Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Hotber Edwin Rolan
"Latar belakang : Resusitasi cairan merupakan hal penting dalam penatalaksanaan renjatan hypovolemik pada penderita sakit kritis. Pada umumnya pemberian cairan dalam jumlah besar dan waktu secepatnya sesuai dengan protokol early goal directed therapy EGDT . Pemberian cairan dalam jumlah yang besar dan waktu secepatnya diketahui dapat berkontribusi terhadap terjadinya hypervolemik. Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu pemeriksaan yang dapat mengetahui bahwa resusitasi cairan yang sedang diberikan tidak menyebabkan hipervolemik.
Tujuan : 1 Melihat hubungan antara kadar troponin-i dengan resusitasi hipervolemik pada hewan model dan 2 Melihat hubungan antara troponin-i dengan kontraktilitas jantung pada hewan model.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian pre dan post intervention. Penelitian telah dilaksanakan pada 8 ndash; 18 juni 2017 di FKH IPB Bogor. Hewan model renjatan adalah 10 ekor Sus Scrofa jantan usia 6-8 minggu. Renjatan dilakukan dengan metode fixed pressure hemorrhage. Resusitasi pertama dilakukan dengan jumlah cairan sesuai darah yang dikeluarkan resusitasi normovolemik , dilanjutkan dengan 40 ml/kg resusitasi hipervolemik-1 dan 40 ml/kg yang kedua resusitasi hipervolemik-2 . Pengukuran kontraktilitas jantung dengan menggunakan parameter DPmax pada PiCCO dan Kadar troponin-i diukur dengan menggunakan alat iStat dari Abbott.
Hasil Penelitian : Terdapat peningkatan kadar troponin-i pasca resusitasi cairan hipervolemik p = 0,005 . Terdapat penurunan kontraktilitas jantung pasca resusitasi hipervolemik. Penurunan kontraktilitas jantung berhubungan dengan peningkatan troponin-i r=0,72; p=0,02
Simpulan : Pada hewan model terdapat hubungan antara hipervolemik dengan peningkatan troponin-i. Terdapat hubungan antara penurunan kontraktilitas jantung dengan peningkatan kadar troponin-i.

Background: Fluid resuscitation is fundamental to the acute shock hypovolemic of critically ill patient. In general, however, early and appropriate goal directed fluid therapy EGDT contributes to a degree of fluid hypervolemic in most if not all patients. Propose that assessment of hypervolemic should be considered as potentially biomarker of critical illness.
Objective : 1 To investigating the effect of fluid resuscitation in animal model with special concern on troponin-i value, 2 To investigating the corelation myocard contractility with troponin-i level.
Methods : This study is pre and post intervention. Were did at June 2017 8st ndash; 18st at FKH-IPB Bogor. Animal model were 10 male domestic pigs, 6-12 weeks old. The shock was induced with fixed pressure hemorrhage method. Fluid resuscitation was done in 2 phase. On the first attempt we replaced total number of blood that withdrawn normovolemic resuscitation . The second attempt, we gave 40 ml/kg resuscitation fluids hypervolemic resuscitation . Cardiac contractility meassurements were done with DPmax the part of PiCCO parameter.
Results: We found that serum troponin-i increase after hypervolemic resuscitation r=0,81;p=0,005 . DPmax decrease significantly after the second resucitation attempt r = 0,72; p=0,02 .
