Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adibah
"Penurunan fungsi memori merupakan salah satu karakteristik dari proses penuaan yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Hipokampus merupakan bagian otak yang paling rentan mengalami perubahan seiring dengan proses penuaan yakni dengan adanya penurunan fungsi memori ditandai dengan adanya perubahan plastisitas sinaps. Plastisitas sinaps merupakan mekanisme selular yang mendasari proses pembentukan memori. Terdapat dua protein yang penting dalam plastisitas sinaps dan sering dijadikan marker plastisitas sinaps yakni Synaptophysin SYP dan Postsynaptic density-95 PSD-95 . Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan fungsi memori, salah satunya melalui terapi herbal. Tanaman Centella asiatica memiliki kandungan triterpenoid dan flavonoid telah lama dikenal berperan dalam meningkatkan fungsi memori.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol Centella asiatica CeA terhadap ekspresi protein SYP dan PSD-95 di hipokampus tikus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental in-vivo menggunakan 18 ekor tikus Wistar jantan usia 6 bulan yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok: 1 kelompok kontrol K 2 kelompok CA300 dan 3 kelompok CA600. Kelompok kontrol diberikan akuades, kelompok CA300 diberikan CeA dosis 300 mg/kg.BB dan kelompok CA600 diberikan CeA dosis 600 mg/kg.BB yang dilakukan selama 28 hari berturut-turut secara oral. Setelah 28 hari, tikus didekapitasi dan hipokampus diisolasi dari jaringan otak. Ekspresi protein SYP dan PSD-95 di jaringan hipokampus dianalisis menggunakan teknik imunohistokimia pada regio CA1 hipokampus.
Hasil penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dosis 600 mg/kg.BB dapat meningkatkan ekspresi protein SYP dan PSD-95 secara signifikan.

Decreased memory function is one of the characteristics of the aging process that can reduce the quality of life. Hippocampus is the most vulnerable part of the brain undergoing changes along with the aging process that is with the decline in memory function characterized by the change in synaptic plasticity. Synaptic plasticity is the cellular mechanism that underlies the process of memory formation. There are two important proteins in synaptic plasticity and are often used as synaptic plasticity markers Synaptophysin SYP and Postsynaptic density 95 PSD 95 . Various efforts have been made to overcome the problem of memory function decline, one of them through herbal therapy. Centella asiatica CeA plants contain triterpenoids and flavonoids have long been known to play a role in improving memory function.
The purpose of this study was to investigate the effect of Centella asiatica ethanol extract CeA on expression of SYP and PSD 95 protein in rats hippocampus. The study was an in vivo experimental study using 18 male Wistar rats aged 6 months randomly divided into 3 groups 1 control group K 2 CA300 group and 3 CA600 group. The control group was given aquadest, a group of CA300 given a 300 mg kg.BW CeA and a CA600 group administered a 600 mg kg.BW CeA administered for 28 consecutive days orally. After 28 days, rat were decapitated and the hippocampus were isolated from brain. The expression of the SYP and PSD 95 proteins in the hippocampal tissue was analyzed using immunohistochemical techniques in the hippocampal CA1 region.
The results showed, giving Centella asiatica ethanol extract with dose 600mg kg.BW can increase expression of SYP protein and PSD 95 significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliyani Andam Suri
"Penurunan fungsi memori sudah dapat terjadi sejak usia dewasa muda dan dapat berkaitan dengan adanya penurunan plastisitas sinaps yang melibatkan beberapa protein sinaptik, diantaranya adalah reseptor ionotropik glutamat AMPAR-GluR1. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan agar tidak terjadi penurunan memori di usia lanjut dengan menggunakan tamanan herbal. Centella asiatica merupakan tanaman herbal yang mudah ditemukan di Indonesia dan sudah dikenal memiliki khasiat pada otak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol Centella asiatica terhadap fungsi memori dan ekspresi protein AMPAR-GluR1di jaringan hipokampus tikus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental in-vivo menggunakan 18 tikus Wistar jantan usia 6 bulan yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok: 1 kelompok kontrol K 2 kelompok CA300 dan 3 kelompok CA600. Kelompok kontrol diberikan akuades, kelompok CA300 diberikan ekstrak etanol CeA dosis 300 mg/kgBB dan kelompok CA600 diberikan ekstrak etanol CeA dosis 600 mg/kgBB yang dilakukan selama 28 hari berturut-turut secara oral. Pengukuran fungsi memori menggunakan Y-Maze yang dilakukan sebelum, hari ke-14 dan setelah perlakuan. Ekspresi protein AMPAR-GluR1 di jaringan hipokampus dianalisis menggunakan teknik imunohistokimia.
