Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudiana Ratnasari
"ABSTRAK
Salah satu cara memasuki gerbang pernikahan dalam agama Islam dikenal dengan istilah ta rsquo;aruf. Ta rsquo;aruf merupakan proses perkenalan yang dilakukan oleh pria dan wanita muslim yang siap untuk menikah dan tidak melalui masa pacaran. Landasan agama menjadi dasar pernikahan. Fenomena taaruf menjadi kajian utama dalam disertasi ini khususnya bagaimana pasangan ta rsquo;aruf memasuki perkawinan dan mampu mempertahankan komitmen perkawinan mereka. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dipilih untuk bisa menjelaskan fenomena ta rsquo;aruf. Wawancara dan observasi menjadi cara untuk mengumpulkan data dari partisipan penelitian. Partisipan utama dalam penelitian ini adalah pasangan ta rsquo;aruf. Selain sumber data utama untuk triangulasi data peneliti juga mewawancarai empat pelaku ta rsquo;aruf yang bercerai, mediator ta rsquo;aruf sebanyak 2 orang, 1 orang psikolog yang memahami gerakan ta rsquo;aruf dan satu orang tokoh gerakan Tarbiyah yang memahami ta rsquo;aruf. Partisipan dalam peneltian ini berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Data yang diperoleh diolah menggunakan N-Vivo 11 dengan menemukan tema-tema utama dari hasil wawancara dan dikaitkan konsep Social Exchange Theory yang digunakan. Hasil studi menunjukkan dinamika komitmen pada pasangan ta rsquo;aruf didominasi oleh komitmen moral dan struktural, sementara komitmen personal bukan menjadi prioritas. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah ada bahwa bertahannya komitmen perkawinan harusnya didahului oleh komitmen personal, moral baru kemudian struktural. Agama sebagai landasan ternyata mampu mengubah dinamika komitmen ini. Komitmen pada Tuhan menjadi hal utama sehingga pasangan nampaknya tidak terlalu memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan personal seperti pekerjaan atau karir, kesetaraan gender, intimacy dan passion. Perkawinan merupakan bagian dari dakwah dan bertahannya komitmen karena mereka meyakini selama menjalankan syariah agama dalam perkawinan maka perkawinan dapat lebih stabil sakinah

ABSTRACT
One way to enter the marriage in Islam is known as ta 39;aruf. Ta 39;aruf is an introductory process conducted by muslims rsquo; men and women, who are ready to get married but do not through courtship. The foundation of marriage is religion. The phenomenon of taaruf became the main study in this dissertation, especially how ta 39;aruf couples maintain their marriage commitment. Qualitative research method with case study approach chosen to be able explain ta 39;aruf phenomenon. Interviews and observations are methods of collecting data from participants. The main participants in this study were ta 39;aruf couples, and for triangulation of data the researchers also interviewed four divorced ta rsquo;arufs, 2 ta 39;aruf mediators, 1 psychologist who understood ta 39;aruf movement and one person who is involved in Tarbiyah movement. Participants in this research are coming from Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi areas. The data obtained is processed using N-Vivo 11 by finding the main themes of the interview and analyze with the concept of "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2532
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fath Fatheya
"Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Dalam proses menuju pernikahan yang islami, biasanya individu yang religius melalui proses ta?aruf. Ta?aruf merupakan perkenalan antar calon pasangan yang diniatkan untuk menuju pernikahan, dengan cara yang sesuai dengan syariat-syariat agama Islam seperti, laki-laki dan perempuan tidak boleh bertemu hanya berdua saja, tidak diperbolehkan adanya kontak fisik sebelum menikah, dan adanya batasan durasi perkenalan. Individu yang menikah secara ta?aruf, diasumsikan memiliki religiositas yang tinggi. Pada penelitian mengenai individu yang memiliki religiositas yang tinggi di Amerika, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara stabilitas pernikahan dan komitmen pernikahan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian komitmen pernikahan dan stabilitas pernikahan dalam konteks pernikahan ta?aruf. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komitmen pernikahan (personal, moral, dan struktural) dan stabilitas pernikahan. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif pada 100 individu yang menikah secara ta?aruf dengan usia pernikahan minimal 3 tahun di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara stabilitas pernikahan dengan komitmen personal (r= -0,266, p < 0,01, one-tailed) dan komitmen moral (r= -0,195, p < 0,05, one-tailed). Selain itu, tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara stabilitas pernikahan dengan komitmen struktural (r= 0,043, p > 0,05, one-tailed

