Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Salim
"Kurangnya pemahaman mengenai makanan sehat dan gaya hidup saat ini telah menjadi faktor yang mengarah pada penyakit metabolik, seperti hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko aterosklerosis dan sering disebabkan oleh asupan makanan, terutama konsumsi tinggi lemak dan asam lemak jenuh saturated fatty acids, SFA sedangkan asam lemak tidak jenuh tunggal monounsaturated fatty acid, MUFA dan asam lemak tidak jenuh jamak polyunsaturated fatty acid, PUFA diketahui memiliki korelasi negatif terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mencari hubungan antara asupan asam lemak jenuh dan tidak jenuh dengan kadar kolesterol LDL dan apolipoprotein B apoB darah pada karyawan laki-laki hiperkolesterolemia berusia 19-49 tahun. Penelitian ini diikuti oleh 52 subjek, pengumpulan data asupan makanan menggunakan metode food recall 24 jam dan semi-quantitative food frequency questionnaire SQFFQ , pemeriksaan antropometri untuk mendapatkan indeks massa tubuh IMT dan lingkar pinggang, dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar kolesterol LDL dan apoB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol LDL memiliki korelasi yang bermakna dengan asupan SFA tetapi tidak dengan asupan lemak total, MUFA, dan PUFA. Kadar apoB memiliki korelasi yang bermakna dengan kadar kolesterol LDL tetapi tidak dengan asupan lemak total, SFA, MUFA, dan PUFA.

Lack of understanding about healthy food and today lifestyle have been issues towards metabolic diseases, such as hypercholesterolemia. Hypercholesterolemia is one of the risk factors in atherosclerosis and often caused by dietary intake, especially consumption of high fat and high saturated fatty acids SFA while monounsaturated fatty acids MUFA and polyunsaturated fatty acids PUFA intake are known inversely correlated with cardiovascular disease CVD risks. This cross sectional study was aimed to determine the correlation between saturated and unsaturated fatty acids intake with serum low density lipoprotein cholesterol LDL C and apolipoprotein B apoB levels in hypercholesterolemic male employees aged 19 to 49 years. The study was conducted using 52 subjects, data collection of food intake using 24 hour food recall and semi quantitative food frequency questionnaire SQFFQ , anthropometric measurements for body mass index BMI and waist circumference WC , and blood examination for serum LDL C and apoB levels. The result of this study showed that LDL C levels was correlated with SFA intake but not with total fat, MUFA and PUFA intake. ApoB levels was correlated with LDL C levels but not with total fat, SFA, MUFA and PUFA intake."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astiti Dwi Arumbakti
"Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Aterosklerosis merupakan penyebab utama dari penyakit kardiovaskular, dapat dideteksi dini dengan pemeriksaan ultrasonografi ketebalan intima-media KIM karotis. Salah satu faktor risiko aterosklerosis yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia, dapat dipengaruhi dari asupan makanan antara lain diet tinggi fruktosa. Fruktosa selain dalam bentuk alami juga banyak digunakan secara komersial sebagai pemanis makanan/minuman. Penelitian dengan desain potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui korelasi asupan fruktosa dengan KIM karotis pada laki-laki hiperkolesterolemia usia 19 ??49 tahun. Dari 47 subjek yang merupakan karyawan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, didapatkan nilai tengah usia subjek 41 33 ??45 tahun. Sebanyak 57,4 subjek memiliki kadar low density lipoprotein LDL tinggi dan sangat tinggi, 29,8 kadar high density lipoprotein HDL rendah dan 27,6 kadar trigliserida tinggi dan sangat tinggi. Sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik normal. Sebanyak 72,3 subjek tergolong obesitas dan 66,0 tergolong obesitas sentral. Sebagian besar subjek merupakan perokok ringan dan sebanyak 48,9 subjek beraktivitas ringan. Pada pemeriksaan KIM karotis didapatkan nilai tengah 1 0,8 ??1,4 mm dengan 63,8 subjek terdapat penebalan. Nilai tengah asupan energi total 1209 1020 ??1645 kkal/hari, asupan karbohidrat, protein, lemak sebagian besar tergolong cukup, asupan serat 100 tergolong kurang dan rerata asupan fruktosa 31,97 ? 15,48 gram/hari. Hasil analisis bivariat tidak terdapat korelasi antara asupan fruktosa dengan KIM karotis namun terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan asupan lemak dengan KIM karotis. Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa asupan lemak mempunyai hubungan bermakna dengan KIM karotis.

