Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfi Auliaurrahman
"Skripsi ini membahas tentang karakteristik pencahayaan dari LED dan CFL untuk nilai lux yang sama. Selain itu perbandingan energi yang digunakan pada kedua lampu juga dapat dilihat. Percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung lux. Setelah dihitung, jika nilai lux kedua lampu sama kemudian dilakukan percobaan selanjutnya. Dari hasil percobaan pertama, ketika nilai lux antara dua jenis lampu tersebut bernilai sama selanjutnya dilakukan analisis penyebaran cahaya kedua lampu. Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan alat ukur HIOKI Power Quality Analyzer. Dari kedua hasil pengukuran tersebut dibuat sebuah desain perhitungan jumlah titik lampu pencahayaan pada ruangan. Jumlah titik untuk LED sebanyak 14 titik dan untuk CFL 18 titik. Total daya yang dibutuhkan LED sebesar 112 Watt sedangkan CFL 252 Watt.

This focus of study is about LED and CFL lighting characteristics in equal lux value. In addition comparation of the energy consumption from both type of lamps can be quantify. The first experiment is lux measuring. The next experiments can be executed if both types of lamps values are equals. The result from lux measuring has a same grade, and then we can analyse for the light distribution. The second experiment be able to execute using a HIOKI Power Quality Analyzer. From both of the experiment results,design of the lighting pointnumber on the room be able to create. The number of needed for LED are 14 points and for CFL are 18 points. The total powers required for LED are112 Watt and CFL are 252 Watt. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S70317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Marudheni
"Inrush Current adalah suatu kondisi transien arus sewaktu dilakukan starting dengan dihubungkan pada beban atau peralatan listrik. Dalam ilmu ketenagalistrikan, inrush current ini selalu diperhitungkan untuk beban – beban besar ataupun peralatan listrik yang mengkonsumsi daya listrik yang besar. Namun jarang sekali meneliti bagaimana inrush current terjadi pada beban dengan konsumsi daya yang kecil, seperti pada lampu. Pengujian terhadap karakteristik inrush current pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL pada saat starting yang dilakukan untuk melihat lonjakan arus sesaat.
Karakteristik yang dimaksud adalah magnitude atau besar maksimum inrush current dan waktu yang didaptakan respons arus ini. Daya lampu yang diuji pada lampu CFL yaitu 11 Watt, 14 Watt, 18 Watt, lampu LED yaitu 6 Watt, 9 Watt, 9,5 Watt, dan Lampu TL yaitu 8 Watt, 10 Watt, 15 Watt.
Dari hasil Pengujian didapatkan karakteristik inrush current pada lampu CFL, lampu LED, dan Lampu TL, dimana besar inrush current akan lebih besar jika masing – masing pada lampu memiliki daya yang lebih besar. Sedangkan untuk karakteristik waktu yaitu Time Rise (Tr) akan semakin bertambah dengan variasi beban daya pada tiga jenis lampu dan diberi tegangan yang semakin meningkat. Sedangkan nilai Time Rise Second (Tr’) dan nilai Time Settling (Ts) akan menurun jika diberi variasi beban daya dan diberi sumber tegangan yang semakin meningkat.

