Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imtya Rahmi Lazuardini
"Pada situasi bilingualisme dapat terjadi pemakaian bahasa secara bergantian, salah satunya disebut dengan campur kode. Dalam proses campur kode tidak dapat dihindari adanya interferensi atau masuknya unsur-unsur bahasa ibu terhadap bahasa lain yang dituturkan oleh bilingual, salah satunya yakni dalam bentuk interferensi bunyi. Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh bunyi bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo yang diserap dari bahasa Indonesia pada tiga lagu karya Ricky Risolles. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peran distribusi fonem dalam interferensi bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo yang digunakan sebagai objek penelitian. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang diambil dari tiga lagu karya Ricky Risolles. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat interferensi fonologis bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo pada tiga lagu karya Ricky Risolles, dan dapat disimpulkan terdapat delapan kata bahasa Indo yang mengalami perubahan bunyi akibat interferensi, yakni: 'kentoet, sajoer lodeh, mata gelap, boleh, gatal, ngentot, putih, dan tjeplok'.

In the situation of bilingualism, there is a possibility of two languages used alternately, one of which is called code mixing. In the process of code mixing, it cannot be avoided that there will be interference of the mother language elements to another language that is spoken by a bilingual. One of the interference is at the sound level. This research discusses how Dutch influence on the vocabulary of Indo language which absorbs from the Indonesian on three songs by Ricky Risolles. The aim of this research is to explain the role of phoneme distribution interference in Dutch towards the Indo language vocabularies in the research objects. The descriptive qualitative method is used to analyze the data that are taken from three songs by Ricky Risolles. The results show that there is interference of Dutch phonology towards Indo language vocabulary in the three songs. It can be concluded that there are eight words of Indo language that sustain the changes of sound due to the interference, namely: 'kentoet, sajoer lodeh, mata gelap, boleh, gatal, ngentot, putih, and tjeplok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riswani
"Interferensi fonologis terjadi ketika penutur mengidentifikasi sistem fonem bahasa pertama dan menerapkannya pada bahasa kedua (Weinreich, 2010). Penelitian ini menginvestigasi bagaimana interferensi fonologis terhadap Bahasa Inggris oleh penutur Bugis Sinjai karena adanya perbedaan kedua bahasa dan kekhasan sistem konsonantik Bahasa Bugis Sinjai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek penelitian terdiri atas 2 siswa SMA; 2, dan 2 guru SMA. Data penelitian berupa 150 kata yang diambil dari World English dan disusun ke dalam 25 kalimat yang dibaca oleh subjek penelitian sebanyak 3 kali.
Penelitian ini menggunakan metode analisis padan intralingual dengan membandingkan Bahasa Bugis Sinjai dan Bahasa Inggris, serta Bahasa Indonesia. Kajian ini menunjukkan adanya interferensi under-differentiation of phonemes and actual phone subtutions (Weinreich, 2010) yang dipengaruhi oleh Bahasa Bugis Sinjai dan Bahasa Indonesia. Konteks terjadinya interferensi berupa perubahan dan peghilangan bunyi konsonan ditemukan pada distribusi dan gugus konsonan dalam kata. Interferensi ini berdampak pada arti kata Bahasa Inggris.
Meskipun Bahasa Bugis Sinjai merupakan bahasa sehari-hari, pengaruh Bahasa Indonesia ditemukan lebih besar dibandingkan Bahasa Bugis Sinjai. Hal ini menunjukkan pengaruh bahasa kedua, juga bahasa nasional, lebih dominan daripada bahasa ibu dalam pemerolehan bahasa asing. Pengaruh ortografi dalam merealisasikan bunyi kata Bahasa Inggris oleh penutur Bugis Sinjai juga ditemukan di dalam penelitian ini.

