Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febdi Harmanto
"Semen merupakan salah satu komoditas strategis kebutuhan pokok yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan properti seperti konsumsi untuk pembangunan perumahan. Pada proses distribusinya, biasanya perusahaan mengalami kendala dalam pendistribusiannya baik dalam jumlah unit transportasi yang digunakan maupun kapasitas penyimpanan dan market share di wilayah tersebut. Kondisi saat ini di Indonesia terjadi kelebihan suplai semen beberapa tahun kedepan, akan berdampak kepada kelebihan stok semen di fasilitas luar pabrik gudang dan terminal sehingga berakibat utilisasi angkutan semen menjadi menurun waktu tunggu dan biaya transportasi meningkat . Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model jalur distribusi barang dengan pendekatan scenario analysis menggunakan metode simulasi. Hasil dafri penelitian ini berupa pengembangan model simulasi jalur distribusi semen antar pulau jawa-sumatera-kalimantan yang memberikan total biaya transportasi dan waktu tunggu yang terendah.

Cement is on of the strategic commodities of basic needs that used for infrastructure and property development such as consumption for housing development. In the distribution process, companies usually experience constrains in the number of transports units used, storage capacity, and market share in the region. The current condition in Indonesia is that excessive supply of cement in the next few years will have an impact on excess cement stocks in off plant facilities warehouse and terminals which will lead to a decrease in the utilization of cement transport an increase in waiting time and transportation costs. This research aims to obtain a model of goods distribution channels with scenario analysis approach using simulation method. The result of this research is a developed simulation model of cement distribution channels of java sumatera kalimantan island which gives the lowest total transportation cost and idle times."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Farrel Salinov
"IMT-GT merupakan contoh dari subregionalisme yang dibentuk pada tahun 1993 untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Seluruh implementasi blueprint IMT-GT 2007-2021 memfokuskan kepada infrastruktur dan agrikultur. Tahun 2014, pada Pertemuan Menteri IMT-GT ke-20 melahirkan kesepakatan pengembangan 73 proyek dan 11 proyek yang disepakati. Dari 11 proyek, Indonesia mendapat 6 proyek dan Provinsi Riau mendapat 2 proyek, salah satunya adalah proyek Roll on Roll off (RoRo) Dumai-Melaka. Namun, hingga tahun 2022 proyek ini masih belum beroperasi walaupun infrastruktur sudah ada dan masih menunggu status Memorandum of Understanding (MoU) dari pihak Malaysia. Studi ini menganalisis hambatan dalam realisasi proyek tersebut. Penulis menggunakan konsep segitiga pertumbuhan dari Tongzon dan kebijakan proteksionisme dari Abboushi untuk menjelaskan faktor penyebab terhambatnya proyek tersebut. Berdasarkan analisis kualitatif dengan menggunakan data-data skunder dan wawancara, penulis menemukan bahwa infrastruktur yang belum memadai, harmonisasi regulasi yang sulit baik antar negara maupun dalam negara (pusat dan daerah/ antara aktor domestik, termasuk sektor swasta), ketidakjelasan distribusi keuntungan dan proteksionisme menjadi faktor penghambat realisasi proyek tersebut. Dari hasil temuan tersebut penulis berkesimpulan bahwa koordinasi antar aktor baik dilevel nasional maupun dengan negara mitra menjadi kunci keberhasilan dalam kerja sama sub regional (segitiga pertumbuhan).  

