Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hessa Maulfiandini
"Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai perempuan Latin dan representasi mereka di pertelevisian Amerika. Akan tetapi, tidak banyak yang membahas ambivalensi dalam representasi itu sendiri. Esai ini membahas bagaimana salah satu karakter Latin di sitkom Brooklyn Nine-Nine, Rosa Diaz, menegosiasi tiga kategorisasi terkait stereotip perempuan Latin milik Gary D. Keller 1994. Dengan menggunakan kerangka yang sama, dapat dilihat bahwa karakter Rosa Diaz dan apa yang ia representasikan memilik bentuk yang multidimensi dan kompleks.

Many researches have been conducted when it comes to Latinas and their representations in American television. However, not many have brought up the ambivalence in the representation itself. This essay examines how one of the main Latina characters from the sitcom Brooklyn Nine-Nine 2013 , Rosa Diaz, negotiates Gary D. Keller's 1994 three categorizations of Latina stereotypes. By using the same framework, it is evident that Rosa Diaz character along with what she represents is multidimensional and complex.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Amourizky Adjani
"ABSTRAK
Meski telah banyak studi mengkaji mengenai perpetuasi stereotip perempuan Latin dalam budaya populer Amerika, hanya ada sedikit riset yang membahas mengenai perlawanan terhadap stereotip-stereotip tersebut yang direpresentasikan oleh berapa karakter perempuan Latin. In The Heights 2008 adalah salah satu karya teater musikal Broadway populer yang mencoba untuk melawan gambaran stereotipikal orang-orang Latin. Melalui analisis karakter menggunakan konsep tiga kategori representasi perempuan Latin milik Keller 1994 , penelitian ini menganalisa representasi perempuan Latin dalam karakter Nina Rosario. Artikel ini menemukan bahwa representasi yang ada merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap stereotip perempuan Latin.

ABSTRACT
While recent studies have analysed the perpetuation of Latina stereotypes in American popular culture, few research have discussed about the defiance against the stereotypes represented by certain Latina characters. The popular Broadway musical In The Heights 2008 is one of the works that tries to challenge the stereotypical portrayal of Latinos. By doing character analysis using Keller rsquo s three types of Latina representations 1994 , this paper attempts to analyse the Latina representation in the character Nina Rosario. It found that the representation manifests an act of defiance against the perpetuation of Latina stereotypes."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prianka Alya Emirpraja
"This study aims to examine how Modern Family sitcoms represent stereotypes about race and ethnicity through an analysis of the actors' words and actions. The data is then evaluated to see how actors represent stereotypes based on their individual characteristics. The method used is the descriptive qualitative method with a social semiotic analysis. The data was collected by observing and paying attention in detail to episodes chosen from the television series Modern Family. Stuart Hall's representation theory was employed as the base to analyze the data. The findings of the research suggest that there are various positive and negative stereotypes that are represented through dialogue, expressions, and the way actors behave.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana sitcom Modern Family merepresentasikan stereotip terhadap ras dan etnis dengan menganalisis perkataan serta perlakuan yang dilakukan para pemerannya. Data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana para pemeran merepresentasikan stereotip sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif menggunakan analisis semiotik sosial. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menonton dan memperhatikan secara detail episode-episode dari serial televisi Modern Family. Teori representasi milik Stuart Hall digunakan sebagai landasan penulis dalam menganalisis penelitian ini. Hasil riset menunjukan bahwa ditemukan beberapa stereotip baik maupun buruk yang direpresentasikan melalui dialog, ekspresi dan juga cara berpakaian pemeran-pemerannya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Afrianty Sudirman
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis representasi tokoh Latina dengan meneliti Season 1 drama komedi televisi AS, Devious Maids. Sejak kemunculannya, serial ini telah menjadi kontroversi, baik di dalam maupun di luar komunitas Latin karena menampilkan kehidupan lima tokoh Latinas yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Beverly Hills. Penggambaran yang demikian dikhawatirkan akan memperkuat stereotip negatif Latina. Namun, close reading pada lima tokoh Latina menunjukkan bahwa serial TV ini menawarkan hal yang lebih. Serial ini membuat tokoh Latina "terlihat" melalui upaya "decentering white dan menempatkan tokoh Latina sebagai karakter utama serta pada saat yang sama mendekonstruksi beberapa stereotip Latina. Beberapa konsep, seperti kategorisasi stereotip Latina dan "decentering white" digunakan untuk menginterpretasi serial tersebut. Hasil dari analisis skripsi menunjukkan bahwa meskipun terdapat upaya untuk membuat Latina "terlihat", serial ini belum sepenuhnya membalikkan stereotip Latina.

