Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fita Rahmasari
"Latar belakang: Perubahan patologis pada anatomi kaki dapat terjadi akibat pemakaian sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama. Kondisi yang paling sering terjadi pada kaki wanita adalah Hallux valgus. Berbagai studi potong lintang menunjukkan penggunaan sepatu hak tinggi berhubungan dengan Hallux valgus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kejadian Hallux valgus pada pramuniaga pengguna sepatu hak tinggi dibandingkan dengan pengguna sepatu datar. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang perbandingan dengan besar sampel minimal 92 orang per kelompok, diambil dengan teknik purposive sample. Pramuniaga yang bekerja minimal 1 tahun direkrut sebagai subjek penelitian, diberikan kuesioner, dilakukan pemeriksaan kaki secara klinis dan dengan pemeriksaan radiologi apabila terdapat kelainan bentuk kaki yang mengarah ke Hallux valgus. Pendekatan 7 Langkah Diagnosis Okupasi digunakan untuk menentukan kejadian Hallux valgus yang terjadi apakah akibat kerja atau tidak. Hasil: Angka kejadian Hallux valgus sebesar 71,4 25 dari 35 pada pengguna sepatu hak tinggi dan 28,6 10 dari 35 pada pengguna sepatu datar. Pramuniaga pengguna sepatu hak tinggi 2,77 kali IK 95 1,25-6,15; p 0,01 lebih berisiko mengalami Hallux valgus dibandingkan pengguna sepatu datar. Kejadian Hallux valgus semakin meningkat seiring peningkatan usia subjek p 4 tahun 5,2 kali IK 95 1,95-14,31 lebih berisiko dibandingkan masa kerja 4 tahun p 0,05 . Hallux valgus akibat kerja sebesar 54,3 , diperberat pekerjaan dan bukan akibat kerja masing-masing 22,85 . Kesimpulan dan saran: Terdapat perbedaan kejadian Hallux valgus pada pramuniaga pengguna sepatu hak tinggi dibandingkan pengguna sepatu datar. Hallux valgus yang terjadi sebagian besar merupakan penyakit akibat kerja. Penggunaan sepatu datar sangat disarankan untuk mencegah risiko terjadinya Hallux valgus.

Background Pathological anatomy changes of the foot may result from using high heels for long time and the most frequent pathological condition in woman 39 s foot is Hallux valgus. Cross sectional studies show that using high heels is associated with Hallux valgus. This study aims to evaluate the difference incidence of Hallux valgus between sales promotion girl using high heels compared with flat shoes. Method This study used comparative cross sectional design with minimal sample size 92 subjects for each group, taken with purposive sample technique. Sales promotion girl who work for at least 1 year recruited as subjects, given questionnaires, foot examination and radiology examination when there is a foot deformity that leads to Hallux valgus. 7 Step of Occupational Diagnosis is used to determine Hallux valgus as Occupational Disease or not. Result Incidence of Hallux valgus is 71.4 25 out of 35 among subjects using high heels and 28.6 10 out of 35 on flat shoes. Subjects using high heels are 2.77 times CI 95 1.25 6.15 p 0.01 more risk to develop Hallux valgus than who are using flat shoes. The incidence of Hallux valgus is increased with age p 4 years is 5.2 times CI 95 1.95 14.31 more risk than working 4 years p 0,05 . Occupational Hallux valgus is 54.3 , work related disease is 22.85 and non occupational disease is also 22.85 . Conclusion and recommendation There is a difference incidence of Hallux valgus among sales promotion girl using high heels compared with flat shoes. Most of the Hallux valgus is an occupational disease. Using flat shoes is strongly recommended to prevent the risk of Hallux valgus. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Ekasari
"ABSTRAK
Latar belakang: Industri Baja dan Aluminium terbukti mempengaruhi kejadian Metal Fume Fever akibat banyaknya pajanan debu logam yang dihasilkan dari teknik pengelasan, pemotongan logam berat. Banyak kandungan metal berbahaya dalam industri baja dan Aluminium yang dapat berpontensi menimbulkan keluhan Metal Fume Fever ketika pekerja terpajan fume dan gas yang dihasilkan dalam proses industri. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kejadian Metal Fume Fever pada pekerja industri baja dan Aluminium, serta faktor yang mempengaruhinya. Banyaknya keluhan flu like syndrome yang dialami pekerja yang ingin ditelaah apakah ini termasuk Metal Fume Fever terkait pajanan debu logam di lingkungan pabrik.Metode: Penelitian cross sectional dilakukan pada pekerja pabrik baja dan Aluminium di Cibitung. Data yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner, anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan kadar debu logam di lingkungan pabrik. Dalam menegakkan diagnosa Metal Fume Fever digunakan tujuh langkah diagnosis okupasi.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan pengukuran kadar debu logam Al,Cr,Fe,Pb di bawah NAB. Dan dari 63 pekerja, terdapat 27 pekerja 42,8 yang mengalami Metal Fume Fever. Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti antara lain variabel umur, patuh APD, riwayat merokok dan masa kerja. Dari empat variabel tersebut, variabel umur >40 tahun yang lebih berisiko untuk terjadinya Metal Fume Fever. OR: 6,49, p= 0,018, 95 CI=1,38-30,42 Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan pengukuran kadar debu logam Al,Cr,Fe,Pb dibawah NAB namun demikian proses produksi terus berlangsung dan pekerja terus menghirup debu logam juga terkait dengan proses sensitisasi dan imunitas pekerja yang berhubungan dengan keluhan Metal Fume Fever. Didapatkan juga bahwa variabel umur >40 tahun lebih berisiko untuk terjadinya Metal Fume Fever.Kata kunci: Metal Fume Fever, debu logam