Conclusions: Hypervolemic resucitation in this animal model produced significantly troponin-i elevated. There is a corelation between cardiac contractility decrease with troponin-i level elevated."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Ansharina Kathin
"Pada penyakit jantung bawaan (PJB) non-sianotik pirau kiri ke kanan dapat terjadi aliran yang berlebihan ke jantung kanan sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri pulmonalis, yang disebut dengan hipertensi pulmonal (HP). Kondisi ini menyumbang angka kematian dan kesakitan pada PJB. Untuk mendeteksi adanya HP perlu pemeriksaan invasif yaitu kateterisasi jantung. Pemeriksaan yang lebih mudah dan murah diperlukan untuk mendeteksi HP, salah satunya yang sedang dikembangkan adalah biomarker jantung troponin I. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, kadar troponin I, dan perbedaan kadar troponin I pada pasien PJB non-sianotik dengan dan tanpa HP sekunder di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM). Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang analitik terhadap 56 pasien sepanjang Juni-November 2021. Data diambil secara consecutive sampling. Tiga jenis PJB non-sianotik dengan HP terbanyak adalah atrial septal defect (ASD) soliter, ventricular septal defect (VSD) soliter, dan VSD-patent ductus arteriosus (PDA). Status gizi terbanyak adalah gizi buruk. Komorbiditas terbanyak adalah sindrom Down. Median kadar troponin I pada pasien dengan PJB non-sianotik adalah 4,55 pg/mL, dengan perbedaan bermakna pada median kelompok HP adalah 5,6 pg/mL, dan kelompok non-HP adalah 2,6 pg/mL (p<0,05).

In left to right shunt acyanotic congenital heart disease (CHD), can occur excessive flow to right heart resulting in increase in pulmonary arterial pressure called pulmonary hypertension (PH). This contributed to morbidity and mortality in CHD. To detect the presence of PH requires cardiac catheterization, an invasive examination. An easier and cheaper examination is needed to detect PH. One of which was being developed is a cardiac biomarker of troponin I. This study aimed to determine patient characteristics, troponin I levels, and differences in troponin I levels in acyanotic CHD patients with and without secondary PH at Ciptomangunkusumo Hospital (RSCM). This study was a cross-sectional analytic study of 56 patients during June-November 2021. Data were taken by consecutive sampling. The most common types of acyanotic CHD with PH were solitary atrial septal defect (ASD), solitary ventricular septal defect (VSD), and VSD-patent ductus arteriosus (PDA). The most nutritional status was severe malnutrition. The median troponin I level in patients with acyanotic CHD was 4.55 pg/mL, with a significant difference in the median HP group was 5.6 pg/mL, while the non-PH group was 2.6 pg/mL (p<0.05)."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius H. Pudjiadi
"Panduan resusitasi anak umumnya menganjurkan pemberian cairan dalam jumlah besar. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan cairan yang agresif meningkatkan mortalitas. Penelitian pada hewan menunjukkan tekanan vena sentral yang tinggi memicu pelepasan atrial natriuretic peptide ANP , sementara penelitian invitro memperlihatkan ANP meluruhkan glycocalyx endotel vaskular dan meningkatkan permeabilitas endotel. ANP juga memicu vasodilatasi. Hemodilusi berpotensi menurunkan pasokan oksigen tubuh DO2 . Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh resusitasi cairan terhadap kadar ANP serum, peluruhan glycocalyx endotel vaskular, extravascular lung water index ELWI , mean arterial pressure MAP , kadar hemoglobin dan pasokan oksigen. Hewan model renjatan adalah 11 ekor Sus scrofa jantan, usia 6-10 minggu. Renjatan dilakukan dengan metode fixed pressure hemorrhage. Resusitasi pertama dilakukan dengan jumlah cairan sesuai darah yang dikeluarkan resusitasi normovolemik , dilanjutkan dengan 40 mL/kg resusitasi hipervolemik . Pengukuran hemodinamik dilakukan dengan PICCO. Serum ANP dan Syndecan-1, petanda peluruhan glycocalyx, dilakukan dengan teknik ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan ANP pasca resusitasi normovolemik p = 0,043 , yang kemudian menurun kembali dalam 30 menit. Peluruhan glycocalyx tidak terjadi. Perbedaan ELWI pada 60 menit pasca resusitasi secara statistik bermakna, dengan perbedaan 0,93 mL/kg 95 IK:0,19 -3,62 . Terdapat korelasi kuat antara SVRI dan CI pasca resusitasi hipervolemik r = -0,587 . Tidak ada perbedaan MAP pasca resusitasi normovolemik dan hipervolemik. Kadar hemoglobin pasca resusitasi hipervolemik lebih rendah daripada pasca resusitasi normovolemik p = 0,009 . Pasokan oksigen tubuh pasca resusitasi hipervolemik lebih tinggi daripada pasca resusitasi normovolemik p = 0,012 . Simpulan: Resusitasi cairan pada renjatan akibat perdarahan tidak mengakibatkan peluruhan glycocalyx endotel vaskular. Peningkatan ELWI amat terbatas. SVRI berkorelasi terbalik dengan CI. Tidak ada perbedaan MAP antara resusitasi normovolemik dan hipervolemik. Resusitasi hipervolemik menyebabkan hemodilusi yang diimbangi dengan peningkatan curah jantung.

