Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Sofwan
"ABSTRAK
Meningkatnya pemanfaatan data spasial di dalam kehidupan sehari-hari ditambah semakin tersedianya teknologi pengambilan data spasial seperti perkembangan teknologi Remote Sensing,menjadikan peta sebagai hal yang memiliki peran semakin penting di sejumlah bidang, seperti bisnis,kesehatan masyarakat, telekomunikasi dan geografi. Semakin banyak nya data spasial yang tersediadan semakin meningkatnya peran data spasial menuntut di butuhkan nya informasi yang penting danbermanfaat yang informasi tersebut selain tersedia secara eksplisit, juga tersedia secara implisit. Didalam menambang dan menerjemahkan data implisit di dalam data spasial tsb di perlukan tekniktertentu. Ilmu Data Mining atau Penambangan Data memiliki peran dalam mendapatkan informasiyang berguna dan implisit tersebut, terutama di dalam dataset yang besar . Bidang ini memiliki subtopik di dalam data spasial, yaitu Penambangan Data Spasial yang salah satu topik dalamPenambangan Data Spasial adalah Penambangan pola co-location.Salah satu peran penambangan pola co-location dalam tata wilayah kota adalah mendapatkanpola co-location untuk Point Of Interest POI yang bermanfaat untuk mendapatkan hubungankedekatan di antara objek-objek yang ada di dalam kota, seperti mengetahui apakah kebanyakanRumah sakit yang didirikan adalah Rumah sakit yang terletak di dekat restoran, Objek-objek /Instance-instance apa yang berada di sekitar cabang-cabang Toko ritel ldquo;XYZ rdquo; yang memiliki profityang cukup besar, informasi ini akan bermanfaat untuk perencanaan cabang Toko Ritel yang baru.Dalam tesis ini, di gunakan data wilayah propinsi DKI Jakarta untuk mengetahui pola co-locationPOI nya yang hal tersebut dapat di gunakan untuk Perencanaan kota, Bisnis, analisa pola konsumtifmasyarakat, dan lain-lain. Tesis ini menggunakan pendekatan event-centric model [1] , dengan datawilayah DKI Jakarta dari OpenStreetMap [17] dan database spasial PostGIS untuk mendapatkanpola co-location dari POI yang ada.

ABSTRACT
The increasing of data spatial usage in today 39 s life and the more availability of data spatialacquisition technology like Remote sensing, make a map 39 s role is more important in various fieldssuch as business, public health, telecommunication and geography. More data spatial and moreincreasing of data spatial role make more important and more useful the information inside we canuse, explicitly and implicitly as well. In mining and translating implicit data in spatial data, we needa special technique. Data Mining has a role in retrieving the useful and implicit informationespecially in a big dataset. This field has a sub topic in spatial data, Spatial Data Mining where oneof the Data Spatial Mining topic is Co location pattern mining.One of Co location pattern mining is in City management for retrieving Co location patternmining for Point Of Interest POI in proximity neighborhood of instances in a city such as knowingwhat are hospitals near restaurant , what instances near of profitable supermarket branches ldquo XYZ rdquo .This information will be useful for a plan to build new branches.This Thesis use province DKI Jakarta data for retrieving Co location pattern mining for Citymanagement, Business, consumptive community pattern and others. This tesis use Event centricmodel approach 1 in DKI Jakarta area data from OpenStreetMap 17 and Spatial database PostGISfor retrieving Co location pattern form existing POI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Farisya Rahmani
"Kesehatan adalah aspek paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan adalah hak dasar yang harus dipenuhi bagi setiap warga negara. Salah satu bentuk upaya untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil, dan merata adalah melakukan perbaikan dan peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Terletak di wilayah ibukota negara, Kota Jakarta Timur memiliki 10 puskesmas kecamatan yang melayani masing-masing wilayah kecamatan. Dengan jumlah puskesmas tersebut, Kota Jakarta Timur dianggap mampu menjangkau kebutuhan pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dapat melayani seluruh penduduknya. Akan tetapi, tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer bisa menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola spasial aksesibilitas puskesmas kecamatan dan karakteristik wilayah layanan puskesmas kecamatan di Kota Jakarta Timur. Untuk mendapatkan nilai aksesibilitas digunakan metode pendekatan enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA). Dari hasil analisis metode E2SFCA, wilayah kelurahan dengan nilai indeks aksesibilitas tertinggi adalah Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Balimester. Hasil tersebut menunjukkan pola spasial indeks aksesibilitas puskesmas kecamatan bervariasi pada wilayah kelurahan dengan tingkat aksesibilitas sangat tinggi hingga tingkat aksesibilitas sangat rendah, variasi pola dipengaruhi oleh jarak dan ketersediaan jaringan jalan. Sementara itu, masing-masing wilayah layanan puskesmas kecamatan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Pada aspek kepadatan penduduk semua wilayah layanan didominasi oleh kepadatan sedang, aspek kerapatan jalan didominasi kerapatan rendah, sementara frekuensi tenaga kesehata berada di kelas sedang hingga tinggi.