Phonological interference is when a speaker identifies the first language phoneme system and applies it to the second language (Weinreich, 2010). This study investigates on how phonological interference to English by Bugis Sinjai speaker due to the difference between Bugis Sinjai language and English, and also the uniqueness of Bugis Sinjai consonants system. The study is qualitative and the subjects of study consist of 2 students of senior high school, 2 students of university, and 2 teachers. The data of this study are 150 words taken from World English which are arranged into 25 sentences and read by the research subjects 3 times.
This study uses an intralingual equivalent analysis method by comparing Bugis Sinjai Language and English, as well as Indonesian. The results of the study show that there is change of phonemes falling under-differentiation of phonemes and actual phone subtutions (Weinreich, 2010) influenced by both Bugis Sinjai and Indonesian languages. The contexts of interference are the change and omission of phonemes at the phonemes distribution and cluster. The interference has effect to the meaning of English words.
Even though Bugis Sinjai language is used daily, Indonesian has bigger effect in the realization of English words by the speaker of Bugis Sinjai. It means that the second and national language is more dominant than local language in learning foreign language. We also found that there is orthographic effect in pronouncing English words by Bugis Sinjai speakers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T55130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayik Evrie Tiana
"Penelitian ini bermaksud mengungkapkan makna ungkapan-ungkapan bahasa yang terkandung dalam enam (6) lirik lagu Didi Kempot yang berjudul Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra dan Suket Teki. Penelitian ini ingin menunjukkan ungkapan-ungkapan apa saja yang terdapat pada lirik lagu karya Didi Kempot. Ungkapan bahasa pada lirik-lirik lagu Didi Kempot ternyata merupakan salah satu unsur terpenting di samping melodi lagu-lagunya. Makna dan pesan moral lagu-lagu Didi Kempot justru terkandung dan tercermin dalam ungkapan-ungkapan bahasanya, bahkan ungkapan-ungkapan itu memaksa pendengar untuk ikut berimajinasi dan berkelana mengarungi pengalamanpengalaman hidupnya yang penuh dengan kepedihan dan kesengsaraan cinta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan fakta-fakta yang akurat mengenai suatu fenomena. Hasil dari penelitian ini menemukan 3 jenis ungkapan bahasa dalam lirik-lirik lagu Didi Kempot yaitu bebasan merupakan ungkapan yang bermakna konotasi, paribasan merupakan ungkapan yang tidak terdapat unsur pengandaian, dan sanepa sebagai ungkapan yang memiliki arti yang berlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru berkaitan dengan penciptaan ungkapan-ungkapan bahasa yang orisinal dan khas dari seorang Didi Kempot sebagai pencipta lagu berbahasa Jawa masa kini.

This study intends to reveal the meaning of the linguistic expressions contained in six (6) lyrics of Didi Kempot's song entitled Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra, and Suket Teki. This study wants to show what expressions are contained in the lyrics of the song by Didi Kempot. The expression of language in the lyrics of Didi Kempot's songs turns out to be one of the most important elements in addition to the melodies of his songs. The meaning and moral message of Didi Kempot's songs are actually contained and reflected in the expressions of the language, in fact, these expressions force the listener to join in the imagination and wander through his life experiences which are full of pain and misery of love. This study uses a qualitative descriptive method by describing accurate facts about a phenomenon. The results of this study found 3 types of linguistic expressions in the lyrics of Didi Kempot's songs, namely bebasan is an expression that has connotations, paribasan is an expression that does not contain presuppositions, and sanepa is an expression that has the opposite meaning. This study aims to provide new insights and knowledge related to the creation of original and distinctive language expressions of Didi Kempot as a contemporary Javanese songwriter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Izzatul Yazidah
"Mencampurkan dua bahasa dalam percakapan sudah bukan hal yang asing lagi, begitu pula dengan memasukkannya ke dalam lirik lagu. Meski begitu, belum banyak penelitian yang mengkaji campur kode dalam lagu, terutama antara bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sumber informasi dengan mengkaji campur kode bahasa Indonesia dalam lirik lagu karya Wouter Muller. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan informasi dalam bidang linguistik, terutama campur kode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Data berupa lirik lagu diambil dari situs pribadi milik Wouter Muller. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis insersi, alternasi juga leksikalisasi kongruen berupa kata, frasa, dan kalimat dalam sembilan lirik lagu karya Wouter Muller. Faktor penyebab terjadinya campur kode dalam lirik-lirik lagu ini di antaranya untuk menambah kesan estetis dan kesan retoris, kehadiran peserta lain, menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi, dan menyesuaikan topik.

