Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Widyanti
"Latar belakang: Salah satu risiko pekerjaan nelayan adalah hipertensi. Jam kerja panjang, aktivitas fisik berat dan waktu istirahat yang tidak teratur berpotensi menyebabkan hipertensi pada nelayan. Sumatera barat sebagai salah satu daerah yang terletak di pinggir pantai yang memiliki prevalensi hipertensi tinggi, sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara lama hari berlayar dengan kejadian hipertensi di Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat.
Metode: Desain adalah potong lintang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor pekerjaan dengan kejadian hipertensi. Subyek adalah nelayan yang berlayar di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Faktor risiko hipertensi yang diukur adalah usia, status gizi, merokok, riwayat keluarga hipertensi, penghasilan dalam satu bulan terakhir, jumlah tanggungan keluarga, kadar gula darah, kadar kolesterol, lama hari berlayar, masa kerja, jumlah trip per bulan dan jumlah hari per trip.
Hasil: Hasil uji statistik menggunakan Chi Square atau Fisher menggunakan nilai probabilitas p.

Background: Hypertension is one of the occupational risk of the fisherman. Long working hours, heavy physical activity and not enough time to sleep have the potential to cause hypertension in fishermen. West Sumatra as one of the areas located on the coast that has a high prevalence of hypertension, some people livelihood as fishermen. The purpose of this study was to analyze the relationship between long days of sailing with the incidence of hypertension in Pesisir Selatan Regency in West Sumatra.
Methods: The sudy design was cross sectional study aims to see the relationship between occupational factors with the incidence of hypertension. The subjects are fishermen who sail in the area of Pesisir Selatan Regency. Hypertension factors which measured were age, Body Mass Index BMI, smoking history, family history of hypertension, income in the last month, number of family dependents, blood sugar, cholesterol, long days of sailing, length of working as fisherman, number of trips per month and number of days per trip.
Results: Statistical test results using Chi Square or Fisher with probability value p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeryoto
"Akibat rendahnya cakupan penimbangan balita di posyandu tahun 1999 (angka D/S) maka 7.396 (4,72%) balita di Sumatera Barat jatuh pada keadaan kurang energi protein (KEP) sedang, 2.092 (1,3%) jatuh pada keadaan KEP berat (busung lapar), dengan kematian sebanyak 20 balita (0,05%). Untuk menurunkan angka KEP di atas pemerintah melaksanakan program penimbangan di posyandu di setiap desa. Kehadiran posyandu di setiap desa diharapkan mampu meningkatkan jumlah penimbangan balita (D/S) dengan demikian sekaligus mampu memperluas pemantauan status gizi balita dan program posyandu lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan cakupan tersebut serta melihat faktor mana yang paling dominan dalam mempengaruhi cakupan penimbangan di posyandu. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan responden sebanyak 106 ibu balita di Kecamatan. IV Jurai Kabupaten. Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. yang dipilih secara systematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita di kecamatan ini sebesar 51,2%. Terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita yaitu faktor status bekerja dan pengetahuan ibu mengenai posyandu, faktor pelayanan posyandu serta faktor pembinaan oleh kader. Faktor pelayanan posyandu ternyata merupakan faktor dominan dari keempat faktor di atas.
Penelititan ini juga menyarankan agar semua pihak khususnya jajaran kesehatan baik di level Puskesmas maupun tingkat Kabupaten Pesisir Selatan untuk tetap terus berusaha memperbaik manajemen mutu pelayanan kesehatan khususnya di tingkat posyandu. Juga disarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan menganggarkan alokasi khusus kegiatan pelayanan posyandu untuk tahun anggaran 2001 dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.

Correlation Between Mothers Characteristics of Under Five Children and Weighing Coverage in IV Jurai Sub District West Sumatera Province in Pesisir Selatan District, 2000A low weighing coverage for under five children in West Sumatera in 1999 caused a high prevalence of protein energy malnutrition, 4.72% and 1.3% respectively, for moderate and severe PEM with 0.05% death rate. To decrease the prevalence mentioned above government implements weighing program (integrated health posts, Posyandus ) in villages. The Posyandus are expected to increase the weighing coverage in order to monitor mutational status of the children.
This study aims to obtain a figure of weighing coverage at the Posyandus and factors related to coverage and also to know the predominant factors among them. The study was conducted in IV Jurai sub district.