Hasil penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dosis 300 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB dapat mempertahankan fungsi memori tikus Wistar jantan, sedangkan peningkatan ekspresi AMPAR-GluR1 terjadi pada pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dosis 600 mg/kgBB.

Memory decline can be started at early adult and related to synaptic plasticity impairment which is involving some synaptic protein such as ionotropic glutamate receptor AMPA GluR1. Preventive treatment may be conducted to avoid memory decline such as consuming some foods or supplements that could enhance memory. Centella asiatica is an altenative herbs that already known good for brain and easily to find in Indonesia.
This study is aimed to investigate effect CeA ethanol extract towards memory function and AMPAR GluR1 expression on CA1 hippocampus region in normal adult male Wistar rats. This study was an in vivo experimental study using eighteen male Wistar rats aged 6 months that were randomly divided into three groups control aquadest group and two groups treated with different doses mg kg of CeA 300 CeA300 and 600 CeA600. Ethanol extract of CeA were administrated orally for 28 consecutive days with weekly weight adjusted. Memory performance was tested using Y Maze before, on 14th days of treatment and after treatment. AMPAR GluR1 protein expression was assessed using immunohistochemistry technique on CA1 region of hippocampus.
Administration of CeA ethanol extract maintain spatial working memory function in the dosage of 300 mg kg and 600 mg kg and CeA 600 mg kg may be needed for maintaining AMPA GluR1 protein expression enhancement on CA1 hippocampus region.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Handayani
"Seiring dengan pertambahan usia maka fungsi memori akan berkurang. Dasar molekular dari proses pembentukan memori adalah plastisitas sinaps, proses ini terjadi di hipokampus. Brain-Derived Neurotrophic Factor BDNF merupakan salah satu protein neurotropik, berperan dalam plastisitas sinaps dan proses pembentukan memori. BDNF akan berikatan dengan reseptornya, Tyrosine receptor kinase B TrkB dan memicu aktivasi beberapa jalur transduksi sinyal yang berperan dalam plastisitas sinaps. Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan ekspresi BDNF, salah satunya adalah penggunakan Centella asiatica. Centella asiatica adalah tanaman herbal yang umum digunakan untuk memperbaiki fungsi belajar dan memori. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian ekstrak etanol Centella asiatica terhadap ekspresi protein BDNF dan TrkB pada regio CA1 hipokampus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan menggunakan delapan belas tikus Wistar jantan dewasa, secara acak dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kontrol/akuades dan kelompok yang diberikan ekstrak etanol Centella asiatica dengan dosis 300 mg/kgBB CeA300 dan 600 mg/kgBB CeA600 . Pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dilakukan selama 28 hari berturut-turut dan dengan penyesuaian dosis mingguan. Setelah 28 hari, tikus didekapitasi dan hipokampus diisolasi dari jaringan otak. Ekspresi protein BDNF dan TrkB diukur dengan menggunakan teknik imunohistokimia pada regio CA1 hipokampus. Data dianalisis dengan menggunakan tes Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan analisis post-hoc. Terdapat peningkatan yang bermakna pada ekspresi protein BDNF dan TrkB pada kelompok CeA600 dibandingkan dengan kontrol. Pemberian ekstrak etanol Centella asiatica meningkatkan ekspresi BDNF dan TrkB di regio CA1 hipokampus.