Health is the most important aspect of the life of every human being. Getting a healthy living environment and obtaining health services are fundamental rights that must be fulfilled for every citizen. One form of effort to organize comprehensive, fair, and equitable health development is to improve and increase the number of health service facilities such as health centers. Located in the national capital area, East Jakarta City has 10 sub-district health centers serving each sub-district area. With this number of public health centers, East Jakarta City is considered capable of meeting the needs of health services by providing health workers who can serve the entire population. However, the uneven distribution of health workers in primary care facilities can become an obstacle for the community to have easy access to health services. Therefore, the purpose of this study was to identify the spatial pattern of accessibility of sub-district health centers and the characteristics of the sub-district health center service areas in East Jakarta City. To get the accessibility value, the enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA) approach is used. From the results of the analysis of the E2SFCA method, the urban village areas with the highest accessibility index values are Rawa Bunga and Balimester. These results show that the spatial pattern of the accessibility index of subdistrict health centers varies in kelurahan areas with a very high level of accessibility to a very low level of accessibility, the variation in pattern is influenced by the distance and availability of the road network. Meanwhile, each sub-district health center service area has very diverse characteristics. In the aspect of population density, all service areas are dominated by medium density, the aspect of road density is dominated by low density, while the frequency of health workers is in the medium to high class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Naomi Evalyn
"Keberhasilan dan kunci sukses suatu bank terletak pada nasabahnya. Karena nasabah merupakan asset yang paling utama dalam bisnis perbankan. Sebagai salah satu Bank Pemerintah, saat ini Bank Mandiri terus memperbaiki kinerjanya khususnya dalam hal service. Bank Mandiri terus berusaha memberikan pelayanan yang prima dan juga meminimalisasi kegagalan layanan yang terjadi. Langkah yang diambil Bank Mandiri untuk meminimalisasi kegagalan layanan adalah dengan menerapkan tahapt-tahap service recovery agar nasabah yang mengalami kegagalan layanan tidak berpaling kepada bank lain akan tetapi dapat tetap loyal.
Tujuan dari penelitian servis Bank Mandiri adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemulihan layanan dengan memakai pendekatan kuantitatif berdasarkan study literature dan memakai instrument penelitian dengan memberikan pertanyaan yang di distribusikan kepada 105 responden yang merupakan nasabah Bank Mandiri yang megalami kegagalan layanan.
Penelitian ini menggunakan analisa statistik SPSS 15 untuk window dengan memakai variable pemulihan layanan yang terdiri dari 5 dimensi yaitu : Meminta maaf, mengambil tindakan dengan segera, menunjukkan penyesalan, memberikan kompensasi /ganti rugi dan melakukan tindak lanjut dan variable nya adalah kesetiaan. Regresi sederhana telah di lakukan dengan mengkombinasikan 5 dimensi menjadi variabel pemulihan layanan dan regresi yang di bandingkan dengan kesetiaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang besar dari pemulihan layanan terhadap kesetiaan pelanggan.

The success and the key to the success of a bank are determined by the customer. Because customers are the most important assets in the banking business. As one of the biggest banks, Mandiri Bank continued to improve his achievement especially in the matter of services. The Mandiri bank continued to try to give the first-rate service but also to minimize the failure of the service. The action that was taken by the Mandiri Bank to minimize the failure of the service is to applied stages of service recovery, so that the customer who experienced the failure of the service does not turn to the other bank but will stay loyal to Mandiri Bank.
