Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41269 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firda Nur Ardiana
"ABSTRAK
Pernikahan dini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, namun juga aspek psikologis, sosial, ekonomi, maupun kependudukan. Pernikahan dini dapat dicegah melalui upaya penyiapan kehidupan berkeluarga sejak masa remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rencana kehidupan berkeluarga oleh remaja di Pondok Pesantren Al-Mubaarok Manggisan, Kabupaten Wonosobo tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure RAP . Pengumpulan data dilakukan dengan Focus Group Discussion FGD kepada 24 santri Ponpes Al-Mubaarok dan wawancara mendalam kepada pengasuh Ponpes Al-Mubaarok, Dinas PPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, dan KUA Kecamatan Mojotengah. Hasil penelitian menunjukkan hanya sebagian kecil remaja Ponpes Al-Mubaarok yang memiliki rencana kehidupan berkeluarga yang baik. Hampir semua remaja ingin menikah pada usia yang ideal dan ingin jarak antar anaknya lebih dari 2 tahun. Akan tetapi, masih banyak remaja yang ingin mempunyai anak lebih dari 2 dan tidak ingin menggunakan KB di masa depan. Rencana tersebut dipengaruhi pengalaman, pengetahuan, keterpaparan informasi, budaya, kebijakan pondok pesantren, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku remaja. Dari penelitian ini, diharapkan adanya kerja sama dari berbagai pihak, khususnya Pengasuh Ponpes Al-Mubaarok, untuk memberikan informasi terkait penyiapan kehidupan berkeluarga secara lengkap, baik dari sisi agama, kesehatan, maupun sosial.

ABSTRACT
Early marriage affects health, but also psychological, social, economic, and demographic. Early marriage can be prevented by preparing family life since adolescence. The purpose of this research is to know the description of adolescent plan in family life at Al Mubaarok Islamic Boarding School Manggisan, Wonosobo Regency 2018. The study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure RAP design. Data collection was done by Focus Group Discussion FGD to 24 Ponpes Al Mubaarok rsquo s adolescents and in depth interview to the caretaker of Ponpes Al Mubaarok, Dinas PPKBPPPA Wonosobo and KUA Mojotengah. The results showed that Al Mubaarok boarders have poor family life plans. Almost all teenagers want to get married at the ideal age and want the distance between children over 2 years. However, there are still many teenagers who want to have more than 2 children and do not want to use family planning in the future. The plan is influenced by experience, knowledge, information exposure, culture, boarding school policy, attitude, subjective norm, and perceived behavioral control. From this research, it is expected that the cooperation of various parties, especially the caretaker of Ponpes Al Mubaarok, to provide information related to the preparation of family life from religion, health, and social aspect."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizatul Hamidiyah
"Tingginya angka pernikahan dini di Indonesia linier dengan banyaknya pernikahan dini yang terjadi di kalangan santri putri di Pondok Pesantren. Beberapa riset menunjukkan bahwa santri putri belum memiliki rencana kehidupan keluarga yang baik (belum tahu usia aman menikah, berencana memiliki anak lebih dari dua, belum mengetahui jarak kehamilan yang aman dan tidak berencana menggunakan alat kontrasepsi). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model peer education dalam intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren (usia pertama menikah, jumlah anak, jarak kehamilan dan keluarga berencana). Penelitian dilakukan menggunakan mixed method study dengan jenis exploratory sequential design. Tahap pertama penelitian dilakukan studi kualitatif untuk menyusun modul dan buku sebagai pengembangan model pada segi content. Tahap kedua dilakukan studi kuantitatif dengan desain quasi experiment with pre-post test control group design untuk menguji efek model peer education menggunakan modul yang telah disusun dalam penelitian tahap pertama sebagai pengembangan model pada segi delivery. Penelitian dilakukan di tiga jenis pondok pesantren di Jawa Timur yaitu pondok pesantren salafiah (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), pondok pesantren modern (Pondok Pesantren Al-Amien Sumenep Madura), dan pondok pesantren bentuk lainnya (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo). Waktu penelitian Desember 2022 sampai Oktober 2023. Sampel penelitian adalah santri putri berusia 15-24 tahun, telah mondok lebih dari satu tahun, dalam keadaan sehat dan selama di pesantren belum pernah mengikuti program edukasi kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga. Besar sampel sebanyak 612 responden, dengan 204 responden di setiap jenis pesantren. Pada masing-masing jenis pesantren terdapat tiga kelompok intervensi (konvensional, peer education ustadzah muda, peer education rekan seasrama) dan satu kelompok kontrol sehingga pada setiap kelompok terdapat 153 responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Generalized Linier Model Repeated Measure. Hasil penelitian menunjukkan peer education memiliki efek dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren. Peer education rekan seasrama dan peer education ustadzah muda memiliki efek setara dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga di pondok pesantren salafiah dan modern. Sedangkan peer education rekan seasrama lebih memiliki efek dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren bentuk lain.

