Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vashti Valeska
"ABSTRACT
Penelitian ini mengkaji karya sastra seorang pengarang Korea-Amerika generasi 1.5 yang mengangkat cerita sejarah Korea pada tahun 1945. Namun, dalam karya sastra tersebut dapat terlihat citra negara asing yang terkait dengan sejarah Korea. Negara-negara tersebut adalah Amerika, Jepang dan Rusia. Penulis berpendapat bahwa citra negara-negara tersebut dalam novel dipengaruhi oleh latar belakang penulis yang merupakan seorang diaspora Korea di Amerika. Korpus utama yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah novel Year of Impossible Goodbyes karya Sook Nyul Choi. Melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana sejarah kemerdekaan Korea dideskripsikan dan bagaimana perubahan sikap terhadap Amerika, Jepang dan Rusia dituangkan dalam novel tersebut. Penelitian ini berfokus pada bagaimana tiga negara tersebut digambarkan oleh pengarang novel. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Amerika sebagai host country telah memengaruhi cara pandang Sook Nyul Choi terhadap Amerika yang juga berpengaruh dalam caranya memandang Jepang dan Rusia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis pemaknaan terhadap sejarah Korea oleh penulis diaspora Korea di Amerika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode close reading. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pengarang yang merupakan diaspora Korea di Amerika memunculkan sikap pro-Amerika di dalam karyanya. Hal tersebut juga memengaruhi pengarang dalam memandang negara lain seperti Jepang dan Rusia.

ABSTRACT
This study examines the literary work of a 1.5 generation Korean American author who raised the story of Korean history in 1945. However, in the literary work can be seen the image of foreign countries associated with Korean history. These countries are America, Japan and Russia. The authors argue that the image of these countries in the novel is influenced by the background of the writer who is a Korean diaspora in America. The main corpus that used in this research is a novel titled Year of Impossible Goodbyes by Sook Nyul Choi. Through this research can be seen how the history of Korean independence is described and how the change of attitude toward America, Japan and Russia poured in the novel. This study focuses on how the three countries are described by novel authors. This study aims to prove that America as a host country has influenced Sook Nyul Choi 39 s view of America which is also influential in the way it sees Japan and Russia. In addition, this study also aims to analyze the meaning of Korean history by Korean diaspora writers in America. The method used in this research is Close Reading. The results of this study indicate that the background of the writer who is a Korean diaspora in America raises a pro American attitude in her work. It also influenced the author view of other countries such as Japan and Russia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alifa Rosyidah Resalia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kalimat imperatif bahasa Korea dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dalam novel Singeulbil dan novel terjemahan bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia ditinjau dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka dan analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia dilihat dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Persamaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kedua bahasa, kalimat imperatif memiliki penanda verba dalam bentuk kata, pelaku tindakan yang tidak selalu terungkap, dapat diakhiri dengan tanda titik atau tanda seru, dan tidak dapat berbentuk kala lampau atau kala akan datang. Persamaan dari segi pragmatiknya adalah dapat menghasilkan makna perintah, permintaan, ajakan, dan larangan, serta memiliki bentuk sopan sesuai dengan mitra tuturnya. Perbedaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia terdapat afiksasi, penggunaan partikel lsquo;-lah rsquo;, dan kata penanda, sedangkan dalam bahasa Korea penanda kalimat imperatif fokus pada eomi yang digunakan. Perbedaan lainnya adalah dalam kalimat imperatif Bahasa Indonesia dapat bentuk pasif dan kata penanda makna dapat berdiri sendiri. Sementara hal-hal tersebut tidak ditemukan dalam kalimat imperatif bahasa Korea. Dalam penyampaiannya, penanda kalimat imperatif eomi harus digunakan secara tepat, sedangkan penanda kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia digunakan tidak terikat pada usia atau status sosial mitra tutur.