Many pediatric guidelines recommend liberal fluid resuscitation, but recent studies showed that aggressive fluid resuscitation might increase mortality. Animal studies showed that high central venous pressure induced ANP secretion. Invitro studies showed convincing evidence that ANP induced glycocalyx shedding. ANP also induced vasodilatation through cGMP signal transduction pathways. Hemodilution due to a large amount of resuscitation fluid potentially decreasing oxygen delivery.The objectives of this study were investigating the effect of fluid resuscitation, in the animal model, with special concern on serum ANP, glycocalyx shedding indicate by serum Syndecan-1 , changes in extravascular lung water, systemic vascular resirtance and mean arterial pressure, hemoglobin level and oxygen delivery DO2 . The animal models were 11 male domestic pigs, 6 -10 weeks old. The shock was induced with fixed pressure hemorrhage method. Fluid resuscitation was done in 2 phases. On the first attempt, we replaced total numbers of blood that withdrawn normovolemic resuscitation . On the second attempt, we gave 40 mL/kg resuscitation fluids hypervolemic resuscitation . The hemodynamic measurements were done with PICCO. Serum ANP and Syndecan-1 were measure with ELISA method.We found that serum ANP increased after normovolemic resuscitation p = 0.043 and immediately back to base level in 30 minutes. Glycocalyx shedding did not occur. Extravascular lung water index minimally increased. There was a strong correlation between SVRI and CI at hypervolemic resuscitation r = -0.587 . There was no difference in mean arterial pressure between normovolemic and hypervolemic resuscitation. Hemoglobin level after hypervolemic resuscitation was lower than after normovolemic resuscitation p = 0.009 . Oxygen delivery was higher after hypervolemic resuscitation p = 0.012 .Conclusions: Hypervolemic resuscitation in this hemorrhagic shock model did not induce glycocalyx shedding, extravascular lung water index minimally increased. Systemic vascular resistance index negatively correlated to cardiac index. Fluid resuscitation may induce hemodilution, but oxygen delivery can be compensated by increasing cardiac output.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Aryanto
"Perkembangan teknologi digital terjadi begitu cepat termasuk dalam dunia TV siaran. Perkembangan tersebut mengakibatkan adanya kesepakatan diantara banyak negara yang mengharuskan adanya migrasi dari sistem TV analog ke TV digital. Indonesia pada tahun 2015 - 2018 direncanakan secara penuh akan melakukan migrasi penyiaran TV analog ke TV digital secara penuh (Analog Switch Off).
Bagi pemerintah sebagai regulator, penerapan sistem penyiaran TV digital akan dapat meningkatkan efesiensi penggunaan spektrum frekuensi, dimana 1 (satu) kanal TV analog dapat menyalurkan 4-6 program siaran TV digital, sehingga dapat menampung lebih banyak penyelenggara TV baru, dengan demikian sebagian spektrum penyiaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk layanan (service) lain yang akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. Tujuan dari penerapan Biaya Hak Penggunaan frekuensi adalah mempromosikan penggunaan spektrum frekuensi yang efektif dan efesien. Disamping itu juga untuk mendapatkan pendapatan bagi negara yang salah satunya adalah untuk membiayai kegiatan manajemen spektrum frekuensi.
Dalam pelaksanaan migrasi sistem penyiaran TV analog ke sistem penyiaran TV digital diperlukan model baru perhitungan Biaya Hak Penggunaan frekuensi TV siaran digital di Indonesia. Dalam tesis ini akan memfokuskan pada analisa model biaya hak penggunaan spektrum dengan memperhatikan pengalaman?pengalaman dari beberapa negara- negara (benchmarking) dalam penerapan biaya spektrum frekuensi dan analisa masukan dari operator TV siaran di Indonesia.