As we grow old, memory function will be decrease. Synaptic plasticity, which takes place in hippocampus, is the molecular basis of long term memory formation process. Brain Derived Neurotrophic Factor BDNF , a member of the neurotrophin family, plays a role in synaptic plasticity and memory formation process. BDNF will bind to its receptor Tyrosine receptor kinase B TrkB and will start various intracellular signal transduction that leads to synaptic plasticity. Centella asiatica CeA is a vines herbaceous plant commonly used for improving memory and learning. This study aims to identify the effects of CeA ethanol extract on BDNF and TrkB protein expression on CA1 hippocampus regio. Eighteen adult male Wistar rats were divided into three groups control aquadest group and groups treated with two different doses mg kg of CeA 300 mg kgBB CeA300 and 600 mg kgBB CeA600 . CeA ethanol extract was administered orally for 28 consecutive days with weekly weight adjusted dose. After 28 days, rats were decapitated and the hippocampus was isolated from the brain. BDNF and TrkB protein expression was assessed using immunohistochemistry technique on the CA1 regio of the hippocampus. Data was analyzed using Kruskal Wallis test and continued with post hoc analysis. There was significant increase of BDNF and TrkB protein expression on CeA600 group compared to control group. Administration of CeA ethanol extract increases BDNF and TrkB protein expression on CA1 hippocampus regio."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ariani
"Obesitas adalah sebuah kondisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada berbagai organ. Pada kondisi obesitas, terjadi pelepasan sitokin proinflamasi secara sistemik sehingga dapat menimbulkan inflamasi pada organ-organ, termasuk otak. Penggunaan bahan alam yang memiliki khasiat antiinflamasi dapat bermanfaat bagi individu dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek ekstrak etanol C. asiatica terhadap tikus obesitas yang diinduksi dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan 24 tikus galur Wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok Kontrol yang diberikan pakan standar; kelompok HFD yang diberikan pakan tinggi lemak; kelompok HFD+CA200 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 200 mg/kg; dan kelompok HFD+CA300 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 300 mg/kg. Kemampuan memori spasial diukur dengan uji Y-maze pada awal, minggu ke-12, dan minggu ke-17. Pada akhir penelitian, hipokampus diambil untuk analisis GFAP dan BDNF. Pada penelitian ini juga dilakukan uji in silico dengan penambatan molekuler untuk mengetahui interaksi zat aktif C. asiatica terhadap protein TrkB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mengalami obesitas memiliki kemampuan spasial yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (nilai p 0,006). Pemberian ekstrak etanol C. asiatica selama 5 minggu memperbaiki gangguan memori spasial pada kelompok HFD+CA300 (nilai p 0,01). Uji in silico menunjukkan bahwa komponen C. asiatica asiatic acid dan castilliferol dapat berinteraksi dengan protein TrkB. Pemberian C. asiatica berpotensi untuk memperbaiki memori spasial pada obesitas.

Obesity is a condition that can lead to problems in several organs. Systemic release of proinflammatory cytokines occurs in obese condition causing inflammation in many organs including brain. The use of natural compound with anti-inflammatory properties could benefit for obese individuals. This study aims to analyze the effect of C. asiatica extract on affected obese rats induced by a high-fat diet. We use 24 Wistar rats divided into four groups: control group given standard chow; HFD group given high fat diet; HFD+CA 200 group given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 200 mg/kg, and HFD+CA300 given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 300 mg/kg. Spatial memory ability was assessed using a Y maze at baseline, 12 weeks, and 17 weeks. At the end of this study, hippocampal tissue is taken and analyzed for GFAP and BDNF. In silico study with molecular docking was performed to figure out the interaction between C. asiatica compounds and TrkB. This study shows that obese rats have lower spatial memory ability than non-obese mice (p value 0,006). Treatment with C. asiatica ethanol extract for 5 weeks alleviates the impairment in HFD+CA300 group (p value 0,01). In silico test show that the C. asiatica components asiatic acid and castilliferol can interact with TrkB protein. Administration of C. asiatica extract has the potential to improve memory condition in obesity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Iqlima Khairiyah Putri