Mixing two languages in conversation is no longer a peculiar thing, as is including it in song lyrics. Nevertheless, there have not been many studies exploring code-mixing in songs, especially between Dutch and Indonesian. This study aims to increase the source of information by examining the code-mixing in Indonesia in the song lyrics written by Wouter Muller. This study also attempts to fill the gap of information in the linguistic field, mainly about code-mixing. The song’s lyrics were taken from Wouter Muller’s website. The method used in this research is library research. The results revealed that there were types of insertions, alternations, and congruent lexicalization in the form of words, phrases, and a sentence in nine song lyrics written by Wouter Muller. The motives of code-mixing in the song lyrics were to add the aesthetic and rhetoric impression, the presence of other participants, showing a strong sense of solidarity, and adjusting to the song’s topic"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Diniari
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai gaya bahasa dan makna yang terkandung dalam sebelas lirik lagu karya Muse dalam album keempat mereka, Black Holes and Revelations. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stilistika. Selain itu, digunakan juga teori semantik, serta penjelasan gaya bahasa atau majas, puisi, lirik, dan lagu untuk melengkapi interpretasi lirik dalam skripsi ini. Tujuan dituliskannya skripsi ini adalah untuk menjelaskan macam-macam gaya bahasa yang terkandung dalam lirik-lirik lagu Muse dalam album Black Holes and Revelations serta untuk mengilustrasikan korelasi gaya bahasa yang terdapat pada masing-masing lirik lagu dengan makna yang mungkin terbentuk. Temuan skripsi ini adalah: (1) Dalam setiap lirik lagu terdapat gaya bahasa semisal majas sebagai bentuk yang digunakan penyair untuk mengekspresikan keindahan estetika dari karya-karya yang dibuatnya, (2) Makna lirik lagu dapat dipahami dengan adanya pemahaman mengenai gaya bahasa yang dipilih atau digunakan penyair dalam menulis karyanya, (3) Sebagian besar lirik dalam album Black Holes and Revelations bertema politik serta mengkritik kebijakan pemerintah tentang perang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami gaya bahasa yang digunakan pencipta lagu dalam menyuarakan opininya sekaligus menyampaikan pesan terhadap pembacanya atau pendengarnya.

The focus of this study is about the language style and the meaning behind those eleven song lyrics on Muse’s fourth album, Black Holes and Revelations. This study used qualitative method through stylistics approach and contains an explanation of semantic theory, figures of speech, poem, lyric, and song to complete the interpretation of the eleven lyrics. The purpose of this study is to show language style in the lyrics, and to illustrate the correlation between the language style and the meaning in the lyrics. The results of this study are: (1) every song lyris has its own language style chosen by the songwriter to express the aesthetic side of the lyric, (2) the meaning of each lyric can be understood with the understanding of language style that is chosen by the songwriter in his work, (3) Most lyrics in Black Holes and Revelations are political and criticize the government’s policy of war. This study is expected to be a contribution to understand language style used by the songwriter to express his opinions as well as to deliver a message to his readers or listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Ramadhanti Mumtazah
"Penelitian ini membahas mengenai gaya bahasa dari lirik empat lagu berbahasa Belanda terpopuler Wieteke van Dort versi Spotify beserta keterkaitannya dengan identitas Indo. Wieteke van Dort adalah artis berdarah Belanda yang lahir dan pernah tinggal di Indonesia (dahulu kala masih Hindia Belanda). Wieteke van Dort adalah penyanyi Belanda yang lahir dan besar di Hindia Belanda. Fokus penelitian ini terletak pada jenis-jenis gaya bahasa dalam lagu-lagu tersebut dan korelasinya dengan identitas Indo sesuai dengan teori identitas Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang analisisnya disesuaikan dengan teori gaya bahasa Braet untuk mengidentifikasi jenis-jenis gaya bahasa dan teori identitas menurut Hall untuk menjelaskan dinamika identitas van Dort. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis gaya bahasa serta keterkaitannya dengan identitas Indo dalam lirik empat lagu-lagu Wieteke van Dort. Hasil dari penelitian ini adalah jenis gaya bahasa yang ada banyak mengandung kesan mengenai kenangan dan keindahan Hindia Belanda dan membandingkannya dengan Belanda. Jenis gaya bahasa pada lagu-lagu tersebut mengungkap identitas Indo dari sudut pandang Wieteke van Dort, terutama bagaimana van Dort merangkul identitasnya sebagai seorang Indo setelah ia pindah ke Belanda.