Indonesia is a country which major citizens are Muslim. In the process through islamic marriage, occassionally religious individual pass through ta?aruf process. Ta?aruf is an introduction stage between the candidate couple which is inteded to be married, where the etiquettes are based on Islamic laws such as, man and women are not allowed to meet alone, physically contact before marriage is forbidden, and there is time limitation on the introduction process. Individuals who have married through ta?aruf process are assumed having high religiosity. In a research which samples are highly religious people at Unites States, shows that there is a relationship between marital stability and marital commitment. Researcher is interested to study marital commitment and marital stability in ta?aruf marriage context. This study aims to see the relationship between marital commitment (personal, moral, and structural) and marital stability. This study is conducted quantitatively to 100 Indonesian people who have married through ta?aruf at least 3 years. The results showed there is positively significant relationship between marital stability and personal commitment (r= -0,266, p < 0,01, one-tailed) and moral commitment (r= -0,195, p < 0,05, one-tailed). Moreover, there is no negatively significant relationship between marital stability and structural commitment (r= 0,043, p > 0,05, one-tailed)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Nadia Sabrina
"Salah satu sistem pernikahan yang terdapat di Indonesia adalah arranged marriage. Di dalam ajaran Agama Islam, konsep arranged marriage dikenal sebagai ta?aruf. Arti dari ta?aruf adalah perkenalan yang dilakukan sesuai dengan norma Agama Islam. Tujuan dari ta?aruf adalah pernikahan (Hana, 2012). Di Indonesia, penelitian mengenai pernikahan yang dilakukan melalui proses ta?aruf tidak sepopuler penelitian terkait love marriage. Berdasarkan studi literatur, timbul dugaan humility dalam diri individu yang menikah melalui ta?aruf memiliki hubungan dengan komitmen pernikahan, yang merupakan prediktor keberhasilan pernikahan. Berdasarkan dugaan tersebut, dilakukanlah penelitian untuk membuktikan hubungan antara humility dengan komitmen pernikahan pada 205 individu yang menikah melalui ta?aruf di Indonesia. Hasil membuktikan adanya hubungan antara humility dengan komitmen pernikahan personal dan juga antara humility dengan komitmen pernikahan. Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara humility dengan komitmen pernikahan struktural.

One of the marriage systems that is found in Indonesia is arranged marriage. In Islamic teachings, the concept of arranged marriage is known as ta?aruf. The meaning of ta?aruf is introduction process that is conducted according to Islam norms. Ta?aruf aims for marriage (Hana, 2012). In Indonesia, research about ta?aruf marriage is not as popular as research regarding love marriage. Based on literature review, rose a presumption that there is a relationship between humility and marital commitment in ta?aruf individuals. According to that presumption, researcher conducted a study to prove the relationship between humility and marital commitment in 205 individuals who were married through ta?aruf process in Indonesia. Results showed that there is a significant positive correlation between humility and personal commitment as well as between humility and moral commitment. However, it was shown that there is no correlation between humility and structural commitment."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Utari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis komitmen perkawinan dengan penyesuaian perkawinan pada individu yang menikah melalui proses ta?aruf. Komitmen perkawinan diduga memiliki hubungan dengan penyesuaian perkawinan (Dean & Spanier, 1974). Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran komitmen perkawinan dilakukan dengan menggunakan alat ukur komitmen perkawinan Johnson, dkk. (1999) dan pengukuran penyesuaian perkawinan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marital Adjustment Test. Pada penelitian ini terdapat tiga jenis komitmen yaitu komitmen personal, komitmen moral dan komitmen struktural.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis komitmen personal dan moral memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan penyesuaian perkawinan. Namun pada komitmen struktural dengan penyesuaian perkawinan memiliki hubungan yang tidak terlalu signifikan. Komitmen personal dan komitmen moral merupakan faktor internal yang ternyata berhubungan dengan penyesuaian perkawinan sementara itu komitmen struktural tidak berhubungan dengan penyesuaian perkawinan yang merupakan faktor eksternal.