"Obesitas menyebabkan inflamasi sistemik dan neuroinflamasi sehingga dapat mempengaruhi otak, salah satunya area korteks prefrontal. Area ini merupakan area asosiasi multimodal, berperan dalam fungsi memori episodik berkaitan dengan informasi objek, lokasi, dan waktu (recognition memory). Neuroinflamasi berkaitan dengan disfungsi kolinergik otak dan berimplikasi menyebabkan gangguan memori. Tanaman herbal Centella asiatica (CA) memiliki sifat antiinflamasi dan anti-asetilkolinesterase. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan manfaat CA terhadap fungsi recognition memory ditinjau dari sistem kolinergik pada obesitas. Sebanyak 24 tikus Wistar dibagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, obes, dan obes yang diberikan ekstrak etanol CA 200mg/kgBB atau 300mg/kgBB. Intervensi dilakukan selama 35 hari. Fungsi recognition memory diukur dengan serangkaian uji object recognition terdiri dari novel object preference (NOP), object place preference (OPP), dan object in place preference (OiP). Fungsi sistem kolinergik dinilai dari ekspresi Choline Acetyltransferase (ChAT) dan reseptor a7 nicotinic acetylcholine receptor (a7nAChR) dianalisis dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil penelitian didapatkan terjadi penurunan fungsi recognition memory pada kelompok obes, dan pemberian CA 200 dan 300mg/kgBB dapat memperbaiki recognition memory pada kondisi obes. Ekspresi a7nAchR dan ChAT tidak berbeda bermakna antar kelompok. CA berpotensi mempertahankan fungsi recognition memory pada kondisi obes dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait mekanismenya

Obesity causes systemic and neuroinflammation which affect the brain, such as prefrontal cortex (PFC) area. PFC is a multimodal association area, playing a role in episodic memory functions related to object, location and time information (recognition memory). Neuroinflammation affected brain cholinergic dysfunction resulting in memory impairment. Centella asiatica L. (CA) herb used as anti- inflammatory and anti-acetylcholinesterase. This study analyzed the benefits of CA on cholinergic system induced by high-fat diet and resulting changes in recognition memory. Twenty-four male Wistar rats were divided into four groups; control, obese, obese groups + 200mg/kgBB and 300mg/kgBB CA ethanol extract for 35 days. Recognition memory function assessed using the Novel Object Preference (NOP), Object Place Preference (OPP), and Object in Place Preference (OiP). The cholinergic system's function; expression levels of Choline Acetyltransferase (ChAT) and a7-nicotinic-acetylcholine receptor (a7nAChR) were analyzed using Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Decreased recognition memory function seen in the obese group, and obese groups + CA (200 and 300mg/kgBB) could improve recognition memory in obese conditions. The expression of a7nAchR and ChAT was not significantly different in between groups. CA has the potential effect to maintain recognition memory function in obese conditions and future research may elucidate the mechanism."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Frethernety
"Latar Belakang: Hipoksia adalah keadaan defisiensi suplai oksigen ke dalam sel atau jaringan akibat gagalnya sistem respirasi yang membawa oksigen sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan. Hati merupakan organ yang sensitif terhadap hipoksia. Keadaan hipoksia dapat menyebabkan kerusakan hati yang mendasari beberapa kondisi patologis jaringan seperti ischemic hepatitis, cirrhosis hepatis. Tanaman Acalypha indica (AI) dan Centella asiatica (CA) telah terbukti memiliki efek antioksidan dan dapat melindungi banyak organ dari kondisi hipoksia. Pada penelitian ini menganalisis pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanol AI dan CA pada pascahipoksia sitemik terhadap fungsi hati, stres oksidatif dan aktivitas antioksidan organ hati.
Metode: Dua puluh delapan tikus Spraque-Dawley dibagi secara acak menjadi 7 kelompok. Kelompok kontrol adalah perlakuan tanpa hipoksia, perlakuan enam kelompok lainnya pascahipoksia 7 hari diberikan zat uji sebagai berikut: air, kombinasi dosis 1 dan 2, dosis tunggal AI, dosis tunggal CA dan dosis tunggal vitamin C selama 7 hari. Aktivitas ALT dan AST, kadar MDA, rasio GSH/GSSG dan aktivitas SOD dianalisis dengan statistik menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan multiple comparisons Post Hoc dengan uji Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda, dimana perbedaan dianggap bermakna secara statistik bila p<0.05.
Hasil: Tidak ada perbedaan aktivitas ALT dan AST yang bermakna pada semua kelompok. Kadar MDA meningkat pada kelompok pascahipoksia 7 hari dibanding kontrol. Kelompok kombinasi 1 memiliki MDA yang rendah, rasio GSH/GSSG dan aktivitas SOD yang meningkat dibanding dengan kelompok pascahipoksia 7 hari.