Cardiovascular disease is the number one cause of death worldwide with an increasing prevelance annually. Atherosclerosis is the main cause of cardiovascular disease that is detectable early by ultrasound examination of the intima media thickness IMT of the carotid artery. One of the modifiable risk factors for developing atherosclerosis is dyslipidemia, that can be affected by food intake among them is high fructose diet. Apart from naturally occurring, fructose is largely used commercially as food beverage sweetener. This cross sectional study was conducted to investigate the correlation between fructose intake and IMT in male subjects with hypercholesterolemia aged 19 49 years old. Of 47 subjects who are Harapan Kita National Cardiovascular Center Hospital s employee, median age was 41 33 45 years old. In 57.4 subjects, low density lipoprotein LDL was found high and very high, 29.8 subjects have low high density lipoprotein HDL levels, and 27.6 subjects have high and very high triglycerides levels. Most subjects have normal systolic and diastolic blood pressure. Around 72.3 subjects were classified as obesity and 66.0 were classified as having central obesity. Majority of subjects were light smoker and 49.8 of them performed light activity. In carotid IMT examination, median of 1 0.8 1.4 mm was found with 63.8 subjects developed thickness. Median total energy intake was 1209 1020 1645 Kcal day, mostly with adequate carbohydrate, protein, and fat, fiber intake was inadequate in 100 subjects, and mean fructose intake of 31,97 15,48 gram day. Bivariate analysis did not demonstrate any correlation between fructose intake and carotid IMT however there was positive correlation between waist circumference and fat intake with carotid IMT. Multivariate analysis showed that fat intake has a significant correlation with carotid IMT."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikawati
"Penelitian uji klinis paralel, tertutup tunggal, alokasi acak, untuk membandingkan kadar malondialdehida usila 260 tahtm dcngan hiperkolestcrolcmia yang mendapatkan kombinasi suplementasi vitamin E 400 IU dan vitamin C 500 mg, masing-masing sebutir sehari selama 45 hari dengan kelompok yang mendapat vitamin E 400 IU dan plasebo.Terdapat 42 subyek penelitian yang herasal dari Yayasan Kebagusan, Yayasan Yasni, dan Yayasan Yakin, Pasar Minggu Jakarta Selatan yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing benjurnlah 21 orang. Data yang diambil adalah : data demografi, antropometri, data asupan makanan pada minggu pertama, ketiga dan ketujuh, kadar kolesterol LDL dan MDA plasma sebclum dan sesudah perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-tidak berpasangan bila distribusi normal dan uji Mann-whitney bila distrihusi tidak nom1aI dcngan tingkat kernaknaan p<0.05.
Sebanyak 20 subyek penelitian dari masing-masing kelompok yang dapat mengikuti penelitian sampai selesai. Sebeltun perlakuan, nilai median kadar kolesterol LDL kelompok vitamin E+plasebo dan vitamin E4-C masing- masing adalah l46.50(l30-190) mg/dL dan l46.50(l3l-196) mg/dL. Setelah 45 hari perlakuan, rerata kadar kolesterol LDL kelompok vitamin E+plasebo (151.9:l:22.l mg/dl.) meningkat sedangkan kelompok vitamin E+C (l46.8:b28.2l mg/dL) menurun. Sebelum perlakuan, nilai median kadar MDA plasma kelompok vitamin E+plasebo dan rerata kadar MDA plasma kelompok vitamin E-+C masing-musing adalah 2.63(l .92-4.42) nmol/mL dan 3.03=h0.62 nmol/mL. Setelah 45 hari perlakuan rerata kadar MDA plasma kedua kelompok mcnurun menjadi 2.30:h0.67 nmol/mL (p<0.0l) pada kelompok vitamin E+plasebo dan 2.88i:0.88 mnol/mL (p=0.36) untuk kelompok vitamin E+C. Penurunan kadar MDA plasma kelompok vitamin E+plaseb0 lebih besar (-0.5=\=0.55 nmol/mL) daripada kclompok vitamin E+C (-0.28(1.3l-1.63) nmol/mL), tetapi dengan uji statistik terhadap kedua nilai tersebut, tidak berbeda berma.kna(p=0.09). Pemberian kombinasi vitamin E dan vitamin C pada usila dengan hiperkolesterolemia tidak dapat menurunkan kadar MDA plasma lebih besar dibandingkan dcngan hanya pemberian vitamin E. Usia lanjut, hipcrkolcstcrolcmia, vitamin E, vitamin C, malondiaidehida.

