Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadila Paramitha
"Tesis ini membahas perancangan strategi pengembangan industri batik di Kota Pekalongan dengan basis kompetensi inti. Pemilihan kompetensi inti batik di Kota Pekalongan berdasarkan dari tiga jenis alternatif industri batik yaitu batik tulis, batik cap, dan batik printing. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan kompetensi inti industri di Kota Pekalongan didapatkan yaitu jenis industri batik tulis, yang telah diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP . Implementasi strategi pengembangan kompetensi inti untuk industri batik tulis di Kota Pekalongan dibuat berdasarkan tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Pada tahap awal dilakukan pada 2019-202, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tahapan pengembangan awal. Pengembangan yang dilakukan terdiri dari pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan terhadap teknologi. Pada tahap inti dilakukan pada 2020-2022, strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah perluasan area pemasaran batik, pengembangan media informasi batik Pekalongan, dan pembuatan perkumpulan asosiasi batik atau kampung batik. Pada tahap akhir dilakukan pada 2019-2023, strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah membuat pergerakan penjualan online, peningkatan pengembangan bahan baku dan hasil olahan batik, dan pendampingan usaha dari pihak pemerintah.

This thesis discusses the design of batik industry development strategy in Pekalongan City with core competency base. The selection of batik core competencies in Pekalongan City is based on three types of batik industry alternatives namely batik ldquo tulis rdquo , batik ldquo cap rdquo , and batik printing. This research is a qualitative research with descriptive design. The result of the research concludes the core competence of the industry in Pekalongan City is the type of batik industry, which has been obtained from the calculation with Analytical Hierarchy Process AHP method. the implementation of core competency development strategy for batik industry in Pekalongan City is made based on three stages namely the initial stage, the core stage, and the final stage.
In the early stages carried out in 2019 202, the activities undertaken at this stage is to conduct the initial development stage. The development consists of human resource development and technology development. At the core stage conducted in 2020 2022, the strategy undertaken at this stage is the expansion of batik marketing area, the development of information media Pekalongan batik, and making associations of batik or batik village. In the final stage done in 2019 2023, the development strategy that can be done is to make online sales movement, increase the development of raw materials and processed batik, and business assistance from the government.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nurul Karima
"Batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang telah diakui dunia melalui UNESCO pada tahun 2009. Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat terkenal sebagai kota batik. Penelitian ini mengkaji tentang pola wilayah industri batik di Kota Pekalongan dengan mengkaitkan variabel jumlah industri batik dengan variabel asal bahan baku, jumlah tenaga kerja, tipe industri batik, volume produksi, dan jenis produk serta jangkauan distribusi produk. Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 546 industri batik dan sampel yang digunakan sebanyak 82 industri batik. Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik pengambilan Proporsional Area Random Sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Wilayah industri batik berada di bagian barat, barat daya, tengah, dan timur laut Kota Pekalongan. Mayoritas industri batik di Kota Pekalongan memiliki jumlah tenaga kerja rendah (< 25 orang) dan volume produksi rendah (< 1000 kodi/tahun). Wilayah industri batik yang didominasi oleh tipe pengusaha industri batik (membeli bahan baku sendiri) mayoritas berada di bagian tengah Kota Pekalongan dan berorientasi pada bahan baku sekaligus pusat kota yang identik dengan pusat kegiatan ekonomi. Sedangkan wilayah industri batik yang didominasi buruh batik (bahan baku diperoleh dari pemesan) sebagian besar terdapat di bagian barat dan barat daya Kota Pekalongan berorientasi pada tenaga kerja. Di Kota Pekalongan, jumlah tenaga kerja industri batik tidak berbanding lurus dengan volume produksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Ulumuddin
"Dengan mengkaji tentang reproduksi batik sebagai cultural goods, studi ini ingin menjelaskan komodifikasi yang dilakukan tokoh batik dengan dukungan media, dan sarana yang ada untuk menghasilkan produk batik dalam ranah industri budaya. Studi ini dilakukan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Industri budaya dalam penelitian ini dikaji dari beberapa hal, yaitu batik sebagai cultural goods, industri dan komodifikasi batik. Melalui pendekatan kualitatif, pertama reproduksi batik sebagai cultural goods terlihat bahwa telah terjadi transformasi terhadap makna, nilai, dan simbol yang ada dalam produk batik, termasuk dalam praktik pembatikannya, di sini terjadi perubahan dari use value menjadi exchange value. Selanjutnya industri dan komodifikasi batik menunjukkan bahwa kemampuan aktor yang terlibat dalam dunia batik dalam memanfaatkan media, dan sarana yang ada bukan saja menghasilkan produk batik yang sesuai selera pasar, tapi menimbulkan stratifikasi baru yang mewujud dalam batik yang uniqueness, bahkan muncul batik high culture dalam bentuk baru yang bukan dipakai oleh Sultan atau bangsawan, tapi lebih pada kelas tertentu yang orientasi produk nya adalah nilai tukar yang memiliki keuntungan. Secara teoritis, studi ini menunjukkan bahwa kerangka industri budaya mampu melihat secara kritis mengenai fenomena reproduksi batik yang berlangsung di Kota Pekalongan, hal ini mampu menjadi landasan penting dalam memahami permasalahan sebenarnya mengenai industri budaya batik yang sedang berlangsung.

