesia seems impossible to execute due to the absence of individual food choice data in Indonesia`s mainstream surveys. This study tries to employ Twitter and Google Places data as an alternative data source to fill the absence of data that mentioned before. Logistic regression results show that food swamps area has a significant positive correlation with the popularity of unhealthy foods and the engagement on unhealthy foods. Therefore, it can be concluded that the results in this study indicates the influence of food swamps area on peoples choice towards unhealthy foods.

Pada tahun 2017, angka obesitas di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun 2014. Kenaikan tersebut diprediksi akan terus berlanjut di masa depan. Studi terbaru di negara-negara maju menunjukkan bahwa daerah dengan akses berlebihan terhadap penjual makanan yang tidak sehat cenderung memiliki angka obesitas yang lebih tinggi. Fenomena ini, dikenal sebagai food swamps, berkorelasi dengan obesitas dengan cara mempengaruhi orang-orang untuk mengkonsumsi lebih banyak makanan yang tidak sehat. Namun, penelitian untuk membuktikan pernyataan tersebut di Indonesia terlihat tidak mungkin dilaksanakan karena tidak adanya data pilihan makanan individu dalam survei-survei skala besar utama di Indonesia. Penelitian ini mencoba menggunakan data Twitter dan Google Places sebagai sumber data alternatif untuk mengisi ketiadaan data yang disebutkan sebelumnya. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa daerah food swamps memiliki korelasi positif yang signifikan dengan popularitas makanan tidak sehat dan sentiment positif terhadap makanan tidak sehat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil dalam penelitian ini mengindikasikan hubungan antara daerah food swamps terhadap kecenderungan orang untuk lebih memilih makanan yang tidak sehat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>