The objective of research is to find out how the effect service recovery to loyalty using quantitave approach with literature study and using research instrument by using questioners which is distributed to 105 customer respondents.
This research using statistic analyzes by SPSS 15 for window with independent variable service recovery, which are: apologize, take immediate action, show compassion, provide compensation, and conduct follow-up and dependen variable is loyalty. Simple Regression has been carried out by combining five dimensions becomes variable service recovery and regression comparing with loyalty.
This result of this research shows that there is high influence of service recovery toward loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Darmawan Sidik
"ABSTRAK
Implementasi LTE yang menjanjikan dapat memberikan layanan dengan
kecepatan yang lebih baik dari pada teknologi sebelumnya, menuntut
penyelenggara untuk lebih memperhatikan kualitas layanan. Pelanggan
menginginkan adanya jaminan kualitas layanan agar aplikasi yang digunakan
dapat berjalan dengan baik. Disisi lain penyelenggara membutuhkan pendapatan
yang tidak sedikit agar dapat mengembangkan jaringannya dengan kualitas yang
baik. Tarif mempunyai peran yang penting untuk mengoptimalkan pendapatan
penyelenggara dan mengelola sumber daya jaringan. Penyelenggara perlu strategi
pentarifan agar memperoleh pendapatan yang mencukupi untuk biaya
penyelenggaraan, dan pelanggan mendapatkan kualitas layanan yang baik sesuai
kebutuhan. Model pentarifan dengan pendekatan kualitas layanan akan
memberikan manfaat bagi penyelenggara dan pelanggan. Model pentarifan
dibangun dengan memperhatikan biaya elemen jaringan dan biaya aktivitas
layanan retail yang dikeluarkan oleh penyelenggara, serta pembagian kategori
pelanggan berdasarkan QCI (QoS Class Identifier) yang terdapat pada sistem
LTE. Diharapkan dengan model pentarifan tersebut dapat digunakan menjadi
dasar dalam strategi pentarifan bagi penyelenggara dan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan bagi penyelenggara dan masyarakat.

ABSTRACT
Implementation of LTE that promises to provide services at a better speed than
the previous technology, requires operators to pay more attention to quality of
service. Users want the guarantee of quality of service in order to use
applications that can run well. On the other hand the operators require revenue in
order to develop its network with good quality. Pricing have an important role to
optimize operator?s revenue and manage network resources. The operators need
the pricing strategy in order to get enough revenue to costs, and users get good
quality of service as needed. Pricing models with approach the quality of service
will provide benefits for the operators and users. The pricing models are built
with attention to the network elements cost and retail services activity cost
incurred by the operators, as well as the distribution of categories of customers
based on QCI (QoS Class Identifier) in the LTE system. The pricing model can be
used as pricing strategy for the operators and as an input in the decision making
for operators and the public."
2015
T47148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddah
"Berkembangnya UMKM yang setiap tahun terus meningkat jumlahnya, sebagai pelaku usaha mengakui bahwa kebutuhan untuk berinvestasi teknologi untuk sebuah toko itu dibutuhkan, salah satunya adalah teknologi sistem aplikasi POS (Point of Sales). Oleh karena itu, perusahaan jasa teknologi sistem aplikasi POS harus melihat peluang ini untuk memanfaat pelaku UMKM untuk loyal menggunakan sistem aplikasi POS. Pada penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan anteseden apa saja yang mempengaruhi pelaku UMKM untuk loyal dalam penggunaan sistem aplikasi POS berdasarkan teori TAM. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 321 responden dan memiliki tujuan untuk meneliti anteseden apa saja yang mempengaruhi pelaku UMKM untuk loyal dalam menggunakan sistem aplikasi POS. Pada penelitian ini pelaku UMKM akan loyal untuk menggunakan sistem aplikasi POS ketika sistem tersebut memberikan kemudahan dan memberikan manfaat pada pelaku UMKM. Selain itu, fasilitas berupa sumber daya manusia, finansial, informasi penggunaan yang jelas, mudah menghubungi tim support, sistem memiliki fitur keamanan role access user dan teknologi yang terhubung dengan teknologi lainnya (dapat diandalkan) juga dapat menjadi anteseden dari pelaku UMKM menggunakan sistem. Hasil dari penemuan pada penelitian ini memiliki implikasi untuk mengembangkan teknologi sistem aplikasi POS agar pelaku UMKM loyal menggunakan aplikasi ini secara lebih efektif, baik secara teori maupun praktik.