By reviewing batik reproduction as cultural goods, this study wants to explain the commodification that has been done by batik figures to produce batik in the realm of cultural industry with the support from media and existing facilities. This study was conducted in Pekalongan, Central Java. Cultural industry of batik is examined from batik as cultural goods and an industry to batik commodification. Through a qualitative approach, the reproduction of batik as cultural goods has been experiencing a transformation of meaning, value, and symbols that exist in batik products including its processing practice. It has occurred a changing value from use value to exchange value. Furthermore, the industry and the commodification of batik shows that the ability of the actors involved in the world of batik to use media and existing facilities is not only produce market-tasted batik products but also create a new stratification embodied in batik uniqueness and emerge in the form of high culture batik. It is not used by the Sultan or the nobility but rather used by a specific class whom products orientation is the profit exchange value. Theoretically, this study shows that the cultural industry framework is able to look critically about batik reproduction phenomenon which takes place in Pekalongan. It provides an important foundation to understand the real issues of cultural industry of batik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mukhlisina Ramadhan
"Terkenalnya Kota Pekalongan sebagai “The World City of Batik” membawa konsekuensi meningkatnya permintaan pasar yang mendorong peningkatan produksi. Hal tersebut menyebabkan masalah pencemaran lingkungan hingga sekarang akibat limbah hasil produksi industri batik yang dibuang sembarangan tanpa melalui tahap pengelolaan atau penetralisiran limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Usaha pemerintah memberikan sosialisasi, pembuatan regulasi, dan membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah Komunal (IPAL) ternyata belum dapat menyelesaikan masalah pencemaran limbah batik. Pengetahuan dan perilaku aktor industri batik menjadi salah satu penyebab pencemaran limbah batik. Tulisan ini menggunakan teori rational choice (Bennet, 1980) dan ecological tragedy (Henley, 2008) serta metode etnografi untuk melihat bagaimana pengetahuan dan perilaku ekologi aktor usaha batik mikro, kecil, dan menengah terkait limbah “batik” di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Kesimpulan dari tulisan ini adalah pengetahuan dan perilaku aktor industri tersebut belum dapat mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik karena pengetahuan mereka yang minim atau tidak tahu sama sekali, memiliki pengetahuan namun memilih tidak melakukan pengelolaan limbah, dan memiliki kemauan atau keinginan untuk mengelola limbah namun kemampuan mereka terbatas.

Pekalongan City known as "The World City of Batik" has led to an increase in market demand, which has led to an increase in production. This has caused environmental pollution problems until now due to the waste produced by the batik industry which is disposed of carelessly without going through the waste management or neutralization stage first before being discharged into the river. Government efforts to provide socialization, make regulations, and build a Communal Wastewater Disposal Installation (IPAL) have not been able to solve the problem of batik waste pollution. The knowledge and behavior of batik industry actors is one of the causes of batik waste pollution. This paper uses rational choice theory (Bennet, 1980) and ecological tragedy (Henley, 2008) as well as ethnographic methods to see how the ecological knowledge and behavior of micro, small and medium batik business actors related to "batik" waste in Jenggot Village, South Pekalongan Subistrict, Pekalongan City, Central Java, Indonesia. The conclusion of this paper is that the knowledge and behavior of these industry actors have not been able to support better waste management because they have minimal knowledge or do not know at all, have knowledge but choose not to carry out waste management, and have the willingness or desire to manage waste but their abilities are limited."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kawasan industri batik di Kelurahan Pasirsari menghasilkan limbah cair yang dibuang ke lingkungan tanpa diolah lebih dulu sehingga dapat mengkontaminasi sumur gali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air sumur gali (kadar nitrit dan kadar nitrat) pada radius rawan cemar industri batik (95 meter) di kelurahan Pasirsari kecamatan Pekalongan Barat, kota Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan metode survei dan pendekatan cross-sectional dengan analisis deskriptif. Populasi sebanyak 50 sumur gali yaitu seluruh sumur gali di kelurahan Pasirsari dengan inspeksi sanitasi menyimpang rendah dan kedalaman <= 15 m. Sampel yang diambil sejumlah 33 sumur gali. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rollmeter, lembar inspeksi sanitasi sumur gali, dan alat dan bahan pemeriksaan kadar nitrat dan nitritnya melebihi kadar maksimum, kesemuanya berada dalam radius 30 m dari saluran pembuangan air limbah industri batik.