Study design was a cross sectional one with under five old mothers as sample The number of respondents. The number of respondent was 106 selected through a systematic random sampling.
The study showed that 51.8% of the children have been coming to the Posyandu. The Study concluded that there are four variables correlating to weighing coverage. The four variables are: job mothers, factors related to Posyandu service, knowledge mother's and guidance of cadre.
Based on the study results it is suggested that Pesisir Selatan administration office district has to allocate the operational Posyandu budgeting in 2001.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefnihan
"Nagari sebagai bentuk komunitas kecil yang ada di Sumatera Barat dalam perkembangannya telah melakukan pengaturan secara otonom terhadap kepentingan komunitasnya. Peran nagari sebagai bentuk pemerintahan desa dan sebagai institusi sosial di masyarakat telah dapat menyalurkan aspirasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mencari corak kehidupan masyarakat desa yang lebih baik. Setelah mendapat campur tangan dan pengaturan dari pemerintahan yang lebih tinggi baik pada periode Pemerintah Penjajahan, periode Pemerintah Republik Indonesia sesudah penyerahan kedulatan dan periode dilaksanakannya UU No. 5 tahun 1979 terjadi perubahan terhadap bentuk dukungan atau partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari tersebut. Dengan latar belakang ini penulis berasumsi bahwa pada periode pemerintah penjajahan partisipasi masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan cenderung terpaksa, sementara itu pada zaman sesudah penyerahan kedaulatan partisipasi masyarakat cenderung sukarela dan pada periode diselenggarakannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa partisipasi masyarakat cenderung mengharapkan imbalan.
Berdasarkan latar belakang dan asumsi di atas, pokok masalah yang menjadi pertanyaan penelitian adalah "bagaimanakah hubungan sistem pemerintahan dengan partisipasi masyarakat ?", dengan rincian permasalahan adalah mengapa partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari sesudah penyerahan kedaulatan cenderung sukarela, pada periode kolonial cenderung terpaksa dan pada periode UU No. 5 Tahun 1979 cenderung mengharapkan imbalan ?
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sistem pemerintahan nagari semenjak asal usul nagari sampai keterlibatan pemerintah dalam pengaturannya, hubungan sistem pemerintahan nagari dengan partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari.
Penelitian dilakukan pada nagari yang telah dipilih sebagai kajian kasus yaitu Nagari Lumpo, Nagari Palangai dan Nagari Air Haji kesemuanya di Kabupaten Pesisir Selatan, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan explanatory research. Sumber data atau yang dijadikan subjek penelitian adalah informan dan sumber data lainnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara tidak terstruktur. Analisa data dilakukan dengan pengorganisasian data kedalam kelompok tertentu dan untuk memberikan gambaran tentang kecenderungan bentuk partisipasi dilakukan dengan mengemukakan contoh-contoh (anekdot) dalam mendukung interpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode penyelenggaraan pemerintahan nagari sesudah penyerahan kedaulatan cenderung bersifat demokratis. Pola hubungan pemerintah dengan masyarakat lebih memberikan peluang untuk berdialog dan tidak adanya unsur pemaksaan keinginan pemerintah kepada masyarakat. Makin cenderung demokratis penyelenggaraan pemerintahan makin membuka peluang kepada masyarakat untuk memberikan dukungan dan partisipasinya terhadap pemerintahan. Sehingga pada periode ini bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan menunjukkan kecenderungan tumbuh secara sukarela.
Pada periode penjajahan, penyelenggaraan pemerintahan nagari untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan otonomi nagari lebih bersifat demokratis sehingga partisipasi masyarakat cenderung sukarela. Sementara itu untuk hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan penjajahan dilakukan dengan otoriter dan penuh paksaan serta sanksi, sehingga partisipasi yang muncul cenderung terpaksa.
Pada periode UU No. 5 Tahun 1979, penyelenggaraan pemerintahan nagari lebih didominasi oleh kepentingan pusat dan besarnya campur tangan pemerintah yang lebih atas. Dengan kondisi ini partisipasi masyarakat mengalami perubahan karena pemerintah dengan aturan-aturan birokrasi yang baku telah mematikan kesadaran dan inisiatif masyarakat untuk berpartisipasi.