Inrush current is a condition current transient when performed starting with connected to the load or electrical equipment. In the study of electricity, inrush current is always considered for big loads or electrical appliances that consume large amount of power. But rarely examined how inrush current occurs at load power consumption is small, as in the light. Test on the characteristics inrush current on CFL lamp, LED lamp, and TL lamp at the starting that done to see momentary surge.
The characteristics inrush current is the magnitude or the maximum inrush current and the time get this current response. The light power were tested on CFL lamps are 11 Watt, 14 Watt, and 18 watt, LED lamps are 6 watt, 9 watt, and 9,5 watt, and then TL lamps are 8 Watt, 10 Watt, and 15 Watt.
The test results obtained from inrush current characteristics on CFL lamps, LED lamps, and TL lamps, where the inrush current will be greater if each of the lamp has a greater power. As for the time characteristics are Time Rise (Tr) is enhanced with variety of power loads on the three types of light and given voltage increases. While the value of Time Rise Second (Tr’) and the value of Time Settling (Ts) will be decreased if given the power and power load variation and given an increasing voltage source.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Syachreza Himawan
"Lampu sudah menjadi hal yang sangat penting sebagai penerangan buatan. Krisis energi listrik yang terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu membuat pemerintah harus membuat upaya kongkrit untuk mengatasi krisis tersebut. Penggunaan lampu hemat energi menjadi upaya yang sangat efektif dalam mengatasi krisis tersebut. Skripsi ini membahas mengenai perbandingan kinerja antara LED, CFL, dan pijar dengan tujuan mendapatkan jenis lampu yang efisien dan hemat energi. Dalam skripsi ini terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran intensitas cahaya menggunakan luxmeter , dan pengukuran efisiensi kinerja lampu menggunakan Power Quality. Pengukuran intensitas cahaya bertujuan untuk mngetahui besar efikasi masing-masing lampu. Maka didapatlah data yang menunjukkan nilai efikasi terbesar ada pada LED dengan 137,369 lumen per watt, diikuti oleh CFL dengan 58,681 lumen per watt dan pijar dengan 11,258 lumen per watt. Pada pengukuran kinerja lampu akan didapat output berupa daya, faktor daya, dan nilai distorsi harmoniknya. Besar konsumsi daya terkecil ada pada LED dengan 7,283 watt, pada CFL sebesar 17,458 watt, dan pada pijar sebesar 92,1 watt. Faktor daya (PF) hasil pengukuran menunjukan PF pada LED sebesar 0,855, pada CFL sebesar 0,928, dan pada pijar sebesar 0,99. Selain itu didapat juga nilai harmonik arus dan tegangannya dimana untuk harmonik tegangannya, besar maksimum yang terdapat pada orde ke 3 yaitu sebesar 1,72% untuk LED dan 1,79% untuk CFL masih dibawah standar yang ditetapkan IEEE yaitu sebesar 3%. Untuk nilai TDD (Total Demand Distortion) kedua lampu ini yaitu sebesar 1,73% untuk LED dan 0,73% untuk CFL. Nilai tersebut juga masih dibawah batas standar yang ditetapkan IEEE yaitu sebesar 5%. Untuk lampu pijar nilai harmonik sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Lights have become very important as artificial lighting. The electricity crisis that occurred in Indonesia several years ago made the government have to make concrete efforts to overcome the crisis. The use of energy saving lamps has become a very effective effort in overcoming the crisis. This thesis discusses the comparison of performance between LEDs, CFLs, and incandescent with the aim of getting an efficient and energy efficient type of lamp. In this thesis there are two types of measurements namely the measurement of light intensity using a luxmeter, and the measurement of lamp performance efficiency using Power Quality. Measurement of light intensity aims to determine the efficacy of each lamp. Then the data that shows the greatest efficacy value is on LEDs with 137,369 lumens per watt, followed by CFLs with 58, 681 lumens per watt and incandescent with 11,258 lumens per watt. In measuring the performance of the lamp, the output will be in the form of power, power factor, and the harmonic distortion value. The smallest power consumption is in LEDs with 7,283 watts, in CFLs at 17.458 watts, and incandescent at 92.1 watts. The power factor (PF) of the measurement results shows that the PF on the LED is 0.855, the CFL is 0.928, and the incandescent is 0.99. In addition, the harmonic current and voltage values ​​are also obtained, for the voltage harmonics, the maximum magnitude in the 3rd order is 1.72% for LEDs and 1.79% for CFLs, which is still below the IEEE standard of 3%. For the TDD (Total Demand Distortion) value of these two lamps that is equal to 1.73% for LEDs and 0.73% for CFLs. This value is also still below the IEEE standard limit of 5%. For incandescent lamps the harmonic value is so small that it can be ignored."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randa Adriano
"Sistem pencahayaan merupakan kebutuhan pokok manusia, contohnya lampu yang digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan-ruangan yang diperlukan untuk membantu mengenali suatu objek secara visual. Saat ini terdapat dua jenis lampu yang banyak digunakan masyarakat yaitu lampu LED dan CFL. Karena penggunaan lampu di dalam ruangan membutuhkan energi yang besar, maka diperlukan pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Karena itu harus dilakukan pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya dari kedua jenis lampu tersebut. Dari hasil pengujian, didapatkan data yang menunjukan bahwa pada lampu LED maupun CFL ketika semakin jauh jarak horizontal maupun jarak vertikal titik pengukurannya dari lampu maka nilai intensitas penerangan yang dihasilkan menurun. Dan juga Pendistribusian dengan lampu LED lebih baik dibanding lampu CFL karena lebih merata dan juga lebih luas penyebaran pencahayaannya. Dimana lampu LED 6 watt lebih terang sebesar 27,51 % dibanding dengan lampu CFL 11 watt sedangkan lampu LED 8 watt lebih terang sebesar 11,82 % dibanding dengan lampu CFL 14 watt pada jarak 1,5 meter dari lampu dan diameter 180 cm. Distribusi lampu LED lebih merata dan lebih terang di tiap titiknya dikarenakan seluruh elektron yang terdapat melakukan rekombinasi dengan hole, sedangkan pada lampu CFL terdapatnya pemanasan filamen dan terjadi ionisasi antara elektron dengan gas argon dan uap merkuri sehingga timbul energi lain yang cukup besar yaitu adalah energi panas.