IMT-GT merupakan contoh dari subregionalisme yang dibentuk pada tahun 1993 untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Seluruh implementasi blueprint IMT-GT 2007-2021 memfokuskan kepada infrastruktur dan agrikultur. Tahun 2014, pada Pertemuan Menteri IMT-GT ke-20 melahirkan kesepakatan pengembangan 73 proyek dan 11 proyek yang disepakati. Dari 11 proyek, Indonesia mendapat 6 proyek dan Provinsi Riau mendapat 2 proyek, salah satunya adalah proyek Roll on Roll off (RoRo) Dumai-Melaka. Namun, hingga tahun 2022 proyek ini masih belum beroperasi walaupun infrastruktur sudah ada dan masih menunggu status Memorandum of Understanding (MoU) dari pihak Malaysia. Studi ini menganalisis hambatan dalam realisasi proyek tersebut. Penulis menggunakan konsep segitiga pertumbuhan dari Tongzon dan kebijakan proteksionisme dari Abboushi untuk menjelaskan faktor penyebab terhambatnya proyek tersebut. Berdasarkan analisis kualitatif dengan menggunakan data-data skunder dan wawancara, penulis menemukan bahwa infrastruktur yang belum memadai, harmonisasi regulasi yang sulit baik antar negara maupun dalam negara (pusat dan daerah/ antara aktor domestik, termasuk sektor swasta), ketidakjelasan distribusi keuntungan dan proteksionisme menjadi faktor penghambat realisasi proyek tersebut. Dari hasil temuan tersebut penulis berkesimpulan bahwa koordinasi antar aktor baik dilevel nasional maupun dengan negara mitra menjadi kunci keberhasilan dalam kerja sama sub regional (segitiga pertumbuhan).   IMT-GT merupakan contoh dari subregionalisme yang dibentuk pada tahun 1993 untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Seluruh implementasi blueprint IMT-GT 2007-2021 memfokuskan kepada infrastruktur dan agrikultur. Tahun 2014, pada Pertemuan Menteri IMT-GT ke-20 melahirkan kesepakatan pengembangan 73 proyek dan 11 proyek yang disepakati. Dari 11 proyek, Indonesia mendapat 6 proyek dan Provinsi Riau mendapat 2 proyek, salah satunya adalah proyek Roll on Roll off (RoRo) Dumai-Melaka. Namun, hingga tahun 2022 proyek ini masih belum beroperasi walaupun infrastruktur sudah ada dan masih menunggu status Memorandum of Understanding (MoU) dari pihak Malaysia. Studi ini menganalisis hambatan dalam realisasi proyek tersebut. Penulis menggunakan konsep segitiga pertumbuhan dari Tongzon dan kebijakan proteksionisme dari Abboushi untuk menjelaskan faktor penyebab terhambatnya proyek tersebut. Berdasarkan analisis kualitatif dengan menggunakan data-data skunder dan wawancara, penulis menemukan bahwa infrastruktur yang belum memadai, harmonisasi regulasi yang sulit baik antar negara maupun dalam negara (pusat dan daerah/ antara aktor domestik, termasuk sektor swasta), ketidakjelasan distribusi keuntungan dan proteksionisme menjadi faktor penghambat realisasi proyek tersebut. Dari hasil temuan tersebut penulis berkesimpulan bahwa koordinasi antar aktor baik dilevel nasional maupun dengan negara mitra menjadi kunci keberhasilan dalam kerja sama sub regional (segitiga pertumbuhan).  

Development in Indonesia, Malaysia, and Thailand. The entire IMT-GT implementation plan for 2007-2021 focuses on infrastructure and agriculture. In 2014, the 20th IMT-GT Ministerial Meeting spawned an agreement to develop 73 initiatives, and 11 projects were agreed upon. Indonesia received six projects, of which two were allocated to Riau Province, one of which was the Dumai-Melaka Roll on Roll off (RoRo) project. However, until 2022, this project is still not operating, despite the fact that the infrastructure currently exists. Moreover, the Malaysian side has yet to sign a Memorandum of Understanding (MoU). This paper analyzes the barriers to the project's realisation. The author employs Tongzon's growth triangle theory and Abboushi's protectionism policy to explain the circumstances that led to the project's stagnation.  Using secondary data and interviews to conduct a qualitative analysis, the authors finds that inadequate infrastructure, problems of regulatory harmonisation both between and within countries (central and regional/between domestic actors, including the private sector), unclear profit distribution, and protectionism became barriers to the project's realisation. The authors concludes that coordination between domestic and regional actors is the key to the success of sub-regional cooperation (growth triangle)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari Palayukan
"Pengangkutan barang dalam kegiatan logistik pada umumnya menggunakan lebih dari satu moda angkutan, oleh karena itu angkutan multimoda merupakan bagian penting dari sistem logistik. Pengangkutan barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar satu kontrak sebagai dokumen
angkutan multimoda. Pihak (pengangkut) yang bertanggung jawab pada angkutan multimoda atas kerugian yang muncul akibat adanya kerusakan, kehilangan dan keterlambatan dalam pengiriman barang, diberlakukan tanggung jawab tunggal atau tanggung jawab yang berlaku bagi setiap moda angkutan. Dengan meninjau pula pengangkut dalam penyelenggaraan dan pengusahaan pengangkutan multimoda. Penelitian yang dilakukan merupakan bentuk penelitian jenis yuridisnormatif, bertujuan untuk menelaah norma hukum tertulis dari suatu peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan angkutan multimoda. Bahwa semua moda pengangkutan yaitu angkutan darat, laut dan udara telah mengatur mengenai keikutsertaannya dalam angkutan multimoda. Badan usaha angkutan multimoda bertanggung jawab terhadap barang yang diangkutnya setelah badan usaha angkutan multimoda menerima barang muatan dalam rangka menjalankan perintah pengguna jasa angkutan multimoda sesuai dengan ketentuan perjanjian dalam dokumen angkutan multimoda.
