Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggraini Ratih Kumaraningrum
"Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy RSG-GAS menyimpan potensi bahaya radiasi, walaupun telah didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor keselamatan. Sistem keselamatan pada pendingin primer merupakan komponen yang penting dan berfungsi sebagai penghalang ganda reaktor nuklir. Apabila sistem pendingin primer gagal beroperasi, maka sistem keselamatan pada sistem pendingin primer akan bekerja untuk mencegah pelepasan zat radioaktif, melalui sistem 'scram', sehingga reaktor dapat terhindar dari kecelakaan yang parah. Oleh karena itu, evaluasi sistem keselamatan dari sistem pendingin primer, dengan menggunakan suatu metode analisis keselamatan yang tepat, perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja dari sistem keselamatan tersebut.
Fault tree analysis sering digunakan secara deduktif untuk mengevaluasi kinerja keselamatan secara probabilistik probabilistic safety assessment, PSA . Dalam melakukan PSA ini digunakan data generik karena data kegagalan komponen yang dimiliki oleh suatu objek analisis biasanya tidak tersedia secara detail. Data generik tidak menggambarkan kondisi kebolehjadian kegagalan komponen yang sebenarnya. Selain itu, data generik tidak cocok untuk diterapkan pada komponen ndash; komponen yang sudah mengalami proses ageing karena adanya penurunan keandalan komponen yang diakibatkan pada proses ageing. Penggunaan data generik akan menambah ketidakpastian pada hasil PSA.
Untuk mengatasi hal tersebut diusulkan penggunaan metode fuzzy fault tree analysis FFTA. Nilai probabilitas basic events yang dihasilkan dari FFTA kemudian digunakan untuk menghitung probabilitas kejadian menggunakan metode Event Tree Analysis ETA dan diperoleh hasil probabilitas kejadian dengan nilai terbesar 4,304 x 10-8/tahun. Seluruh skenario berdasarkan CDF dan CDS, berada dalam kategori medium risk dan low risk, sehingga dapat dinyatakan bahwa RSG ndash; GAS aman untuk dioperasikan.

G.A. Siwabessy Multipurpose Reactor RSG GAS has significant potency of radiation hazard, although it has been designed and constructed by considering comprehensive safety factors. The safety system of primary cooling system is one of the most important components of the reactor and serve as multiple barriers in a nuclear reactor. If there is a failure on the primary cooling system operation, the safety system in the primary cooling system will work to prevent the release of radioactive material through the ldquo scram rdquo system, a severe accident of the reactor can be avoided. Therefore, an evaluation toward the safety system of the primary cooling system by occupying the proper safety analysis method, is required to be carried out. So that, the performance level of the safety system can be figured out.
Fault tree analysis is frequently applied to deductively carry out the safety system evaluation by occupying the probabilistic assessment method PSA . To perform this PSA, the generic data is used because the data of components failure owned by an object of analysis, is not available in detail. The generic data used in the safety analysis does not describe the real probability of component failures. In addition, generic data is not applicable for old components because the old components reliability is really affected by the ageing process. But, when generic data is occupied on PSA then, it will increase the uncertainty value of the PSA result.
To solve this problem, another safety analysis method, called as Fuzzy Fault Tree Analysis FFTA Method, is proposed in this research. The basic event probability values generated from FFTA are then applied for calculating the probability of event using Event Tree Analysis ETA Method in order to obtain the probability of each event, with the result that, the obtained greatest value is 4.304 x 10 8 year. All scenario based on CDF and CDS are in the medium risk and low risk category, so it can be concluded that RSG GAS is safe to be operated.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Sarmita
"Pemeliharaan peralatan di reaktor nuklir merupakan bagian penting dari manajemen untuk menjaga keamanan operasi reaktor. Pemeliharaan Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy RSG-GAS saat ini mencakup kegiatan pemeliharaan rutin dan non-rutin. Dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan pemeliharaan tersebut, dilakukan penelitian berkenaan dengan kegiatan pemeliharaan yang hasilnya akan diguanakan sebagai masukan kepada menjemen pengoperasi reaktor.