Dalam penelitian ini dihasilkan rumusan model perhitungan BHP Frekuensi TV penyiaran digital di Indonesia yang menggunakan parameter - parameter bandwidth, indeks harga frekuensi, kondisi ekonomi di wilayah layanan dan cakupan populasi penduduk. Dengan membandingkan dengan model BHP pada saat ini maka ada penambahan parameter yaitu kondisi ekonomi di wlayah layanan dan cakupan populasi. Dengan adanya penambahan paremeter tersebut diharapakan BHP akan lebih adil bagi operator TV. Daerah yang kurang maju mendapatkan insentif dari pembayaran BHP frekuensi. Pemerintah juga mendapatkan pendapatan dari penarikan BHP.

The development of digital technology happen so quickly in the world including broadcast TV. These developments resulted in the agreement among many countries that require the migration from analog TV system to digital TV. Indonesia in 2015 - 2018 is planned in full will be to migrate analog TV broadcasting to digital TV in full (Analogue Switch Off). For the government as regulator, the application of digital TV broadcasting system will be able to improve the efficiency of the use of frequency spectrum, where 1 (one) channel to channel 4-6 analog TV to digital TV broadcasting programs, so it can accommodate more new TV providers, thereby partially broadcasting spectrum could be used for services which are ultimately going to increase state revenue in the form of cost Rights of Use (BHP) frequency.
The purpose of the application fee is to promote the right use of the frequency of use of the frequency spectrum of effective and efficient. In addition, to obtain revenue for the country one of which is to finance the activities of the frequency spectrum management.
In the implementation of analog TV broadcasting system migration to digital TV broadcasting system required a new model of calculating the frequency of use of TV Rights Cost of digital broadcasting in Indonesia. This thesis will focus on the analysis of spectrum usage rights fee model by considering the experiences of several countries (benchmarking) in the application of spectrum frequency cost analysis and input from broadcast TV operators in Indonesia. In this study, the formulation of the calculation model BHP frequency TV digital in Indonesia using the parameters - the parameters of bandwidth, the frequency of price indices, economic conditions in the service area and population coverage. By comparing the model with BHP at the moment there are additional parameters, economic conditions in services area and population coverage. With the additional parameter is expected that BHP would be fairer for TV operators. The less developed regions to get incentives from BHP payment frequency. The overnment also earned income from the withdrawal of BHP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27589
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Elisabeth Artha Uli
"ABSTRAK
Latar belakang: Human papillomavirus (HPV) merupakan etiologi kanker serviks dan kanker oral. Berbeda dengan kanker serviks, data infeksi HPV oral di Indonesia belum diketahui. Prevalensi infeksi HPV oral yang pernah diteliti pada populasi normal sebesar 1,3−9,2% dan meningkat pada pasien dengan infeksi HPV serviks (18,1%). Tujuan: Mengetahui prevalensi infeksi HPV oral pada pasien kanker serviks dan distribusi tipe HPV, serta mengevaluasi faktor yang berperan dalam terjadinya infeksi. Metode: Penelitian desain potong lintang pada 30 subjek penelitian kanker serviks. Dilakukan pengambilan sampel dari rongga mulut dan orofaring dengan menggunakan brushing untuk mendeteksi DNA HPV dengan nested-PCR elektroforesis dilanjutkan pemeriksaan genotyping HPV metode hibridisasi. Hasil: Prevalensi infeksi HPV oral pada pasien kanker serviks 56,7% dengan tipe HPV risiko tinggi ditemukan 43,3%. HPV tipe 51, 16, dan 18 merupakan tipe HPV risiko tinggi yang paling sering ditemukan di mukosa oral. Tidak didapatkan lesi oral pada seluruh subjek penelitian. Terdapat 1 subjek yang mempunyai tipe HPV yang sesuai antara oral dan serviks (11,1%). Simpulan: Hasil prevalensi infeksi HPV oral yang tinggi menunjukkan perlunya deteksi infeksi HPV oral dan mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi, serta perkembangannya dalam proses keganasan.