Transportation of goods in logistics activities generally uses more than one mode of transportation, therefore multimodal transportation is an important part of the logistics system. Carriage of goods using at least two different modes of transport on the basis of one contract as a document multimodal transport. The party (carrier) who is responsible for multimodal transportation for losses that arise due to damage, loss and delay in the delivery of goods, is subject to sole responsibility or liability that applies to each mode of transportation. By also reviewing the carrier in the operation and operation of multimodal transportation. This research is a form of juridical-normative research, which aims to examine the written legal norms of a statutory regulation related to multimodal transportation. That all modes of transportation, namely land, sea and air transportation, have regulated their participation in multimodal transportation. The multimodal transport business entity is responsible for the goods it transports after the multimodal transport business entity receives the cargo in order to carry out the orders of the multimodal transport service user in accordance with the provisions of the agreement in the multimodal transport document.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari Palayukan
"Pengangkutan barang dalam kegiatan logistik pada umumnya menggunakan lebih dari satu moda angkutan, oleh karena itu angkutan multimoda merupakan bagian
penting dari sistem logistik. Pengangkutan barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar satu kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda. Pihak (pengangkut) yang bertanggung jawab pada angkutan multimoda atas kerugian yang muncul akibat adanya kerusakan, kehilangan dan keterlambatan dalam pengiriman barang, diberlakukan tanggung jawab tunggal atau tanggung jawab yang berlaku bagi setiap moda angkutan. Dengan meninjau pula pengangkut dalam penyelenggaraan dan pengusahaan pengangkutan
multimoda. Penelitian yang dilakukan merupakan bentuk penelitian jenis yuridisnormatif,
bertujuan untuk menelaah norma hukum tertulis dari suatu peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan angkutan multimoda. Bahwa semua moda pengangkutan yaitu angkutan darat, laut dan udara telah mengatur mengenai keikutsertaannya dalam angkutan multimoda. Badan usaha angkutan multimoda
bertanggung jawab terhadap barang yang diangkutnya setelah badan usaha angkutan multimoda menerima barang muatan dalam rangka menjalankan perintah
pengguna jasa angkutan multimoda sesuai dengan ketentuan perjanjian dalam dokumen angkutan multimoda.

The transportation of goods in logistics activities generally uses more than one
mode of transportation, therefore multimodal transportation is an important part of the logistics system. Transporting goods using at least two different modes of transportation on the basis of one contract as a multimodal transport document.