"
JUKEKOI 7 : 2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 13 (1-4) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Wisnu Yohanes
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Wahyu Pratama
"Pelaksanaan yang cepat dan kebutuhan mendesak akan infrastruktur merupakan alasan utama mengapa banyak proyek di Kawasan Inti Pemerintahan menggunakan metode design and build untuk konstruksi di ibu kota baru, Nusantara. Namun, keterlambatan sering terjadi selama tahap implementasi. Tesis ini menyelidiki faktor-faktor risiko yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek-proyek design and build. Variabel-variabel yang relevan dikumpulkan dari data sekunder dan studi literatur, kemudian divalidasi oleh para ahli, dan kuesioner didistribusikan kepada responden. Variabel-variabel tersebut selanjutnya dievaluasi menggunakan analisis risiko kualitatif. Dari 100 faktor risiko yang disurvei, 16 diidentifikasi sebagai yang paling kritis: (X5) (X6) perkiraan biaya yang tidak akurat selama fase perencanaan, (X8) Urban Plan berubah, (X9) (X47) investigasi situs yang tidak memadai atau kondisi tanah dan permukaan yang tidak terduga, (X26) kelayakan finansial kontraktor, (X54) (X56) keterlambatan pengiriman peralatan dan bahan konstruksi, (X55) (X75) akses situs yang sulit atau terbatas termasuk faktor cuaca, (X57) (X59) kelangkaan tenaga kerja dan bahan konstruksi, (X61) (X63) perubahan desain atau lingkup pekerjaan selama pelaksanaan atas permintaan pemilik, (X62) kompleksitas dan ukuran proyek yang besar, dan (X70) lahan yang belum bebas.

The rapid execution time and the immediate necessity of the infrastructure are the reasons why many projects in the Core Governmental Area utilize the design and build method for construction in the new capital city, Nusantara. However, delays frequently occur during implementation. This thesis explores the risk factors affecting the project execution time of design and build projects. Variables were compiled from secondary data and literature studies, validated by experts, and questionnaires were distributed to respondents. These were then evaluated using qualitative risk analysis. From the 100 risk factors surveyed, 16 were identified as the most critical: (X5) (X6) inaccurate cost estimation during the planning phase, (X8) changes in urban planning, (X9) (X47) inadequate site investigation/unexpected ground/surface conditions, (X26) financial feasibility of the contractor, (X54) (X56) delayed delivery of construction equipment and materials, (X55) (X75) difficult/limited site access including weather-related factors, (X57) (X59) scarcity of labor and construction materials, (X61) (X63) design or scope changes during implementation at the owner's request, (X62) complexity and large project size, and (X70) unacquired land."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajriyanto Y. Thohari
"Bab ini berisi tujuan dan permasalahan penelitian serta latar belakang mengapa masalah tersebut secara akademis relevan dan signifikan untuk diteliti. Juga dikemukakan metode atau prosedur penelitian yang digunakan, dan kajian pustaka atau penelitian-penelitian terdahulu.
Tesis ini memusatkan perhatiannya mengenai bertahannya industri kerajinan batik tradisional. Dalam hal ini terutama untuk memperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif mengenai bagaimana strategi atau upaya bertahannya industri kerajinan batik di desa Simbang Kulon, Pekalongan. Pembahasan akan berpusat pada beberapa aspek, yaltu siapakah dan bagaimanakah profil pengusaha industri kerajinan batik, bagaimana pola dan proses sosialisasi kepengusahaan dilakukan, bagaimana pola pewarisan, bagaimana mereka membina jaringan usaha dan bagaimana usaha lain yang dilakukannya sehingga industri kerajinan batik tradisional itu mampu bertahan.
I.1 Tujuan Penelitian
Tesis ini memusatkan perhatiannya mengenai bagaimana industri kerajinan batik tradisional bertahan untuk tetap survive. Dalam hal ini studi yang dilakukan terutama untuk memperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif mengenai proses bertahannya industri kerajinan batik dengan mengambil kasus pada industri kerajinan batik tradisional di desa Simbang Kulon, Pekalongan. Untuk sampai pada tujuan tersebut maka studi ini difokuskan pada usaha untuk mendapatkan penjelasan mengenai (1) siapakah dan bagaimanakah profil pengusaha batik, serta (2) aspek-aspek yang berkaitan dengan proses sosialisasi, (3) regenerasi (kaderisasi) dan alih peran, (4) pola pewarisan, dan (5) pola-pola hubungan dengan sesama pengusaha dan para pedagang.
Fokus studi semacam ini dipandang sebagai kasus yang diharapkan dapat menjelaskan fenomena kemampuan bertahan industri kerajinan tradisional yang terjadi di tempat lain dan pada jenis usaha kerajinan tradisional yang lain. Dengan Demikian signifikansi penelitian ini terletak pada sumbangsih akademis (=teoritis) yang akan dan dapat diberikan berupa sebuah model penjelasan mengenai bertahannya industri kerajinan tradisional dalam suatu perubahan struktur ekonomi di negara berkembang semacam Indonesia?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Abdul Basir
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi strategis dari klaster industri canting cap di Kota Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha mikro kecil dan menengah canting cap di Kota Pekalongan. Untuk menentukan posisi startegis klaster canitng cap digunakan analisis SWOT dan analisis General Elektrik (GE). Hasil penelitian menunjukkan posisi klaster industri canting cap mempunya daya tarik dan kekuatan persaingan yang menengah, sehingga strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha canting cap adalah mengidentifikasi faktor pertumbuhan, spesialisasi, dan melakukan investasi yang selektif. "
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
330 JOMUT 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>