ABSTRACT
This research describes Korean and Indonesian imperative sentences in a novel entitled Singeulbil and its Indonesian translated version. This research aims to explain the characteristics, similarities and differences of Korean and Indonesian imperative sentence from syntax and pragmatic rsquo s view. This research used a qualitative method of literature study and contrastive analysis. The results of this study show that there are some similarities and differences between Korean and Indonesian imperative sentences refer to it rsquo s syntax and pragmatic. The syntactic similarities are the imperative sentence in both languages has verb marker in a form of words, the subject is not always revealed, it can be completed with a period or exclamation mark, and it can rsquo t be used in past tense or future tense form. The pragmatic similarities in both languages are the imperative sentence possible to significance command, demand, invitation, and prohibition, also it has formal form depends on the listener. The syntactic differences are imperative marker in Indonesian has exertion of ldquo lah rdquo particle and a marker in a form of words, meanwhile Korean imperative form focus on the use of eomi. The other differences can be found in the Indonesian imperative are the affixation of verbs, the passive form, and the word signifier of meaning can stand on its own. It can rsquo t be found in Korean imperative. The usage of Korean imperative eomi has certain rules on age and social status of the listener, but Indonesian imperative is more flexible. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Zahra Matarani
"ABSTRAK
Studi ini meneliti eksklusi rapper etnis Korea Amerika dari musik rap dan usaha mereka untuk bertahan di industri dengan budaya rap yang didominasi orang kulit hitam di Amerika serikat. Dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis Fairclough 1995 , penelitian ini akan membahas dua lagu oleh tiga rapper Korea Amerika lewat penanda tekstual, praktik diskursif, dan konteks sosial, dimana telah ditemukan bahwa para rapper ini me-reterritorialisasi musik rap melalui penanda linguistik dan pembuatan makna dalam proses untuk menegaskan identitas mereka masing-masing. Dalam konten lirik, para rapper ini mengkronologikan bobot karya mereka untuk menegaskan pengalaman etnis yang unik yang bertentangan dengan konten rap mainstream. Selanjutnya, para rapper ini tidak secara khusus menerapkan strategi puitis berbasis etnis seperti Hangeul bahasa Korea untuk membangun identitas etnik mereka, melainkan untuk mengkontekstualisasikan makna di dalam lagu-lagunya.

ABSTRACT
This study examines Korean American rappers rsquo displacement from rap music and the struggle to surface in the industry amongst the predominantly Black rap culture in the US. By employing Fairclough rsquo s Critical Discourse Analysis 1995 , the study will look into four songs by three Korean American rappers and its textual markers, discursive practice, and social context, and has found that these rappers reterritorialize rap via its linguistic markers and meaning making process to assert individual identities. In the lyrical contents, rappers historicize the contents of their work to assert a unique ethnic experience in opposition to mainstream rap. Next, rappers do not specifically employ ethnicity based poetic strategies such as the Hangeul Korean language to establish their ethnic identity, but rather to contextualize meaning within the songs."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ajeng Danuwerti
"Karya ilmiah ini menganalisis makna cinta dalam tiga esai karya Choi Gab Su. Esai di Korea terbagi menjadi dua, yaitu kyeongsuphil atau esai non formal dan jungsuphil atau esai formal. Esai yang akan diteliti dalam karya ilmiah ini adalah esai non formal. Esai-esai tersebut berjudul Sarangeun Sarajiryeo Hal Ttaeman Sarang Gatatda, Gaeuri Watgo Sarangeun Oraedwaeeoseo Johda, dan Urineun Eotteohke Manna Yeogikkaji Wasseulkkayo. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah makna cinta yang terdapat dalam esai-esai karya Choi Gab Su. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif analitis, peneliti ingin menjelaskan makna cinta yang terkandung dalam esai-esai tersebut. Langkah pertama yang dilakukan yaitu membaca berulang kali ketiga esai tersebut, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan memahaminya lebih dalam. Langkah selanjutnya adalah mempelajari teori tentang komponen cinta milik Sternberg. Setelah itu, peneliti menganalisis makna cinta yang ada di dalam ketiga esai itu menggunakan instrumen-instrumen yang ada di teori tersebut dan simbol-simbol yang digunakan. Hasil analisis menjukkan bahwa ketiga esai ini memiliki makna utama yang sama, yaitu dalam cinta ada rasa saling memiliki. Akan tetapi, masing-masing esai memiliki makna tersendiri juga. Pada esai pertama, cinta dimaknai sebagai sesuatu yang sesungguhnya sangat penting namun sering kali tidak disadari. Sementara itu, dalam esai kedua, cinta berawal dari suatu kebiasaan dan dapat membuat hati merasa tenang saat menghadapi masalah. Sedangkan dalam esai ketiga, makna yang ditemukan yaitu walaupun cinta datang dan pergi, tetap merupakan sesuatu yang sudah ditakdirkan dan dimaknai sebagai sesuatu yang mengisi hari-hari seseorang.