The high number of early marriages in Indonesia is related to the large number of early marriages that occur among female santri at Islamic boarding schools. Several studies show that female santri do not have a good family life plan (don't know the safe age for marriage, plan to have more than two children, don't know the safe space between pregnancies and don't plan to use contraception). The aim of this research was to develop a peer education model in the preparation of female santri' family life intentions in Islamic boarding schools (age at first marriage, number of children, pregnancy spacing and family planning). The research was conducted using a mixed method study with an exploratory sequential design. The first stage of the research was a qualitative study to develop modules and books as a model development in terms of content. In the second stage, a quantitative study was carried out with a quasi experimental design with pre-post test control group design to test the effect of peer education model using the modules that had been prepared in the first stage of research as model development in terms of delivery. The research was conducted in three types of Islamic boarding schools in East Java, namely Salafiah Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), modern Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Al-Amien Sumenep Madura), and other forms of Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo). The research period was December 2022 to October 2023. The research sample was female santri aged 15-24 years, have been boarding for more than one year, in good health and while at the Islamic boarding school have never participated in reproductive health education programs and preparation for family life. The sample size was 612 respondents, with 204 respondents in each type of Islamic boarding school. In each type of Islamic boarding school there were three intervention groups (conventional, young ustadzah peer education, dorm mates peer education) and one control group so that in each group there are 153 respondents. Data analysis was carried out using the Generalized Linear Model Repeated Measure statistical test. The results of the research show that peer education has an effect in increasing the intention to prepare female santri for family life in Islamic boarding schools. Peer education from dorm mates and peer education from young ustadzahs have the same effect in increasing intentions to prepare for family life in salafiah and modern Islamic boarding schools. Meanwhile, peer education from dorm mates has more of an effect in increasing the intention to prepare female santri for family life in other forms of Islamic boarding schools. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Arifianti Wisnuputri
"Pondok pesantren merupakan lingkungan padat penduduk dimana kebersihan perseorangan masih kurang diutamakan. Kondisi demikian memudahkan virus, bakteri maupun vektor untuk berpindah dari satu orang ke orang lain, termasuk skabies yang dampaknya sangat memengaruhi individu penderita dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran kebersihan perseorangan terhadap kejadian skabies di sebuah pondok pesantren tahun 2018 dengan menggunakan desain studi cross sectional. Uji statistik yang dilakukan adalah uji chi-square serta uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76,8% santri di sebuah pondok pesantren di daerah Pondok Aren menderita skabies pada saat penelitian ini dilakukan. Diketahui pula bahwa kebersihan perseorangan, jenis kelamin dan jenjang pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian skabies. Sedangkan, tidak terdapat hubungan yang signifikan  antara pengetahuan terkait skabies dan sanitasi kamar tidur dengan kejadian skabies. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan variabel yang paling memengaruhi hubungan antara kebersihan perseorangan dengan kejadian skabies di pondok pesantren tersebut.