Partisipasi lahir karena adanya imbalan yang diharapkan oleh masyarakat sebagai akibat aturan yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat dijabarkan sesuai dengan kondisi masyarakat. Sementara itu nilai-nilai budaya yang sudah hidup di dalam masyarakat tidak mendapat perhatian dari pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari secara umum adalah pola hubungan antara pemerintah dan masyarakat yaitu pola hubungan yang cenderung demokratis, pola hubungan yang cenderung otoriter dan pola hubungan yang didasarkan oleh kepentingan tertentu sehingga hubungan tercipta karena ada kompensasi yang diharapkan. Faktor berikutnya adalah perubahan sosial yang terjadi baik yang disengaja maupun secara alami. Perubahan ini harus selalu diwaspadai baik oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga perubahan yang terjadi tersebut bisa diarahkan kepada perubahan sosial yang menguntungkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmiati
"ABSTRAK
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis B (VHB),
lebih dari 350 juta orang mengidap virus hepatitis B yang menyebar di seluruh
dunia, 78% diantaranya menetap di Asia Tenggara. Salah satu cara untuk
pemberantasan penyakit hepatits B adalah pencegahan dengan imunisasi. Cakupan
imunisasi hepatitis B Puskesmas Pasar Kuok tahun 2010 adalah 35,2%, di bawah
target yang telah ditetapkan (95%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi hepatitis B-0 pada
bayi (0-11 bulan) di Puskesmas Pasar Kuok tahun 2011. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Pasar Kuok tahun 2010 terhadap 124 ibu rumah tangga yang
mempunyai bayi umur 0-11 bulan. Disain penelitian adalah metode cross sectional
dan bersifat deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan sebaran pemberian
imunisasi hepatitis B-0 pada bayi (0-11 bulan) adalah sebesar 39,5%. Hasil analisis
bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian
imunisasi hepatitis B-0 pada bayi (0-11 bulan) dengan pengetahuan ibu, penolong
persalinan, kunjungan neonatal dan pemanfaatan keberadaan bidan di desa. Dinas
Kesehatan dapat membuat perencanaan kebutuhan dan distribusi vaksin hepatitis B-
0 ke sarana kesehatan, Rumah Sakit, Rumah Bersalin dan petugas yang menolong
persalinan. Serta Bidan Membuat pencatatan dan pelaporan imunisasi dengan baik
dan sejalan dengan laporan kunjungan neonatal.

ABSTRACT
Hepatitis B is an infectious disease caused by hepatitis B virus (HBV), more than
350 million people contracted hepatitis B virus that spreads around the world, 78%
of them settled in Southeast Asia. One way to fight against hepatitis B disese is
prevention using immunization. Immunization coverage of Hepatitis B Puskesmas
Pasar Kuok in 2010 is 35.2%, below the target set (95%). The purpose of this study
determine factors related to hepatitis B-0 immunization among babies (0-11 month)
at Puskesmas Pasar Kuok in 2011. This research was conducted in Puskesmas
Pasar Kuok in 2010 against 124 housewife of babies aged 0-11 months. The study
design was cross-sectional descriptive and analytic. The research result obtained
that immunization for hepatitis B-0 of 39,5% The result of bivariate analysis
showed a significant relationship between hepatitis B immunization in babies (0-11
months) with the mother knowledge, the helper of childbirth, the neonatal visits and
utilization of midwives in the village. Department of Health needs to make the
planning and distribution of hepatitis B-0 to health facilities, hospitals, maternity
hospitals and staff who helped deliver. Midwife in the village to spread its presence
so that known by the public and makes recording and reporting of immunization
with the good and in line with the monthly report requests neonates."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Suryati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzul Achjar
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S33273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maswar Dedi
"Judul penelitian diatas diangkat sebagai bahan tesis adalah mengingat pariwisata sebagai sektor andalan, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan di Kabupaten Pesisir Selatan khususnya di kawasan wisata Pantai Carocok Painan. Sebagai salah satu daerah yang mempunyai potensi untuk para wisatawan, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki keindahan alam yang sangat menawan, terutama yang berhubungan dengan wisata bahari (laut). Hal ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan, kususnya kawasan wisata Pantai Carocok Painan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Upaya yang dilakukan dalam pelestarian atraksi budaya antara lain adalah dengan menggelar festival seni daerah di Kawasan Wisata Pantai Carocok Painan.
