Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqi Rana Raissa
"Dalam perkembangan seksual, remaja tunagrahita akan menghadapi kebingungan dan dorongan layaknya remaja normal pada umumnya, namun minimnya pengetahuan serta informasi mengenai hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, peran keluarga terutama orang tua dalammemberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja tunagrahita sangat diperlukan sebagai proteksi awal terhadap permasalahan kesehatan reproduksi. Salah satu upaya yang dianggap cukup strategis dan praktis dalam menyampaikan informasi terkait kesehatan reproduksi kepada orang tua/pengasuh tunagrahita adalah melalui media WhatsApp Messenger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan orang tua/pengasuh remaja tunagrahita terkait kesehatan reproduksi melalui pemanfaatan aplikasi WhatsApp Messenger sebagai sarana edukasi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan One Group Pretest Posttest kepada 40 orang tua/pengasuh siswa SLB C Ruhui Rahayu Samarinda. Intervensi dilakukan dengan mengirimkan satu pesan teks dan gambar yang berisi informasi kesehatan reproduksi remaja tunagrahita setiap hari selama 7 hari melalui WhatsApp Group. Analisa data dilakukan untuk melihat peningkatan pengetahuan orangtua/pengasuh sebelum dan sesudah diberikan intervensi dan untuk melihat peningkatan pengetahuan setelah di kontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan danpekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi p value 0,0001. Edukasi kesehatan reproduksi terhadapremaja tunagrahita melalui pengiriman pesan teks dan pesan bergambar pada whatsapp group diketahui efektif meningkatkan pengetahuan orang tua/pengasuh remaja tunagrahita di SLB C Ruhui Rahayu Samarinda. Variabel umur, jenis kelamin,pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan orangtua/pengasuh.

In sexual development, adolescent with intellectual disabilities will facecon fusion and encouragement like normal adolescent in general, but the lack of knowledge and information about it can cause reproductive health problems. Therefore,the role of the family, especially parents in providing reproductive health education to adolescent with intellectual disabilities is needed as an initial protection against reproductive health problems. One of the efforts that is considered strategic and practical in conveying information related to reproductive health to parents caregivers of adolescent with intellectual disabilities is through media of WhatsApp Messenger. The purpose of this study was to improve the knowledge of parents caregivers of adolescent with intellectual disabilities related to reproductive health through the use of the WhatsApp Messenger application as a means of education. The design used in this study was the Pre Experiment with One Group Pretest Post test to 40 parents caregivers of student in SLB C Ruhui Rahayu Samarinda. The intervention was carried out by sending a text and picture message containing information on adolescent with intellectual disabilities every day for 7 days through WhatsApp Group. Data analysis was performed to see the increase in knowledge of parents caregivers before and after being given intervention and to see increased knowledge after being controlled by variables of age, sex, education and work. The results showed an increase in knowledge before and after being given an intervention p value 0.0001. Reproductive health education of adolescent with intellectual disabilities through sending text messages and pictorial messages on Whatsapp Group is known to be effective in increasing the knowledge of parents caregivers of adolescent with intellectual disabilities in SLB C Ruhui Rahayu Samarinda. Variables of age, sex, education and occupation do not affect the increase in knowledge of parents caregivers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Maeta Sari
"ABSTRAK
