Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yumna Maghfira Nadine
"ABSTRAK
Tujuan penggunaan humor dalam sebuah komedi situasi dan karakternya dapat bertolak belakang degan satu sama lain. Oleh karenanya, studi analisis terhadap cara keja humor bagi karakter Chandler Bing dari sitkom Friends membawa pendekatan baru terhadap penggambaran isu maskulinitas dalam media populer. Artikel ini melihat tanggapan humoris Chandler terkait isu humor mock-macho. Dengan menggunakan analisis karakter terhadap humor yang digunakan saat melakukan mekanisme pertahanan diri terhadap isu maskulinitas, ditemukan perbedaan antara penggunaan humor sebagai mekanisme pertahanan diri dan humor mock-macho. Mock-macho menghilangkan garis pemisah antara maskulin dan feminin sedangkan mekanisme pertahanan diri memastikan parameter stereotipe maskulintas.

ABSTRACT
The purpose of humor from the situational comedy and its character might contradict to one another. Therefore, an analytical study of how humor works for the character Chandler Bing of the hit sitcom Friends bring a new approach on how the portrayal of masculinity issues is brought up in popular media. This article explores Chandler rsquo;s hilarious responses regarding the issue of mock-macho humor. By doing a character analysis on his defense mechanism in which he uses in making jokes concerning masculinity issues, it is discovered that the purpose of humor between humor as a defense mechanism and as mock-macho is different. Mock-macho assures that masculinity has a blurred border with femininity while defense mechanism sets the parameter of stereotypical masculinity."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Jessie Amelia
"Penelitian ini mengkaji tentang isu antisemitisme dan humor Yahudi yang ditampilkan dalam film. Humor Yahudi terbagi menjadi humor dari perspektif Yahudi dan non-Yahudi yang dibedakan oleh subjek penyampainya; humor dari perspektif Yahudi jika disampaikan oleh orang Yahudi, humor dari perspektif non-Yahudi jika disampaikan oleh orang non-Yahudi. Penelitian ini akan menujukkan kekayaan yang dimiliki oleh film Masel Tov Cocktail berupa gabungan kedua humor tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kajian pustaka dan teori Humor Arthur Asa Berger. Film ini menggambarkan bahwa humor dari perspektif Yahudi ditunjukan oleh tokoh Dima, ayah, ibu, dan kakek Dima. Sementara itu, humor dari perspektif non-Yahudi direpresentasikan oleh tokoh Tobi, Masel, sekelompok remaja, Frau Jachthüber, Frau Pütner, dan orang partai. Hasil analisa menunjukkan perlawanan terhadap antisemitisme, yang dibuktikan dengan keseimbangan jumlah humor dari perspektif Yahudi dan non-Yahudi. Meskipun humor dari perspektif Yahudi hanya diucapkan oleh tiga tokoh, jumlahnya tetap seimbang karena tokoh Dima menggambarkan tiga humor dari perspektif Yahudi. Hal ini menggambarkan setiap bentuk antisemitisme yang disampaikan dengan humor dari perspektif non-Yahudi, selalu mendapat perlawanan humor dari perspektif Yahudi. Teknik yang paling dominan digunakan dalam menyampaikan humor adalah kategori bahasa. Hal ini mungkin bertujuan agar penyampaian pesan melawan antisemitisme lebih jelas dan mudah dipahami melalui percakapan yang ada.