ABSTRACT
Background: Steel and aluminum industry proven influential to the occurrence Metal Fume Fever due to the large exposure to metal dust generated from welding technique, cutting heavy metals. Many hazardous metal content in the steel and aluminum industries which may cause Metal Fume Fever symptoms when workers exposed to fume and gas produced in industrial processes. This study was conducted to analyze the incidence of Metal Fume Fever among steel and aluminum industry workers, and the factors that influence it. The number of complaints flu like syndrome experienced by workers who wish to be explored whether this includes Metal Fume Fever associated metal dust exposure. Methods The cross sectional study was conducted on the steel and aluminum factory workers in Cibitung. Data obtained from interviews and questionnaires, the anamnesis and physical examination and also inspection of metal dust levels in the factory environment. In the diagnosis of Metal Fume Fever, use a seven step diagnosis of occupational. Results In this study, measurement of metal dust Al, Cr, Fe, Pb below the TLV. And of 63 workers, there are 27 workers 42.8 with Metal Fume Fever. In this study, there are several variables studied include age, obedient PPE, smoking history and tenure. Of the four variables, the variables age 40 years who are more at risk for the occurrence of Metal Fume Fever. OR 6,49, p 0,018, 95 CI 1,38 30,42 Conclusion In this study, measurement of metal dust Al, Cr, Fe, Pb under NAB however, the production process continues and workers continue to inhale metal dust is also related to the process of sensitization and immune related complaints worker Metal Fume Fever. It was found also that the variables age 40 years are more at risk for the occurrence of Metal Fume Fever. Keywords Metal Fume Fever, metal dust "
Lengkap +
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Devita Putri Hetasari
"Department Store memiliki peranan penting dalam bisnis retail sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup masyarakat masa kini. Selain dengan menambah gerai yang ada agar dapat menarik konsumen untuk datang dan merebut pangsa pasar konsumen yang ada, penampilan dan penataan yang menarik menjadi suatu tuntutan. Sehingga store image merupakan salah satu dalam mempengaruhi pilihan toko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui store image Ramayana, Matahari, dan Metro Department Store berdasarkan persepsi konsumen terhadap dimensi-dimensi yang terdapat pada masing-masing Department Store dan melakukan perbandingan dan menganalisa store image yang terbentuk pada masing-masing Department store. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbentuk delapan dimensi store image pada Department store dan Metro Department Store memiliki keunggulan yang terbanyak dibandingkan kedua Department store lainnya.