Nama : Merry Maeta SariProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul Tesis : Efektivitas Intervensi Psikoedukasi Kesehatan ReproduksiRemaja Tunagrahita Terhadap Pengetahuan Dan PraktikOrangtua Siswa Tunagrahita Di SLB C Tri Asih Jakartaxvi 83 halaman, 9 tabel, 3 gambar, 7 lampiranPendahuluan : Beberapa data statistik menunjukkan bahwa 80 wanita dan 50 pria tunagrahita mengalami pelecehan seksual sebelum usia 18 tahun. Orang tuayang merupakan pendidik seks utama, seringkali takut berbicara tentang kesehatanreproduksi karena kurang pengetahuan.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi kesehatan reproduksiremaja tunagrahita terhadap pengetahuan dan praktik orangtua siswa tunagrahita diSLB C Tri Asih Jakarta.Metode : Kuasi eksperimen dengan pre-post test without control yang ditujukankepada 36 orangtua siswa tunagrahita di SLB C Tri Asih Jakarta.Hasil : Rata-rata pengetahuan orangtua siswa tunagrahita sebelum diberikanintervensi adalah 10,28, setelah diberikan intervensi, pada post test 1 menjadi 11,61dan pada post test 2 menjadi 11,94. Rata-rata praktik orangtua siswa tunagrahitasebelum intervensi adalah 1,08 dan setelah intervensi menjadi 1,11.Kesimpulan : Terjadi peningkatan pengetahuan dan praktik orangtua siswatunagrahita di SLB Tri Asih Jakarta setelah diberikan intervensi psikoedukasikesehatan reproduksi remaja tunagrahita, namun, peningkatan ini belum bisadikatakan efektif.Kata kunci : psikoedukasi, kesehatan reproduksi, remaja tunagrahita

ABSTRACT
ABSTRACTName Merry Maeta SariStudy Program Public HealthTitle Effectiveness of psychoeducational Interventions Healthof Reproductive Intellectual Disability Teenager forKnowledge and Practice Intellectual Disability Student rsquo sParents In SLB C Tri Asih Jakartaxvi 83 pages, 9 tables, 3 pictures, 7 attachmentsBackground Some of statistical data shows that 80 of women and 50 of menwith intellectual disability have sexually abused before 18 years old. Parents, who isthe primary sex educators, often afraid to talk about health of reproductive becausethe lack of knowledge.Objective Knowing the effectiveness of psychoeducational interventions health ofreproductive intellectual disability teenager for knowledge and practice intellectualdisability students parents.Methods Type of research are quasi experimental and pre post test without controlfor 36 parents in SLB C Tri Asih Jakarta.Results The average of knowledge from student rsquo s parents of intellectual disabilitybefore the intervention is10.28, after the intervention, in the first post test become11.61 and the second post test is 11.94. The average of intellectual disabilitystudent rsquo s parents practice before the intervention is 1.08, and after the interventionbecome 1.11.Conclusion There is an increasing knowledge and practice of intellectual disabilitystudent rsquo s parents in the SLB C Tri Asih Jakarta after being given apsychoeducational interventions health of reproductive intellectual disabilityteenager, however the increases can not be said to be effective yet.Keywords psycho education, reproductive health, intellectual disability"
2017
T46977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Megawati Habeahan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi yang mendalam tentang
pengetahuan, persepsi dan sikap guru tentang perilaku seksual remaja tunagrahita
di SLB C Asih Budi II Jakarta Timur Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan Rapid Assessement Procedures. Total informan adalah 9
orang dengan informan kunci 3 orang.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa rendahnya pengetahuan guru disebabkan oleh
minimnya sumber informasi yang diperoleh. Persepsi guru kurang baik karena
rendahnya pengetahuan tentang persoalan- persoalan perilaku seksual pada remaja
tunagrahita. Sikap guru adalah ketidaksetujuan remaja tunagrahita
mengekspresikan hasrat seksualnya dalam bentuk perilaku seksual, hal ini
disebabkan guru- guru tidak menyadari akan keterbatasan pengetahuan

ABSTRACT
The study aims of this was to obtain in-depth information about knowledge,
perceptions and attitudes of teachers about adolescent sexual behavior in mental
retardation Budi Asih SLB C II East Jakarta in 2013. This study used qualitative
methods with Rapid Assessement Procedures. Total informants are 9 people with
key informants as 3 people. In this study showed that the lack of knowledge of
teacher's due to lack of resources obtained. Perceptions is not good because the
teacher’s lack of knowledge about the issue of sexual behaviour in adolescent
mental retardation. The attitudes of the teacher is to express disapproval of
adolescent mental retardation sexual desires in the form of sexual behavior, it is
because the teachers are not aware of the limitations of knowledge."