Islamic boarding school is a densely populated environment where personal hygiene is not preferred. Such conditions facilitate viruses, bacteria and vectors to move from one person to another easily, including scabies which impacts can greatly affect the patient in carrying out their daily activities. This study aims to explain the role of personal hygiene on the scabies incidence in an islamic boarding school in 2018 by using a cross sectional design study. Statistical test used in this study is chi-square and multiple logistic regression. The result showed that 76.8% of students at the boarding school suffered from scabies at the time this study was conducted. The results also indicate that individual hygiene, sex and educational levels have a significant relationship to the incidence of scabies. Meanwhile, insignificant relationship found between knowledge related to scabies and sanitation of the bedroom with the incidence of scabies. Multivariate test results showed that sex is the variable that most affect the relationship between personal hygiene with the scabies incidence in this islamic boarding school."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timur Purbowati
"Keberagaman pemahaman santri putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada pondok pesantren tradisional diakibatkan keterbatasan sarana penunjang serta kurangnya dukungan pihak luar pesantren terkait persoalan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pengetahuan santri putri pondok pesantren tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, minat para santri terhadap kegiatan ekstrakulikuler, media informasi dan pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Accessment Procedure RAP dengan pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam pada santri putri dan guru.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan pemahaman santri putri pondok pesantren sangat beragam mengenai kesehatan reproduksi, sehingga ada baiknya dilakukan kerjasama lintas sektoral antara Kemendiknas, Kemenkes dan Kemenag agar dibuatkan satu kurikulum di dalamnya mencakup unsur mengenai kesehatan reproduksi yang dapat diterapkan pada pondok pesantren tradisional dan juga modern sehingga diharapkan para santri dapat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih seragam.

Variety understanding of female santri on reproductive health especially at traditional boarding school caused by limited of supporting facilities and lack of support from outside party of boarding school related to reproductive health problem. Objective of this research is to knowing description about knowledge of female santris Islamic boarding school about reproductive health in Regency Tangerang Year 2017 which relate with curriculum education that applied, teaching metodhe which conducted by teacher, interest of the student against extraculiculler activity, information media and personal experience that related with adolescent reproductive health.
This research is using qualitative approach with Rapid Accessment Procedure RAP through Focus Group Disscussion FGD and indepth interview methode to female santris and using indepth interview to the teacher.
Result of this research is mention that Islamic boarding school santris have a variety of knowledge or understanding about reproductive health, so it is better to do cooperation cross sectoral between Kemendiknas,Kemenkes and Kemenag so can be created one particular curricullum which is include reproductive health that can be applied to the traditional and modern Islamic boarding school, so the santris can get more similar knowledge about reproductive health.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellysa
"Skabies adalah penyakit infeksi kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung. Skabies merupakan masalah kesehatan di wilayah iklim tropis dan subtropis. Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta setiap tahunnya. Prevalensi skabies di Indonesia masih cukup tinggi karena Indonesia termasuk negara tropis, yaitu sekitar 6-27 dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Miftahul Aziz Cigombong Kabupaten Bogor jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik sebanyak 236 santri. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dan analisis yang digunakan dengan metode Regresi Cox.
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi skabies sebesar 48,7, jenis kelamin PR 2,079 95 CI 1,392-3,104 , pengetahuan tentang skabies PR 1,671 95 CI 1,001- 2,788 , kebersihan tempat tidur PR 1,506 95 CI 1,017-2,232, menggunakan tempat tidur bersama PR 1,645 95 CI 1,033-2,621, dan kepadatan hunian PR 1,865 95 CI 1,128-3,085 mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian skabies. Jenis kelamin merupakan faktor yang paling ominan terhadap kejadian skabies, yaitu santri laki-laki berisiko 2,079 kali 95 CI 1,392-3,104 untuk terjadi skabies dibandingkan dengan santri perempuan. Menggunakan tempat tidur bersama merupakan faktor yang paling besar kontribusinya terhadap kejadian skabies yaitu 63,96 , artinya 63,96 kejadian skabies dapat dieliminasi atau dikurangi bila santri tidak menggunakan tempat tidur bersama/berpindah ndash;pindah tempat tidur.

Scabies is an infectious skin disease caused by Sarcoptes scabiei varian hominis that could be transmitted through direct and indirect contact. Scabies is the health problem in tropical and subtropical climates. The number of people with scabies in the world is more than 300 million every year. Prevalence of scabies in Indonesia is still quite high, which is about 6 27 of the general population and tends to be higher in children and adolescents. The purpose of this study is to determine the factors related with the incidence of scabies in Miftahul Aziz Boarding School Cigombong Bogor West Java in 2018. This research using cross sectional design by interview, observation and physical examination 236 students, total sampling and the analysis using Cox Regresssion method.