The eH'ect of combined supplementation of vitamin E and C on plasma Malondyaldehyde level elderly with hypercholesterolemic. To know the effect of combined supplementation of vitamin E and C in lipid peroxidation in hypercholesterolemic elderly. This parallel, single blind, randomization clinical trial purpose was to compare plasma malondyaldehyde level in hypercholesterolemic elderly aged more than 60 years old. Forty two people Hom Yayasan Kebagusan, Yayasan Yasni and Yayasan Yakin, Pasar Minggu, South Jakarta which participated the study, were divided into two groups. Twenty one elderly were supplemented with 400 IU vitamin E and 500 mg vitamin C for 45 consecutive days, while the other group was supplemented with 400 IU vitamin E and placebo. The data of demographic, anthropometrics, food intake in the first, third and seventh weeks, plasma LDL and MDA levels before and aller period were taken. Statistical analyzes was perfonned by SPSS 11.5.
Twenty people for each group had followed the study until the end of period. Before study, LDL cholesterol median for vitamin E + placebo group and vitamin E+C group were l46.SO(I30-190) mg/dL and l46.50{l30»l90) mg/dL respectively. After 45 of days treatment, there was an increase in mean LDL cholesterol in vitamin E + placebo group l5l.9:l:22.l mg/dl, while in vitamin E+C group was decreased to l46.8i28.2I mg/dL. Before study, plasma MDA level in vitamin E -I- placebo group and vitamin E+C group were 2.63(l .92-4.42) and 3.03i0.62 nmol/mL, respectively. Alter 45 days, mean MDA plasma in vitamin E + placebo group was 2.30-£0.67 nmol/mL (p<0.0l) and was 2.88:t0.88 nmol/mL (p=0.36) in vitamin E+C group. The decreased on plasma MDA levels in vitamin Er*-placebo group was higher (-0510.55 nmol/mL) than vitamin E+C (-0.28(l.31-1.63) nmol/mL), but statistical test showed not significant different between both group (p=0.09). Combined supplementation vitamin E and vitamin C in hypercholesterolemic elderly eouldnot decrease plasma MDA higher than supplementation of vitamin E alone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T33930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Shafira
"Hiperkolesterolemia merupakan salah satu prediktor kuat berbagai penyait jantung yang merupakan penyebab utama kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor yang berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Pasar Minggu pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel sebesar 126 responden menggunakan consecutive sampling. Variabel penelitian yang diteliti adalah kejadian hiperkolesterolemia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh dan asupan lemak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hiperkolesterolemia pada penderita DM adalah 56,3% dengan 37,1% pada pria dan 63,7% pada wanita. Dari seluruh variabel independent yang diteliti, perbedaan yang bermakna dengan hasil uji chi square terdapat pada variabel jenis kelamin (OR = 2,947; CI = 1,326-6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443; CI = 0,209-0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233; CI = 0,990-11,898). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian hiperkolesterolemia berdasarkan lama menderita DM, aktivitas fisik, tingkat stress, antropometri dan asupan lemak karena p > 0,05. Untuk menyimpukan, terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis kelamin, riwayat DM keluarga dan kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia, dengan peningkatan risiko hiperkolesterolemia sejalan dengan jenis kelamin perempuan, adanya riwayat DM keluarga dan kebiasaan aktif merokok

Hypercholesterolemia is the leading predictor of various cardiac disease (CVD) which is the leading cause of death in the world. This study aims to determine whether there are any differences the incidence of hypercholesterolemia based on factors related to it in people with diabetes mellitus at Pasar Minggu Primary Health Care in 2018. This study used a cross-sectional method with a sample size of 126 respondents using consecutive sampling. Research variables studied were incidence of hypercholesterolemia, sex, duration of diabetes mellitus, family history of diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, stress level, body fat percentage and fat intake. The results of this study showed that the prevalence of hypercholesterolemia incidence in DM patients was 56.3% with 37.1% in men and 63.7% in women. Of all independent variables studied, significant differences with statistical analysis were in sex (OR = 2.947, p = 0.009), family history (OR = 0.443, p = 0.018) and smoking habits (OR = 1,233; p = 0.038). Meanwhile, there was no significant the incidence of hypercholesterolemia differences based on duration of diabetes mellitus, physical activity, stress level, anthropometry and fat intake due to p > 0.05. To conclude, there were significant differences in sex, family history of diabetes mellitus and smoking habits with hypercholesterolaemia incidence, with an increased risk of hypercholesterolemia in line with female sex, family history of DM and active smoking habits."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonita Suci Mulyati