This study examined the issue of antisemitism and Jewish humor shown in the movie. There are two types of Jewish comedy: Jewish and non-Jewish perspectives, defined by the speaker: Jewish humor conveyed by a Jew and non-Jewish humor conveyed by a non-Jew. This study showed the uniqueness of Masel Tov Cocktail by combining both types of humor. This study used the qualitative method of literature review and Arthur Asa Berger's Humor theory. The film showed that the characters Dima, Dima's father, mother, and grandfather demonstrated Jewish perspective humor. Meanwhile, Tobi, Masel, a group of youths, Frau Jachthüber, Frau Pütner, and members of the political party demonstrated non-Jewish perspective humor. The study's result showed antisemitism resistance, as evidenced by the balance amount of humor from both perspectives of Jews and non-Jews. Although only three characters demonstrated Jewish humor, the numbers remain balanced since Dima described three parts of Jewish humor. This proved that non-Jewish humor was used to show antisemitism, while Jewish humor did the opposite. The language category was the most prevalent technique used in delivering humor. The purpose was most likely to make the message against antisemitism more evident and understandable through the conversation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Endahwarni
"Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah deskripsi penggunaan bahasa humor pada kelompok kesenian lawak Srimulat. Bahasa yang digunakan dalam lawakan mereka disebut dengan bahasa humor. Kelompok kesenian lawak Srimulat adalah salah satu jenis kesenian yang ada di Indonesia khususnya di Jawa. Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri. Kesenian juga selalu mempunyai peranan tertentu di dalam masyarakat yang menjadi ajangnya. Demikian pula di Indonesia, kesenian dapat ditinjau dalam konteks kebudayaan maupun kemasyarakatannya.
Salah satu kesenian yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa, adalah kesenian panggung yang lazim disebut dengan istilah teater. Ada dua bentuk kesenian panggung atau teater, (1) teater tradisional dan (2) teater modern. Teater tradisional, yang disebut juga teater rakyat, antara lain, adalah wayang, ketoprak, ludruk, lenong, dagelan atau lawak.
Beberapa waktu yang lalu, sekitar tahun 1984, surat kabar banyak memberitakan mengenai kesenian teater tradisional khususnya wayang orang, yang mengalami krisis kurangnya peminat atau penonton. Karena berkurangnya penonton berarti juga berkurangnya dana yang masuk, sedangkan kehidupan para anggota wayang tersebut tergantung dari banyaknya karcis yang terjual, maka timbuilah keresahan di antara para pemain dan pengelola.
Sementara itu pads waktu yang bersamaan Srimulat sebagai kesenian teater tradisional justru meningkat jumlah peminatnya. Hal ini diketahui dari penjualan karcis dan sebagai catatan selama tahun 1984, kelompok kesenian Srimulat berhasil menyedot 160.720 orang. Adanya tawaran pementasan di luar, kemudian meluasnya kesenian Srimulat sampai ke Solo dan ke Jakarta membuktikan kejayaan kelompok ini. Akan tetapi, hal ini pun tidak berlangsung lama karena sejak 1986 peminat mulai berkurang dan tiga bulan pertama tahun 1989 penonton hanya 4.237 orang. Srimulat mengalami hal yang sama dengan wayang orang bahkan di Solo dan di Jakarta pada tahun 1989 sudah gulung tikar dengan terbelit hutang-hutang yang belum dapat dilunasi. Menurut beberapa sumber hutangnya mencapai Rp. 22.000.000,00. Saat ini yang masih tetap bertahan hanyalah Srimulat yang berada di Surabaya, yang masih diminati oleh penonton pada waktu tertentu saja.
Kurangnya peminat wayang orang karena bergesernya nilai-nilai, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Penyebab yang lain adalah banyaknya pengaruh dari kebudayaan barat dengan adanya kemajuan teknologi yang memudahkannya masuk ke Indonesia. Khususnya untuk kota Jakarta penyebabnya adalah bahasa yang digunakan dalam wayang orang adalah bahasa Jawa, sehingga hanya orang-orang Jawa saja yang memahaminya.
Berkurangnya peminat Srimulat sehingga menyebabkan kebangkrutannya, selain adanya bermacam-macam hiburan lain, karena kebosanan penonton dengan lawakan atau humor mereka yang kurang bervariasi. Masalah bahasa tidak menjadi penyebab berkurangnya penonton, karena bahasa yang mereka gunakan dalam humor mereka adalah bahasa Indonesia dan hanya sedikit bahasa Jawa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1990
T1622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Tigor
"ABSTRAK
Perspektif merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah film The Male Gaze yang merupakan sudut pandang atau perspektif laki laki terhadap elemen elemen yang ada dalam film telah menjadi hal yang lumrah dalam film film Hollywood Hal tersebut terjadi karena mayoritas orang orang penting dibalik pembuatan film adalah laki laki Lebih jauh lagi saat ini film adalah salah satu jenis media yang paling berpengaruh Oleh karena itu makalah ini mencoba untuk menganalisis penggambaran Male Gaze dalam The Wolf of Wall Street sebuah film oleh Martin Scorsese yang dirilis pada tahun 2013 melalui pengansingan terhadap karakter karakter wanitanya Makalah ini menggunakan definisi Male Gaze dari Laura Mulvey sebagai landasan teori dalam menganalisis scene karakter monolog dan dialog dalam film tersebut.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa The Wolf of Wall Street sangatlah dipengaruhi oleh Male Gaze karena karakter karakter perempuan yang ada dalam film ini hanya berperan sebagai bawahan dari karakter laki laki.