Penelitian ini dilakukan pada sistem proses pendingin sekunder dengan menggunakan RCM untuk menentukan tugas pemeliharaan yang efektif. Kemudian perhitungan keandalan, laju kegagalan, dan MTBF juga dilakukan untuk mengetahui nilai keandalan komponen pada sistem proses pendinginan sekunder yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja kegiatan pemeliharaan.
Hasil dari penelitian ini mengusulkan perubahan dalam tindakan pemeliharaan saat ini setelah dilakukan analisis dengan menggunakan RCM dan nilai keandalan. Analisis RCM mengusulkan TD yang lebih rendah dari PM saat ini yaitu dari 74 menjadi 51 tindakan, dan juga tambahan 31 tindakan CD. Dari hasil analisis keandalan, komponen filter merupakan komponen yang nilai keandalannya lebih rendah dibanding komponen lain yaitu antara 41,10 - 46,81, dengan MTBF 880,85 - 1585,53 jam, lebih rendah dibanding interval waktu PM saat ini yaitu 2160 jam.

Maintenance of equipment in nuclear reactors is an important part of management to maintain the save operation of the reactor. Maintenance of G.A. Siwabessy Multipurpose Reactor RSG GAS currently includes routine and non routine maintenance activities. In order to improve the effectiveness of the maintenance activities, a research related to maintenance activities which result will be used as input to the reactor operation.
This study was conducted on a secondary cooling process system using RCM to determine the effectiveness of maintenance tasks. Then calculation of reliability, failure rate, and MTBF is also done to determine the value of component reliability in secondary cooling process system which can be used to measure performance of maintenance activity.
The results of this study suggest many changes in current maintenance task after analysis using RCM and reliability values. The RCM analysis proposes a lower TD than the current PM of 74 to 51 task, as well as an additional 31 CD task. From the results of reliability analysis, the filter component is a component whose reliability value is lower than other components that is between 41.10 46.81 , with MTBF 880.85 1585.53 hours, lower than the current PM time interval is 2160 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratih Luhuring Tyas
"Potensi bahaya reaktor riset lebih rendah dibandingkan reaktor daya. Namun sebahagian besar reaktor riset dibangun beberapa dekade lalu, dimana persyaratan desain belum sepenuhnya memenuhi persyaratan keselamatan sebagaimana halnya RSG-GAS yang sudah beroperasi selama 28 tahun dan berlokasi dekat dengan pemukiman penduduk. Sebagai masukan dari kecelakaan Fukushima perlu dilakukan pengkajian ulang analisis keselamatan RSG-GAS. Analisis keselamatan meliputi tahapan identifikasi potensi bahaya, mengkarakterisasi kejadian pemicu, menentukan probabilitas kegagalan dan mengukur konsekuensi.
Penelitian ini hanya terbatas pada sistem pendingin primer. Kegagalan sistem primer dapat menimbulkan kejadian terparah, yaitu melelehnya bahan bakar reaktor. Berdasarkan identifikasi dan analisis bahaya pada sistem pendingin primer dengan menggunakan metode HAZID (Hazard Identification) dan HAZOP (Hazard and Operability Analysis) didapatkan lima kejadian pemicu yaitu: kehilangan pendingin karena kebocoran pipa pendingin primer area setelah katup isolasi, kehilangan pendingin karena pecahnya casing pompa karena kegagalan impeller, kehilangan pendingin karena kebocoran alat penukar panas, kehilangan aliran pendingin karena kegagalan pompa primer kehilangan aliran pendingin karena kegagalan katup isolasi primer.
Setiap kejadian terdiri dari skenario sukses-gagal beberapa fungsi keselamatan yang tersedia, dan dihasilkan empat puluh delapan skenario dari ke lima kejadian yang ada. Menggunakan perangkat lunak Item ToolKit, disusun skenario kejadian terhadap sistem keselamatan yang tersedia menggunakan Metode Event Tree Analysis (ETA) dan didapatkan hasil probabilitas kejadian dengan nilai terbesar 5,12.10-6/tahun. Seluruh skenario berdasarkan CDF dan CDS, berada dalam kategori Medium Risk dan Low Risk, sehingga dapat dinyatakan bahwa reaktor aman untuk di operasikan.