"Angka prevalensi hipertensi terus meningkat di dunia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 34,1%. Salah satu faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah adalah hiperkolesterol. Hasil skrining
pemeriksaan kesehatan para pekerja di Bandara Soekarno Hatta menunjukkan angka kasus hiperkolesterol yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar asosiasi antara hiperkolesterol dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada pekerja di Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional
dari data sekunder kegiatan Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta tahun 2017. Subyek penelitian adalah pekerja di instansi pemerintah dan BUMN di wilayah Bandara Soekarno Hatta yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM pada tahun 2017 yaitu sebanyak 411 orang. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat cox regression dan besar pengaruh dinyatakan dalam prevalensi rasio (PR). Hasil menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi derajat 1 pada pekerja yang hiperkolesterol sebesar 28,4%. Kadar kolesterol tinggi berisiko sebesar 1,19 (95% CI: 0,73-1,96) untuk dapat mengalami hipertensi derajat 1. Mengoptimalkan kegiatan Posbindu PTM di tempat kerja diharapkan dapat mengendalikan hiperkolesterol dan hipertensi.

The prevalence of hypertension continues to increase in the world. Based on Riskesdas 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 34,1%. One of the risk factor for hypertension that can be changed is hypercholesterolemia. The results of health examinations screening of employees at Soekarno Hatta Airport in 2017 showed a high rate of hypercholesterolemia. The purpose of this study was to determine the magnitude of the association between hypercholesterolemia and the incidence of first stage hypertension in employees at Soekarno Hatta Airport. This study used a cross sectional design from secondary data on Posbindu PTM activities in the Soekarno Hatta Port Health Office in 2017. The research subjects were employees in government agencies and BUMN at Soekarno Hatta Airport who conducted health checks at Posbindu PTM in 2017, totaling 411 people. This study uses multivariate cox regression analysis and the magnitude of the effect was expressed in the prevalence ratio (PR). The results showed that the prevalence of stage 1 hypertension in employees with hypercholesterolemia was 28,4%. High cholesterol levels have a risk of 1,19 (95% CI: 0,73-1,96) to cause stage 1 hypertension. Optimizing Posbindu PTM activities in the workplace is expected to control hypercholesterolemia and hypertension"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Keisha Narendriana Marinka
"Daun keji beling merupakan salah satu tanaman herbal yang bermanfaat sebagai antihiperkolesterolemia, dimana dalam ekstraknya mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Pada penelitian ini, ekstrak didapatkan dengan metode ekstraksi UAEATPE (Ultrasound-Assisted Enzymatic Aqueos Two Phase Extraction). Proses pra-perlakuan dilakukan dengan hidrolisis enzimatik menggunakan enzim selulase. Proses ekstraksi dilakukan dengan sistem ATPS etanol-garam ammonium sulfat, dimana konsentrasi masing-masing adalah 33% w/w dan 14% w/w. Proses ekstraksi menghasilkan yield ekstrak rata-rata sebesar 59%. Nilai TPC (Total Phenolic Content) dan TFC (Total Flavonoid Content) pada crude ekstrak dianalisis menggunakan spektrofotmetri UV-Vis, dengan panjang gelombang masing-masing 765 nm dan 434 nm. Masing-masing nilai TPC pada fasa atas dan fasa bawah didapatkan sebesar 4,15 mg GAE/g sampel dan 1,08 mg GAE/g sampel. Sedangkan nilai TFC yang diperoleh adalah 1,88 mg QE/g sampel pada fasa atas; serta 0,29 mg QE/g sampel pada fasa bawah. Nilai perolehan (R) dan koefisien partisi (K) yang diperoleh yaitu sebesar 79,29% dan 2,22 untuk fenolik; serta 86,66% dan 3,78 untuk flavonoid, dimana semakin besar nilai koefisien partisi, semakin baik pemisahan yang terjadi. Hasil analisis Gas Chromatography dan Mass Spectrometry (GC-MS) dari ekstrak etanol daun keji beling yang memiliki aktivitas anti-hiperkolesterolemia adalah 1-Docosanol.