2014
S54572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhefi Ratnawati
"ABSTRAK
Nama : Dhefi RatnawatiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Kebijakan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada RemajaTunagrahita di IndonesiaPembimbing : Dr. dra. Evi Martha, M.KesRemaja disabilitas merupakan salah satu sumber daya manusia Indonesia yang harusditingkatkan kualitasnya agar dapat berperan sebagai subyek dalam pembangunankesehatan.Hasil Susenas tahun 2012 menunjukan bahwa terdapat 2,45 pendudukIndonesia menyandang disabilitas dan menurut Program Perlindungan dan LayananSosial PPLS tahun 2012 jumlah penyandang disabilitas secara nasional adalahsebanyak 3.838.985 jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desainstudi kasus yang dilakukan selama bulan Juni ndash; Juli 2018. Informan total berjumlah 27orang berasal dari berbahai pemangku kepentingan terkait pendidikan kesehatanreproduksi remaja tunagrahita. Hasil dari penelitian ini adalah belum semua pemangkukepentingan terkait menyusun kebijakan mengenai Pendidikan kesehatan reproduksiremaja tunagrahita. Hanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telahmenyusun kebijakan yang spesifik berupa pedoman kesehatan reproduksi untuk remajatunagrahita. Pelaksanaan kebijakan tersebut belum optimal karena belum dilakukan diseluruh wilayah di Indonesia dan diharapkan dapat masuk dalam kurikulum pendidikankhusus.Kata Kunci: Pendidikan, Kesehatan Reproduksi, Remaja, Tunagrahita

ABSTRACT
Name Dhefi RatnawatiStudy Program Public Health ScienceTitle The Policy of Reproductive Health Education for theAdolescence with Intellectual Disability in IndonesiaCounsellor Dr. dra. Evi Martha, M.KesAdolescence with disabilities are one of Indonesia 39 s human resources whose qualitymust be improved to make them play the role as the subjects in health development. Theresult of the National Socio Economic Survey in 2012 shows that there are 2.45 ofIndonesian people are disabilities. According to the Social Protection Program PPLS in 2012, the number of people with disabilities is 3,838,985. This research was aqualitative research with case study design carried out in June July 2018. The totalinformants were 27 people coming from different stakeholders related to thereproductive health education for adolescence with intellectual disability. The results ofthis study show that not all of the relevant stakeholders formulate the policies regardingthe reproductive health education for young people with mental retardation. It is onlythe Ministry of Education and Culture that has formulated a specific policy in the formof reproductive health guidelines for adolescence with intellectual disability. Theimplementation of these policies is not optimal and is expected to be included in thespecial education curriculum.Keywords Education, Intellectual Disability, Reproductive Health, Adolescence"
2018
T49938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestilia Nurul Marifah
"Remaja tunagrahita berhak mendapatkan informasi kesehatan termasuk pendidikan seksualitas. Sebagai orang yang dipercaya menyampaikan informasi, guru dapat dijadikan promotor pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang gambaran praktik pendidikan seksualitas yang telah dilakukan guru di SLB-C Dharma Asih Depok Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure RAP . Informan penelitian terdiri dari 8 guru SLB-C Dharma Asih. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menyusun transkrip, membuat matriks, mengidentifikasi hubungan antar variabel dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pendidikan seksualitas di SLB-C Dharma Asih dilakukan secara klasikal dan insidental. Guru memiliki pengetahuan yang memadai tentang pendidikan seksualitas dan menganggap pendidikan seksualitas perlu diberikan kepada remaja tunagrahita sedini mungkin. Kendala yang dihadapi, guru belum memiliki modul terkait pendidikan seksualitas dan belum ada sarana edukasi yang menunjang pendidikan seksualitas di sekolah. Sekolah belum memiliki kebijakan khusus terkait pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita. Kerjasama antara guru, orang tua, puskesmas, dan dinas pendidikan belum optimal untuk mendorong pendidikan seksualitas. Disarankan hendaknya ada program atau kebijakan khusus terkait pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita dengan mendorong keterlibatan seluruh stakeholder.

Adolescents with intellectual disabilities have the right to receive health information including sexuality education. As a person who is trusted to convey information, teachers can be promoters of sexuality education for mental retarded adolescents. This study aims to obtain information about the description of sexuality education practices that had been done by teachers in SLB C Dharma Asih Depok 2018. The study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure RAP design. The research informant consisted of 8 teachers of SLB C Dharma Asih. Data collection was done by in depth interview and observation. Data processing is done by arranging transcripts, creating matrices, identifying relationships between variables and drawing conclusions.
The results showed that the practice of sexuality education in SLB C Dharma Asih done in a classical and incidental. Teachers have adequate knowledge of sexuality education and consider sexuality education to be given to adolescent tunagrahita as early as possible. Constraints faced, the teacher does not have a module related to sexuality education and there is no educational tools that support sexuality education in schools. Schools do not have specific policies related to sexuality education for adolescents tunagrahita. Cooperation between teachers, parents, primary health care, and education offices has not been optimal to encourage sexuality education. It is suggested that there should be special program or policy related to sexuality education for adolescents tunagrahita by encouraging the involvement of all stakeholders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nawawi N.