ABSTRACT
Background: Human papillomavirus (HPV) is an etiologic agent for both oropharyngeal and cervical cancers. In contrast to cervical cancer, the data of oral HPV infection in Indonesia is not yet known. The prevalence of oral HPV infection in normal population is about 1,3−9,2% and increase in patients with cervical infection (18,1%). Objective: To evaluate the prevalence and type distributions of oral HPV infections in patients with cervical cancer, and evaluate the risk factor which contribute to its occurrence. Methods: Cross-sectional study on 30 subjects, previously diagnosed with cervical carcinoma. Oral mucosal cells were collected by brushing from their oropharyngeal area. HPV DNA detection was caried out using nested-PCR and the HPV Genotyping (HPV genoflow array test). Results: The prevalence of oral HPV infection of patients with cervical cancer is 56,7%, the high-risk HPV type prevalence is 43,3%. The HPV high risk 51, 16 and 18 were most found in oral mucosa. Clinically healthy oral mucosa without any lession was observed in all cases. Only one subject has same HPV type in oral and cervical mucosa (11,1%). Conclusion: Results show a high prevalence of oral HPV infection. It is important to detect HPV in oral and the risk factors associated with infection and progression to malignancy."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptadi Yuliarto
"Tingginya angka mortalitas syok anak dapat dicegah dengan deteksi dini dan terapi adekuat. Parameter hemodinamik digunakan sebagai dasar tatalaksana syok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan parameter hemodinamik pada pasien syok anak pasca resusitasi cairan dan obat-obatan vasoaktif. Penelitian deskriptif ini dilakukan di instalasi gawat darurat dan rawat intensif RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Januari 2013-September 2014, pada seluruh anak yang mengalami syok. Pengukuran hemodinamik dengan USCOM dilakukan pada jam I dan VI. Sebagian besar pasien mengalami syok hipodinamik dan refrakter cairan pasca resusitasi. Pasca pemberian obat-obatan vasoaktif, terjadi peningkatan inotropy pada sebagian besar kasus, namun diikuti oleh peningkatan afterload.

The high mortality rate in pediatric shock can be prevented by early detection and adequate management. Hemodynamic parameters is useful for guiding shock management. The aim of study was describing hemodynamic parameters in pediatric shock after fluid resuscitation and vasoactive drugs therapy. This descriptive study was conducted at emergency room and intensive care unit, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, in January 2013 ? September 2014, including all shock children. The hemodynamic was measured by USCOM in 1st and 6th hour. Most patients suffered from hypodynamic and fluid-refractory shock after fluid resuscitation. Post-administration of vasoactive drugs, inotropy and afterload increased in most cases."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranov Deddy
"ABSTRAK
Pembahasan ini dilakukan dengan pendekatan sejarah melalui data-data primer, studi kepustakaan dengan metode deskriptif analistis.
Gerakan Desemberis adalah gerakan kaum bangsawan yang menentang institusi perbudakan dan autokrasi. Gerakan ini berkembang pada abad ke 19 di Rusia.
Dua organisasi besar Desemberis, yaitu organisasi masyarakat utara dan organisasi masyarakat selatan yang dipimpin Muravev dan Pestel, mempunyai satu orientasi yaitu orientasi kerakyatan.
Bangsawan Desembris sangat banyak dipengaruhi oleh enlightenment Prancis dan filsafat aufklarung Jerman. Hal ini tentu saja berlandaskan pada sejarah Rusia masa lampau; kehidupan kota Novgorod dan Pskov.

"
1995
S15093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Anggraini
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang kebijakan-kebijakan luar negeri kesultanan Ottoman pada masa pemerintahan Sultan Suleyman I (1520-1566) dan apa yang menjadi justifikasi Suleyman atas kebijakan-kebijkan tersebut. Penelitian ini terbatas pada kebijakan-kebijakan yang juga melibatkan negara-negara besar lain abad pertengahan sehingga memiliki signifikansi atas situasi politik dan militer dunia pada saat itu. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang merekonstruksi kejadian masa lalu lewat studi kepustakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan gejala, peristiwa, dan kejadian pada waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai apa ideologi dan legitimasi Suleyman I sebagai penguasa universal yang kemudian dia proyeksikan dalam kebijakan-kebijakan luar negeri yang diambilnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan kebijakan-kebijakan itu sendiri.