The lighting system is a basic human need, for example lights that are used at night or in rooms that are needed to help identify an object visually. Currently, there are two types of lamps that are widely used by the public, namely LED and CFL lamps. Because the use of lights in the room requires a lot of energy, it is necessary to choose lamps that can work effectively and efficiently. Because it must be tested to see how the distribution of light from the two types of lamps. From the test results, data shows that the LED or CFL lamps, the farther the horizontal distance and the vertical distance between the measurement points from the lamp, the lower the intensity value of the resulting light. And also the distribution with LED lamps is better than CFL lamps because it is more even and also has a wider distribution of lighting. Where the 6 watt LED lamp is 27.51% brighter than the 11 watt CFL lamp while the 8 watt LED lamp is 11.82% brighter than the 14 watt CFL lamp at a distance of 1.5 meters from the lamp and a diameter of 180 cm. The distribution of the LED lights is more even and brighter at each point because all the electrons are recombined with the holes, while in CFL lamps there is a heating of the filament and ionization occurs between the electrons with argon gas and mercury vapor so that it builds up. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunan Nasikhin
"Konsumsi listrik sektor rumah tangga (residential) tahun 2014 sebesar 84,1 TWh (42% terhadap total konsumsi semua sektor), dengan pola konsumsi tiap tahun yang kurang lebih sama maka diproyeksikan pada tahun 2024 akan mencapai 464,2 TWh. Hasil studi Ditjen EBTKE ESDM, BPPT, JICA menyebutkan konsumsi energi listrik residential (R1: 450VA-900VA) khususnya untuk lampu pencahayaan sekitar 26% dan studi JICA sebelumnya pada sektor residential (R1-R2: 450VA-4.400VA) sekitar 5-14%. Sedangkan jenis lampu yang banyak digunakan sektor residential di Indonesia adalah Compact Flourecent Lamp (CFL) swabalast (50,3%), pijar (25%), Tube Lamp atau TL (24,4%) dan lainnya 0,35% dengan durasi pemakaian lampu rata-rata 9-16 jam perhari (sesuai hasil survei dan kajian BRESL). Berdasarkan referensi dari US Department of Energy, teknologi pencahayaan yang memiliki efisiensi tinggi dengan tingkat efikasi sekitar 131 lm/W dan umur pemakaian 30.000 - 75.000 jam atau lebih adalah lampu light emitting diode.
Penggunaan lampu LED memerlukan biaya awal (first cost) yang sedikit lebih besar dibandingkan jenis lampu lain, namun efisiensi yang lebih tinggi dan umur pakai yang lebih lama (akan mengurangi biaya penggantian lampu) sehingga bisa diyakinkan bahwa pencahayaan dengan lampu LED memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi. Penggunaan lampu LED untuk menggantikan CFL akan memberikan keuntungan ekonomis yang didapat dari penghematan setiap tahun sehingga akan menutupi biaya pembelian awal. Penerapan penggunaan lampu LED khususnya pada konsumen residential yang masih memperoleh subsidi akan didapat penghematan yang cukup besar sampai tahun 2024 dengan potensi penghematan energi antara 396-3.314 GWh dan penghematan subsidi listrik sekitar 0,34-2,83 triliun pertahun.