This study was conducted to determine the relationship between the types of commitment of marriage with marital adjustment in individuals who were married through ta'aruf process. Marital commitment suspected of having correlation with marital adjustment (Dean & Spanier, 1974). The study was conducted using a quantitative approach. Measurement of marital commitment made by using a measuring instrument commitment of marriage Johnson, et al. (1999) and marital adjustment measurements performed using a measuring instrument Marital Adjustment Test. In this study, there are three types of commitments that personal commitment, moral commitment and structural commitment.
The results showed that the type of personal commitment and moral have a positive and significant relationship with marital adjustment. But the structural commitment has a relationship that is not too significant with marital adjustment. Personal commitment and moral commitment are internal factors that were associated with marital adjustment while the commitment is not related to the structural adjustment of marriage which is an external factor.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Khori Imami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara komitmen perkawinan dengan kualitas perkawinan. Komitmen perkawinan didasarkan pada teori menurut Johnson dkk. (1999), bahwa komitmen perkawinan terbagi atas tiga tipe yaitu personal, moral dan struktural. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen perkawinan dengan kualitas perkawinan.
Subyek penelitian adalah individu yang telah menikah dengan melalui proses ta'aruf. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner komitmen perkawinan yang diadaptasi dari Johnson dkk. (1999) dan juga Quality Marriage index (QMI) yang diadaptasi dari Norton (1983). Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji korelasi Pearson Product Moment.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan dari ketiga tipe komitmen dengan kualitas perkawinan, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Selain itu, ditemukan juga bahwa hasil uji korelasi antara ketiga tipe komitmen tersebut memiliki kekuatan korelasi yang berbeda, dimana kekuatan korelasi komitmen personal adalah kuat, komitmen moral adalah sedang dan komitmen struktural adalah lemah.

This study aims to determine whether there is a relationship between the marital commitment with marital quality in individuals who were married through ta'aruf process. The marital commitment is based on theory according to Johnson et al. (1999), that marital commitment is devided into three types, namely personal, moral and structural. Researcher hypothesized that there is a significant positive relationship between marital commitment with marital quality.
Research subject in this study were individual who had married through ta'aruf process. Instrument that used in this study was a questionnaire, adapted from marital commitment of Johnson et al. (1999) and also the Quality of marriage Index (QMI), which was adapted from Norton (1983). The analytical methods used to test the hypothesis using Pearson Product Moment Correlation test.
Result of the analysis showed that there was a significant positive correlation of the three types of commitment are correlated with the quality of the marriage, so the hypothesis is accepted. In addition, it was found also that the result of correlations between the three types of commitment have different correlation force, which the type of personal commitment is strong, moral commitment is moderate and structural commitment is weak.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Bilqisthi
"Di Indonesia, terdapat fenomena ta?aruf (perjodohan muslim Indonesia). Hal yang membedakan ta?aruf dengan perjodohan lainnya adalah landasan proses ini berdasarkan keyakinan agama, bukan budaya ataupun alasan ekonomi. Studi mengenai pasangan pernikahan yang melalui perjodohan, termasuk ta?aruf masih sedikit jika dibandingkan pernikahan romantic love. Berdasarkan studi literatur, komitmen dan kepuasan pernikahan merupakan prediktor kesuksesan pernikahan. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks pernikahan ta?aruf. Maka peneliti melakukan penelitian yang melihat hubungan kepuasan pernikahan dan komitmen pernikahan pada 131 individu yang menikah melalui ta?aruf. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan pernikahan dengan komitmen personal (r = 0,423, p < 0.01, one-tailed.) dan juga antara kepuasan pernikahan dengan komitmen moral (r =0.330, ,p < 0.01, one-tailed). Namun, ternyata tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen struktural dan kepuasan pernikahan (r = 0,074, p > 0.01)