Department store has an important role in the retail business in line with the times and the needs of people living today. In addition to adding existing outlets in order to attract consumers to come and seize market share of existing customers, an attractive appearance and arrangement becomes a demand. So that the store image is one in influencing store choice. This study aims to determine the store image of Ramayana, Matahari, and the Metro Department Store based on consumer perceptions of the dimensions contained in each of the Department store and do a comparison and analyze store image formed on each Department store. The results of this study indicate that the eight dimensions of store image formed on the department store and the Metro Department Store has the most advantages compared to the two other department stores."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Pujiwati
"Latar Belakang:
Hidung adalah organ saluran napas bagian atas yang terpajan secara langsung terhadap agent debu tepung terigu. Deposit partikel debu tepung yang terjadi pada saat inhalasi maupun
ekshalasi terbanyak pada hidung. Partikel debu tepung tersebut merupakan stimulus dan rangsangan inflamasi pads mukosa hidung dan sinus paranasal.
Metoda:
Penelitian ini menggunakan desain kros seksional, dilakukan pada pabrik tepung Jakarta, bulan Agustus 2.005 sampai Juli 2006. Responden adalah pekerja PT X bagian pengepakan yang menderita Rinitis Akibat Kerja.
Hasil Penelitian:
Kadar debu personal melebihi ambang batas (NAB = 4 mg/m3). Jumlah responden pada penelitian ini 80 orang, yang menderita Rinosinusitis Kronis Akibat Kerja sebanyak 35 orang.
Berbagai variabel diteliti untuk mencari hubungan dengan terjadinya Rinosinusitis Kronis Akibat Kerja, yaitu karakteristik responden, aspek K3 dan faktor rinogenik. Dengan uji statistik diketahui variabel yang bermakna adalah pendidikan (p = 0,037), merokok (p = 0,045) dan prosesus unsinatus (p = 0,000). Dengan analisis multivariat diketahui prosesus unsinatus merupakan faktor yang dominan untuk terjadinya Rinosinusitis Kronis Akibat Kerja.
Kesimpulan:
Prevalensi Rinosinusitis Kronis Akibat Kerja adalah 43,8%. Variabel pendidikan, perokok dan prosesus unsinatus bcrmakna untuk terjadinya Rinosinusitis Kronis Akibat Kcrja. Variabel yang paling dominan untuk terjadinya Rinosinusitis Kronis Akibat Kerja adalah prosesus unsinatus.

Background:
Nose. the upper organ of respiratory tract system suffered directly from flour dust exposure. Deposit of flour dust particles during inhalation and exhalation accumulated mostly in the nose, acted as stimulator as well as generating inflammatory effect on nasal and paranasal sinus mucosa.
Method:
This research design was cross sectional carried out in flour factory Jakarta. Duration of study from August 2005 until July 2006. The subjects were from flour packing workers department and were diagnosed occupational rhinitis before.
Result:
The level of personal dust exposure exceeded threshold limit, value of 4 mglm3. The total subjects was 80 workers, in which 35 workers were being as diagnosed occupational chronic _rhinosinusitis, i:e is demographic, occupational and rhinogenic factors. Using bivariate statistical analysis, education (p = 0,037), smoking (p = 0,045) and procesus uncinatus (p =0,000) were identified as having significant relationship. In the logistic regression function analyses only procesus uncinatus was identified as the determinant of occupational chronic rhinosinusitis.
Conclusion:
The prevalence of occupational chronic rhinosinusitis is 43,8%. While education, smoking and procesus uncinatus are the variables identified as major risk factors. Procesus uncinatus in the logistic regression then identified as the determinant of having occupational chronic rhinosinusitis.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham
"Total Suspended Particulate (TSP) atau yang biasa dikenal sebagai partikulat (debu) merupakan salah satu sumber pencemar udara yang utama. Sumber pencemar di udara dapat dihasilkan oleh fenomena alam maupun kegiatan manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor. Di Kota Bekasi tingginya jumlah angka kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berpotensi memiliki dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas udara secara keseluruhan di kota tersebut.
Pada saat ini banyak gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan yang dibangun dengan menggunakan area parkir basement dengan tujuan efisiensi ruang dan waktu. Summarecon Mall Bekasi sebagai salah satu mall terbesar di Kota Bekasi dengan parkir basement yang memadai, jumlah kendaraan yang masuk ke area parkir ini dalam sehari terbilang cukup tinggi. Kendaraan bermotor yang masuk ke dalam area basement mengemisikan partikulat dalam kadar tertentu yang dapat memberikan dampak negatif kepada para pegawai yang bekerja di basement tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis konsentrasi dan ukuran diameter partikulat dalam parameter Total Suspended Particulate (TSP) beserta dampaknya terhadap tingkat kenyamanan dan kesehatan pegawai melalui kuesioner. Melalui penelitian ini diketahui konsentrasi TSP tertinggi di basement diketahui sebesar 326,28 g/m3 yang berarti telah melewati ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 230 g/m3 untuk parameter Total Suspended Particulate, dengan ukuran diameter partikulat yang termasuk dalam kategori PM2,5, PM10, dan lebih besar dari keduanya.