Electricity consumption of the household sector (residential) in 2014 amounted to 84,1 TWh (42% of the total consumption of all sectors), the consumption patterns of each year approximately the same then in 2014 is projected to reach 464,2 TWh. The study by DGEBTKE, BPPT, JICA mention the electrical energy consumption in residential (R1: 450VA-900VA) especially for lighting about 26% and the previous JICA study on the residential sector (R1-R2: 450-4.400VA) of about 5-14%. Types of lamps are widely used in the residential sector of Indonesia is the Compact Flourecent Lamp (CFL) (50.3%), Incandescent (25%), Tube lamp (TL) (24.4%) and another 0.35% with average light usage duration of 9-16 hours per day (according to survey and study of BRESL). By reference to the US Department of Energy, lighting technology which has high efficiency with efficacy levels about 131 lm/W and a service life between 30.000 - 75.000 hours or more is a light emitting diode lamp.
The use of LED lights require an initial cost (first cost) that is slightly larger than the other lamp types, but higher efficiency and longer service life (reducing the cost of replacement bulbs) so that it can be assured that the lighting with LED lights have a higher gain value. The use of LED lights to replace the CFL will provide economic benefits derived from savings each year so that it will cover the cost of the initial purchase. Application of the use of LED lights especially on residential consumers are still obtain the subsidy will get considerable savings until 2024 with the annual potential energy savings between 396 - 3314 GWh and annual electricity subsidy savings of about 0.34 - 2.83 trillion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septyono Utomo
"Perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk membuat konsumsi energi terus meningkat sehingga diperlukan penghematan. Salah satu cara melakukan penghematan tersebut adalah dengan penghematan konsumsi energi untuk penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi pun muncul Lampu LED (Light Emitting Diode). LED merupakan lampu dengan konsumsi daya yang rendah bila dibandingkan dengan lampu penerangan lainnya seperti misalnya lampu hemat energi. Lampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah. Karena itu lampu LED membutuhkan rangkaian untuk mengubah catu tegangan arus bolak-balik menjadi catu tegangan arus searah. Selain itu lampu LED harus memiliki distribusi cahaya yang baik agar dapat digunakan untuk penerangan. Karena itu dilakukan pengujian untuk melihat perbandingan panas serta pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya lampu LED bila dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dan dari hasil yang didapat Lampu LED memiliki panas yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu hemat energi. Sementara lampu hemat energi memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan lampu LED.

The development of technology and population growth make electrical energy consumption increased so that the savings needed to be made. One way to savings on energy consumption is savings energy consumption for illumination. Along with advances in technology arises LED lamps (Light Emitting Diode). LED (Light Emitting Diode) Lamps is a lamp with low power consumption when compared with other lamps, like energy-saving lamp (LHE). LED lamps require direct current voltage supply. Therefore, the LED lights require electrical circuit to convert the alternating current voltage supply into direct current voltage supply. Futhermore LED lamps should have good light distribution to be used for illumination. Because of that testing of lamps was to compare the heat distribution and light distribution between LED lamps and energy-saving lamps. And from the result LED lamps have lower heat than enery saving lamps. While energy-saving lamps have better light distribution than LED lamps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunizoe Lael Octauno
"This study investigates the relationship of energy consumption on human development in Indonesia, employing a panel data analysis from 2010 to 2022 across 34 provinces. Utilizing entity fixed-effects regression models, the study reveals that increased energy consumption significantly enhances various human development indicators, including the Human Development Index (HDI), life expectancy, mean years of schooling, and per capita expenditure. The findings align with existing literature, highlighting the importance of energy access in promoting economic and social well-being. Key results indicate that a higher gross regional domestic product (GRDP) consistently improves all human development indicators, while inflation has a detrimental effect. The study also identifies significant positive impacts of domestic direct investment on human development outcomes.