ABSTRACT
Perspective is one of the most important elements of film The Male Gaze which is male perspective or point of view towards film rsquo s elements has become a common thing in Hollywood movie It happens because film makers are disproportionately male Furthermore today film is one of the most influential forms of media For this reason this research attempts to analyze the depiction of the Male Gaze in The Wolf of Wall Street a 2013 film by Martin Scorsese trough the relegation of its female characters This research is using Laura Mulvey rsquo s definition of the Male Gaze as a theoretical framework in examining the scenes characters monologues and dialogues of the film
The result of the research concludes that The Wolf of Wall Street is heavily influenced by the Male Gaze since the female characters role are diminished and they only serve as subordinate for the male characters.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Januar Suhendar
"Maskulinitas salaryman yang diterima sebagai hegemoni dalam masyarakat Jepang memarginalkan bentuk maskulinitas lainnya termasuk bapak rumah tangga atau sengyoushufu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi maskulinitas sengyoushufu melalui tokoh Tatsu dalam drama televisi Gokushufudou (The Way of Househusband) dan refleksi film tersebut terhadap fenomena bapak rumah tangga di Jepang. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori deskriptif analisis melalui tangkapan layar adegan dan dialog dalam drama, lalu dianalisis dengan teori Hegemonic Masculinity dari R.W Connel (1987,1995) sebagai teori utama, dan didukung oleh teori maskulinitas New Man oleh John Beynon (2002). Dari hasil analisis ditemukan bahwa 1) Tokoh Tatsu merepresentasikan maskulinitas sengyoushufu yang tidak tunduk terhadap nilai-nilai maskulinitas salaryman sebagai Hegemonic Masculinity dalam masyarakat Jepang; 2) Identitas sengyoushufu direpresentasikan dengan positif dalam drama televisi inimelalui tokoh Tatsu yang secara sukarela menjadi bapak rumah tangga dengan lingkungan yang menerimanya dengan baik. Gokushufudou menjadi salah satu wacana baru yang mendekonstruksi hegemoni maskulinitas salaryman dalam masyarakat Jepang melalui representasi bapak rumah tangga.

Salaryman masculinity which is accepted as hegemony in Japanese society marginalizes other forms of masculinity including househusbands or sengyoushufu. This study aims to see the representation of sengyoushufu masculinity through the character Tatsu in the television drama Gokushufudou (The Way of Househusband) and the film's reflection on the phenomenon of househusbands in Japan. The method that will be used in this research is descriptive analysis method through screenshots of scenes and dialogues in the drama, then analyzed with the theory of Hegemonic Masculinity from R.W Connel (1987, 1995) as the basic theory, and supported by the theory of new man masculinity by John Beynon (2002). The results from this study show that 1) Tatsu's character represent sengyoushufu masculinity that is not subject to the values of salaryman masculinity as Hegemonic Masculinity in Japanese society; 2) The identity of sengyoushufu is represented positively in this television drama through the characterization of Tatsu who voluntarily becomes a househusband, and surrounding environment that accept his identity. Gokushufudou is one of the new discourses that deconstructs the hegemony of salaryman masculinity in Japanese society through the representation of househusband."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Ulfah Apriyadin
"ABSTRAK
Wonder Woman 2017 adalah film superhero yang diangkat dari karakter DC Comics yang menceritakan karakter Wonder Woman yang pergi ke dunia manusia bersama Kapten Steve Trevor, agen khusus Amerika, untuk menyelamatkan dunia dari Ares. Banyak penelitian yang telah menganalisa karakter Wonder Woman menggunakan studi feminis, namun tidak banyak yang berfokus pada karakter Steve Trevor. Dengan menggunakan teori dari Raewyn Connell tentang maskulinitas dan jender performativitas dari Judith Butler, artikel ini akan membahas karakter maskulinitas dari Steve Trevor dan tindakannya yang mematahkan dominasi hegemoni maskulinitas melalui analisis tekstual dan karakter. Artikel ini memperlihatkan bahwa walaupun karakter Steve Trevor menggambarkan beberapa karakter dari hegemoni maskulinitas, namun beberapa tindakannya justru bertolak belakang dominasi maskulinitas.

ABSTRACT
Wonder Woman 2017 is a superhero movie based on the character from DC Comics, which tells about the character Wonder Woman going to human world with Captain Steve Trevor, the US special agent, in order to save the world from Ares. Many studies have researched the character Wonder Woman using feminist studies, yet not many focused on the character Steve Trevor. By using Raewyn Connell rsquo s framework of masculinity and Judith Butler rsquo s gender performativity, this paper will discuss the character Steve Trevor 39 s masculine attributes and actions that break the domination of hegemonic masculinity through textual and character analysis. This article argues that although the character Steve Trevor showcases some of characteristics of hegemonic masculinity, some of his actions are shown to break the dominant masculinity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
James Danandjaja
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999
808.87 JAM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Coward-McCann, 1946
895.170 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cleveland : World Pub., 1948
817.082 PAG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Sterling Publishing, 1974
895.170 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>