The research reactor has lower hazard potential than the power reactor. However, most research reactor was built a few decades ago, when the design requirement was not completely fulfilled the safety requirement as well as the Reaktor Serba Guna G. A Siwabessy (RSG - GAS) that has been operating for 28 years and located close to the housing resident. Learning from Fukushima accident, it is necessary to assess the safety analysis of RSG - GAS. The safety analysis including the identification of potential hazard, characterization of the postulated initiating event, determination of failure probability, and measuring the frequency.
This paper will be focused on the primary cooling system. The worst effect, as a result of the failure of primary system, because of the fuel of the reactor melts. Based on identification and hazard analysis of the primary cooling system using HAZID (Hazard Identification) and HAZOP (Hazard and Operability Analysis) method, there are five initiating events : loss of coolant accident (LOCA) because the leakage of the primary coolant boundary beyond the isolation valves, LOCA because the rupture of a pump casing due to impeller failure, LOCA because heat exchanger leakage, loss of flow accident (LOFA) because the loss of primary pump, and LOFA because the inadvertent closure of the primary isolation valves.
Each event consists of success - fail scenario from several available safety function, and there are fourty eight scenarios obtained from five events available. By using Item ToolKit Software, the event scenario arranged towards safety system avalaible by Event Tree Analysis (ETA) method and the frequency of each event is obtained, i.e the maximum value of event of 5.12E-6/year. All scenario based on CDF and CDS are in Medium Risk and Low Risk, so that the reactor is safe to operated.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari Ramadania
"Petugas shift merupakan bagian dari pekerja kritis di Instalasi RSG-GAS. Sistem kerja shift dan tuntutan kerja yang kompleks di instalasi nuklir menyebabkan petugas shift rentan mengalami kelelahan kerja. Kelelahan kerja memiliki kontribusi terhadap penurunan performa kerja, penurunan konsentrasi, penurunan pemenuhan prosedur maupun penurunan kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kelelahan kerja petugas shift dan melakukan analisis terhadap faktor risiko yang berkontribusi pada kelelahan kerja petugas shift di RSG-GAS Tahun 2022. Desain penelitian adalah cross-sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat ukur lingkungan kerja, wawancara, dan telaah dokumen. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dan inferensial dengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan seluruh petugas shift mengalami kelelahan dengan tingkat kelelahan ringan sebesar 31,25%, kelelahan sedang sebesar 64,58%, dan kelelahan berat sebesar 4,17%. Faktor risiko kelelahan kerja adalah status Gizi yang diukur dengan indeks massa tubuh, kualitas tidur, beban kerja, dan desain tugas. Faktor risiko kelelahan umum adalah indeks massa tubuh, kualitas tidur, kuantitas tidur, konsumsi kafein, beban kerja, dan desain tugas. Faktor risiko kelelahan fisik adalah usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, masa kerja, posisi kerja, beban kerja, desain tugas, dan tekanan udara negatif. Faktor risiko pelemahan aktivitas adalah kepuasan kerja. Faktor risiko pelemahan motivasi adalah kualitas tidur, kuantitas tidur, desain tugas dan shift malam. Faktor risiko kelelahan mental adalah kualitas tidur, beban kerja, desain tugas, pencahayaan, dan tekanan udara negatif. Rekomendasi pengendalian melibatkan manajemen dan petugas shift dengan mengembangkan program manajemen kelelahan kerja sesuai kondisi di Instalasi Nuklir.