Studi ini meneliti hubungan konsumsi energi terhadap pembangunan manusia di Indonesia, menggunakan analisis data panel dari tahun 2010 hingga 2022 di 34 provinsi. Dengan menggunakan model regresi efek tetap entitas, studi ini mengungkap bahwa peningkatan konsumsi energi secara signifikan meningkatkan berbagai indikator pembangunan manusia, termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Temuan ini sejalan dengan literatur yang ada, yang menyoroti pentingnya akses energi dalam mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Hasil utama menunjukkan bahwa produk domestik bruto regional (PDRB) yang lebih tinggi secara konsisten meningkatkan semua indikator pembangunan manusia, sementara inflasi memiliki efek merugikan. Studi ini juga mengidentifikasi hubungan positif investasi langsung domestik terhadap hasil pembangunan manusia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parjiman
"Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik konsumsi energi listrik pada proses produksi, mencari peluang dalam rangka penurunan konsumsi atau penghematan energi listrik, dan membuat model analisis karakteristik konsumsi energi listrik pada produksi baja tulangan baton.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey dan korelasional yang dilakukan pada industri baja dengan sistem produksi arus. Konsumsi energi listrik tiap-tiap mesin dalam proses produksi sebagai variabel bebas sedangkan total konsumsi energi listrik variabel terikat. Populasi penelitian adalah konsumsi energi listrik pada produksi baja tulangan baton ukuran 5.6 mm, 6.0 mm, 7.4 mm, 8.0 mm, 10.0 mm, sedangkan sampel penelitian yaitu konsumsi energi listrik harian pada produksi baja tulangan beton dari bulan Januari 2001 - Desember 2002 sebanyak 40 hari produksi instrumen penelitian yang digunakan berupa tabel atau lembar observasi pengamatan langsung. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik deskriptif, kategorisasi konsumsi energi listrik dan uji korelasi product moment yang dikemas dalam model program karakteristik konsumsi energi listrik dengan bahasa pemograman delphi.
Dari analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Karakteristik konsumsi energi listrik pada proses produksi diperoleh hasil mesin-mesin produksi mengkonsumsi energi pada kategori sedang untuk semua ukuran, kecuali mesin M-5 yang mengkonsumsi energi listrik pada kategori tinggi sebesar 36%. (2) Karakteristik hubungan konsumsi energi listrik pada proses produksi diperoleh hasil adanya hubungan positif dan signifikan antara konsumsi energi listrik setiap mesin dengan totalnya (3) Semakin besar ukuran baja tulangan baton yang diproduksi semakin kecil konsumsi energi listrik yang dibutuhkan dengan rerata 138.94 kWh/ton menunjukkan proses produksi sudah efisien. (4) Upaya penurunan konsumsi atau penghematan energi listrik dapat dilakukan antara lain dengan membuat sistem produksi lebih stabil, karena mesin-mesin produksi bekerja di bawah 30% dari kapasitas mesin, dan berdasarkan perbandingan daya listrik pada saat produksi maksimum dengan daya nominal motor listrik, beberapa mesin menunjukkan persentase lebih dari 75%. (5) Model analisis karakteristik konsumsi energi listrik pada penelitian ini dapat digunakan pada produksi baja, tekstil, komponen elektronik, komponen mobil dll. yang menggunakan sistem produksi arus.