The analysis showed that the prevalence of scabies was 48.7, sex PR 2.079 95 CI 1,392 3,104 , knowledge of scabies PR 1.671 95 CI 1,001 2,788, bed cleanliness PR 1.506 95 CI 1.017 2,232, shared bed PR 1.645 95 CI 1.033 2,621, and occupancy density PR 1.865 95 CI 1.128 3.085 had significant association with the incidence of scabies. Sex was the most dominant factor with the incidence of scabies, the male student had 2.079 times 95 CI 1.392 3.104 for being scabies than the female student. Sharing a bed is the most contributing factor with the incidence of scabies 63,96 , it means 63.96 the incidence of scabies could be eliminated or reduced when santri not sharing a bed or moved to another bed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Fitria Maulani
"Asupan gizi remaja perlu diperhatikan terutama mereka yang bersekolah dengan fasilitas asrama karena tidak tinggal bersama orangtua. Apabila asupan gizi dengan penyelenggaraan makanan pondok pesantren tidak memadai atau mencukupi kebutuhan gizi santri, maka perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap penyelenggaraan makanan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan, tingkat kecukupan asupan zat gizi, dan sisa makanan. Penelitian dilakukan di salah satu pondok pesantren di Depok pada bulan Juli 2023. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yang menggunakan data primer dari santri remaja. Lalu data tersebut dianalisis secara univariat dengan jumlah sampel sebanyak 56 santri. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata, pada makan siang lebih banyak santri yang merasa puas dibandingkan makan pagi dan makan sore begitupun sebaliknya. Persentase rata-rata santri yang puas pada makan siang yaitu 69.64%. Santri memiliki rata-rata asupan energi 1516 kkal, protein 51.69 gram, lemak 37.35 gram dan karbohidrat 238.9 gram. Rata-rata asupan tersebut termasuk dalam kategori kurang karena <80% AKG. Sehingga diharapkan santri meningkatkan asupan zat gizi agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dan terhindar dari risiko masalah kesehatan lainnya. Peningkatan asupan dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas asupan makanan dan pemberian edukasi terkait Pedoman Gizi Seimbang.

Attention needs to be paid to the nutritional intake of adolescents, especially those who attend school in boarding facilities because they do not live with their parents. If the nutritional intake by organizing Islamic boarding school meals is inadequate or sufficient for the nutritional needs of the students, it is necessary to evaluate and improve the provision of these meals. The purpose of this study was to describe the level of satisfaction, the level of adequacy of nutrient intake, and food waste. The research was conducted at an Islamic boarding school in Depok in July 2023. This research was a descriptive observational study using primary data from students. The results of the analysis show that based on the average value, at lunch more students are satisfied compared to breakfast and evening meals. The average percentage of students who were satisfied at lunch was 69.64%. Santri accept an average energy intake of 1516 kcal, 51.69 grams of protein, 37.35 grams of fat, and 238.9 grams of carbohydrates. The average intake is included in the less category because it is <80% AKG. So it is hoped that students will increase their intake of nutrients so that growth and development are not disturbed and avoid the risk of other health problems. Increasing intake can be done by increasing the quantity of food intake and providing education related to Pedoman Gizi Seimbang."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Syafiah Amalina
"Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Skabies diperkirakan menginfeksi lebih dari 200 juta orang setiap waktu. WHO telah menyatakan bahwa penyakit skabies merupakan salah satu bagian dari penyakit tropis yang terabaikan dan harus segera ditangani demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih cenderung meningkat di masa pandemi covid-19. Meski demikian, penyebaran kasus skabies selama masa pandemi masih cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian skabies pada masa pandemi di Pondok Pesantren X Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel sebanyak 298 santri. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,9% responden mengalami skabies dan sanitasi dasar pesantren tidak memenuhi syarat. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara usia (OR=7,922), jenis kelamin (OR=2,533), tingkat pendidikan (OR=5,821), personal higiene kulit (OR=1,889 pada kategori sedang, OR=2,519 pada kategori buruk), personal higiene tangan, kaki dan kuku (OR=1,718 pada kategori sedang, OR=2,068 pada kategori buruk), personal higiene rambut (OR=1,799 pada kategori sedang, OR=2,727 pada kategori buruk), kepadatan hunian (OR=3,054), suhu (OR=1,787), kelembaban (OR=1,803), dan protokol kesehatan (OR=2,395 pada kategori sedang, OR=3,295 pada kategori buruk) dengan kejadian skabies. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, personal higiene kulit, personal higiene tangan, kaki, dan kuku, personal higiene rambut, kepadatan hunian, suhu, kelembaban, protokol kesehatan dengan kejadian skabies, dan jenis kelamin merupakan faktor dominan dalam penelitian ini.

