Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Warsidah Rahmi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses perubahan identitas tokoh Saidi yang berkaitan dengan konsep gender dalam budaya Bugis Budaya Bugis mengakui keberadaan transgender yang dikenal dengan penyebutan calabai, merujuk laki-laki yang bertingkah laku seperti perempuan, dan calalai merujuk kepada perempuan yang bertingkah laku seperti laki-laki. Selain calabai dan calalai, juga hadir bissu. Bissu adalah transgender yang menempati posisi pemangku adat. Pengakuan masyarakat akan keberadaan bissu terlihat dalam berbagai upacara adat. Permasalahan identitas transgender dalam budaya Bugis, diangkat Pepi Al-Bayqunie dalam Calabai 2016 . Novel Calabai ini mendiskusikan keberadaan bissu yang direpresentasikan melalui tokoh Saidi. Dengan menggunakan teori performativitas, Butler, penelitian ini menganalisis tokoh transgender dalam novel Calabai. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara ruang dan identitas. Perubahan ruang mempengaruhi identitas tokoh Saidi karena setiap ruang yang dihuninya memiliki budaya dan latar sosial yang berbeda. Dari performativitas Saidi sebagai bissu juga diperlihatkan sikap teks terkait kehadiran bissu. Teks memapankan identitas bissu dalam budaya Bugis yang berterima dalam masyarakat Segeri sebagai representasi penerimaan masyarakat Bugis. Di waktu yang bersamaan, teks juga mempertanyakan identitas bissu dalam pandangan Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru menyangkut isu transgender.

ABSTRACT
This study aims to see the process of transformation of Saidi related to the concept of gender in Bugis culture. Bugis culture acknowledge the existence of transgender named calabai, referring to men who behave womanly, while calalai refers to women who behave men look alike. In addition to calabai and calalai, there is an existence of bissu. Bissu is a transgender that occupies the position in tribal council. Public recognition of the existence of bissu is proven in various traditional ceremonies. Problems of transgender identity in Bugis culture is appointed by Pepi Al Bayqunie in Calabai 2016 . This novel discussed the existence of bissu represented through the character Saidi. By using the theory of performativity, this research tried to analyze the transgender character in Calabai novel. The performance analysis showed that there was a connection between sphere and identity. Spatial changes affected the identity of Saidi because every space occupied had a different culture and social setting. Saidi 39 s performance as a bissu also showed the point of view of the text related to bissu as an identity. The text established the identity of bissu regarding to their acceptance in Bugis culture in Segeri society as a representation of Bugis society acceptance as a whole. However, the text actually questioned the identity of bissu in Islam perspective. The results of this study were expected to provide a new perspective on transgender issues. "
2018
T49979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.221 5 TAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
499.221 5 TAT (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djirong Basang
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
499.25 DJI s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Latif
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2015
959.598 47 ABD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Theresia Indirastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari bagaimana calabai, istilah Bugis untuk waria atau
transgender woman, menegosiasikan subjektivitas gendernya agar dapat
memperoleh posisi dalam masyarakat Bugis masa kini. Eksistensi dan peran
calabai telah diakui dalam tradisi Bugis selama beratus tahun. Perubahan sistem
sosial dalam masyarakat Bugis, terutama masuknya Islam dengan sistem seks/
gender yang dikotomis, pendidikan modern dan berubahnya sistem politik
membawa perubahan mendasar dalam konteks hidup calabai. Sebagian calabai
bertahan pada peran tradisionalnya, sedangkan lainnya memasuki peran nontradisional
dalam konteks sosial dengan sistem gender yang lebih dikotomis.
Penelitian kualitatif ini mempelajari kehidupan 12 calabai dalam beragam peran.
Dengan mengadopsi sudut pandang Michel Foucault mengenai sistem kuasa,
Judith Butler tentang performativitas gender, serta Patricia Hill Collins tentang
opresi interseksional, ditemukan bahwa subjektivitas gender dinegosiasikan secara
cair sepanjang hidup calabai. Negosiasi subjektivitas gender calabai memiliki
bentuk yang sangat beragam, tidak kaku dan linier tetapi cair dan berubah-ubah
dalam konteks hidup yang berkelindaan relasi kuasa yang beragam serta terus
terjadi dalam tahapan hidup yang berbeda-beda. Subjektivitas gender calabai
dibangun dengan tujuan yang beragam, tidak ada satu tujuan yang ideal dan stabil,
namun berwarna-warni.

ABSTRACT
The research studied how calabai, the Bugis term for transgender woman,
negotiates her gender subjectivity to own position in the current Bugis society.
Calabai?s existence and roles have been acknowledged in Bugis tradition for
hundreds years. Changes in social system, including the entry of Islam with its
dichotomous sex/gender system, modern education and changing political system
have brought fundamental changes in calabai?s life context. Some calabai hold on
to traditional roles, while others enter non-traditional roles in social context with
stricter gender dichotomy. This qualitative research studied the life of 12 calabai
with diverse roles. By adopting Michel Foucault?s viewpoint on power systems,
Judith Butler?s gender performativity and Patricia Hill Collins? intersection
oppression, the research found that gender subjectivity is negotiated fluidly in a
complex way throughout calabai?s life. Different calabai negotiate her gender
subjectivity in different ways, the process is not rigid and linear but fluid and
changing through different life context that intertwined with power relations and
through life stages. Calabai gender subjectivity is constructed with diverse aim,
there is no ideal and stable aim, but expressed in a colourful ways;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talens, J.P.
"tata bahasa suku Sangir Talaud, di kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi"
Batavia: Albrecht & co, 1911
R BLD 499.2 TAL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mashadi Said, 1961-
Jakarta: Prodeleader, 2016
305.8 MAS j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rapi Tang
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2002
899.231 MUH l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
899.226 2 NIL (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>