This paper explains the figure of speech in four most popular songs in Dutch by Wieteke van Dort according to her Spotify page and its correlation with her identity as an Indo. Wieteke van Dort is a Dutch singer born and grew up in Indonesia (it was Dutch Indies back then). The focus of this paper lies on the types of figure of speech in said songs and their correlations with the Indo identity that van Dort holds according to Stuart Hall’s theory of identity. The methodology used in this paper is qualitative-descriptive which analysis is based on Antoine Braet’s figure of speech theory to identify the styles used in the songs and the identity theory from Hall to describe the dynamics of van Dort’s identity of being an Indo. The results of this paper is that the types of figure of speech used in the song lyrics sung by Wieteke van Dort emphasize more in the memories and the beauty of Dutch Indies and compare them to the conditions in the Netherlands. These figures of speech lead to exposing how van Dort embraces her identity as explained by Hall, especially after she moved to the Netherlands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatul Karimah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan wujud interferensi fonologis bahasa Indonesia terhadap bahasa Arab, dan untuk mengungkapkan besaran frekuensi fonem yang mengalami interferensi fonologis dalam pembacaan Surah al-Fātiḥah mahasiswa Program Studi Arab nonpesantren Universitas Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, serta dengan teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu angket dan wawancara responden yang berjumlah 23 orang, dan bersumber dari data sekunder menggunakan penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori sistem fonologi, teori analisis interferensi, dan menggunakan teori kontrastif. Seorang penutur bahasa terutama seorang pemula pembelajar bahasa asing yang melakukan kontak bahasa rentan dan memiliki kecenderungan untuk memindahkan kaidah-kaidah dan unsur-unsur bahasa ibunya ke dalam bahasa asing yang dipelajarinya, disebabkan karena belum mampu untuk menggunakan kaidah dan struktur bahasa asing dengan baik dan benar. Sehingga, mengakibatkan adanya perubahan sistem bahasa atau penyimpangan-penyimpangan bahasa terhadap bahasa asing. Penyimpangan inilah yang dinamakan interferensi fonologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyimpangan bunyi yang dilakukan oleh responden, yaitu terdapat 1 interferensi vokalis pada vokal /a/ sebesar 17,85%, dan terdapat 12 interferensi fonologis pada konsonan yaitu ح/ħ/, ع /ʕ/, غ /ġ/, ذ /ð/, ص /ś/, ض /đ/, ط /ŧ/, ,11,60% ħ/ sebesar/ح Frekuensi tertingggi interferensi konsonantis pada konsonan ./?/ ء r/, dan/ ر ,/s/ س ,/h/ ه ,/q/ق dan terendah pad konsonan ء/?/ sebesar 0,44%.

This study aims to reveal the form of phonological interference of Indonesian to Arabic and the magnitude of frequency of phonemes that experience said phonological interference in the reading of Surah al-Fātiḥah by non- Islamic boarding school students (or Pesantren) of the Arabic Studies Program at the University of Indonesia. The research methodology that was used is a qualitative research method with a descriptive approach. The primary data of this study came from questionnaires and respondent interviews (with a total of 23 respondents) while the secondary data came from library research such as books and literature that is related to the topics in question. The theories used in this paper are the phonological systems theory, the interference theory and the contrastive analysis theory. Speakers of a language (especially a beginner who is learning a foreign language) will have the tendency to transfer the rules and elements of their mother tongue into the foreign language they are currently learning when doing a language contact. This is because the speaker has not been able to use the rules and structures of the foreign language properly and correctly. This results in changes in the language system or language deviations from the foreign language that is being studied by the speaker. This deviation is called phonological interference. The results of this study indicate that there are several sound deviations made by the respondents; there is 1 vocalist"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daniyaal Hadzami
"This research works through Arabic phonological interference which had been occured on pronouncement of Quranic recitation. Respondents of this paper had randomly been selected from an Islamic student organization, named Charity Forum and Islamic Studies Student. Organization (FORMASI) in Faculty of Humanities, University of Indonesia. The reason why the organization had been chosen as the main respondent is because it has a weekly reading and discussing Quran program. The research is deliberately focused on Arabic phonems pronouncement interferences in several of Koran verses which do not exist in Bahasa Indonesia phonological system. The results describe that the interference had incidentally been occured by several respondents. Pronouncement interference is consisted of Arabic phonems which do not exist in Bahasa Indonesia phonological system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audifa Thahira Fitriadi
"Lagu anak-anak umumnya diciptakan dengan kata-kata yang mudah dicerna. Lagu dapat membantu anak menghafal kosa kata dan menyampaikan ekspresi dengan lebih efektif. Salah satunya dengan penggunaan interjeksi. Interjeksi atau tussenwerpsel merupakan kata seru yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Penelitian ini membahas penggunaan interjeksi pada lagu anak-anak bahasa Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis interjeksi berdasarkan maknanya serta mengidentifikasi jenis interjeksi yang dominan pada lagu anak-anak bahasa Belanda. Data penelitian ini berupa lima belas lagu anak-anak Belanda yang didapatkan melalui situs minidisco.nl. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskriptif dan menggunakan teori interjeksi dari Haeseryn (1997). Hasil dari analisis menunjukan bahwa dalam lima belas lagu anak yang diteliti, ditemukan 31 interjeksi, dengan jenis interjeksi di antaranya interjeksi bermakna yang mengekspresikan emosi secara spesifik, interjeksi bermakna sebagai interaksi sosial, dan interjeksi tidak bermakna yang menirukan suara manusia, suara hewan, dan suara lainnya. Interjeksi tidak bermakna merupakan interjeksi yang paling dominan digunakan dalam lagu anak-anak bahasa Belanda.