Shift workers are part of critical workers at the RSG GAS Installation. The shift work system and complex work demands in nuclear installations cause shift workers to be prone to work fatigue. Work fatigue has contributed to decreased work performance, decreased concentration, decreased in procedure compliance, and reduced alertness. This study aims to evaluate the level of work fatigue of shift workers and analyze the risk factors that contribute to the work fatigue of shift workers at RSG-GAS in 2022. This research is a quantitative descriptive study with a cross-sectional design. The instruments used in this research are questionnaires, measuring tools for the environment, interviews, and documents. The method of analysis in this research is descriptive and inferential analysis with a correlation test. The results showed that all shift workers experienced fatigue with mild fatigue level of 31,25%, moderate fatigue of 64,58%, and severe fatigue of 4,17%. The risk factors for work fatigue (total score) are nutritional status as measured by body mass index, sleep quality, workload and task design. The risk factors for general fatigue are body mass index, sleep quality, sleep quantity, caffeine consumption, workload, and task design. The risk factors for physical fatigue are age, sleep quality, sleep quantity, years of service, job role, workload, task design, and negative air pressure. The risk factor for reduced activity is job satisfaction. The risk factors for reduced motivation are sleep quality, sleep quantity, task design, and night shift. The risk factors for mental fatigue are sleep quality, workload, task design, lighting, and negative air pressure. Control recommendations involve management and shift worker by developing a work fatigue management program according to the conditions at the Nuclear Installation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klir, George J.
New York: Prentice-Hall, 1988
511.32 KLI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Haposan Yoga Pradika
"
Net Zero Emission sudah menjadi hal yang penting bagi setiap negara, salah satu yang dilakukan adalah dengan cara melakukan efisiensi energi. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA) pada September 2022 menyebutkan bahwa efisiensi energi dan elektrifikasi adalah prioritas utama bagi Negara Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Indonesia mengungkapkan bahwa peningkatan efisiensi energi harus menjadi prioritas dan menetapkan target penurunan konsumsi energi final sebesar 17% dibandingkan business as usual pada 2025. Saat ini, lebih dari 50% konsumsi energi pada gedung diperuntukan untuk sistem pendinginan (Chiller Plant). Sehingga efisiensi energi dalam sistem pendinginan sangat potensial untuk membantu menekan Net Zero Emission dan mendukung SDG. Maka dari itu dalam penelitian ini diajukan beberapa Framework Sistem Optimisasi Kinerja Sistem Pendingin Berbasis Multi Stack LSTM dan Deep Learning Neural Network. Hasil variabel prediksi keluaran dari Framework yang dikembangkan antara lain chilled water supply temperature, chilled water flow, condenser water supply temperature, condenser water flow dan cooling tower frequency. Hasil dari framework tersebut kemudian dilakukan uji simulasi dengan menggunakan model chiller plant. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa framework terbaik yakni dengan menggunakan model Framework tipe 1. Framework 1 merupakan model paralel antara Multi Stack LSTM untuk Wet Bulb Temperature (Twb) dan kinerja yang kemudian diserikan dengan Deep Learning Neural Network Multi Output untuk mendapatkan variabel keluaran parameter setting. Hasil pengujian menunjukkan metriks evaluasi MAE, MSE, RMSE secara berurutan adalah 0.8079, 0.6527, 0.8079 dan dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 10.72%.