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif terhadap kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita di SLB-C Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre post tes dengan grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan anak tunagrahita, 60 keluarga anak tunagrahita, terdiri atas 30 keluarga kelompok intervensi dan 30 keluarga kelompok kontrol. Kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita yang mendapatkan terapi kelompok suportif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi kelompok suportif. Kemampuan keluarga setelah di kontrol dengan faktor confounding didapatkan peningkatan mean namun tidak signifikan. Artinya peningkatan kemampuan keluarga disebabkan karena intervensi yang dilakukan bukan dari faktor confounding. Disarankan terapi kelompok suportif digunakan sebagai terapi kelompok dalam meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anak tunagrahita.

Thepurpode of their research use to identify the effects of group supportive therapy to wording the family ability to take the family in caring for children Tunagrahita in SLB-C Cianjur Regency. This research utilized quasi experimental design using pre and post test with control group.The respondents consist of family in caring for children tunagrahita,sixty families were divided inti 2 groups; 30 families as experimental group and 30 families as control group. The research result demonstrated that the the families who recewed supportive group therapy showed that higer ability as composed to families without supportive group therapy.The family ability after being controlled by counfounding factors showed the improvement of mean but not significant. This weart that the family ability was only effected by the intervention not by the counfounding factors. It was recommended the supportive group therapy would be utilited of group therapy in inproving family ability to case for the family with caring for children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30346
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Allan Karunia Sakti
"Tesis ini membahas perancangan sistem informasi konseling kesehatan gigi dan mulut siswa penyandang disabilitas intelektual (tunagrahita) sebagai tools menghasilkan informasi status kesehatan gigi dan mulut untuk kebutuhan dan memfasilitasi upaya pencegahan dan intervensi permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain pendekatan pengembangan sistem model prototyping. Hasil penelitian diperoleh analisa kebutuhan sistem informasi, desain model terstruktur dan antarmuka untuk kemudahan penerapan sistem informasi oleh pengguna. Sistem informasi yang dikembangkan dapat memberikan kemudahan mengakses informasi akurat, relevan dan terkini; menghemat kebutuhan biaya; terjamin pengendalian penyimpanan dan keamanan data; serta fleksibel, mudah dan nyaman digunakan oleh pengguna untuk layanan konseling kesehatan gigi dan mulut pada siswa tunagrahita. Sistem informasi memberikan solusi dalam mengidentifikasi informasi status kesehatan gigi dan mulut siswa tunagrahita di SLB Dharma Asih Kraksaan.

The focus of this study is the design of dental and oral health counseling information system for students with intellectual disabilities as tools to produce information on dental and oral health status for needs and facilitate efforts to prevent and intervene in dental and oral health problems. This research is qualitative research with the design of prototyping model system development approach. The results obtained analysis of information system needs, structured model design and interface for ease of application of information system by users. Developed information systems can provide easy access to accurate, relevant and up-to-date information; save cost needs; guaranteed storage control and data security; and flexible, easy and convenient to use by users for dental and oral health counseling services. The information system provides solutions in identifying information on the health status of dental and oral students with intellectual disabilities at SLB Dharma Asih Kraksaan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Anggela
"Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dan perempuan dewasa. Permasalahan yang paling sering terjadi pada masa remaja saat ini adalah masalah kesehatan reproduksi. Metode yang tepat diperlukan untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja salah satunya dengan menggunakan smartphone. Aplikasi android merupakan salah satu fitur pada smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aplikasi kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian Quasi-eksperimental ini menggunakan pre-post dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri dari 42 responden sedangkan kelompok kontrol 59 responden. Sampel pada penelitian ini adalah siswa dari dua Sekolah Menengah Pertama di kota Depok. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji repeated anova,friedman, independent t test, Man whitney. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja pada kelompok intervensi yang diberikan edukasi android dibandingkan kelompok kontrol (p<0,001). Edukasi kesehatan menggunakan aplikasi efektif dalam mempertahankan pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi kesehatan tentang kesehatan reproduksi (p<0,001). 