The development of MSMEs continues to increase in number every year, as business actors recognize the need to invest in technology for a store is needed, one of which is POS (Point of Sales) application system technology. Therefore, POS application system technology service companies must see this opportunity to benefit MSME players to be loyal to using the POS application system. In this study, researchers want to explain what antecedents influence MSME actors to be loyal in using the POS application system based on the TAM theory. This research was conducted by distributing questionnaires to 321 respondents and aimed to examine what antecedents influenced MSME actors to be loyal in using the POS application system. In this study, MSME actors will be loyal to using the POS application system when the system provides convenience and provides benefits to MSME actors. In addition, facilities in the form of human resources, finance, clear usage information, easy contact with the support team, the system has a user role access security feature and technology that is connected to other technologies (reliable) can also be an antecedent of MSME actors using the system. The results of the findings in this study have implications for developing POS application system technology so that loyal MSME players use this application more effectively, both in theory and practice."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Pujiyono
"Pelaksanaan asas desentralisasi melalui pemberian otonomi kepada daerah dapatmenyediakan pelayanan publik menjadi lebih efisien dan efektif. Penyediaan pelayanan publik dapat dilakukan oleh institusi yang berkedudukan lebih dekat dengan masyarakat sehingga dapat membuat keputusan berbasis keinginan dan kebutuhan publik. Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang menjadi tolak ukur kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks desentralisasi, bidang pendidikan merupakan salah satu kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada pemerintah daerah. Hal ini berarti, bahwa pernerintah pusat menyadari makna penting kontribusi daerah dalam mengembangkan dan memajukan bidang pendidikan sesual dengan potensi masingmasing daerah.
Penelitian ini berusaha mendapatkan gambaran tentang cakupan pelayanan publik yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang baik yang bersifat wajib maupun tambahan. mengetahui faktor-faktor yang membentuk model pelayanan publik yang dilakukan oleh Dinas Pendidlkan dan Kebudayaan Kota Tangerang, serta menggambarkan model pelayanan publik yang sesuai dengan karak.teristik dan potensi Kota Tangerang. Penelitian mencoba memverifikasi model layanan publik yang dipopulerkan oleh Steave Leach, dkk. Data dikumpulkan dari responden yang dipilih secara purposive. Responden berasal dart unsur dinas pendidikan dan kebudayaan, yayasan pendidikan, tegislatif, dan lembaga swadaya masyarakat. Jumlah responden terdiri dari Dinas Pendidikan 6 orang, Yayasan Pendidikan 15 orang, Legislatif 5 orang, dan LSM 3 orang. Instrumen pengumpul data menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara diskriptlf kuantitatif. Penentuan model layanan publik serta gambaran ten!ang layanan publik dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA Pengolahan data secara statistik menggunakan software SPSS versi 12.
Berdasarkan data yang dlolah, dapat ditemukan bahwa peran Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Tangerang dalam penyelenggaraan layanan publik dapat disimak dari TUPOKSI (tugas pokok dan fungsi) perangkat daerah yang disusun oleh pemerintah daerah. Dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Tangerang memberikan layanan publik meliputi penyediaan layanan secara langsung, pengaturan melalui kebijakan peraturan, dan pemberian bantuan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sektor publik masih kuat dibandingkan sektor swasta dalam menyediakan layanan kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang diolah, ditemukan bahwa dimensi ekonomi ditandai dengan kuatnya sektor publik, dimensi politlk yang menunjukk.an berlakunya demokrasi perwakilan, dan dimensi pemerintahan yang menandai kuatnya pemerlntah daerah maka bisa disimpulkan bahwa model pemerintahan daerah yang dianut oleh pemerintah kota Tangerang dalam bidang pendidikan cenderung traditional bureaucratic authority dalam kerangka model yang dikembangkan oleh Leach, Stewart & Walsh (1994).