Net Zero Emission has become important for every country, one way to do this is by implementing energy efficiency. In a report released by the International Energy Agency (IEA) in September 2022, it was stated that energy efficiency and electrification are the main priorities for Indonesia in achieving Net Zero Emissions. The Directorate General of New, Renewable Energy and Energy Conservation Indonesia stated that increasing energy efficiency must be a priority and set a target of reducing final energy consumption by 17% compared to business as usual in 2025. Currently, more than 50% of energy consumption in buildings is intended for cooling systems (chillers plants). So energy efficiency in cooling systems has great potential to help reduce Net Zero Emissions and support the SDGs. Therefore, in this research, several Frameworks for Optimization Control System for Chiller Plant Based on Multi Stack LSTM and Deep Learning Neural Network are proposed. The output prediction variables from the developed Framework are chilled water supply temperature, chilled water flow, condenser water supply temperature, condenser water flow and cooling tower frequency. The results of the framework are then carried out in simulation test using a chiller plant model. From the test results, it was found that the best framework is using the Framework type 1. Framework 1 is a parallel model between Multi Stack LSTM for Wet Bulb Temperature (Twb) and performance which is then serialized with Deep Learning Neural Network Multi Output to obtain the parameter setting output variables. The test results show that the evaluation metrics MAE, MSE, RMSE are 0.8079, 0.6527, 0.8079 respectively and can reduce energy consumption by 10.72%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrullah Farad Sunaryo
"Menara pendingin merupakan satu dari komponen sistem pengkondisian udara yang berperan dalam menjaga suhu yang diinginkan untuk mendapatkan efisiensi yang ingin dicapai.Menara pendingin didefiniskan sebagai alat penukar kalor untuk mendinginkan air dari mesin pendingin melalui kondenser dengan dikontakkan secara langsung dengan air atau udara mengunakan kipas besar. Air dalam sirkulasi menara pendingin sistem tertutup berperan sangat penting sebagai media penukar kalor. Kualitas air yang kurang baik dan penanganan terhadap kualitas air yang kurang tepat dapat menyebabkan korosi dan pengendapan kerak. Korosi dapat merusak material logam dari menara pendingin yang akan menganggu efektivitas perpindahan panas pada pipa. Kerak dapat menghambat proses perpindahan kalor dan akan menyebabkan kenaikan pada konsumsi energi. Salah satu pencegahan terhadap korosi dan kerak ialah melalui ozonasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan ozon terhada korosi dan presipitasi kerak melalui indikator Langelier Saturation Index LSI, maksimum konsentrasi dari sirkulasi air tanpa ozon dan menggunakan ozon melalui indikator Practical Ozone Scaling Index (POSI), dan kualitas air melalui Total Dissolve Solid (TDS), Electric Conductivity (EC), dan pH dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menginjeksikan ozon pada basin dan melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air dengan metode AAS, Titrimetri, dan Gravimetri. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa air sirkulasi menara pendingin tanpa ozon cenderung korosif karena nilai LSI turun dari -5,56 menjadi -6,43 dan air sirkulasi menggunakan ozon dapat menahan laju korosi karena nilai LSI naik dari -6,43 menjadi -5,47. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena konsentrasi maksimal dari air tersebut turun dari 1,47 menjadi 1,45 dan air sirkulasi menggunakan ozon mampu menaikkan konsentrasi maksimal dari 1,45 menjadi 1,56. Air sirkulasi tanpa ozon kurang baik karena cenderung mengalami kenaikan nilai TDS dan EC dan air sirkulasi menggunakan ozon cenderung mengalami penurunan pada nilai TDS dan EC. Baik dari air sirkulasi tanpa ozon dan menggunakan ozon, tidak terlalu mempengaruhi pH.

The cooling tower is one of the components of the air conditioning system that plays a role in maintaining the desired temperature to get the efficiency. A cooling tower is defined as a heat exchanger to cool water from a cooling machine through a condenser by direct contact with water or air using a large fan. Water in a closed system cooling tower circulation plays a very important role as a heat exchanger. Poor water quality and improper handling of water quality can cause corrosion and deposition of scale. Corrosion can damage metal material from the cooling tower which will disrupt the effectiveness of heat transfer in the pipe. Crust can inhibit the process of heat transfer and will cause an increase in energy consumption. One of the prevention against corrosion and scale is through ozonation. The purpose of this study was to determine the effect of ozone use on corrosion and crustal precipitation through the Langelier Saturation Index (LSI) indicator, the maximum concentration of circulating water with/without ozone and through the Practical Ozone Scaling Index (POSI) indicator, and water quality through Total Dissolve Solid (TDS) , Electric Conductivity (EC), and the pH of circulating water with/without ozone. The method used in this research is by injecting ozone on basin and conducting laboratory tests on water quality by the AAS, Titrimetry and Gravimetric methods. The results obtained from this study indicate that the cooling tower circulation water without ozone tends to be corrosive because the LSI value drops from -5.56 to -6.43 and that circulating water using ozone can withstand the corrosion rate because the LSI value rises from -6.43 to - 5,47. Circulating water without ozone is not good because the maximum concentration of the water drops from 1.47 to 1.45 and circulating water using ozone can increase the maximum concentration from 1.45 to 1.56. Circulating water without ozone is not good because it tends to increase in TDS and EC values and circulating water using ozone tends to decrease in TDS and EC values. Both of the circulation water without ozone and using ozone, does not greatly affect the pH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Hermawan
"Diketahui bahwa mengendalikan gerakan mundur suatu truk-trailer sampai suatu posisi tertentu merupakan hal yang sulit untuk setiap orang umum, kecuali supir truk ahli yang telah berpengalaman. Hal ini dikarenakan dinamika truk-trailer yang nonlinear dan tidak stabil. Dalam tugas skripsi ini akan dibahas perancangan pengendali fuzzy dengan model sistem fuzzy yang diterapkan pads truk-trailer tersebut dalam mengendalikan truk-trailer tersebut ke posisi yang diinginkan secara mundur.