Carrier is liable for multimodal transportation for losses arising from damage, loss and delay in the delivery of goods, is it a sole responsibility or liability that applies to each mode of transportation. By also reviewing the carrier in the operation of multimodal transportation. The research conducted is a form of juridical-normative
research, aimed at examining the written legal norms of a statutory regulation related to multimodal transportation. Whereas all modes of transportation, namely land, sea and air transportation, have regulated the participation in multimodal transportation. The Multimodal Transport Operator is responsible for the goods it transports after it has received the cargo in order to carry out the order of the users of multimodal transport services in accordance with the provisions of the
agreement in the multimodal transport document.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yuli Hastuti
"ABSTRAK
Penelitian inia bertujuan mengetahui efektivitas rational emotive behaviour therapy (REBT) berdasarkan profile multimodal therapy terhadap perubahan gejala dan kemampuan klien perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah 56 responden. 28 responden memiliki Profile Multimodal Therapy untuk mendapat therapy REBT sebagai kelompok intervensi, 28 responden sebagai kelompok non intervensi. Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan dan halusinasi lebih besar daripada yang tidak mendapatkan REBT berdasarkan profile multimodal therapy (p value < 0.05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang mendapatkan REBT berdasarkan profile multimodal therapy meningkat secara bermakna (p value < 0.05) Hasil penelitian ini klien mengalami penurunan gejala perilaku kekerasan 48% penurunan gejala halusinasi 47 %, efektif meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku hingga 57 %. Profile multimodal therapy direkomendasikan sebagai screnning klien yang akan diberikan terapi spesialis dalam hal ini khususnya rational emotive behaviour therapy

ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of rational emotive behavior therapy (REBT) profile of multimodal therapy based on changes in symptoms and the client's ability violent behavior and hallucinations in RSMM Bogor. Quasi-experimental research design with a number of 56 respondents. 28 respondents had to get a Profile Multimodal Therapy REBT therapy as the intervention group, 28 respondents as a group of non intervention. The research found a decrease symptoms of violent behavior and hallucinations bigger than not getting REBT based profile of multimodal therapy (p value <0.05). Cognitive, affective and behavioral clients who get REBT based profile of multimodal therapy increased significantly (p value <0.05) results clients experience a reduction in symptoms of violent behavior 48% 47% reduction in symptoms of hallucinations, effectively improve cognitive, affective and behavioral to 57 %. Profile multimodal therapy is recommended as screnning client will be given specialist treatment in this particular rational emotive behavior therapy"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylee Agnes Sulistio
"Sistem transportasi integrasi menjadi salah satu cara yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Adanya peningkatan jumlah kendaraan ini menimbulkan terjadinya kemacetan di titik-titik yang tersebar di wilayah Jakarta. Untuk mendukung kebijakan sistem integrasi tersebut, salah perusahaan sedang mengembangkan aplikasi perjalanan yang dapat memudahkan pengguna transportasi umum menggunakan lebih dari satu moda. Penelitian ini berfokus pada penentuan jalur terpendek dan analisis karakteristik perjalanan dari keseluruhan rute perjalanan yang tersedia di wilayah Jabodetabek menggunakan Algoritma Floyd-Warshall. Hasil dari model optimasi menghasilkan jalur yang optimal daripada aplikasi perjalanan yang sudah tersedia dengan rata-rata rute perjalanan dapat menempuh jarak sejauh 13.49 km. Moda transportasi yang paling sering digunakan pada rute yang dihasilkan adalah Transjakarta yaitu sebesar 96.3%. Kemudian, kombinasi dua jenis moda menjadi pilihan terbanyak yang dihasilkan model optimasi dalam melakukan integrasi transportasi. Terdapat titik pemberhentian yang menjadi halte tersibuk yang melayani rute perjalanan terbanyak di antara titik pemberhentian lainnya. Dari hasil optimasi didapatkan peningkatan jarak sebesar 17.5% yang dipengaruhi oleh rute perjalanan dan jarak tempuh perjalanan.

