Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tien Ihsani
"ABSTRAK
Nama : Tien IhsaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Peran Pengambil Keputusan Terhadap Penggunaan MKJP diIndonesia Analisisis Data Sekunder SRPJMN 2017 Pembimbing : Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.KesMetode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan jenis kontrasepsi yang efektif dari segibiaya dan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun peningkatanpenggunaan MKJP di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan sangat lambat.Pengambil keputusan ber-KB merupakan target dalam sasaran program komunikasi KB.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pengambil keputusanterhadap penggunaan MKJP. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampelpenelitian ini adalah akseptor kontrasepsi modern yang diambil data sekunder hasilSurvei Indikator Kinerja Program KKBPK RPJMN tahun 2017 sejumlah 20.109 orang.Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Pengambilan keputusan yang dilakukansecara bersama oleh akseptor bersama pasangan atau bersama penyedia layanan secarasubstansi mempunyai peluang yang lebih besar terhadap penggunaan MKJP. Hubunganpengambil keputusan dengan penggunaan MKJP berbeda menurut sumber layanansetelah dikontrol variabel umur, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, rencana punyaanak, sumber layanan dan konseling KB. Pada sumber layanan pemerintah peluangpenggunaan MKJP menjadi kecil pada pengambilan keputusan yang dilakukan bersamadaripada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh akseptor sendiri. Disarankanuntuk dapat meningkatkan peran pasangan odan penyedia layanan untuk mendiskusikanpemilihan alat kontrasepsi dengan akseptor.Kata kunci: Pengambil keputusan, sumber layanan, MKJP.

ABSTRACT
Name Tien IhsaniStudy Program Public Health ScienceTitle The Role of Decision Makers Against MKJP Use inIndonesia Advanced Data Analysis of SRPJMN 2017 Counsellor Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.Sc Dr.Martya Rahmaniati, S.Si, M.SiLong Acting and Permanent Method Contraceptives are a cost effective type ofcontraception and to prevent unwanted pregnancies, but increased use of MKJP inIndonesia in recent years has been very slow. Decision makers of family planning arethe targets in the target family planning communication program. The purpose of thisstudy is to know how the role of decision makers against the use of MKJP. The studydesign was cross sectional. The sample of this research is acceptors of moderncontraception taken secondary data result of Performance Indicator Survey KKBPKRPJMN program in 2017 number 20109 people. Data were analyzed by multiplelogistic regression. Decision making jointly by acceptor with partner or with serviceprovider has substantially greater chance to use LAPM. Decision making relationshipswith the use of MKJP differ by service source after controlling by age, education,shelter, number of children, desire for more children, source of FP services and FPcounseling. At government service sources, the opportunities for MKJP use to be smallon joint decision making rather than decisions made by the acceptor themselves. It issuggested to increase the role of spouses and service providers to discuss the selectionof contraceptives with acceptors.Keywords Decision maker, FP service source, LAPM"
2018
T51379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Dea Aulia
"Program KB ditetapkan sebagai program pemerintah sejak tahun 1970, awal mulanya program ini hanya fokus pada masalah kesehatan. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan kesehatan reproduksi, KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Namun berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, tertera bahwa cakupan KB di Indonesia baru mencapai 62,5%. Sementara metode yang dipilih oleh masyarakat Indonesia masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek (non MKJP) yaitu sebanyak 80%. Hal ini belum sesuai dengan target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI tahun 2017, yang menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 10.813 dari 49.627 wanita usia subur yang memenuhi kriteria : wanita berusia 15-49 tahun, berstatus kawin, dan memakai kontrasepsi. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak hidup, indeks kekayaan, pekerjaan, keterpaparan informasi, dan sumber pelayanan KB dengan penggunaan MKJP. Diharapkan agar BKKBN dapat menyebarkan informasi mengenai KB khususnya MKJP melalui media sosial secara lebih masif dan lebih intens