Kesimpulan: Pemberian zat uji kombinasi 1 memiliki efek perlindungan pada hati tikus terhadap pascahipoksia 7 hari melalui mekanisme stres oksidatif dan antioksidan.

Background: Hypoxia occurs due to the deficiency of oxygen supply to the cells or tissue caused by the failure of the respiratory system that carries oxygen result in cell or tissue damage. Liver is an organ that has sensitive reaction to hypoxia. Hypoxia may cause liver damage underlying the condition of several pathological tissues, such as; ischemic hepatic, cirrhosis hepatic. Acalypha indica (AI) and Centella asiatica (CA) have been proved to have antioxidant effects and may protect many organs from hypoxic conditions. This study analysed the effect of ethanol extract combination of AI and CA on post-hypoxia toward liver function, oxidative stress and antioxidant activity of the liver.
Methode: Twenty-eight Spraque-Dawley rats divided randomly into 7 groups. Controlled group was treated without hypoxia while the six other groups on 7 days-post-hypoxia were given with such substance test as follows: water, dose combination of 1 and 2, single dose of AI, single dose of CA, and single dose of vitamin C. Activities of ALT and AST, MDA, GSH / GSSG ratio and SOD activity were analyzed statistically using ANOVA test followed by Post Hoc multiple comparison by the Least Significant Difference (LSD) to determine which groups was different, where the difference was considered statistically significant at p <0:05.
Result: There is no significant difference in the activity of ALT and AST in all groups. MDA levels increased in the 7 days-posthypoxia group compared to the controlled one. The group combination 1 has lower MDA and increasing GSH/GSSG ratio and SOD activity compared with the 7 days-posthypoxia group.
Conclusion: The substance of combination 1 test has a protective effect on the rats? liver on 7 days-posthypoxia through oxidative stress and antioxidant mechanisms.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Hartanto
"Pendahuluan: Saat ini, dunia secara global termasuk Indonesia tengah mengalami tren pesat peningkatan populasi lansia. Hal ini dapat menjadi tantangan kesehatan besar karena penuaan meningkatkan kerentanan terjadinya penyakit degeneratif. Sayangnya, agen antipenuaan seperti suplemen vitamin masih sulit terjangkau secara biaya atau diperoleh secara luas. Centella asiatica L. (CA) adalah tanaman herbal tradisional yang dilaporkan memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan poten dalam banyak studi. Namun, studi yang meneliti efek CA dalam konteks penuaan masih sangat terbatas. Tujuan: Studi ini meneliti efek pemberian ekstrak etanol CA terhadap kadar TNF-α pada jantung dan ginjal tikus Sprague-Dawley tua Metode: Tikus Sprague Dawley jantan usia 8-12 minggu dan 20-24 bulan dibagi menjadi empat kelompok uji: kontrol positif (vitamin E 6 IU), kontrol negatif (air ad libitum), CA 300 (CA 300 mg/kgBB), dan kontrol muda (tikus usia 8-12 minggu dengan air ad libitum). Setelah 28 hari perlakuan, tikus diterminasi. Organ jantung dan ginjal setiap tikus diambil dan melewati pengukuran kadar TNF-α dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil: Pada kelompok CA 300, terdapat penurunan kadar TNF-α jantung secara signifikan (p = 0,023) disertai penurunan kadar TNF-α ginjal secara tidak signifikan (p = 0,574). Namun, kadar TNF-α ginjal pada kelompok yang diberikan CA tetap paling rendah dibandingkan kelompok lainnya. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol CA menurunkan kadar TNF- α jantung secara signifikan pada tikus Sprague-Dawley tua namun tidak berpengaruh terhadap kadar TNF-α ginjal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki efek CA sebagai agen antipenuaan.