The integrated transportation system is one of the ways that the DKI Jakarta Government deals with the increase in the number of motorized vehicles. The increase in the number of vehicles causes congestion at points scattered in the Jakarta area. To support the system integration policy, one company is developing a travel application that can make it easier for public transportation users to use more than one mode. This study focuses on determining the shortest path and analyzing the travel characteristics of all available travel routes in the Jabodetabek area using the Floyd-Warshall Algorithm. The results of the optimization model produce an optimal path than the existing travel applications with an average travel route that can cover 13.49 km. The most frequently used mode of transportation on the resulting route is Transjakarta, which is 96.3%. Then, the combination of two types of modes becomes the most preferred choice resulting from the optimization model in carrying out transportation integration. There is a stopping point which is the busiest stop that serves the most travel routes among other stopping points. From the optimization results obtained an increase in distance of 17.5% which is influenced by the route of travel and the distance traveled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Rahayu Nita
"Seiring dengan pertumbuhan mahasiswa, kendaraan yang melintasi Universitas Indonesia (UI) semakin banyak. Pada tahun 2019, kurang lebih terdapat sebanyak 2500 kendaraan keluar masuk area UI setiap harinya. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk ini menyebabkan UI menjadi penyumbang besar emisi gas karbon dan hal ini bertentangan dengan visi UI untuk menjadi kampus hijau. Sistem transportasi memainkan peran penting pada tingkat emisi karbon dan polutan di universitas serta transportasi merupakan salah satu kategori dalam penilaian kampus hijau. Dengan adanya hal ini, diperlukan suatu alternatif untuk mengurangi jumlah kendaraan dan pengurangan gas karbon. Salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan beralih dari kendaraan pribadi menjadi transportasi umum. UI menyediakan layanan transportasi umum kampus yang disebut bus kuning untuk memfasilitasi mahasiswa, dosen, staff dan masyarakat disekitar UI ketika berkegiatan didalam kampus. Untuk mendorong seseorang agar mau menggunakan layanan bus kuning, maka dilakukan studi mengenai faktor yang menjadi pertimbangan seseorang untuk menggunakan layanan bus kuning. Studi ini menggunakan second-order confirmatory analysis untuk melihat faktor yang mempengaruhi kualitas layanan bus kuning serta structural equation modeling untuk melihat faktor apa yang mempengaruhi intensi seseorang untuk menggunakan bus kuning. Studi ini memberikan rekomendasi strategi untuk meningkatkan intensi penggunaan bus kuning sebagai alat transportasi dalam kampus berdasarkkan hasil yang diperoleh dari structural equation modeling dan relationship matrix quality function deployment.

As the number of higher education students has been increasing, there are also more vehicles crossing at Universitas Indonesia (UI). In 2019, there was approximately 2500 vehicles going in and out to the UI areas every day. The number of vehicles going in and out caused UI to be a major contributor to carbon gas emissions. This is contrary to UI's vision to become a green campus. The transportation system plays an important role in the level of carbon emissions and pollutants in universities. Besides, transportation is also one of the categories in the green campus assessment. Given this, some alternatives are needed to reduce the number of vehicles and reduce carbon gas. One alternative that can be used is by switching from private vehicles to public transportation. UI provides campus public transportation services called yellow buses to facilitate students, lecturers, staff, and the community around UI when they are active on campus. In order to encourage someone to have an intention to use the yellow bus service, a study was conducted on the faktors that were considered by someone to use the yellow bus service. This study uses a second-order confirmatory analysis to see the faktors that influence the quality of yellow bus services and structural equation modeling to see what faktors influence a person's intention to use a yellow bus. This study provides a strategy recommendation to increase people's intention to use yellow buses as a means of transportation on campus based on the results obtained from structural equation modeling and relationship matrix quality function deployment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Ikbar Muhtadi
"Belakangan tahun terakhir, penggunaan moda privat seperti mobil seakan menjadi alat yang ideal untuk berpegian dalam jangkauan kota. Akan tetapi, dengan pertumbuhan populasi yang pesat dan perkembangan urban yang bermasalah, sebuah kota metropolis seperti Jakarta sudah tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi semua mobil di kota. Berhubungan dengan ini, transportasi publik menjadi pilihan yang paling efisien dalam konteks transportasi massal and memegang peran penting sebagai alat dalam pengembangan kota berkelanjutan. Saat ini, Jakarta memiliki beberapa moda transportasi publik untuk ditawarkan dari transportasi dalam level mikro hingga makro, untuk menyediakan fasilitas yang cukup untuk komuter baik yang datang dari dalam maupun luar kota Jakarta. Mempunyai banyak moda transportasi publik juga berarti memiliki kepentingan untuk menyediakan konektivitas antar moda yang cukup. Dalam kasus ini, area transit sebuah stasiun menjadi area penting sebagai penghubung berbagai moda transportasi untuk memudahkan pengguna berpindah moda.