ABSTRACT
The focus of this research are Foreign Policies of Ottoman Empire in the reign of Sultan Suleyman I (1520-1566) and Suleymans justifications for these policies. This research is limited to Foreign Policies that are involved with other major medieval countries so that they had significance to the worlds political and military situation at that time. The method used in this research is historical method that reconstructs past events through library studies. This is a descriptive research which describe phenomenon and events at a certain time. The purpose of this research is to provide an overview of the ideology and legitimacy of Suleyman I as a universal ruler which then he projected in his Foreign Policies. Other purpose of this research is to review Suleymans Foreign Policies themselves."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia Marsino
"ABSTRAK
Tanaman kubis-kubisan adalah komoditas tanaman pangan yang sangat penting untuk Indonesia, dengan ulat kubis Plutella xylostella sebagai hama utamanya. Pengendalian hama dengan bioinsektisida dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dan sebagai alternatif dari penggunaan pestisida komersial yang kurang ramah lingkungan. Beberapa zat nabati bersifat racun pada ulat kubis, di antaranya yaitu enzim bromelain dan isotiosianat. Ekstraksi enzim bromelain dilakukan dengan variasi waktu pengadukan 15, 30, 45, 60 menit dan jenis pelarut akuades dan buffer fosfat . Ekstraksi isotiosianat dilakukan dengan variasi rasio umpan:pelarut 1:1, 1:2, 1:3, dengan diklorometana sebagai pelarut. Pada ekstraksi isotiosianat dari tangkai brokoli, juga dilakukan penambahan buffer fosfat untuk menjaga pH. Uji aktivitas enzim bromelain dilakukan dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis dengan standar tirosin. Alil isotiosianat dianalisis dengan GC-MS. Metode ekstraksi yang paling efektif untuk enzim bromelain adalah menggunakan akuades sebagai pelarut dan waktu pengadukan 15 menit. Metode ekstraksi isotiosianat yang paling efektif adalah dengan rasio umpan : pelarut sebanyak 1 : 1 pada temperatur 37oC tanpa menambahkan buffer fosfat. Dilakukan pula uji efikasi ketiga jenis ekstrak tersebut pada ulat kubis dengan memberi makan ulat dengan daun brokoli yang sudah dioleskan dengan sampel dan mengamati tingkat mortalitasnya. Enzim bromelain dan isotiosianat terbukti bersifat toksik terhadap ulat kubis dan dapat digunakan sebagai bioinsektisida alternatif dengan sampel isotiosianat dari kulit lobak yang memberikan persentase mortalitas paling tinggi, mencapai 100.

ABSTRACT
Brassicaceae plant is a commodity of edible plant that is very important for Indonesia, with cabbage worm Plutella xylostella as its main pest. Pest control with biopesticide is needed to increase crops production and as the alternative to commercial pesticide which is not environmentally friendly. Several biological substance is toxic to cabbage worm, including bromelain enzyme and isothiocyanates. Extraction of bromelain is experimented by varying mixing duration 15, 30, 45, 60 mins and solvent type distilled water and phosphate buffer . Extraction of isothiocyanate is experimented by varying the solvent ratio 1 1, 1 2, 1 3, using dichloromethane as solvent. For the broccoli stem sample, phosphate buffer is added to maintain pH. Enzyme activity is analysed with UV Vis spectrophotometry instrument with product tyrosin as standard. Isothiocyanate is determined with GC MS analysis. The most effective extraction method for bromelain is using aquadest as solvent with 15 min mixing time. The most effective extraction method for isothiocyanate is with 1 1 solvent ratio at 37oC temperature without adding phosphate buffer. Efficacy of each sample to cabbage worm is also experimented by feeding it broccoli leaf spread with sample and observing the mortality rate. Bromelain and isothiocyanate proved to be toxic to cabbage worm and can be used as alternative bioinsecticide with the highest mortality of cabbage worm is by isothiocyanate from radish peel, reaching 100. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper examines the manner in which the profesionalization of economics in the united states, which intensified in the late nineteenth century, affected the spread of marginal economics...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>