This undergraduate thesis aims to analyze the representation of Latinas by examining the first season of US television drama comedy, Devious Maids. The show has been a controversy either within or outside Latin community since it represents the lives of five Latinas working as maids in Beverly Hills that appears to reinforce the negative stereotypes of Latinas. However, a close reading on all five Latina characters shows that the TV series offers more. The show gives visibility to the Latinas by decentering the white characters and putting the Latinas as main characters while at the same time deconstructing some Latina stereotypes. Some concepts, such as Latina stereotype categorizations and decentering white were used in interpreting the text. This thesis also discusses the representation of Latinas regarding sexuality issue and finds ambivalence in it. The result of the analysis shows that even though visibility is given to the Latina characters, the show has not fully deconstructed the stereotypes of Latina.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhia Tiara Astari
"ABSTRAK
Makalah ini menganalisis representasi perubahan identitas imigran perempuan Irlandia yang dipengaruhi oleh American Dream di tahun 1950an. Dalam makalah ini, data diambil dari film roman-drama, "Brooklyn" (2015), dan tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan hubungan antara American Dream dan gambaran pembentukan identitas gender di film-film Hollywood. Metode penelitian menggunakan analisis tekstual, dengan konsep James Truslow Adams mengenai American Dream untuk menganalisis perubahan identitas yang terjadi di dalam film. Pada makalah ini, pembentukan identitas imigran perempuan Irlandia dianalisis melalui pengamatan perilaku tokoh utama, Eilis. Dari pengamatan ini, disimpulkan bahwa American Dream membentuk identitas dan pola pikir Eilis.

ABSTRACT
This research paper investigates the representation of female Irish immigrant‟s changing identity that influenced by American Dream in 1950s. In this paper, the corpus of study is romance-drama movie, Brooklyn (2015), and the purpose of the research is to find the relation between American Dream and gender identity formation portrayal in this Hollywood movie. The research method is textual analysis, while using James Truslow Adams‟s concept of American Dream to analyze the changes of identity that occurred in this movie. I examine the identity formation of a female Irish immigrant in America through the protagonist, Eilis‟ behavior. It concludes with American Dream indeed shapes Eilis‟ identity and perspective."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ridanti Oktavanya
"Saat ini, telah ada tren baru dalam industri video game untuk melepaskan stereotip yang melekat pada karakter perempuan sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kritik mengenai kesetaraan gender dalam industri video game. Sebagai contoh, Max Caulfield in Life is Strange digambarkan telah mempunyai keterampilan yang sudah berkembang dari sebelumnya dan tidak seksual yang mana telah membedakannya dengan karakter perempuan yang khas dengan ketidakberdayaan dan objectifikasi. Namun, perkembangan semacam itu belum mengubah representasi perempuan yang bermasalah secara utuh jika ditinjau dari segi narasinya. Dengan menggunakan konsep hegemoni maskulinitas, makalah ini membahas ambivalensi dalam Life is Strange dalam menantang representasi stereotip perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun Life is Strange berhasil menumbangkan stereotip atas representasi fisik karakter perempuan melalui desainnya, dalam segi narasi Life is Strange masih melanggengkan
hegemoni maskulinitas melalui narasi pahlawan pengorbanan dan erotisme lesbianisme.