Berdasar hasil perhitungan statitistik dengan menggunakan ujl Anova, arah model layanan publik bidang pendidikan yang tepa! untuk Kola Tangerang adalah model residual enabler. Melalui model ini, peran pemerintah dalam hal ini dinas dalam menyediakan layanan publik bidang pendidikan secara langsung dapat dikurangi. Selanjutnya, penyediaan rayanan tersebut diberikan kepada masyarakat/swasta. Jadi pemerintah hanya melakukan regulasi dan bantuan_ Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah perlu upaya penyiapan masa transisi dari model tradisional birokratic menuju model residual enabler. Pemerintah sebaiknya melibatkan swasta dalam intensitas yang lebih besar lagi.

Implementing decentralization by otonomus can provide public service be more effective and efficient Producing public service can be done by lnstltusion where more near with its comunnity.
Education ls one of living subject which become to be indicator of public wellfare. In decentralization context education matter is one of authority that given by central government to local govennent. It means central goverment feel how interesting local goverment to contribute for-developing and providing base on local's potention. This research is tend to describe area of public service that implemented by Educational and Culture Board of Kota Tangerang, and to know how far dimension of public service models that popularized by steave Leach can build the public service at Kota Tangerang, and describe the good model public service according for Kota Tangerang.
Sample which is taken is 31 informants. It is taken from 4 elements, they are 8 informants from Dinas Pendidikan, 5 informants from Local Representative Board, 3 informants from NGO, and 15 informants from Educational Foundation. All informants is taken by purposive sampling technique for the sample withdrawal. The entire questioner, which had been returned, was processed by using descriptive analysis and analysis of variance.
Based on the data which have been collected and processed before the role of Educational and Culture of Board of Kota Tangerang is very dominant. This institution Is producing and implementing most of public service. There are 1hree kinds of public service namely directly service, regulation, and aims. Based on the data which have been collected and processed before , dimension oi public is stronger than economic, polical dimension shows representative democration, and governmental dimension is very strong. It can be concluded that educational of public service in Kota Tangerang tends using traditional bureaucratic authority. Based on ihe data which have been collected and processed before, the way of model public service tends to residual enabler modeL By this model. Educational and Cultural can reduce directly public service and giving more authority for privat institution to handle it Government concentrates in regulation and giving aims.
To realize conclusion above, it would be better if government doing synergism and private for preparing transition time to replace traditional bureaucratic model with residual enabler.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2008
T 25231
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Kahfi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis apakah terjadi fenomena spillover effect terhadap sektor pariwisata pada setiap kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat fenomena kompetisi pada setiap sektor-sektor pariwisata. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, munculah tujuan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan wisatawan nusantara pada suatu kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pada penelitian ini digunakan analisis spasial dengan menggunakan Moran’s I test dan juga model ekonometrika spasial berupa Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial Durbin Model (SDM). Matriks penimbang spasial yang digunakan pada penilitian ini menggunakan queen contiguity dimana ketetanggaan dihitung berdasarkan sisi dan sudut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Spatial Autoregressive (SAR) merupakan model terbaik dibandingkan model Spatial Durbin Model (SDM) karena nilai rho pada model Spatial Autoregressive (SAR) menunjukkan nilai signifikan. Artinya, terdapat autokorelasi spasial pada variabel dependen. Hasil model Spatial Autoregressive (SAR) terdapat nilai signifikan pada akomodasi, objek wisata, dan kepadatan penduduk berpengaruh signifikan positif, sehingga kenaikan faktor-faktor ini akan meningkatkan jumlah wisatawan nusantara pada kota/kabupaten di Jawa Tengah. Selain itu, pada model Spatial Autoregressive (SAR) tidak menunjukkan fenomena kompetisi pada setiap sektor pariwisata karena menunjukkan nilai positif pada variabel signifikan seperti akomodasi, objek wisata, dan kepadatan penduduk.

This study analyzes whether there is a spillover effect phenomenon on the tourism sector in each city/district in Central Java Province. In addition, this study wants to find out whether there is a phenomenon of competition effect in each tourism sector. Based on the formulation of the problem, the research objective emerged to find out what factors influence the growth of domestic tourists in a city/regency in Central Java Province. In this study, spatial analysis was used using Moran's I test and also spatial econometric models in the form of Spatial Autoregressive (SAR) and Spatial Durbin Model (SDM). The spatial weighing matrix used in this study uses a queen contiguity where adjacency is calculated based on sides and angles. The results showed that the Spatial Autoregressive (SAR) model was the best model compared to the Spatial Durbin Model (SDM) because the rho value in the Spatial Autoregressive (SAR) model showed a significant value. That is, there is a spatial autocorrelation on the dependent variable. The results of the Spatial Autoregressive (SAR) model have significant values ​​on accommodation, tourist attractions, and population density have a significant positive effect, so that the increase in these factors will increase the number of domestic tourists in cities/districts in Central Java. In addition, the Spatial Autoregressive (SAR) model does not show the phenomenon of competition in each tourism sector because it shows positive values on significant variables such as accommodation, tourist attractions, and population density."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibley, J.F.