Family Planning program (KB) in Indonesia has been stated as government’s operational plan since 1970. At the beginning of this program, the focus was only on health care purpose. However, along with the increasing number of the Indonesian populations, mother’s death, and the needs of reproduction health, this family planning program has been used as one of the way to suppress the number of population’s growth and the health of mothers and babies. Nonetheless, based on Indonesian health profile data in 2019, it is stating that this program coverage has only reached 62.5% of all the mothers in the age of productive range. Moreover, the method is chosen by the people is dominated by short-term contraception method with the number of 80%. This number has not matched yet with the number of stated target by the government. This study is aiming for the purpose of knowing all the related factors with the usage of Long Acting Reversible Contraceptive (LARC) among the women with productive ages in Indonesia using IDHS’s data in 2017, and using cross-sectional studies design. The sample of the study was 10.813 of 49.672 productive women that fulfill the criteria; in the age of 15- 49, with married status, and using contraception. This study was assisted by chi-square method to analyze the correlation of each variable. The analysis shows that there is correlation between the number of living child, wealth index, occupation, information disclosure, and the source of family planning program services using LARC. It is hoped that BKKBN could broadcast the information about this family planning program (especially LARC) through social media in more massive and intensive way"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan – tindakan lain yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB."
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2021
613.94 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cindra Paskaria
"Latar Belakang. Pemakaian MKJP pascasalin di Indonesia masih rendah. Program KN terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas dan KB pascasalin yang diarahkan kepada penggunaan MKJP yang dinilai efektif dan efisien.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa program kunjungan neonatal berpengaruh terhadap penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia tahun 2012.
Metodologi. Analisis data sekunder SDKI 2012, dengan sampel 3918 WUS umur 15-49 tahun yang melahirkan 1 tahun sebelum survei. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil. Proporsi penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia rendah. Sebagian besar ibu yang menggunakan MKJP berpendidikan tinggi dengan status sosial ekonomi mampu, tinggal di perkotaan, memiliki suami berpendidikan tinggi, jumlah anak lahir hidup lebih dari 2, jumlah anak masih hidup lebih dari 2, jumlah anak yang diinginkan 0-2, mendapat dukungan dari tokoh agama dan terpapar informasi mengenai KB dari media massa. Ibu yang melakukan KN 1 dan 2 memiliki kemungkinan 1,41 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP pascasalin dibandingkan ibu yang tidak melakukan kunjungan neonatal.
Simpulan. KN 1 dan 2 berpengaruh terhadap penggunaan MKJP pascasalin.

Postpartum LACM use in Indonesia is still low. Neonatal care program was integrated with maternal health care and postpartum family planning that is directed to LACM use which is effective and efficient.
Objective. The aim of the study was to identify the associations between neonatal care with postpartum Long Acting Contraception Method use in Indonesia 2012.
Method. Analysis secondary data of the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012, study samples include 3918 woman aged 15-49 years, who had a live birth within 1 year before the survey. Multiple logistic regression analysis were used to analize the data.
Results. The proportion postpartum LACM use in Indonesia is low. The most respondents who used LACM have higher education with wealthier economic status, lived in urban residence, having a husband well educated, the number of liveborn children more than 2, the children still alive more than 2, the desired number of children 0-2, supported by religious leaders and media exposure about family planning. Mothers who performed neonatal care program 1 and 2 have the possibility 1,41 times larger to postpartum LACM use than mother who doesn?t perform neonatal care.
Conclusion. Neonatal care 1 and 2 have an effect to postpartum LACM use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anida Fathiyah Muti`Atunnisa
"Latar belakang: Provinsi Banten merupakan provinsi dengan persentase penggunaan MKJP pada wanita kawin terendah se-nasional (13%). Hal tersebut sangat disanyangkan mengingat Provinsi Banten termasuk provinsi penyangga program KB di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP pada WUS di Provinsi Banten.
Metode: Analisis data sekunder dilakukan dengan menggunakan data SDKI tahun 2017. Uji chi-square dan regresi logistik dengan interval kepercayaan 95% digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel.
Hasil: Cakupan penggunaan MKJP pada WUS di Provinsi Banten pada penelitian ini diestimasikan sebesar 13.3%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang memiliki hubungan secara statistik antara lain: (a) usia 36-49 tahun [AOR: 4.54; 95% CI: 1.03-20.10]; (b) tingkat pendidikan [AOR: 4.34;95% CI: 1.86-10.17]; (c) jumlah anak hidup [AOR: 2.47; 95% CI: 1.44-4.25]; (d) tempat tinggal [AOR: 2.81; 95% CI: 1.22-6.48]; (e) sumber layanan KB [AOR: 16.20; 95% CI: 7.44-35.25].
Kesimpulan: WUS yang menerima layanan KB di fasilitas publik memiliki peluang lebih tinggi untuk menggunakan MKJP. Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar fasilitas kesehatan publik telah bekerja sama dengan program JKN. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kemitraan antara fasilitas kesehatan swasta dengan program JKN diharapkan dapat memperluas aksesibiltas layanan KB terutama bagi peserta JKN.