Keji beling leaves are one of the herbal plant that has benefit as an anti-hypercholesterolemia, in which the leave’s extract contain a phenolic and flavonoid compound. In this study, extract were obtained by extraction using the UAEATPE (Ultrasound-Assisted Enzymatic Aqueous Two Phase Extraction) method. Pre-treatment process was done with hydrolysis enzymatic using enzyme cellulose. Extraction process were done with ethanol-ammonium sulfate salt ATPS system, where the concentrations were 33% w/w and 14% w/w, respectively. The result from extraction process are an average yield extract of 59%. The TPC and TFC values in crude extract were analyzed using UV-Vis spectrophotometry, with a wavelength of 765 nm 434 nm, respectively. Each TPC values on the top and bottom phases obtained were 4.15 mg GAE/g sample and 1.08mg GAE/g sample. Meanwhile, the TFC values obtained were 1.88mg QE/g sample for top phase; and 0.29 mg QE/g sample for bottom phase. The recovery value and partition coefficients values are 79.29% and 2.22 for phenolic; and 86.66% and 3.78 for flavonoid, respectively. In which indicate the bigger the partition coefficients values, the better the separation occurred. The analysis result of ethanol extract of keji beling leaves with Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS) which has anti-hypercholesterolemia activity is 1-Docosanol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Joko Purwanto
"Penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di tingkat global. Upaya tindakan pencegahan dan tatalaksana terus dikembangkan untuk mengatasi permasalahan ini. Perawat spesialis memiliki peran sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung, menerapkan evidence base nursing dan melakukan inovasi keperawatan. Praktik residensi spesialis keperawatan medikal bedah telah dilaksanakan untuk mengaplikasikan peran tersebut. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan pada 30 kasus kelolaan resume dan kasus kelolaan utama ADHF dengan teori Model Adaptasi Roy. Peran sebagai peneliti dijalankan dengan melakukan edukasi self-care pasien gagal jantung menggunakan metode teach-back. Peran perawat sebagai inovator dilakukan dengan menyusun proyek inovasi tentang penggunaan Munro Pressure injury Risk Assessment Scale untuk mencegah kejadian Perioperative related Pressure injury. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy efektif digunakan untuk pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular, edukasi self-care pada pasien gagal jantung dengan metode teach-back dapat meningkatkan pengetahuan, efikasi diri dan kemampuan self-care. Selain itu Munro Pressure injury Risk Assessment Scale dapat diterapkan untuk mencegah kejadian Perioperative related Presure Injury.

Cardiovascular disease is one of the leading causes of death globally. Efforts to carry out management and prevention are always being developed to overcome this problem. Nurse specialists have a role as direct nursing care providers, applying evidence-based nursing and carrying out nursing innovations. The residency practice of medical-surgical nursing specialists has been implemented to apply for this role. The role of a direct nursing care provider is carried out by providing nursing care in 30 resume cases and ADHF main cases with Roy’s Adaptation Model theory. The role of a researcher is carried out by conducting self-care education for heart failure patients with the teach-back method. The role of nurses as innovators is carried out by developing an innovative project, namely "Using the Munro Pressure Injury Risk Assessment Scale to Prevent Perioperative-Related Pressure Injury." The results of practice analysis show that the Roy Adaptation Model is effective for patients with cardiovascular system disorders, and self-care education in heart failure patients with the teach-back method can improve knowledge, self-efficacy, and self-care abilities. In addition, the Munro Pressure Injury Risk Assessment Scale can be applied to prevent perioperative-related Pressure injury events."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Nauli Komala
"