This study analyzes the meaning of love in three essays by Choi Gab Su. Essays in Korea are divided into two, namely kyeongsuphil or non-formal essays and jungsuphil or formal essays. The essay that will be examined in this study is a non-formal essay. The essays were titled Sarangeun Sarajiryeo Hal Ttaeman Sarang Gatatda, Gaeuri Watgo Sarangeun Oraedwaeeoseo Johda, and Urineun Eotteohke Manna Yeogikkaji Wasseulkkayo. The formulation of the problem in this research is how is the meaning of love contained in essays by Choi Gab Su. By using descriptive analytical qualitative research methods, the researcher want to explain the meaning of love contained in these essays. The first step is to read the three essays repeatedly, then translate them into Indonesian and understand them more deeply. The next step is to learn the Sternberg's love components theory. After that, the researcher analyzed the meaning of love in the three essays using the instruments in the theory and the symbols used. The results of the analysis indicate that these three essays have the same main meaning, which is in love there is a sense of belonging. However, each essay has its own meaning as well. In the first essay, love is interpreted as something that is very important but often unnoticed by us. Meanwhile, in the second essay, love begins with a habit and can make the heart feel calm when facing problems. Whereas in the third essay, the meaning which found it is that even though love comes and goes, it is still something that is destined and interpreted as something that fills one's days."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fendi Pradana Dewa
"Dalam rangka mewujudkan ambisinya untuk melakukan ekspansi wilayah, mengembangkan industri, dan demi kepentingan ekonomi, Jepang berusaha untuk menanamkan pengaruhnya di beberapa wilayah Korea yang dianggap strategis, namun pada saat itu wilayah Korea masih berada di bawah pengaruh kuat Cina. Akibat dari persaingan memperebutkan pengaruh di wilayah Korea tersebut, pecahlah perang Jepang-Cina pada tahun 1894-1895 yang pada akhirnya dimenangkan oleh Jepang. Pada saat yang sama Rusia juga sedang gencar melakukan usaha untuk memperluas wilayahnya hingga ke Asia Timur. Keberadaan pasukan Rusia di Manchuria menjadi ancaman utama bagi kepentingan Jepang di wilayah Korea. Oleh karena itu, Jepang berusaha untuk menghentikan usaha Rusia tersebut dan mendeklarasikan perang melawan Rusia (1904-1905). Tulisan ini mencoba menjelaskan strategi Jepang dalam perang melawan Cina (1894-1895) dan Rusia (1904-1905). Hasil analisis menunjukan bahwa Jepang dapat mengalahkan Cina dan Rusia dengan berbekal beberapa strategi yang terilhami dari teori strategi perang oleh Sun Tzu. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian sejarah dan studi pustaka. Analisis dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik deskriptif analisis.