Background: Banten is the province with the lowest percentage of the use of LARC among married women nationwide (13%). Considering that Banten is a buffer province for family planning programs in Indonesia which should help to accelerate the program. This study aims to determine the factors influencing the use of LARC among women of reproductive age in Banten Province.
Method: Secondary data analysis was conducted using the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). Chi-square test and logistic regression with 95% confidence interval were used in this study to describe the strength of association between variables.
Results: The percentage of the use of LARC in Banten Province in this study was estimated at 13.3% among women reproductive age. The result of multivariable analysis shows variables associated with the use of LARC included: (a) age 36-49 years [AOR: 4.54; 95% CI: 1.03-20.10]; (b) level of education [AOR: 4.34;95% CI: 1.86-10.17]; (c) number of living children [AOR: 2.47; 95% CI: 1.44-4.25]; (d) residence [AOR: 2.81; 95% CI: 1.22-6.48]; (e) source of FP [AOR: 16.20; 95% CI: 7.44-35.25].
Conclusion: Women who receive family planning services at public sector have a higher chance of using LARC. This can happen because most public sector have collaborated with the JKN program. Therefore, by increasing the partnership between private sector and the JKN program, it is hoped that it will expand the accessibility of family planning services, especially for JKN participants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Silviana Ruth Rejeki
"Penggunaan MKJP di NTB masih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan Non-MKJP. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan jumlah anak hidup dan penggunaan MKJP setelah dikontrol oleh umur, pendidikan, pekerjaan, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi dari petugas kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian cross sectional ini menggunakan data Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Jatim dan NTB Tahun 2015 yang dilakukan oleh Pusat Pen. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita menikah usia 15-49 tahun dengan sampel wanita usia subur yang menggunakan KB. Data dikumpulkan melalui pedoman wawancara, dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi log binomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi jumlah anak hidup > 2 anak 24,9 dan proporsi jumlah anak hidup le; 2 anak 15,2 serta memiliki hubungan p= 0,005 OR= 1,63 CI 95 = 1,684-2,031 terhadap penggunakan MKJP.

The use of LTCM in NTB is still low compared to non LTCM use. This study aims to determine the correlation between the number of live children and the use of LTCM after controlled by age, education, occupation, decision making and information exposure from health workers in NYB. This cross sectional study was conducted to all married women aged 15 49 years, with the samples of women of childbearing age who use contraception, using data of Monitoring and Evaluation on Contraceptive Use in East Java and NTB Year 2015 conducted by University of Indonesia Health Research Center. Data were collected through interview guidelines and multivariate analysis was performed by binomial log regression test. The results showed that the proportion of 2 live children was 24.9 and the proportion of the number of live children le 2 children was 15.2 and had a significant relation to the use of LTCM p 0.005 OR 1.63 CI 95 1.684 2,031."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arietta Pusponegoro
"Salah satu pilar Safe Motherhood adalah keluarga berencana (KB). Program KB bertujuan untuk menghindari kehamilan atau kelahiran yang tidak diinginkan yaitu dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Namun, penggunaan MKJP di Indonesia pada tahun 2017 jauh dari target yaitu sebesar 14% dari target 21,7%. Persentase tersebut dipengaruhi oleh faktor komunikasi informasi edukasi (KIE) tenaga kesehatan kurang baik, konseling belum sesuai prosedur dan pengetahuan ibu rendah. Bila melihat waktu yang disediakan untuk keterampilan konseling pada pelatihan AKDR-PP dan CTU, hanya 90 menit atau 6,2% dari waktu keseluruhan (24 jam pelatihan) pada pelatihan AKDR-PP dan hanya 90 menit atau 4,7% dari waktu keseluruhan (32 jam pelatihan) pada pelatihan CTU. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan teknik pelatihan konseling baru yang akan membuat kompetensi keterampilan konseling pada tenaga kesehatan lebih tinggi dibandingkan kompetensi keterampilan konseling tenaga kesehatan pada pelatihan yang telah ada sehingga diharapkan akan memberikan luaran penerimaan (pengetahuan dan sikap) yang lebih baik pada calon akseptor. Pada tahap satu dilakukan pendekatan kualitatif dengan melakukan focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam (WM) kepada bidan dan calon akseptor sebagai dasar pembuatan modul konseling intensif KB MKJP. Dilanjutkan dengan memberikan pelatihan konseling intensif. Selanjutnya tahap dua dilakukan pendekatan kuantitatif pada subjek tenaga kesehatan menggunakan uji analisis kelompok t-berpasangan. Pendekatan tahap tiga pada subjek calon akseptor mengunakan uji analisis kelompok t-tidak berpasangan. Hasil pada tahap kualitatif menunjukkan bahwa model pelatihan konseling intensif KB MKJP yang tepat adalah mencakup dua hari dengan durasi delapan jam setiap harinya dengan titik tekan materi teknik komunikasi saat konseling dan MKJP. Berdasarkan analisis kuantitatif yang dilakukan, terdapat perbedaan bermakna skor kompetensi keterampilan konseling intensif KB MKJP pada tenaga kesehatan antara sebelum pelatihan dan setelah pelatihan (p < 0,001). Konseling yang didapatkan oleh calon akseptor (intensif atau CTU/AKDR-PP) dengan skor minat KB MKJP juga menunjukkan perbedaan bermakna (p < 0,001). Modul pelatihan konseling intensif KB MKJP memengaruhi kompetensi keterampilan konseling intensif KB MKJP dalam meningkatkan kesertaan calon akseptor KB MKJP.