Pendahuluan: Periodontitis berasal dari hasil interaksi antara biofilm bakteri dan respon imun pejamu. Treponema denticola merupakan salah satu bakteri yang paling banyak terdeteksi pada pasien dengan periodontitis kronis. Matrix metalloproteinase-8 merupakan faktor pejamu yang penting yang terlibat dalam patogenesis penyakit periodontal, yang merupakan MMP kolagenolitik. Tujuan: untuk mengevaluasi proporsi bakteri T. denticola, ekspresi mRNA MMP-8, dan parameter klinis pada pasien periodontitis sebelum dan setelah skeling dan penghalusan akar (SPA) serta korelasi antara perubahan bakteri T. denticola dan ekspresi mRNA MMP-8 dengan parameter klinis.  Metode: Cairan krevikular gingiva dari 6 pasien periodontitis kronis yang tidak dirawat dan 1 subjek sehat diambil untuk menganalisa bakteri T. denticola dan ekspresi mRNA MMP-8 dengan quantitative polymerase chain reaction. Treponema denticola, ekspresi mRNA MMP-8, dan parameter klinis (kedalaman poket, indeks perdarahan gingiva, dan kehilangan perlekatan klinis) diperiksa sebelum dan 1 bulan setelah SPA. Uji Wilcoxon digunakan untuk membandingkan transkripsi mRNA, proporsi bakteri, kedalaman poket, kehilangan perlekatan klinis, dan indeks perdarahan gingiva sebelum dan setelah SPA. Uji Spearman digunakan untuk mengetahui korelasi antara T. denticola dan ekspresi mRNA MMP-8 dengan parameter klinis. Hasil: Pengurangan yang signifikan terlihat pada parameter klinis (P<0,05), meskipun perbedaan T. denticola dan eskprsi mRNA MMP-8 tidak signifikan (P>0,05). Hubungan yang positif terlihat antara perubahan proporsi bakteri T. denticola dengan perubahan indeks perdarahan gingiva (r = 0,029; P>0,05) dan perubahan ekspresi mRNA MMP-8 dengan perubahan indeks perubahan gingiva (r = 0,023; P>0,05). Kesimpulan: Terapi non bedah menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam parameter klinis tetapi tidak pada jumlah bakteri T. denticola dan eskpresi mRNA MMP-8 serta korelasi yang tidak signifikan antara T. denticola dan mRNA MMP-8 dengan parameter klinis.  


Background: Periodontitis results from an outcome of interaction between bacterial biofilms and host immune response. Treponema denticola are one of the most common bacteria detected in patients with chronic periodontitis. Matrix metalloproteinase-8 (MMP-8) is an important host factor involved in the pathogenesis of periodontal diseases, which is the main collagenolytic MMP. Purpose: To evaluate the amount of Treponema denticola, MMP-8 mRNA expression and clinical parameters in periodontitis patient before after scaling and root planning (SRP) and correlation between clinical parameters and proportion of T. denticola and mRNA expression level of MMP-8. Methods: GCF from 6 untreated chronic periodontitis patients and 1 healthy subject were sampled and assessed for the T. denticola, MMP-8 mRNA expression by quantitative polymerase chain reaction (q-PCR). Treponema denticola, MMP-8 mRNA expression and clinical parameters which were pocket depth, papillary bleeding index, and clinical attachment loss were assessed 1 month before and after scaling. Wilcoxon test was used to compare the mRNA transcription level, amount of bacteria, pocket depth, clinical attachment loss and papillary bleeding index before and after SRP. Spearman test was used to correlate clinical parameter and change of proportion of T. denticola and mRNA expression level of MMP-8. Results: A significant reduction in the clinical parameters was noted after SRP than before it (P< 0.05), although the difference of T. denticola and MMP-8 mRNA expression was not significant (P> 0.05). A positive relationship was seen between changes in the proportion of T. denticola bacteria with changes in the gingival bleeding index (r = 0.029; P> 0.05) and changes in MMP-8 mRNA expression with changes in the gingival change index (r = 0.023; P> 0.05). Conclusion: Non-surgical therapy resulted in a significant improvement in clinical parameters but not the proportion of T. denticola and mRNA expression level of MMP-8 and insignificant correlation between T. denticola and MMP-8 mRNA with clinical parameters.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Saeful Hikmat
"Aspek metabolik komplikasi DM tipe 2, khususnya penyakit kardiovaskular, telah banyak dibahas, namun aspek imunometabolik masih terbatas, sehingga sangat penting untuk memahami peran sistem imun dalam perkembangan komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran subset monosit (CD14,CD16) dan mediator inflamasinya (IL-1β, IL-10) terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada Pasien DM tipe 2. Subset monosit CD14, CD16 diperiksa menggunakan sampel kultur PBMC dan dianalisis menggunakan flow cytometry. Metode Multiplex Immunoassays digunakan untuk mengukur IL-1β, dan IL-10. Hasil penelitian ini, menunjukkan terdapat pola peningkatan subset monosit CD14+, CD16+ pada DM tipe 2, namun tidak berbeda secara signifikan. Peningkatan monosit CD14+,CD16+ lebih dari 6.8% berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Rasio mediator inflamasi IL-1β, sebelum dan sesudah stimulasi LPS secara signifikan lebih tinggi pada DM tipe 2 dibandingkan kontrol. Pada kondisi inflamasi, peningkatan IL-10 berespon terhadap stimulasi LPS, namun tidak mampu mengkompensasi peningkatan IL-1β, sehingga kecenderungan menjadi lebih hiperinflamasi pada DM tipe 2. Glukosa puasa merupakan penanda metabolik yang berhubungan dengan peningkatan monosit CD14+,CD16+.