Adolescence is a transition period between childhood and adulthood when physical, cognitive, social and emotional maturity grow rapidly to prepare for being adult men and women. The most common problem for existing adolescence is reproductive health problems. The effective method is needed to convey information about reproductive health to adolescents like using smartphone. Android application is one of the features on a smartphone. This study aims to determine the effectiveness of reproductive health applications on adolescent knowledge and attitudes about reproductive health. This quasi-experimental study uses pre-post with a control group. The intervention group consisted of 42 respondents while the control group 59 respondents. The sample in this study were students from two junior high schools in the city of Depok. The sampling technique used is simple random sampling. Data were analyzed using repeated anova test, Friedman test, independent t test, Man Whitney test. Statistical test results showed that there were significant differences between the knowledge and attitudes of adolescents in the intervention group given android education compared to the control group (p <0.001). Health education uses effective application in maintaining adolescent knowledge after being given health education about reproductive health (p <0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi yang dialami remaja disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran akan reproduksi sehat. Penyuluhan kesehatan perlu diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi remaja dan dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode ceramah dan diskusi kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMP Negeri 281 Jakarta. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group. Subjek penelitian terdiri dari 27 siswa pada masing-masing kelompok eksperimen (metode ceramah dan diskusi kelompok) dan 31 siswa pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan responden yang bermakna antara metode ceramah dan metode diskusi kelompok. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan responden yang bermakna ketika metode ceramah ataupun metode diskusi kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan peningkatan sikap responden yang bermakna antara metode ceramah dan metode diskusi kelompok. Terdapat perbedaan peningkatan sikap responden yang bermakna ketika metode ceramah ataupun metode diskusi kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan metode diskusi kelompok tidak memberikan perbedaan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa mengenai kesehatan reproduksi remaja., Reproductive health problems adolescents face are mostly caused by lack of knowledge and awareness about healthy reproductive. Health intervention needs to be done to increase knowledge and attitudes on adolescent reproductive health and can be held by methods, such as lecture and group discussion. This study aimed to analyze the difference of using lecture and group discussion to increase student’s knowledge and attitudes on adolescent reproductive health in SMP Negeri 281 Jakarta. The type of research was the quasi experiment with Non Equivalent Control Group design. The subject consists of 27 students in each experiment group (lecture and group discussion) and 31 students in control group. The results showed that there is no significant difference on increasing the knowledge between lecture and group discussion methods. There is significant difference on increasing the knowledge, either using lecture or group discussion methods compared to control group. There is significant difference on increasing the attitudes between lecture and group discussion methods. There is significant difference on increasing the attitudes, either using lecture or group discussion methods compared to control group. Health intervention using lecture and group discussion methods dont give any difference on increasing student’s knowledge and attitudes on adolescent reproductive health.]"
Universitas Indonesia, 2014
S57295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cluny Martina Mangkuayu
"Perilaku seksual berisiko adalah suatu aktivitas seksual yang dilakukan untuk mencapai kepuasan seksual dan berdampak pada masalah kesehatan reproduksi, diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan dan Infeksi menular Seksual. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif denganpendekatan cross sectionalpada 100 responden siswa SMA di Kota Tangerang menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakanmeliputi kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi, pola asuh, perilaku seksual berisiko, paparan media, dan pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini menyatakan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko p value>0,05 . Meskipun demikian, peneliti merekomendasikan perlunya penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendekatan oleh perawat di puskesmas untuk mengaktifkan program PKPR dan BKR guna meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan mencegah perilaku seksual berisiko, mengingat terdapatnya 57 remaja di SMA Swasta Kota Tangerang yang memiliki perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behavior is defined as sexual activities performed to gain sexual satisfaction which may affect health reproduction, such as unwanted pregnancy and Sexually Transmitted Infections. This study aimed to identify correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior. The study design was analytical with cross sectional approach and involving 100 high school students in Tangerang through convenience sampling technique. The instruments were questionnaires of knowledge of reproductive health, parenting role, risky sexual behavior, media exposure, and peer influence. The result showed no significant correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior p value 0,05 . Nonetheless, the study recommends for counseling and education of reproductive health as well as the approach of public health center nurses to implement PKPR and BKR in order to improve reproductive health for preventing risky sexual behavior, considering that 57 of adolescents in private high schools in Tangerang demonstrated risky sexual behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>