Nowadays, there has been a new trend in the video game industry to unleash the stereotypical female characters as a response to the increasing criticism toward gender equality in the video game industry. Life is Strange is one example of video games that challenges typical female characters who are usually described as powerless and objectified. However, such a progression has not amended the problematic female representation completely within its narrative. By using the concept of hegemonic masculinity, this paper discusses the ambivalences in Life is Strange in challenging stereotypical female representations. The result of the analysis shows that although Life is Strange successfully subverts the female physical representation through its design, the narrative still perpetuates hegemonic masculinity by means of sacrificial heroine and lesbianism eroticization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aliva Laili Inayah
"Jender pada umumnya dikonstruksi oleh masyarakat. Seringkali, masyarakat mendorong orang-orang sekitar untuk melakukan sesuatu yang dapat diterima oleh keyakinan mereka. Dengan demikian, televisi memproduksi berbagai acara yang bisa menggambarkan hubungan jender dan bagaimana masyarakat mengkonstruksinya. How I Met Your Mother adalah salah satu acara televisi terkenal yang diproduksi sepanjang tahun 2005 sampai 2014. Acara televisi ini cukup menggambarkan masalah jender dalam salah satu karakter. Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis karakter pendukung, Robin Scherbatsky, dan bagaimana cara beliau membangun jender dalam dirinya sendiri berdasarkan latar belakang keluarganya dan beberapa perubahan yang muncul dari perspektif Judith Butler (1990). Untuk melengkapi analisis, jurnal ini juga menggunakan perspektif Bell Hooks (2006) dan teori patriarkinya. Tidak hanya Judith Butler dan Bell Hooks, penulis juga menambahkan peneliti lain untuk mendukung analisis. Hasil analisis dari jurnal ini menemukan bahwa How I Met Your Mother mencoba mendekonstruksi teori jender dan membuktikan bahwa hal itu dapat terpengaruh oleh patriarki. Penulis juga menemukan bahwa acara televisi ini menekankan tentang bagaimana kekuatan yang dimiliki kaum perempuan dapat mengarah ke kebingungan dan kegelisahan.

Gender is mostly constructed by society. Usually, society pushes people into doing something that society can accept. Thus, television produces variety of shows that somehow can depict gender relations and how society constructs them. How I Met Your Mother is one of the most famous TV shows around 2005-2014 that portrays gender issue in one of the characters. This paper aims to analyze the supporting character, Robin Scherbatsky, from the way she construct her own gender based on her family background and some changes that appears later from the perspective of Judith Butler (1990). To complete the analysis, this paper is also uses the perspective of Bell Hooks (2006) and her patriarchy theory to analyze more about Robin and her relationship with her father. Not only Judith Butler and Bell Hooks, writer also adds another researchers to support the analysis. At the end, this article finds some analysis that How I Met Your Mother deconstructs gender theory and how it could get affected from patriarchy. It also emphasizes more about how women's powers are able to confuse and drive them to insecurities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Park Sun-Woo (Lee Jin-Wook) works as an anchorman at a TV broadcasting station. He is in love with newsreporter Joo Min-Young (Jo Yoon-Hee), who is bright and honest. Park Sun-Woo then obtains 9 incense items, which allows him to go back 20 years in time. Park Sun-Woo travels to the past - AsianWiki.com."
Korea: CJ E&M Corporation, 2013
KOR 791.457 NAI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
"Sastra anak dapat membantu pendidikan moral melalui berbagai macam pesan yang disampaikannya. Berbagai macam cerita anak bermunculan namun penelitian mengenai karya sastra anak sangat sedikit sehingga penulis memutuskan untuk meneliti mengenai tokoh dan penokohan karakter rubah dari cerita pendek yang berjudul Gongitsune karya Niimi Nankichi yang dianggap dapat mewakili sastra anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisa yang mengkaji berbagai macam teks dalam cerita pendek Gongitsune kemudian menganalisisnya untuk mengetahui seperti apakah tokoh dan penokohan rubah yang ditulis oleh Niimi Nankichi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran tokoh rubah dibuat serupa dengan kebudayaan dan kepercayaan orang Jepang yaitu, banyak akal dan suka menjahili manusia, kemudian diselipkan juga amanat-amanat agar dapat membantu menanam moral yang baik bagi anak-anak berupa pentingnya melakukan kebaikan dan tidak berbuat kenakalan.