One of the pillars of Safe Motherhood is family planning.This program aims to avoid unwanted pregnancies by using LARCs. However, percentages of using LARCs in Indonesia 2017 was far from the target. It was influenced by Information Education and Communication (IEC) of health practicioners, mechanism of counseling, and mother’s knowledge. The time allocation provided for counseling skills in Post placental IUD and CTU training is still low. This study aims to find new counseling training techniques that will make the competency of counseling skills in health workers higher than existing ones and its expected to provide a better outcome (knowledge and attitude) on client. In phase one, a qualitative approach by conducting focus group discussion and in-depth interviews to midwifes and client as the basis for making intensive counseling modules for LARCs. Then, implemented LARCs intensive counseling training. Then in phase two, quantitative approach on the subject of health workers using paired t test. The subject client in phase three using unpaired t-test. The qualitative stage shows the appropriate intensive counseling method covers two days (8 hours / day) by emphasizing communication techniques during counseling and LARCs. There was a significant difference in the competency score of the LARCs intensive counseling skills on health workers between before training and after training and. Counseling obtained by prospective acceptors (intensive or CTU/AKDR-PP) with LARCs family planning interest scores also showed significant differences (p< 0.001). The LARCs intensive counseling training module affects the competency of LARCs intensive counseling skills and increases the participation of client towards LARCs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Febriana
"Pemahaman yang baik tentang peran pria dalam pembentukan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang ideal dapat berdampak baik dalam program keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual di Indonesia. Sumber data merupakan data gambaran nasional Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 pria kawin usia 15-54 tahun. Analisis dibatasi pada 9.277 pria yang dilaporkan aktif secara seksual dalam 12 bulan terakhir sebelum survei dilakukan, berstatus menikah, dan tinggal bersama istri. Penelitian ini menggunakan uji bivariat dan regresi logistik multinominal untuk mendapatkan prediktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual. Signifikansi uji statistik dari analisis bivariat dan regresi logistik multinomial ditetapkan pada nilai p-value<0,05. Dari total 9.277 pria aktif seksual di Indonesia, 309 (3,3%) pria menggunakan metode kontrasepsi modern dan 8.970 (96,7%) tidak menggunakan kontrasepsi modern. Selain itu, dari jumlah sampel sebanyak 4.384 (47,2%) merupakan pria yang tidak menginginkan anak lagi dan 4.895 (52,8%) pria bimbang atau masih menginginkan anak lagi. Temuan dari regresi logistik bivariat dan multinominal menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), tempat tinggal (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), indeks kekayaan (OR=3,57; 95% CI: 1,87- 9,50), status pekerjaan (OR=15,85; 95% CI: 1,83-96,76), jumlah anak hidup (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), keterpaparan melalui media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), diskusi dengan petugas kesehatan (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), diskusi bersama istri (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), pengetahuan (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan preferensi fertilitas (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) berhubungan secara bermakna dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pria yang aktif secara seksual. Hasil lain ditemukan bahwa usia (OR=4,55; 95% CI: 3,87- 5,34), tingkat pendidikan (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), tempat tinggal (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), jumlah anak hidup (OR=13,2; 95% CI: 10,45-16,68), istri menggunakan KB (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), keterpaparan melalui media (OR=0,83; 95% CI: 0,72- 0,96), diskusi bersama istri (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), dan pengetahuan (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) secara signifikan berhubungan dengan preferensi fertilitas pada pria yang tidak menginginkan anak lagi. Studi ini menunjukkan bahwa kebijakan dan program masa depan harus fokus pada intervensi dan mempromosikan kontrasepsi pria di media, mengatasi kesenjangan wilayah dalam aksesibilitas dan ketersediaan kontrasepsi modern, dan intervensi keluarga berencana di tingkat pendidikan menengah.