In Indonesia , there are ta'aruf phenomenon ( Indonesian Muslim matchmaking ) . The differences between ta'aruf with other matchmaking is the cornerstone of this process is based on religious beliefs, not cultural or economic reasons. Studies with arranged marriage participant, including ta'aruf, are less when compared to romantic love marriage. Based on the literature study, commitment and marital satisfaction is a predictor of marriage success. However , no studies have looked at the relationship between the two variables in the context of ta'aruf. So the researcher conducted a study to see the relationship between marital satisfaction and commitment in 131 married individuals through ta'aruf. The results show that there is a positive and significant relationship between marital satisfaction with personal commitment ( r = 0.423 , p < 0.01 , one-tailed) And also between marital satisfaction with moral commitment ( r = 0.330 , p < 0.01 , one-tailed). However, it turns out there is no significant relationship between structural commitment and marital satisfaction ( r = 0.074 , p > 0.01)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Karlina
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai gambaran komitmen perkawinan pada individu yang menikah melalui proses ta rsquo aruf di masa awal perkawinan Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan tipe komitmen dari Johnson dkk 1999 pada individu yang menikah melalui ta rsquo aruf komitmen personal dan komitmen moral tinggi di awal perkawinan sedangkan untuk komitmen struktural didapat hasil yang rendah Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perempuan dan laki laki pada masing masing tipe komitmen perkawinan Dari hasil penelitian peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya menambah jumlah partisipan serta menambahkan pendekatan kualitatif agar diperoleh hasil yang lebih dalam

ABSTRACT
This study aims to describe the marital commitment in individuals whose married through ta rsquo aruf process in the beginning phase of marriage The marital commitment is based on theory according to Johnson et al 1999 The result is in individuals whose married through ta rsquo aruf process reported higher levels of personal commitment and moral commitment and lower score of structural commitment This study found that nothing gender differences of marital commitment in individuals whose married through ta rsquo aruf process in the beginning phase of marriage From the results of the study researcher also suggested that further research to increase the number of participants and adding a qualitative approach in order to obtain better results in descriptive study "
2015
S59124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jelsy Triwidya Cristiar
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas perkawinan dengan usia perkawinan pada individu yang menikah melalui proses ta?aruf. Variabel kualitas perkawinan diukur menggunakan Quality Of Marriage Index (Norton, 1983), sedangkan usia perkawinan diukur secara kontinuum dalam urutan tahun. Penelitian ini melibatkan 99 responden (laki-laki 26 orang dan perempuan 73 orang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor total kualitas perkawinan dengan lamanya usia perkawinan r(99)= -0,109, p> 0,05. Namun terdapat perbedaan skor kualitas perkawinan yang signifikan antara individu yang mengenal pasangannya sebelum ta?aruf dengan individu yang tidak mengenal. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas perkawinan dengan jenis kelamin, dan antara kualitas perkawinan dengan tingkat pendidikan.

The objective of this research was to investigate the relationship between marital quality and marital duration with arranged (ta?aruf) married individuals. Marital quality was measured using Quality of Marriage Index by Norton (1983). Marital duration was obtained continuumly based on years of marriage. The respondents of this research were 99 married individuals (26 male and 73 female). The result of this research shows that total score of marital quality and marital duration toward arranged (ta?aruf) married inividuals were not significantly correlated, r(99)= -0,109, p> 0,05. While there was difference score of marital quality between individual who had known their spouse before ta?aruf and who had not. This research also shows that between total score of marital quality and educational level, also total score of marital quality and gender were not significantly correlated."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Asavashti Durardi
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vernanda Anjani
"Semakin terbukanya akses komunikasi dan terhadap berbagai negara menjadi pemicu meningkatnya fenomena perkawinan campur. Perkawinan campur juga memiliki tantangan tersendiri yang dapat menguji kepuasan dalam perkawinan. Kepuasan perkawinan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya komitmen dan cinta. Pada studi ini sendiri akan diuji apakah cinta dapat memoderasi hubungan antara komitmen dan kepuasan perkawinan. Sebanyak 90 individu yang telah melakukan perkawinan campur berpartisipasi dalam studi ini. Hasil menunjukan hubungan yang signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r(90) = 0,530, p < ,01). Selain itu, ditemukan pula bahwa interaksi antara komitmen dan cinta terbukti tidak signifikan (t= - 0,72, p > ,05) pada kepuasan perkawinan.

The increased open access to communication and to various countries are becoming the triggers for the increasing phenomenon of international marriages. International marriages also have their own challenges that can test satisfaction in a marriage. Marital satisfaction itself is influenced by several factors, including commitment and love. Commitment and marital satisfaction have proven to be the topics that attracted many researchers. A total of 90 individuals who have done international marriages participated in this study. The result shows a significant relationship between commitment and marital satisfaction (r(90) = 0,530, p <,01). In addition, it was also found that the interaction between commitment and love proved insignificant (t = -0,72, p> ,05) on marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>