Telah banyak makalah yang membahas pengendalian gerak mundur truk-trailer, tetapi dalam pembahasannya masih mengunakan model sistem dinamika nonlinear. Secara praktis, seorang ahli umumnya mengambarkan suatu proses dengan mengunakan bahasa manusia, sehingga dapat digabungkan menjadi model proses tersebut yang disebut model sistem fuzzy.
Dalarn skripsi ini model dinamika truk-trailer dirnodelkan dengan model sistem fuzzy yang digunakan untuk perancangan pengendali umpan batik berupa pengendali fuzzy yang menerapkan sistem fuzzy TSK (Takagi-Sugeno-Kang). Untuk menunjukkan kemampuan sistem pengendali fuzzy di atas dalam mengendalikan truk-trailer tersebut, dilakukan simulasi dengan menggunakan aplikasi MATLAB 5.3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Firman
"Terdapat berbagai macam metode untuk meningkatkan stabilitas system tenaga listrik. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pengereman dinamis (dynamic braking). Selain menggunakan braking resistor saja, system braking dapat juga melibatkan reaktor dan kapasitor untuk meningkatkan unjuk kerja pengereman. Setelah terjadi gangguan yang besar, setiap generator sinkron yang terhubung dengan sistem tenaga listrik mengalami perbedaan antara masukan daya mekanis dan keluaran daya elektris yang dapat membawa system menuju ketidakstabilan.
Skripsi ini membahas tentang penggunaan pengendali logika fuzzy untuk koordinasi pensaklaran braking resistor, reaktor, dan kapasitor pada perbaikan stabilitas peralihan sistem tenaga listrik.
Setelah terjadinya gangguan, variabel kecepatan rotor dari generator akan diukur dan sudut penyalaan untuk saklar thyristor ditentukan dari keluaran crisp pengendali logika fuzzy. Dengan mengendalikan sudut penyalaan untuk masing-masing komponen, koordinasi dari braking resistor, reaktor, dan kapasitor dapat mengendalikan daya percepatan dan perlambatan pada generator dan kemudian meningkatkan stabilitas peralihan.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan gangguan tiga fasa ke tanah pada saluran transmisi paralel. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengendalian dengan logika fuzzy untuk koordinasi pensaklaran braking resistor, reaktor dan kapasitor dapat memberikan metode yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan kestabilan sistem tenaga listrik.

There are several method to improve the power system stability. One of the method that can be used is dynamic braking. Beside of braking resistor only, the braking system can also involve reactor anda capacitor to enchance the braking performace. Following a major disturbance, each synchronous generator connected to a power system experiences a net difference between its mechanical power input and electrical power output which leads to instability of the system.
This paper deals with the implementation of fuzzy logic controller for switching coordination of braking resistor, reactor, and capacitor in power system transient stability improvement.
Following a fault, variable rotor speed of the generator is measured and the firing-angle for the thyristor switch is determined from the crispy output of the fuzzy controller. By controlling the firing-angle for each component, the coordination of braking resistor, reactor, and capacitor can control the accelerating and decelerating power in generator and thus improves the transient stability.
The simulations is doing by considering Three-phase-to-ground fault in the parallel transmission lines. Simulation results clearly indicate that the proposed fuzzy control strategy provides a simple and effective method of transient stability enhancement of synchronous power system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40561
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>