Children's literature can help moral education through various messages it conveyed. Various children’s stories surface but research about children’s literature is very few so the writer chose to research about character and characterization of the fox character in a short story titled Gongitsune by Niimi Nankichi whom considered can represents children’s literature. The research method used in this research is analysis approach that examines a wide range of texts in Gongitsune then analyzed it to know what is the character and characterization of the fox that's been written by Niimi Nankichi. This research showed that the characterization of the fox character is made similar with culture and faith of the Japanese that is a lot of wile and likes to pull some tricks on human, afterward various messages was slipped so it can helped to plant a good moral for children in the form of the importance of doing good and not doing mischief.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmaya Rasyidina Ardhani
"Penelitian ini mengkaji representasi budaya Jepang yang terdapat pada desain karakterkarakter yang berasal dari negara virtual Inazuma dalam gim daring Genshin Impact. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Batasan penelitian difokuskan pada karakter Raiden Shogun dan Yae Miko. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi desain karakter yang merepresentasikan budaya Jepang serta menganalisis budaya Jepang yang diangkat dalam desain tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi karakter dalam gim, tangkapan layar (screenshot), dan gambar ilustrasi resmi yang dirilis oleh miHoYo (official artwork). Teori yang digunakan adalah teori representasi oleh Stuart Hall (1977) dengan pendekatan reflektif. Hasil penelitian menemukan adanya representasi budaya Jepang dalam desain karakter yang dianalisis. Dalam desain Raiden Shogun, budaya Jepang direpresentasikan dalam bentuk peran shogun, warna ungu, lambang mitsudomoe, kanzashi, kimono furisode, sode, obi, obijime, obiage, obidome, kaus kaki tabi, dan juga sandal zori. Sementara itu, desain Yae Miko merepresentasikan budaya Jepang melalui perannya sebagai miko atau gadis kuil, yang terlihat dari pakaian miko-nya yang terdiri atas hakue putih, hibakama merah, pita rambut takenaga berwarna putih dan merah, obi dan obijime, hiasan kepala guuji atau kepala pendeta, dan sandal zori, serta elemen dekoratif yang berkaitan dengan kuil shinto seperti omikuji, gerbang torii, dan bunga sakura. Penelitian ini juga menemukan bahwa desain karakter dalam gim ini dibuat untuk merepresentasikan peran yang dimainkannya. Dengan demikian, peran yang dimainkan oleh suatu karakter akan mempengaruhi cara mereka didesain.

This research examines the representation of Japanese culture found in the character designs originating from the virtual nation of Inazuma in the online game Genshin Impact. This research was conducted using qualitative method with descriptive approach. The research is focused on the characters Raiden Shogun and Yae Miko. This research was performed to identify character designs that represent the Japanese culture and analyze the culture brought up in the design. Data collection was done through in-game character observation, screenshots, and official illustration images released by miHoYo. The theory used in this research is Stuart Hall's (1977) representation theory with reflective approach. The research found that there are representations of Japanese culture in the analyzed characters' designs. In Raiden Shogun's design, Japanese culture is represented in the form of the shogun role, the color purple, the mitsudomoe emblem, kanzashi, furisode kimono, sode, obi, obijime, obiage, obidome, tabi socks, and zori sandals. Meanwhile, Yae Miko's design represents Japanese culture through her role as a miko or shrine maiden, which can be seen from her miko outfit consisting of a white hakue, red hibakama, white and red takenaga hair ribbon, obi and obijime, guuji or head priest's headdress, and zori sandals, as well as decorative elements associated with shinto shrines such as omikuji, torii gate, and cherry blossoms. The research also found that the design of characters in this game is made to represent the role they play. As such, the role a character plays will influence the way they are designed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>