For the past few years, the private car has seemed to be the ideal tool for inner city travel. However, with the rapid population growth and urban development issues, a metropolis city like Jakarta is not capable to provide sufficient space for everyone's car. Corresponds to this, Public Transit has become the most efficient means for a mass transportation and plays an essential role as a tool upon sustainable city development. Jakarta has now several public transportation modes to offer, ranging from micro-level to macro-level transportation modes, to provide its daily commuter coming both from the city and peripheral area of Jakarta. Having several transportation modes also means a necessity to have good connectivity between modes, as it would create more travel possibilities and reach area coverage. In this case, transit area of a station/stops has always been a critical point that links variety modes of transportation to ease commuter's transfer between modes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Deswindi
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kemacetan adalah dengan mewujudkan sarana transportasi massal monorail yang nyaman, cepat dan memiliki daya tampung tinggi. Studi kelayakan terhadap proyek ini harus dilakukan agar diperoleh tarif yang terjangkau bagi masyarakat dan investasi yang ditanamkan tidak menjadi sia-sia dan sebaliknya akan memberi manfaat besar bagi banyak pihak.
Dalam penelitian ini, dilakukan studi kelayakan finansial dan penentuan komposisi penumpang dengan berbagai skenario jumlah penumpang. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti konsultan, suplier, dan media. Analisa kelayakan dihitung dengan metode penilaian NPV dan dilakukan perhitungan periode pengembalian investasi dengan metode Payback Period. Setelah hasil diperoleh, dilakukan analisa kepekaan dengan menurunkan jumlah penumpang sampai batas mana proyek itu dianggap masih layak dan menetapkan tarif baru sebagai bahan masukan bagi pihak pengembang.
Hasil yang bisa disimpulkan adalah perusahaan akan meraih keuntungan terbesar bila tercapai jumlah penumpang 150000/hari, tarif sebesar Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 dengan nilai NPV sebesar Rp 890.208.651.879 pada komposisi penumpang 1:1:1, periode pengembalian selam 2 tahun 9.59 bulan dan proyek masih layak dengan penurunan jumlah penumpang maksimal 42%/hari. Posisi terburuk bagi perusahaan adalah bila jumlah penumpang hanya 75000/hari, tarif Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 pads komposisi 2:2:1 dimana NPV negatif sebesar Rp (-) 184.405.450.313 dan masa pengembalian lebih dari 20 tahun.
Skenario 1 akan memberikan nilai NPV positif dengan tarif Rp 3500, 5500 dan 7500 bila jumlah penumpang meningkat menjadi 100000 orang/hari pada tahun kedua serta waktu pengembalian selama 12 tahun 1.3 bulan. Pertimbangan lain bagi perusahaan adalah pemberlakuan tarif sebesar Rp 2500 pada 2 tahun awal operasional dan meningkat sebesar Rp 1000/2 tahun dengan jumlah penumpang 75000 di tahun pertama, 100000 ditahun kedua, 125000 ditahun ketiga dan 150000 ditahun keempat sampai tahun ke dua puluh. Keuntungan yang dihasilkan sebanyak Rp 831.133.279.548 dan periode pengembalian 9 tahun 1.7 bulan.

Jakarta is a big city with high-level traffic problems caused by the number of cars running in the street. To solve this problem, the local government singed the Agreement to build a mass rapid transportation Monorail that offer a comfortable, fast and affordable ticket price. In order to be success in the operational time and give a satisfaction services to the community of Jakarta, this project needed a feasibility study in all aspect.
To support the will of the government, the feasibility studied being analyst in term of financial analysis to determine which project should be choose based on passenger number scenarios and the composition of passenger in three ticket prices level. The analysis method uses the NVP analysis and the payback period analysis.
The result concluded that scenario 4 with total number of passenger 150000 person/day will provide the highest profit (Rp 890.208.651.879) at composition number of passenger 1:1:1. This project still feasible category if the total number passenger decreased at level of max 42%/day. The worst position will be at level number of 75000 passenger/day with composition of 3:2:1. This position will give profit by increasing the total number of passengers per day by 100.000 passengers.