London: Aslib, 1991
R 025.06346 SIB o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumastuti
"ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk menggambarkan bagaimana fungsi kualitas penyebaran (QFD). Metodologi yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan harapan pelanggan ke dalam karakteristik kualitas dalam Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan. Studi kasus ini menggambarkan bagaimana pendekatan yang ada, integrasi SERVQUAL dan QFD dapat diterapkan untuk peningkatan kualitas. Alumni peserta pelatihan di 2012-2014, terpilih sebagai kerangka sampling. Sebuah model SERVQUAL sebagai titik awal, dan kemudian mengidentifikasi desain pelayanan pada pendidikan dan pelatihan Inspektur Ketenagalistrikan menggunakan pendekatan QFD. Integrasi SERVQUAL dan QFD digunakan di dalam konsep kualitas pendidikan yang telah digambarkan melalui studi kasus.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to describe how quality function deployment (QFD) methodology was employed for translating customer needs and expectations into the quality characteristics in a Functional Training of the Inspector of Electricity. This case study illustrates how an existing approach of SERVQUAL and QFD integration can be applied for quality improvement. Alumni of the training participants in 2012-2014, was selected as the sampling frame. A SERVQUAL model as a starting point, and then identifies service design functional Training of the Inspector of Electricity requirements using a QFD approach. This integration of SERVQUAL and QFD approaches in the conceptual Education of Quality model has been illustrated through a case study.
"
2015
T43556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Handika Anggi Kelana
"Pemborosan yang terdapat pada proses penanganan petikemas ekspor di TPK Koja dapat menyebabkan performa tidak efisien. Pemborosan tersebut dapat dieliminasi dengan perpaduan konsep DMAIC, konsep Lean dan Konsep diagram Fishbone. Konsep DMAIC digunakan sebagai panduan urutan untuk memudahkan pengolahan dan analisis data yang terdiri dari lima tahap yaitu : (1) Define, mendefinisikan masalah menggunakan konsep Lean untuk membuat Current Value Stream Mapping dan mengidentifikasi pemborosan yang ada di dalamnya; (2) Measure, penentuan pemborosan yang dapat dieliminasi yaitu pemborosan tipe excessive transportation yang diterjemahkan sebagai aktivitas pengangsuran petikemas; (3) Analyze, proses penyelesaian masalah dengan konsep diagram Fishbone untuk mengetahui akar permasalahan aktivitas pengangsuran petikemas; (4) Improvement, perbaikan yang dilakukan untuk menyelesaikan akar permasalahan aktivitas pengangsuran petikemas dan (5) Control, hasil akhir setelah dilakukan perbaikan dalam bentuk Future Value Stream Mapping yang menunjukkan adanya peningkatan efisiensi proses penanganan petikemas ekspor dalam bentuk penghematan waktu sebesar 105 detik.

Waste that founded in export container handling process at TPK Koja can causing an inefficient performance. The waste can be eliminated with a fusion concept of DMAIC concept, Lean concept and Fishbone Diagram concept. The DMAIC concept used as a guide to facilitate the processing and analysis data that composed of five stages which is : (1) Define, defining problems by using the Lean concept to make the Current Value Stream Mapping and identifying waste in it; (2) Measure, the waste determination process to find which waste that can be eliminated and the result of waste type that can be eliminated is excessive transportation that known as container shuffling activity; (3) Analyze, the problem solved process by using the Fishbone diagram concept to know root problem that cause the container shuffling activity; (4) Improvement, ideas that used to solve the root problems that cause the container shuffling activity and (5) Control, the final result after the improvement applied that showed the Future Value Stream Mapping and indicates there is an increasing of efficiency in export containers handling process at TPK Koja by saving 105 seconds."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>