Total Suspended Particulate (TSP) or in simplify as known as particulate matter (dust) constitute one of major class of air pollution. The source of air pollution can be emmited by natural phenomena or human activity like utilization of motor vehicle. In Bekasi City numerous number of motor vehicle and its growth from years to years have a potent to reduce air quality in this city at significant rate.
Today many building like offices or departement store had been founded using basement parking for space and time efficiency. Summarecon Mall Bekasi as one of the biggest departement store in Bekasi City with adequate basement parking space, the numbers of motor vehicle enter this parking site is quite high. Motor vehichle in basement area emitted an amount of particluate matter that can give ngetive impact to the employee who working in basement area.
This research was aiming at finding out and analyze concentration and diameter size of partculate matter in Total Suspended Particulate (TSP) parameter and its effect to employee comfortness dan health through questionnaire. From this research, given the highest concentration is founded on basement parking is 326,28 g/m3 and it means this concentration exceeds air standart that had maximal concentration 230 μg/m3 for Total Suspended Particulate Parameter, with the diameter size of particulate matter include in PM2,5, PM10 categories and bigger than both.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania
"Sektor konstruksi merupakan sektor penyumbang kecelakaan tertinggi di Indonesia dan kasus terbanyak terjadi pada konstruksi bangunan gedung. Salah satu pekerjaan dalam konstruksi bangunan gedung ialah pengecoran yang merupakan pekerjaan krusial dan perlu diperhatikan dalam suatu pembangunan karena akan menentukan kekuatan struktur bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pengecoran gedung perkantoran X. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan analisis risiko kualitatif menggunakan Job Hazard Analysis dan analisis risiko semi kuantitatif yang mengacu pada AS/NZS 4360:2004 tentang Risk Management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 96 risiko yang dinilai, 28 risiko diantaranya termasuk ke dalam kategori tingkat very high, seperti risiko terjatuh dari ketinggian, terpajan adukan beton, terpajan cairan curing compound, tertimpa material seperti alas balok dan besi, tersetrum vibrator dan mengalami hand arm vibration syndrome sehingga diperlukan tindakan pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat risiko agar masuk ke dalam risiko yang dapat diterima.

The construction sector is the highest accident contributor sector in Indonesia and the most cases occur in the construction of buildings. One of the jobs in building construction is casting which is a crucial job and needs to be considered in a construction since it will determine the strength of the building structure. This study aims to manage occupational health and safety risks in the casting process of office building X. This study was a descriptive analytical study with a qualitative risk analysis approach using Job Hazard Analysis and semi-quantitative risk analysis referring to AS/NZS 4360:2004 concerning Risk Management. The result of the study shows that of the 96 assessed risks, 28 of them are categorized as very high; such as, the risk of falling from height, exposure to concrete mix, exposure to curing compound liquid, being hit by materials; such as, pedestal and iron, being electrocuted by a vibrator and experiencing a hand-arm vibration syndrome. Thus, risk control measures are needed in order to reduce the level of risk so that it falls into an acceptable risk.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wibowo
"Berkembangnya bisnis ritel dengan pesat membuat persaingan merebut pasar di antara para peritel tidak dapat dihindari. Untuk itu, mereka berusaha menampilkan toko mereka sebaik mungkin untuk menarik konsumen agar mau berkunjung ke toko mereka. Toko dianalogikan sebagai manusia yang memiliki kepribadian dan daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah store attribute memiliki pengaruh terhadap dimensi store personality secara berbeda antara segmen laki-laki dan perempuan dan apakah dimensi store personality memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih toko ritel yang akan mereka kunjungi. Hasil penelitian ini akan memberikan informasi terkait atribut toko apa saja yang membentuk kepribadian department store berdasarkan persepsi pria dan wanita dan pengaruhnya terhadap perilaku pemilihan department store.