A good understanding of the role of men in the formation of an ideal family and reproductive health planning can have a good impact in a family planning program. This study seeks to the predictors of modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men in Indonesia. The data source is the nationally representative 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) of men aged 15-54 years. The analysis is restricted to 9,277 men who reported being sexually active in the past 12 months prior to the survey, have a married status, and living with his wife. This research use bivariate and multinominal logistic regression to access predictors that influence modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men. Bivariate and multivariable multinomial logistic regression analysis was conducted and statistical significance was set at p-value<0.05. From a total of 9,277 sexually active men in Indonesia, 309 (3,3%) used male modern contraception methods and 8,968 (96,7%) didn't use modern contraception. Besides that, from the total sample, 4,383 (47,2%) is the fertility preference of male that didn't want another child and 4,894 (52,8%) men indecisive or still want another child. Findings from the bivariate and multinominal logistic regression indicate that education (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), residence (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), wealth index(OR=3,57; 95% CI: 1,87-9,50), currently working (OR=13,32; 95% CI: 1,83-96,76), living children (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), access to media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), disscuss with health worker (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), disscuss with wife (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), knowledge (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan fertility preference (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) were all significantly associated with modern contraceptive use among sexually active men. Other result finding that age (OR=4,55; 95% CI: 3,87-5,34), education level (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), residence (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), living children (OR=13,2; 95% CI: 10,45- 16,68), wife using contraceptive (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), access to media (OR=0,83; 95% CI: 0,72-0,96), disscuss with wife (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), and knowledge (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) were all significantly assosiated with fertility preference in a men who didn't want another child. These findings suggest that future policies and programs should focus on interventions and promoting men's contraception in media, addressing regional disparities in accessibility and availability of modern contraceptive, and interventions family planning in the middle of level education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Adhani Pasundani
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat akan mendatangkan
berbagai permasalahan dikemudian hari, selain itu angka kematian ibu (AKI) masih
tinggi yang diakibatkan salah satunya oleh terlalu dekat jarak kelahiran sehinga perlu
dilakukan pengendalian atau pengontrolan pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fakor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi pada pengguna metode kontrasepsi jangka
panjang non permanen di Indonesia analisis SDKI tahun 2017. Desain yang digunakan
dalam peneltian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 8.238,
sampel yang diambil berdasarkan total sampling data yang termasuk kriteria inklusi dan
eklusi penelitian. Analisis bivariate dan multivariate menggunakan regresi logistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58,4% menggunakan implan, 41,6%
menggunakan IUD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi
pada penggunaan MKJP non permanen adalah faktor umur, pendidikan,status ekonomi,
wilayah tempat tinggal, dan jumlah anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan
secara statistik adalah faktor status bekerja, diskusi KB dengan suami, kunjungan
petugas lapangan, dan informasi media masa.

ABSTRACT
The increasing number of Indonesias population will continue to cause various
problems in the future, besides that the maternal mortality rate (MMR) is still high due
to one of them being too close to birth spacing so that it is necessary to control or
control population growth through family planning programs. is to find out the factors
related to the selection of contraception among users of long-term non-permanent
contraception methods in Indonesia. The 2017 IDHS analysis. The design used in this
study was cross sectional with a research sample of 8,238, samples taken based on total
sampling data included study inclusion and exclusion criteria. Bivariate and
multivariate analysis using logistic regression. The results of this study showed that
58.4% used implants, 41.6% used IUDs. Factors related to the choice of contraception
in the use of long-term non-permanent contraception methods are age, education,
economic status, area of residence, and number of children. While factors that are not
statistically related are work status, family planning discussions with her husband, field
officer visits, and mass media information"
2019
T55325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia Kata kunci: Fertilitas, CBR, Kontrasepsi

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment/health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>