Introduction: Currently, the world including Indonesia are experiencing a trend of rapid growth in aging population. This poses a major challenge to healthcare due to increasing incidence of degenerative diseases. In spite of this, preventive antiaging agents such as vitamin supplements are not widely available nor affordable. Centella asiatica L. (CA), a traditional herbal plant native to Southeast Asia, has been widely studied and demonstrated potent anti-inflammatory and antioxidant effects in clinical studies. However, studies examining effects of CA in aging population are very limited. Objective: This study investigates effects of CA treatment on aged Sprague-Dawley rats. Methods: Male Sprague-Dawley rats aged 8-12 weeks and 20-24 months were split into four experimental groups: positive control (vitamin E 6 IU), negative control (water ad libitum), CA 300 (CA 300 mg/kgBW), and young control (young rats given water ad libitum). After 28 days of treatment, the rats underwent termination with kidneys and hearts harvested. TNF-α concentration were determined using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method. Results: In the CA 300 group, there was a significant decrease in heart TNF-α levels (p = 0,023) accompanied by an insignificant decrease in kidney TNF-α levels (p = 0,574). However, renal TNF-α levels in the group given with CA is still the lowest among all groups. Conclusion: The administration of CA ethanolic extract on aged Sprague-Dawley rats significantly reduced heart TNF-α level and had no effect on the kidney TNF-α level. Further research and exploration needs to be made to investigate the effects of CA as an antiaging agent"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Nurasi Lidya E.
"Overtraining OT dapat meningkatkan produksi reactive oxygen species ROS sehingga menurunkan antioksidan endogen seperti glutation GSH yang menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif dapat terjadi pada sistem saraf pusat, terutama hipokampus yang penting untuk pembentukan memori spasial. Stres oksidatif pada neuron mempengaruhi fungsi astrosit ditandai dengan meningkatnya Glial Fibrillary Acidic Protein GFAP dan menurunkan kadar protein yang diperlukan untuk proses pemelajaran dan memori seperti protein utama presinaps synaptophysin SYP . Pada akhirnya mengganggu proses long term potentiation LTP yang diperlukan dalam pembentukan memori. Pemberian ekstrak metanol Hibiscus sabdariffa Linn. H.sabdariffa , antioksidant yang poten, diharapkan dapat meningkatkan kadar GSH pada tikus OT, sehingga mencegah stres oksidatif, menurunkan kadar GFAP dan meningkatkan kadar SYP serta fungsi memori.
Penelitian ini adalah studi eksperimental menggunakan 25 ekor tikus jantan Rattus norvegicus 250 ndash; 320 gram , dibagi secara acak dalam 5 kelompok: kontrol C ; kontrol dengan H.sabdariffa C-Hib ; latihan fisik aerobik A-Ex ; latihan overtraining OT ; latihan overtraining dengan H.sabdariffa OT-Hib . Ekstrak metanol H.sabdariffa 500mg/kgBB selama 11 minggu diberikan melalui mulut melalui kanula. Latihan OT berdasarkan protokol OT dari Hohl dkk. Memori spasial bergantung hipokampus diukur dengan Y-maze pada akhir minggu ke 11. Kadar GSH hipokampus diukur dengan metode Ellman, kadar GFAP dan SYP dengan ELISA. Aktivitas OT dapat menurunkan kadar GSH, meningkatkan kadar GFAP dan menurunkan kadar SYP serta fungsi memori. Pemberian ekstrak metanol H.sabdariffa 500 mg/kgBB pada tikus yang diberi latihan OT, dapat meningkatkan kadar GSH, menurunkan kadar GFAP dan meningkatkan kadar SYP serta fungsi memori. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak metanol H.sabdariffa 500mg/kgBB berpotensi sebagai anti oksidan dapat mencegah terjadinya gangguan fungsi memori pada tikus yang diberi latihan OT.

Overtraining OT can increase the production of reactive oxygen species ROS that would decrease endogen antioxidant like glutathione GSH and can affect oxidative stress. Oxidative stress could be happenned in the brain, especially in the hippocampus that plays an important role in spatial memory formation. Oxidative stress in neuron could effect astrosit function, with increasing Glial Fibrillary Acidic Protein GFAP dan decreasing protein level that needed for learning and memory function like the most protein in presinpas neuron, synaptophysine SYP . This would impaired long term potentiation LTP Administration methanolic extract of Hibiscus sabdariffa Linn. H.sabdariffa, a potent antioxidant, is expected to increase glutathione GSH level in OT rats, prevent oxidative stress, decreasing GFAP level, increasing SYP level dan memori function.