The rapid development of retail bussiness creates an avoidable grabbing market competition among the retailers. Therefore, the retailers attempt to create the display of their store as good as possible to attract consumers to visit their store. The store is considered as a human which has personality and attractiveness. This research aims to determine whether store attribute has influence to store personality dimension differently across different segment of gender and also to determine whether store personality dimension has influence to consumers storechoice behaviour that they will come in. The result of this research will provideinformation regarding any store attributes which make up the department store personality depend on perception of male and female. The result will also provide information regarding the influence of department store personality on consumers store choice behaviour.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norini Sri Lestari
"Penelitian ini dilakukan pada Pekerja SPG di Pusat Perbelanjaan X kota Depok yang merupakan pekerja berisiko tinggi mengalami CTDs, karena dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari lebih banyak dituntut untuk berdiri dan bergerak aktif serta diwajibkan menggunakan sepatu hak tinggi.
Tujuan dilakukan penelitian ialah untuk menjelaskan tingkat risiko ergonomi khususnya keluhan subjektif CTDs yang dialami pekerja SPG pusat perbelanjaan X kota Depok, tahun 2012.
Hasil penelitian berdasarkan Nordic Body Map bagian tubuh pekerja yang paling banyak mengalami gejala CTDs adalah betis (83,33%) dan kaki (56,67%). Sedangkan hasil penilaian risiko berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) diperoleh 2 aktivitas yang memiliki kategori tingkat risiko sangat tinggi yaitu aktivitas merapihkan produk di rak dan aktivitas memeriksa stok produk. Serta aktivitas dengan kategori risiko tinggi yaitu menulis pembukuan dengan posisi membungkuk tanpa menggunakan meja dan merapihkan produk di keranjang.
Tindakan pengendalian yang dilakukan untuk risiko sangat tinggi yaitu dengan melakukan perubahan pada seluruh aplikasi kerja, sedangkan untuk risiko tinggi dilakukan pengendalian dengan investigasi dan perubahan pada postur kerja serta lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko tersebut yaitu dengan menyesuaikan tinggi meja sesuai abtropometri pekerja, mengubah desain lay out, menggunakan sepatu yang flat.

The research was conducted on workers Sales Promotion Girl at X Shopping Center Depok City, which is a high risk of CTDs workers, because in doing their daily work more lots are required to stand up and move on and be required to use high heels.
The purpose of the study was to describe the level of ergonomic risk particularly subjective complaints CTDs experienced SPG workers at X shopping center Depok city, in 2012.
The results based on Nordic Body Map Body parts most workers experience symptoms CTDs are calves (83.33%) and leg (56.67%). While the results of the risk assessment method based Rapid Entire Body Assessment (REBA) obtained two activities that have a very high degree of risk categories, namely activity after finish the product on the shelves and the activity of checking product stock. And activities with a high risk category are writing books with bent position without the use of tables and after finish products in the basket.
Control measures are carried out to a very high risk that is by making changes to the whole working application, whereas for high risk control with the investigation conducted and changes in working posture and the environment. Efforts can be made ​​to reduce the level of risk that is appropriate to adjust the table height antrophometry workers, changing the lay out design, using a flat shoe.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S43995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Adani
"Laporan magang ini membahas mengenai audit atas penjualan dan program loyalitas pelanggan Department Store A (DS A) yang dilakukan oleh KAP ABC untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Secara lebih rinci, laporan magang ini membahas mengenai standar akuntansi, prosedur audit atas akun-akun yang terkait dengan penjualan dan program loyalitas pelanggan, analisis atas hasil proses audit, termasuk penyesuaian dan rekomendasi audit. Berdasarkan hasil proses audit, dijelaskan bahwa standar akuntansi atas penjualan dan program loyalitas pelanggan DS A telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku, serta prosedur audit yang dijalankan oleh KAP ABC atas atas penjualan dan program loyalitas pelanggan DS A telah sesuai dengan teori dan standar audit yang berlaku.

The report is aimed to explain the KAP ABC?s audit process of sales and customer loyalty program of Department Store A (DS A) for the period ended December 31st , 2013. Furthermore, the report discusses the accounting standards, audit procedures of accounts related to sales and customer loyalty program, analysis of the audit?s result, as well as audit adjustments and audit recommendation. Based on the result of the audit process, the accounting standards related to sales and customer loyalty program of DS A have complied with the Indonesian Financial Accounting Standards (PSAK). In addition, the audit procedures, which are applied by the KAP ABC, have complied with the theory and the accounting standards which prevail."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>