This thesis is research of the characteristic of electrical energy consumption analysis on the steel production, to find opportunity on electrical energy efficiency and build of model electrical energy consumption analysis.
This research do by survey and correlation approach in the steel industry by flow production system. The conversion of electrical energy for each machine is as independent variables and total of the electrical energy consumption is as dependent variables. The population of research is electrical energy consumption on dimension of 5.6 mm, 6.0 mm, 7.4 mm, 8.0 mm, 10.0 mm and the sample of research is daily consumption of electrical energy production of steel during January 2001 - December 2002 for 40 days production. The instruments research is table and observation form. The taking of data use observation and documentation. The data analysis use descriptive statistic and correlation product moment with the model the characteristic of electrical energy consumption by Delphi program.
The based data analysis, there are: (1) the characteristic of electrical energy consumption on all machines, is middle category for all dimension, except machine M-5 is high category 36%. (2) The characteristic of correlation electrical energy consumption on the production process is gotten the result that there are correlation positive and significance between the electrical energy consumption for each machine with totality (3) More big measuring of steel production result smaller the electrical energy consumption, with mean 138.94 kWh/ton describe the production process is efficient. (4) The method efficient of electrical energy can do by more stabilizes the production, because the machines work under 30% from machine capacity and base power electrical on the maximum production compared with electrical nominal power motor, some machine describe percentage more 75% (5) The model characteristic electrical energy consumption analysis on this research can use for the steel production, textile, the electronic component, the car component, etc which one use flow production system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Aisha Susanto
"Konsumsi energi global maupun nasional terus meningkat tiap tahunnya yang menyebabkan peningkatan emisi karbon. Rumah tangga adalah salah satu sektor pengonsumsi energi terbesar di Indonesia, di mana pendidikan anggota rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi energi. Studi ini merupakan studi kuantitatif dibawah framework STIRPAT menggunakan 5 metode ekonometrika yang bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap konsumsi energi antar provinsi di Indonesia tahun 2010-2018. Penelitian dilakukan pada 3 wilayah berbeda yaitu Indonesia secara keseluruhan, Jawa, dan non-Jawa. Studi ini berkesimpulan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsumsi energi di Indonesia secara keseluruhan dan pulau Jawa. Pengaruh pendidikan terhadap konsumsi energi di daerah non-Jawa juga negatif akan tetapi tidak signifikan. Implikasi kebijakan yang dihasilkan adalah agar pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan dan edukasi konsumsi energi efisien di Indonesia secara keseluruhan dan Jawa serta membuat kebijakan pelengkap seperti program wajib belajar untuk daerah non-Jawa sebagai upaya pengurangan konsumsi energi.

Global and national energy consumption continue to increase every year which cause an increase in carbon emissions. Households are one of the largest energy consuming sectors in Indonesia, where the education of household members affects energy consumption. This study is a quantitative study under the STIRPAT framework using 5 econometric methods which aims to see the influence of education towards energy consumption between provinces in Indonesia in 2010-2018. The research was conducted in 3 different regions, namely Indonesia as a whole, Java, and non-Java. This study concludes that education has a significant negative effect on energy consumption in Indonesia as a whole and Java. The effect of education on energy consumption in non-Java areas is also negative but not significant. The resulting policy implication is for the government to continue to make efforts on improving the quality of education and giving education on efficient energy consumption in Indonesia and Java. For non-Java areas, government could make complementary policies such as compulsory education programs as an effort to reduce energy consumption."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Refaniadewi
"ABSTRAK

Fenomena tingginya konsumsi energi, urbanisasi di Indonesia, dan ketersediaan energi di Indonesia membuat penelitian ini ingin menganalisis hubungan antara pertumbuhan urbanisasi terhadap pertumbuhan konsumsi energi. Selain urbanisasi, terdapat variabel lain yang menjadi variabel kontrol, yaitu produk domestik bruto dan populasi. Alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Mechanism (ECM) menggunakan data time series tahun 1980-2011.

Hasil analisis error correction menunjukkan adanya hubungan secara positif dan signifikan antara pertumbuhan urbanisasi dan pertumbuhan PDB terhadap konsumsi energi, namun tidak berkorelasi secara signifikan dengan pertumbuhan populasi. Hasil speed of adjustment menunjukkan terjadi 70 persen penyesuaian pada periode pertama apabila terjadi disequilibrium di tahun sebelumnya. Cepatnya energi merespon perubahan mengindikasikan energi merupakan salah satu faktor input esensial yang dibutuhkan sebagai penggerak perekonomian.


ABSTRACT

The phenomenon of high energy consumption, urbanization and sustainability of energu in Indonesia makes this study’s tries to analyze the relationship between urbanization with energy consumption. In addition to urbanization, there are other controlling variables, namely gross domestic product and population. The analytical tool used is the Error Correction Mechanism (ECM) using time series data in 1980-2011.

The results of the error correction model indicate a positive and significant relationship between energy consumption growth with urbanization growth and GDP growth, but insignificant with population growth. The speed of adjustment results shows energy has fast response due to a 70 percent adjustment in the first period in the event of a deviation in the t-1. The rapid response to changes indicate energy energy is one of the essential input factors in economic activity.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>