Children’s songs are generally created with words that are easy to understand. Songs can help children memorize vocabulary and convey expressions more effectively. One of them is by using interjections. An interjection is an exclamation used to express feelings. This study discusses the use of interjections in Dutch children's songs. This research aims to describe the types of interjections based on their meanings and to identify the dominant types of interjections in Dutch children's songs. The data for this research are 15 Dutch children's songs obtained through the minidisco.nl site. This research is qualitative research with a descriptive analysis research method and using the theory of interjection from Haeseryn (1997). The analysis results show that in the children's songs studied, there were 29 interjections found, with the types of interjections including meaningful interjections that express emotions specifically, meaningful interjections as social interactions, and meaningless interjections that imitate human voices, animal sounds, and other sounds. The meaningless interjection is the most dominant interjection used in Dutch children's songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Abhirama
"Tren hallyu (korean wave ‘gelombang budaya Korea’) yang meluas hingga ke dunia barat mendorong Korea Selatan terus gencar mempromosikan produk budayanya ke negara-negara hispanik dan frankofon. Untuk itulah, dibuat berbagai macam video promosi dengan menggunakan bahasa Spanyol dan Prancis. Salah satu grup musik asal Korea Selatan, Red Velvet, melakukan strategi pemasaran yang serupa dengan membuat video promosi album RBB yang menggunakan bahasa Prancis dan dibawakan oleh salah satu anggotanya, yaitu Yeri. Artikel ini mengkaji interferensi fonologis yang dilakukan penutur Korea terhadap pelafalan Prancis serta faktor penyebab interferensi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik studi kepustakaan untuk pengumpulan data. Korpus yang digunakan bersumber dari video promosi album RBB milik Red Velvet yang diunggah melalui akun twitter resminya. Interferensi fonologis yang dianalisis menggunakan teori interferensi bahasa Weinreich (2011), teori fonologi bahasa Prancis Léon (1993), dan teori fonologi bahasa Korea Shin dkk. (2013). Penelitian ini menemukan interferensi fonologis Korea terhadap bahasa Prancis yang dilakukan Yeri disebabkan oleh manner of learning ‘cara belajar’ yang berupa peniruan bunyi. Selain itu, ditemukan juga pengaruh bahasa kedua, yaitu bahasa Inggris dalam realisasi pelafalan Prancis oleh penutur Korea, tetapi pengaruh bahasa ibu masih terlihat lebih dominan. Pengaruh Inggris ini muncul karena adanya kerancuan antara bahasa Prancis dan bahasa Inggris yang menggunakan alfabet Latin yang sangat berbeda dari abjad Korea.

The hallyu (korean wave) trend that has spread to the western world drives South Korea to aggressively promote its cultural products into hispanic and francophone countries. For this reason, various promotional videos were made using Spanish and French. One of the music groups from South Korea, Red Velvet, carried out a similar marketing strategy by making a promotional video for their album, RBB, using French delivered by one of its members, Yeri. This article discusses the phonological interference made by Korean speaker on French pronunciation and the factors that cause the interference. This study uses qualitative research method and literature review technique for data collection. The corpus that is used in this research is taken from Red Velvet's promotional video for their album, RBB, which was uploaded through its official twitter account. The phonological interference is analyzed using language interference theory Weinreich (2011), French phonological theory Léon (1993), and Korean phonological theory Shin et al. (2013). This research found that Yeri's Korean phonological interference towards French was caused by her manner of learning which is sound mimicking. In addition, the influence of the second language, namely English, was also found in the realization of French pronunciation by Korean speakers but the influence of the mother tongue still seemed to be more dominant. This English influence arises because of the confusion between French and English using the Latin alphabet which is very different from the Korean writings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>