Sarana pendukung di objek wisata tersebut juga ditingkatkan. Yang menjadi menarik untuk diteliti adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam pelestarian atraksi budaya tersebut serta faktor-faktor apa saja yang berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat di Pantai Carocok Painan ?
Partisipasi yang diharapkan di masyarakat adalah partisipasi yang benar-benar muncul dari masyarakat atas kesadaran sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian yang menginginkan supaya partisipasi dari masyarakat tersebut bersifat aktif dan bukan bersifat pasif. Sesuai dengan teorinya bahwa partisipasi tersebut adalah merupakan keterlibatan mental dan emosional seseorang individu dalam situasi kelompok tertentu yang mendorongnya untuk mendukung tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab terhadapnya. Dengan demikian maka partisipasi masyarakat tersebut dapat di wujudkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dart pengawasan terhadap pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan.
Penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian yang bersifat explanatory research. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara yang mendalam terhadap informan yang betul-betul tahu dan menguasai akan permasalahan pariwisata dan pelestarian atraksi budaya. Wawancara dilakukan terhadap pejabat pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh pemuda di kawasan wisata Pantai Carocok Painan. Kesimpulan yang dapat diperoleh, bahwa didalam pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan, peranan Pemerintah Daerah sangat dominan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelestarian atraksi budaya di Pantai Carocok Painan berada dalam kondisi yang rendah. Ada 3 (tiga) faktor yang berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian atraksi budaya. yaitu faktor status sosial ekonomi, faktor sense of belonging (rasa memiliki) dan faktor kesempatan, namun pada hakekatnya dari ketiga faktor tersebut apabila dilihat dari kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa ketiga faktor itu sejalan. Hal ini disebabkan kegiatan pelestarian atraksi budaya, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan lebih banyak ditentukan dari atas (top down) dan masyarakat hanyalah sebagai penerima dari hasil-hasil pembangunan tersebut, dan tidak memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
Pada hakekatnya masyarakat di kawasan Wisata Pantai Carocok Painan mau dan mampu untuk berpartisipasi dalam pelestarian atraksi budaya, dengan catatan adanya keterbukaan dan koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Adriyanti
"Kartu Sehat merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pelayanan cuma-cuma bagi keluarga miskin, dalam memperoleh pelayanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Pemanfaatan kartu sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengetahui faktor- faktor apakah yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu sehat, akan dapat memberikan masukan penting untuk pelaksanaan program dimasa mendatang.
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu sehat di Kabupaten Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. Desain dan penelitian ini adalah cross-sectional studi. Populasi adalah keluarga yang telah mendapatkan kartu sehat. Sampel diambil secara purposif sebanyak 40 responden dari setiap desa, yang meliputi 10 desa dari 4 wilayah kerja puskesmas dan dua kabupaten dengan jumlah seluruhnya 400 responden.
Penelitian ini menggambarkan bahwa 58,5 % responden yang pernah memanfaatkan kartu sehat. Dengan analisa bivariat sebanyak 7 variabel independen tiga variabel menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p <0,05) Pertama adalah pengetahuan tentang kartu sehat, dengan Odds ratio 3,53 (95 % CI ; 2,25 - 5,53 p = 0,0000). Artinya bahwa responden yang berpengetahuan baik 3,53 kali memanfaatkan kartu sehat dibandingkan dengan responden yang kurang pengetahuannya. Kedua adalah pendapatan , dengan Odds ratio 1,64 (95 % CI : 1,01 - 2,68 p = 0,032) artinya responden miskin, memanfaatkan kartu sehat 1,64 kali dibandingkan dengan responden tidak miskin. Ketiga adalah kesakitan yang dialami dalam 2 bulan terakhir, dengan Odds ratio 13,89 ( 95 % CI : 8,10 - 23,92 p = 0,0000 ) artinya responden yang sakit memanfaatkan kartu sehat 13,89 kali dibandingkan dengan responden yang tidak sakit.
Hasil uji multivariat dengan regresi logistik terhadap tujuh variabel diatas, memperlihatkan dua variabel yang signifikan, yaitu pengetahuan tentang kartu sehat dengan Odds ratio 2,69 p = 0,0001 dan kesakitan yang dialami dalam dua bulan terakhir dengan Odds ratio 12,29 , p = 0,0000. Model ini menunjukkan 78,75 % variasi yang ada dapat diterima yaitu pemanfaatan kartu sehat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kartu sehat dan kesakitan yang dialami responden dalam dua bulan terakhir.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan perlu peningkatan pemahaman tentang hidup sehat. Penekanan terhadap pengetahuan kartu sehat secara mendasar, akan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan tentang kartu sehat, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan manfaat program kartu sehat.