The metabolic aspects of Type 2 Diabetes (T2D) complications, particularly cardiovascular disease, have been widely discussed, but the immunometabolic aspects are still limited, so it is critical to understand the role of the immune system in the development of complications. The objective of this study is to understand about the role of the monocyte subset (CD14,CD16) and its inflammatory mediators (IL-1β, IL-10) in the risk of CVD in T2D. CD14, CD16 monocyte subset was examined using PBMC culture samples and analyzed using flow cytometry. The Multiplex Immunoassays method was used to measure IL-1β and IL-10. This study shows there is an increase in the CD14+, CD16+ monocyte subset in type 2 diabetes, but it is not significantly related. An increase in CD14+,CD16+ monocytes of more than 6.8% is associated with an increased risk of CVD. The ratio of the inflammatory mediator IL-1β to basal conditions and LPS stimulation was significantly higher in T2D than in controls. In inflammatory conditions, the increase in IL-10 responds to LPS stimulation, but it is unable to compensate for the increase in IL-1β in T2D, so the tendency becomes more hyperinflammatory in type 2 DM. Fasting glucose is a metabolic marker associated with an increase in CD14+,CD16+ monocytes"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Sari
"Ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang merupakan faktor risiko utama terjadinya noncommunicable disease (NCD). Latihan fisik dapat menurunkan berat badan penderita overweight dan obesitas melalui penekanan terhadap asupan makanan. HIIT merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang dapat mempengaruhi regulasi asupan makanan melalui efek yang dikenal dengan exercise induced anorexia. Efek ini dapat dimediasi oleh IL-6 dan laktat yang meningkat setelah melakukan HIIT. IL-6 dan laktat bekerja secara langsung di hipotalamus untuk menurunkan sekresi AgRP yang merupakan neuropeptida oreksigenik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh HIIT terhadap asupan makanan yang dilihat dari perubahan kadar IL-6, laktat, dan AgRP. Penelitian menggunakan bahan baku tersimpan (serum darah) dari penelitian payung yang dilakukan sebelumnya pada subjek laki-laki overweight yang diberikan HIIT selama 12 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar IL-6 serum yang signifikan segera setelah HIIT di minggu ke-12 (p<0,05), peningkatan signifikan kadar laktat segera setelah HIIT di minggu ke-1 dan minggu ke-12 (p<0,05) serta ditemukan tidak ada perubahan kadar AgRP (p>0,05). Selain itu, juga tidak ditemukan korelasi antara IL-6 dan AgRP serta laktat dan AgRP. Dapat disimpulkan pelaksanaan HIIT selama 12 minggu belum dapat menekan asupan makanan jika ditinjau dari kadar IL-6, laktat, dan AgRP.

Imbalance of energy intake and expenditure can induce obesity, a main risk factor of noncommunicable disease. Physical exercise can aid weight loss in overweight and obese patients by decreasing food intake. HIIT is a form of physical exercise that causes exercise-induced anorexia, which reduces food intake. This effect may be mediated by the increase of IL-6 and lactate following HIIT. IL-6 and lactate directly regulate the expression of AgRP, an orexigenic neuropeptide, in the hypothalamus. This study aims to investigate the effect of HIIT on food intake as seen from changes in IL-6, lactate, and AgRP. This study used blood serum from previous study conducted on overweight males who participated in HIIT for 12 weeks. This study showed a significant increased in serum IL-6 concentration immediately after HIIT at 12th week (p<0,05), a significant increased in serum lactate concentration immediately after HIIT at 1st and 12th week (p<0,05), and no change in AgRP concentration (p>0,05). In addition, no correlation was found between IL-6 and AgRP as well as lactate and AgRP. It can be concluded that the implementation of HIIT for 12 weeks has not been able to suppress food intake based on the concentration of IL-6, lactate, and AgRP"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>