Alternative method can be used by the company by using price for the ticket Rp2500 for the 2-year operational time and will be increase at level Rp 1000 for the next 20-year. The total number of passengers is 75000 in 1st year, 100000 in 2nd, 125000 in 3rd year, 150000 at 4th year and continue at this level until the year of 20. The profit will be at Rp 831133.279.548.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Malik Masahiko Otsuka Mahpud
"[ABSTRAK
Penelitan ini bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan terhadap
pemenuhan permintaan perbaikan karoseri pada sebuah perusahaan transportasi di
Indonesia. Penelitian ini berfokus pada permasalahan tidak terpenuhinya
permintaan perbaikan pada pabrik perbaikan karoseri di salah satu perusahaan
transportasi di Indonesia. Perusahaan ini mendapatkan permintaan dari sembilan
pool yang tersebar di Jakarta dan Jawa Barat. Sehingga membuat permintaan
perbaikan karoseri yang semakin bertambah. Oleh karena itu diperlukan sebuah
perbaikan pada proses produksi di PT Primajasa Perdanarayautama. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, dan Control) untuk mendapatkan solusi yang terbaik untuk dapat
diimplementasi. Penelitian ini akan berfokus pada proses painting yang terbagi
menjadi enam aktifitas besar, yaitu pembersihan pelat, efoxy primer,
pendempulan, cat/painting, vernis dan finishing. Perbaikan yang dilakukan akan
memberikan dampak terhadap waktu proses produksi pada pabrik perbaikan
karoseri ini yang akan meningkatkan angka pemenuhan permintaan.
ABSTRACT
This research aims to propose improvements for achieving the
demand for carrosserie repair for a transportation company in Indonesia. The
focus of this research is about the backlog of demand from its carrosserie repair
factory in one of the transportion company in Indonesia. This company has 9
pools which are spread throughout Jakarta and West Java, the demand came from
these pools this is why the level of demand is high and the reason that this factory
needs an improvement to fulfill its demand. DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, and Control) is the method used in this research, in order to get the best
output that is going to be implemented in this company. Painting process is going
to be the focus of this research, painting process is separated into six big subactivities
which are metal cleansing, primer efoxy, putty, painting, and finishing.
The improvements that are going to be made is going to have impact on its
production process duration which will lead to fulfillment of this company?s
demand.;This research aims to propose improvements for achieving the
demand for carrosserie repair for a transportation company in Indonesia. The
focus of this research is about the backlog of demand from its carrosserie repair
factory in one of the transportion company in Indonesia. This company has 9
pools which are spread throughout Jakarta and West Java, the demand came from
these pools this is why the level of demand is high and the reason that this factory
needs an improvement to fulfill its demand. DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, and Control) is the method used in this research, in order to get the best
output that is going to be implemented in this company. Painting process is going
to be the focus of this research, painting process is separated into six big subactivities
which are metal cleansing, primer efoxy, putty, painting, and finishing.
The improvements that are going to be made is going to have impact on its
production process duration which will lead to fulfillment of this company?s
demand.;This research aims to propose improvements for achieving the
demand for carrosserie repair for a transportation company in Indonesia. The
focus of this research is about the backlog of demand from its carrosserie repair
factory in one of the transportion company in Indonesia. This company has 9
pools which are spread throughout Jakarta and West Java, the demand came from
these pools this is why the level of demand is high and the reason that this factory
needs an improvement to fulfill its demand. DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, and Control) is the method used in this research, in order to get the best
output that is going to be implemented in this company. Painting process is going
to be the focus of this research, painting process is separated into six big subactivities
which are metal cleansing, primer efoxy, putty, painting, and finishing.
The improvements that are going to be made is going to have impact on its
production process duration which will lead to fulfillment of this company?s
demand., This research aims to propose improvements for achieving the
demand for carrosserie repair for a transportation company in Indonesia. The
focus of this research is about the backlog of demand from its carrosserie repair
factory in one of the transportion company in Indonesia. This company has 9
pools which are spread throughout Jakarta and West Java, the demand came from
these pools this is why the level of demand is high and the reason that this factory
needs an improvement to fulfill its demand. DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, and Control) is the method used in this research, in order to get the best
output that is going to be implemented in this company. Painting process is going
to be the focus of this research, painting process is separated into six big subactivities
which are metal cleansing, primer efoxy, putty, painting, and finishing.
The improvements that are going to be made is going to have impact on its
production process duration which will lead to fulfillment of this company’s
demand.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>