Scabies is a skin disease that is caused by Sarcoptes scabiei. Skabies is estimated to affect more than 200 million people at any time. The World Health Organization (WHO) has designated scabies as a neglected tropical disease and must be treated immediately to attain the Sustainable Development Goals. Public awareness to live clean tends to increase during the Covid-19 pandemic. However, the spread of scabies cases during the pandemic was still high. The purpose of this study is to determine the factors related with the incidence of scabies during a pandemic in X Boarding School, Panei District, Simalungun Regency in 2023. This study used a cross-sectional design with a total sample of 298 students. The sampling technique in this study was stratified proportionate random sampling. The study results showed 39,9% respondents experienced scabies and basic sanitation not eligible. The bivariate analysis results showed a significant influence between age (OR=7,922), gender (OR=2,533), education level (OR=5,821), hygiene of skin (OR=1,889 medium category, OR=2,519 bad category), hygiene of hand, feet and nail (OR=1,718 medium category, OR=2,068 bad category), hygiene of hair (OR=1,799 medium category, OR=2,727 bad category), occupancy density (OR=3,054), temperature (OR=1,787), humidity (OR=1,803), and health protocol (OR=2,395 medium category, OR=3,295 bad category) had a significant effect on the incidence of scabies. The conclusion of this study is there are associated between age, gender, education level, hygiene of skin, hygiene of hand, feet and nail, hygiene of hair, occupancy density, temperature, humidity, health protocol with the incidence of scabies and gender is the dominant factor in this study."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Sesi Wulandari
"Penting untuk merencanakan kehidupan berkeluarga sejak masa remaja. Penelitian ini merupakan analisis dari data SKRRI 2007 dan SDKI KRR 2012 yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan rencana remaja dalam kehidupan berkeluarga serta faktor-faktor yang berhubungan serta menggunakan desain komparatif. Hasil penelitian menunjukan sekitar 30% remaja pada SKRRI 2007 dan 38,5% pada SDKI KRR 2012 memiliki rencana baik dalam kehidupan berkeluarga. Pada SKRRI 2007 hanya faktor kelompok umur yang tidak berhubungan. Sedangkan pada SDKI KRR 2012, semua faktor berhubungan. Faktor yang paling dominan dari kedua data sekunder tersebut yaitu pengetahuan tentang metode KB. Saran ditujukan bagi keluarga, masyarakat, Kemenkes, BKKBN, Kemendikbud, DPR dan Kominfo.

It is important to plan family life since adolescence. This study is an analysis of the data IYARHS 2007 and IDHS ARH 2012 which aims to determine and compare the plan of adolescents in family life as well as factors associated with using comparative design. The results showed about 30% of adolescents in IYARHS 2007 and 38,5% in the 2012 IDHS ARH has a good plan in family life. In IYARHS 2007 only age group who are not related. While in the IDHS ARH 2012, all factors factors. The most dominant factor of both the secondary data is knowledge of family planning methods. Suggestion is intended for families, communities, Ministry of Health, BKKBN, Ministry of Education, Parliament and Ministry of Communication and Information Technology.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Andina Suladiah
"Pendahuluan: Anemia pada remaja putri mempunyai dampak yaitu menurunkan produktivitas dan prestasi remaja Depkes, 2003. Pemerintah menindaklanjuti dengan melakukan program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dengan cara pemberian Tablet Tambah Darah TTD Direktorat Gizi Masyarakat, 2016.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri di Puskesmas Kelapa Dua di Kabupaten Tangerang dengan teori logic models yang terdiri dari resources input, proses, dan output.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan melibatkan satu informan stakeholder Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan tiga informan stakeholder Puskesmas Kelapa Dua sebagai informan kunci. Sedangkan yang menjadi informan adalah guru PIK-R SMA Negeri 23 Kabupaten Tangerang dan remaja putri kelas XI yang mengalami anemia berat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menyusun transkrip, pengkodean, membuat matriks, dan menganalisis data.