Some factors related to the Use of Health Card Program for Poor Families in the Limapuluh Kota and Pesisir Selatan districts, West Sumatera Province, 1999Health card is one of the instruments for Indonesian poor family to get free medical services in all public medical facilities. The use of the health card is assumed to be affected by many factors. To know what factors related with the use of health card may be a very important input for program implementation in the future.
Purpose of this research is to know about the use of and to analyze what factors related to the use of health card in Limapuluh Kota and Pesisir Selatan districts, West Sumatera Province. This research is non-experimental. The population observed was the families who possessed health card Sample were taken purposively giving 40 respondents from each village . By involving ten villages of four Health Center covered areas and two districts, the overall respondents studied are 400.
This study showed that 234 people ( 58,5 %) used their health card. By doing bivariate analysis , of seven independent variables with the dependent variable shown that three variables, showed their significant relationship (p<0,05). The first, is knowledge about health card , the use of health card, the Odds Ratio of this variable 3.53 (95 % CI : 2.25 - 5.53, p = 0.0000). Meaning those respondents who know better about health card , would use 3.53 times compare to those respondent who have not .
The second is between the income with the use of health card . The Odds Ratio is 1.64 (95 % CL : 1.01 - 2.68, p = 0,032), means that the respondents of lower income cathegory use the card 1.64 times compare to those who have higher income cathegory The third is between suffering from illnesses with the use of the health card. The Odds ratio is 13.89 ( 95 % CL : 8.10 - 23,92, p = 0.0000) explaining that respondents who have been sick within two months, used it 13,89 times compare to the health respondents or to those who have not.
This study concluded that recent illness suffered, and knowledge about the card are the important factors influencing the use of the health card
This study recommended that in order to increase the quality of healthy card's use, it is necessary to increase the people understanding about the healthy life. Strengthen the knowledge about health, health behavior and health programs, will contribute with the increase knowledge about health card, and therefore will enhance the benefit of health card program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaidina Umar
"Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, terutama di negara sedang berkembang atau negara miskin di seluruh dunia. Di Indonesia penyakit cacingan tersebar luas baik di pedesaan maupun di p.er!cotaan deligan prevalensi sekitar 60%-80"/o pada murid SD dan 40%-60% untuk semua umur (Ditjen?PPM & PL, 1998). Kecacingan berdampak cukup luas pada masyarakat terutarna pada anak-anak, antara lain malnutrisi, anemia, menurunkan daya tahan tubuh, menghambat perkemhangan fisik, mental, kemunduran intelektual dan produktifitas kelja. Hasil survei kecacingan Depkes RI pada lO propinsi di Indonesia, prevalensi kecacingan di Kab. Pesisir Selatan lebih tinggi di banding kabupaten lain yaitu 85,8% tahun 2003 dan 51,4% tahun 2005 (Depkes RI, 2005). Tingginya angka infeksi kecacingan antara lain tergantung pada kebersihan diri, sanitasi lingkungan dan kebiasaan penduduk yang menujang transmisi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun dengan kejadian kecacingan (A.lumbricoides & T.trichiura) pada murid kelas 3 s/d 5 SD 28 & 34 Kec. Bayang dan SD 19 & 22 Kec. IV Jurai Kab. Pesisir Selatan. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder yang berasal dari basil survei kecacingan Depkes RI tahun 2005, jumlah sampel sebanyak 257 murid kelas 3 s/d 5 SD 28 & 34 Kec. Bayang dan SD 19 & 22 Kec. IV Jurai Kab. Pesisir Selatan. Diagnosis penyakit kecacingan berdasarkan status laboratoris dengan cara pemeriksaan telur cacing pada tinja menggunakan metode Katto-Katz. Variabel yang diteliti diukur dengan metode wawancara dan observasi menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan perilaku cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan kejadian kecacingan (A.lumbricoides & T.trichiura), murid yang tidak cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun berisiko 2,35 kali lebih besar terinfeksi kecacingan dibandingkan dengan murid yang melakukan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun (OR=2,35, 95% CI=1,40-3,94), variabel lain yang berhubungan bermakna secara statistik dengan kejadian kecacingan adalah perilaku BAB tidak dijamban dengan nilai OR sebesar 2,64 (95% CI=l,46-4,77) dan perilaku jajan tidak di warung sekolah dengan nilai OR sebesar 1,96(95%CI=l,06-3,65).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bahwa untuk mengurangi risiko infeksi kecacingan diharapkan kepada murid-murid SD dan masyarakat umumnya dapat membiasakan diri cuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun, dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan disamping upaya pengobatan perlu melakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS, meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada murid dengan melakukan pemeriksaan berkala terhadap perilaku dan kebersihan diri murid di sekolah.