This experimental study was conducted on 25 male rats Rattus norvegicus 250 350 grams, randomly allocated into 5 groups control C control with H.sabdariffa C Hib mild aerobic exercise A Ex overtraining exercise OT overtraining exercise with H.sabdariffa OT Hib. Methanolic extract of H.sabdariffa 500 mg kg d, 11 weeks were administered orally via syringe cannula. Overtraining exercise correspondent to Hohl et al overtraining protocol. Hippocampus dependent spatial memory was measured by using consolidation Y Maze test in the end week 11. Hippocampal GSH level will be measured by Ellman method. Hippocampal GFAP and SYP level will be measured by ELISA. OT could decreased GSH level, increased GFAP level and decreased SYP level and memory function. Administration 500mg kgBW H.sabdariffa methanolic extract could increased GSH level, decreased GFAP level, and increased SYP level and memory function. This result indicated that 500 mg kgBW H.sabdariffa methanolic extract as potent antioxidant could prevent oxidative stress and memory function impaired on OT rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifinela Raissa
"ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu bahan aktif untuk penyembuhan luka adalah ekstrak Centella asiatica. Nanoteknologi khususnya nanopartikel kitosan banyak digunakan untuk meningkatkan bioavailibilitas bahan aktif terkandung ke dalam kulit. Namun efektivitas Centella asiatica ekstrak etanol dalam nanopartikel kitosan terhadap penyembuhan luka bakar dermis superfisial belum diketahui. Tujuan: Mengetahui efektivitas krim CAEENPK dibandingkan dengan krim Centella asiatica ekstrak etanol CAEE , SSD dan dengan kontrol terhadap luka bakar dermis superfisial pada tikus Sprague Dawley. Metode: Sebanyak 20 tikus jantan Sprague-Dawley dibagi menjadi 4 kelompok. Setelah dianestesi, diberi perlakuan 4 buah luka bakar pada punggung tiap tikus dan diberikan perlakuan CAEENPK, CAEE, SSD, dan kontrol . Tiap kelompok tikus dikorbankan pada hari berbeda yakni hari ke-3, 7, 14, dan 21. Dilakukan penilaian makroskopis luas luka , dan mikroskopis rasio dan jarak reepitelialisasi, wound contraction index, luas area luka, dan angiogenesis . Hasil: Tidak didapatkan perbedaan luas luka yang bermakna antarperlakuan pada hari ke-0, 3, 7, 14, dan 21. Namun perlakuan dengan ketiga bahan aktif CAEENPK, CAEE, dan SSD menunjukkan penurunan luas luka makroskopis lebih awal dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-3. Secara mikroskopik, tidak didapatkan perbedaan bermakna pada rasio dan jarak reepitelialisasi, wound contraction index, luas area luka, dan angiogenesis. Namun perlakuan dengan CAEENPK menunjukkan luas area luka terkecil pada hari ke-3 dan menunjukkan angiogenesis tertinggi pada hari ke-21. Simpulan: Efektivitas krim yang mengandung CAEENPK terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan krim yang mengandung CAEE, SSD, dan kontrol. Perlakuan dengan ketiga bahan aktif CAEENPK, CAEE, dan SSD menunjukkan penurunan luas luka makroskopis lebih awal dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-3. Secara mikroskopis, perlakuan dengan CAEENPK menunjukkan luas area luka terkecil pada hari ke-3 dan menunjukkan angiogenesis tertinggi pada hari ke-21.