Hasil: Pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan anemia dilihat dari sisi resources input masih perlu ditingkatkan sumber daya manusianya dan perlu adanya kebijakan di tingkat Kabupaten yang dapat menjadi payung hukum tentang pemberian TTD, serta mempunyai komitmen yang tinggi dari para lintas sektor untuk membantu pelaksanaan program. Dari sisi proses masih banyak melakukan upaya kuratif daripada upaya preventif dan promotif seperti pemberdayaan masyarakat dan peran orang tua dalam mendukung cakupan program anemia yang ada di outputs serta kepatuhan remaja putri dalam minum TTD.

Introduction: Anemia in adolescent girls has an impact on reducing teenagers 39 productivity and achievement MOH, 2003. The government followed up with anemia prevention and prevention programs in young women by giving Tablet Added Blood TTD Directorate of Community Nutrition, 2016.
Objective: This study aims to find out the description of the implementation of anemia prevention and prevention programs in young women at Kelapa Dua Public Health Center in Tangerang Regency with logic models theory consisting of resources input, process, and output.
Method: This study used a qualitative approach involving one stakeholder informant of Tangerang District Health Office and three stakeholder informants of Kelapa Dua Public Health Center as a key informant. While the informants are teachers PIK R SMA Negeri 23 Kabupaten Tangerang and teenage girls of class XI who have severe anemia. Data collection is done by in depth interview. Data processing techniques are done by compiling transcripts, coding, creating matrices, and analyzing data.
Results: Implementation of anemia prevention and prevention programs in terms of resources inputs still needs to be improved human resources and the need for policy at the district level that can be a legal umbrella about the provision of TTD, and have a high commitment from the cross sector to assist the implementation of the program. In terms of process, there are still many curative efforts rather than preventive and promotive efforts such as community empowerment and the role of parents in supporting the coverage of anemia programs in outputs and adolescent adherence in drinking TTD.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Ramadhan
"Remaja rentan menggunakan NAPZA ketika mengalami ansietas, harga diri rendah, dan ketahanan yang rendah. Latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga merupakan tindakan spesialis keperawatan jiwa yang diharapkan mampu mengatasi kecemasan, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan ketahanan remaja untuk mencegah penggunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap penggunaan NAPZA, ansietas, harga diri, dan ketahanan remaja dalam pencegahan penggunaan NAPZA di pondok pesantren. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Enam puluh empat remaja santri dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok menggunakan cluster random sampling. Kelompok 1 mendapatkan tindakan keperawatan ners dan kelompok 2 mendapatkan tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan secara bermakna setelah mendapatkan tindakan keperawatan ners p value < 0,05 ; penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan secara bermakna setelah mendapatkan latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga p value < 0,05 ; terjadi penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan pada remaja santri yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga lebih tinggi secara bermakna p value < 0,05 dibandingkan remaja yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners. Latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada remaja santri dalam pencegahan penggunaan NAPZA di pondok pesantren.

Adolescents are susceptible to using drugs when experiencing anxiety, low self esteem, and low resisilience. Assertiveness training and family psychoeducation therapy is a mental nursing specialist action that is expected to overcome anxiety, increase self esteem, and increase adolescent resilience to prevent drug use. This study aims to determine the effect of ners nursing actions, assertiveness training and family psychoeducation therapy on the use of drugs, anxiety, self esteem, and adolescent resisilience in the prevention of drug use in islamic boarding schools. The research design used was quasi experimental pre post test with control group. Sixty four adolescent students were selected using purposive sampling and divided into 2 groups using cluster random sampling. The intervention group 1 only received ners nursing actions and the intervention group 2 received ners nursing actions, assertiveness training, and family psychoeducation therapy. The results showed that there were decreased anxiety, increased self esteem, and increased resilience significantly after ners nursing action p value "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>