Soil Transmitted Helmiths (STH) infection were still constitute an important public health problem, particularly in poor and development country at worldwide. In Indonesia, helminth infection spread at rural and also at urban community by prevalence about 60% - 80% at elementary school (SD) and about 49%-60"/o for all age (Ditjen PPM&PL, 1998). Helminths impacted enough extensively on society especial!y for children for example malnutrition, anemia, slower physic and mentally growth, degrading intellectual and working productivity. Helmiths survey result by Depkes RI at I0 provinces in Indonesia, Helminths prevalence. at Pesisir Selatan district is higher compared to another district which was 85, 8 % on 2003 and 51,4 on 2005 (Depkes RI, 2005). In height helmints infections number is depend on personal hygiene, environmentally sanitation and resident habitual which are support the transmission.
The objective of the result to know relationship between hand washing behaviour before eating uses water and soap with helminths occurrence (A.lumbricoides & T.trichiura) at class 3 until 5 student of SD 28 & 34 Bayang sub-district and SD 19 and 22 IV Jurai sub-district Pesisir Selatan district. This research represent epidemiology study with cross sectional design, utilizing secondary data yielding from helminths survey of Depkes RI on 2005, total sample 257 students class 3 until 5 student of SD 28 & 34 Bayang sub-district and SD 19 and 22 IV Jurai sub-district Pesisir Selatan district. Helminths disease diagnose bases on laboratory state by inspection of helminth eggs 011 human feces utilizes Katto-Katz methods. Checked variable measured with interview method and observed use questioners.
Research result showing hand washing behaviour before eating uses water and soap has a meaning statistically with helminths occurrence (A.lumbricoides & T.trichiura), student that doesn't wash hand out before eating uses water and soap has risk are 2,35 times greater to get helminths infected compared with student which has wash hands before eating uses water and soap (OR= 2,35, 95% CI = 1,40-3,94), other variable has statistically meaning related with helminths occurrence is defecation (BAB) behavior not at the toilet with OR value 2,64 (95% CI=1,46-4;77) and eating snacks I small shop at school with OR value 1,96 (95% CI=1,06-3,65).
Bases on observationally result therefore suggested to reduce helminths infection risk is expected to elementary school student and society generally can familiarize to hand washing before eating with water and soap, in order prevention and eradication helminths disease beside cure effort needs to do health counseling about PHBS, increasing clean life style and health on student by undertaking check periodically to behaviour and personal hygiene student at school."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T29130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Salindri
"Penelitian ini membahas perbedaan proporsi dari berbagai faktor risiko hipertensi pada masyarakat usia dewasa (18-60 tahun) yang tinggal di daerah pesisir pantai, Karawang, Tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, aspuan makan, dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada masyarakat dewasa di pesisir pantai Karawang pada tahun 2016. Cross sectional adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat dewasa usia 18-60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 34,8%. Variabel yang menunjukkan perbedan signifikan adalah usia (OR 6.362 dengan p value 0,000). Saran bagi masyarakat desa di pesisir pantai adalah dengan melakukan cek tekanan darah secara rutin di setiap pertambahan usia.

The study discusses differences between the proportions from the various risk factors of hypertension in adults (18-60 years) living in the coastal areas, Karawang in 2016. The purpose of this study was to investigate the relationship between nutritional status, food intake and lifestyle with hypertension a coastal communities in Karawang. Cross sectional is the method that used in this study performed with quantitative approach. Samples are adults aged between 18-60 years. Results showed the prevalence of hypertension of 34.8%. Variables that showed significant differences are age (OR 6,362 with p value of 0.000). Suggestions for people that lived in the coast is to perform regular blood pressure checks by the ageing moment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>