ABSTRACT
Background Centella asiatica extract is known to promote wound healing. Nowadays nanotechnology, especially nanoparticle is used to increase bioavailability of active ingredients into the skin, one of which is chitosan nanoparticle. However, effectiveness of Centella asiatica ethanol extract in chitosan nanoparticle CAEECN towards superficial dermal burn healing is not fully understood. Objective To determine effectiveness of CAEECN cream compared to Centella asiatica ethanol extract CAEE cream, silver sulfadiazine SSD cream and control in superficial dermis burn healing in Sprague Dawley rats. Methods A total of 20 male Sprague Dawley rats were divided into 4 groups. After anesthetizing, 4 superficial dermis burns were made on the back of each rat and was given 4 treatments CAEECN, CAEE, SSD, and control afterwards. Those group were sacrificed on day 3rd, 7th, 14th, and 21st post burn induction. Several evaluations were macroscopic wound size , and microscopic parameters reepithelialization ratio and distance, wound contraction index, wound size, and angiogenesis . Results There were no significant difference of wound size between treatments on day 0, 3, 7, 14, and 21. But three active agents CAEECN, CAEE, and SSD treated group showed early decrease of wound size compare to control group on day 3. Microscopically, there were no significant differences in reepithelialization ratio and distance, wound contraction index, wound size, angiogenesis. Nevertheless CAEECN treated group showed the smallest wound size on day 3 and highest angiogenesis on day 21. Conclusion Effectiveness of CAEECN in burn wound healing in rats showed no significant diference compared to CAEE, SSD, and control. But in three active agents CAEECN, CAEE, and SSD treated group, showed early decrease of wound size compare to control group on day 3. Microscopically, CAEECN treated group showed the smallest wound size on day 3 and highest angiogenesis on day 21."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Permata Bunda Surya Utami
"ABSTRAK
Latar Belakang : PBB menyatakan bahwa Indonesia memiliki kecenderungan peningkatan harapan hidup sebesar 71,7 di kisaran tahun 2010-2015 yang diperkirakan akan meningkat menjadi 77,6 pada 2045-2050. Hal ini dapat meningkatkan beban penanganan penyakit tidak menular. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan mencari ekstrak tanaman herbal yang dapat memperlambat proses penuaan pada tikus tua dengan meninjau parameter histopatologis. Ekstrak Centella asiatica (CA) diketahui berpotensi dalam mengurangi tingkat penuaan di cerebrum. Metode : Penelitian dilakukan menggunakan 4 kelompok : kontrol negatif, perlakuan (CA 300 mg/kgBB), kontrol positif (Vitamin E 6 IU) dan tikus muda yang diberi perlakuan selama 28 hari. Setiap kelompok memiliki jumlah sampel minimal 4. Setelah 28 hari, tikus diterminasi dan diambil sediaan otaknya untuk dibuat preparat histopatologis pada bagian hipokampus. Sediaan kemudian diidentifikasi 4 variabel yaitu densitas sel normal, densitas sel abnormal, densitas sel piramidal, densitas sel piknotik dan densitas sel total pada 2 bagian hipokampus yaitu girus dentatus dan CA3. Analisis dilakukan secara komparatif pada 2 jenis sampel tersebut. Hasil : Pada akhir perlakuan, kelompok kontrol positif tidak dianalisis karena tidak memenuhi jumlah sampel minimal. Pada sampel girus dentatus, hasil analisis one-way anova menunjukkan hasil bermakna pada variabel densitas sel normal dan densitas sel abnormal, tetapi analisis post-hoc Bonferroni menunjukkan hasil yang tidak bermakna pada kelompok CA dibandingkan dengan kontrol negatif dan tikus muda. Sedangkan sediaan sampel CA3 tidak memiliki hasil yang bermakna pada analisis komparatif kategorik. Diskusi : CA diketahui memiliki efek antioksidan yang baik namun memerlukan durasi perlakuan yang lebih panjang untuk mendapat efek anti-penuaan.

ABSTRACT
Background: United Nations states that Indonesia has tendency to increase life expectancy in 2010-2015 by 71.7, and expected to increase to 77.6 in 2045-2050. This can increase the burden of handling non-communicable diseases. Therefore, research was conducted aiming to find herbal extracts that can slow down aging process in old mice by reviewing histopathological parameters. Centella asiatica (CA) is known to be potential in reducing the rate of aging in cerebrum. Method: The study was conducted using 4 groups: negative control, treatment (CA 300 mg/kgBW), positive control (Vitamine E 6 IU) and young mice days with each minimum sample size of 4. After 28 days of treatment, rats were terminated and brain preparations were taken to make histopathological preparations in 2 parts of hippocampus section : dentate gyrus and CA3. The preparations then identified 4 variables : normal cell density, abnormal cell density, pyramidal cell density, picnotic cell density and total cell density. The analysis was carried out comparatively. Results: At the end of the treatment, the positive control group was not analyzed due to low number of samples. In dentate gyrus, the results of One-way Anova analysis showed significant results on normal cell density and abnormal cell density variables, but Bonferroni's post-hoc analysis showed no significant results in the CA group compared to negative controls and young mice. CA3 preparations did not have significant results in categorical comparative analysis. Discussion: CA is known to have good antioxidant effects but requires a longer duration of treatment to show anti-aging effect."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>