In order to realize its ambition to expand the region, develop industry, and in the interests of the economy, Japan tried to instill its influence in several areas of Korea that were considered strategic, but at that time the Korean territory was still under the strong influence of China. As a result of competition for influence in the Korean region, the Japan-China war broke out in 1894-1895 which was ultimately won by Japan. At the same time Russia is also intensively conducting efforts to expand its territory to East Asia. The presence of Russian troops in Manchuria became a major threat to Japanese interests in the Korean territory. Therefore, Japan tried to stop the Russian effort and declare war on Russia (1904-1905). This paper tries to explain Japan's strategy in the war against China (1894-1895) and Russia (1904-1905). The analysis shows that Japan can defeat China and Russia armed with a number of strategies inspired by Sun Tzu's war strategy theory. This research was conducted by historical research methods and literature study. The is a qualitative research with descriptive analysis techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Habiibati Bestari
"ABSTRAK
Dalam dunia yang didominasi oleh laki-laki, perempuan menjadi pihak yang terdiamkan dalam masyarakat. Untuk membuka ruang publik dan berpolitik serta bersuara, perempuan memiliki cara feminin yang digunakan yaitu dengan menulis. Penulis perempuan bukan sekadar perempuan yang menulis, melainkan manusia yang menyadari secara penuh identitas dan perannya sebagai seorang perempuan, serta merefleksikan hal tersebut dalam setiap tulisannya. Leila Chudori, salah satu penulis perempuan Indonesia yang berusaha menyuarakan kegelisahannya melalui tulisan. Pulang menjadi karya Leila Chudori yang diterima secara luas di kalangan nasional maupun internasional merupakan sebuah dialog besar akan refleksi Leila sebagai seorang warga negara sekaligus seorang perempuan. Menggunakan metode analisis kode milik Roland Barthes, penelitian ini akan membedah representasi perempuan yang digambarkan oleh Chudori dalam Pulang dan melihat bagaimana kesadaran identitas gender yang ada dalam Chudori juga tampak terbangun pada Pulang.

ABSTRACT
In the world dominated by men, women was being muted in the society. To open the public sphere and voiced, women has a feminine way, writes. A Women writer was not simply a women that writes, it is about a human having a full consciousness of her identity and her role as a women, and reflect those in everything she writes. Leila Chudori is one of the Indonesia female writer that write to voice out her concern. Pulang is Leila Chudori’s work that had a big sucsess in a national and international scale. It is a grand dialogue of Leila’s reflection as a citizen as well as a women. Using Roland Barthes’s code analysis, this research will explore women representation that Chudori wrote n Pulang and see how did Chudori’s gender consciousness affect Pulang."
2016
S62972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Mandela
"

Tulisan ini membahas The Martian (2011), novel fiksi ilmiah keras karya Andy Weir sebagai sebuah alegori supremasi serta superioritas bangsa Amerika. Argumen ini dapat dilihat dengan analisis mendalam pada keakuratan representasi teknologi dan ilmu pengetahuan. Dalam analisisnya, tesis ini mengaplikasikan konsep alegori berdasarkan pemahaman dari Walter Benjamin ditambah dengan konsep fiksi ilmiah keras. Dapat disimpulkan keakuratan dan sisi realisitis ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan alegori dari dua nilai spesifik bangsa Amerika yaitu supremasi dan superioritas mereka, walaupun di saat bersamaan nilai-nilai bangsa puritan beserta supremasi dan superioritas tersebut bisa juga dilihat sebagai mitos-mitos yang dipercaya oleh bangsa Amerika.


This article discusses The Martian (2011), a hard science fiction written by Andy Weir, as an allegory of Americans’ supremacy and the superiority. This argument is obtained by conducting an analysis on the representations of the technology and science in the novel. In the analysis, this thesis uses theory of allegory by Walter Benjamin and added with the theory of characterization by Rimmmon and Keenan. From that, this thesis concludes that the the representations of the accurate or nearly-accurate technology and science in the novel are the allegory of the supremacy and superiority of America. This thesis also argues that American superioty through its accurate techonology and science are no more that just myth of American nation believed.

"
2018
T51875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Putri Milenia
"Karya ini mengkaji perilaku perbudakan di Rusia di abad XIX dalam novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky. Karya sastra digunakan sebagai media kritik. Novel ini menceritakan fenomena perbudakan pada bobroknya pemerintahan Rusia abad XIX. Penulis berhipotesis bahwa novel ini merupakan media Dostoevsky untuk mengkritik perbudakan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky berfungsi sebagai kritik sosial yang dibuktikan dengan mendeskripsikan cerita dan menganalisisnya berdasarkan representasi tokoh dan penokohan, kritik sosial, dan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa Dostoevsky memberikan kritiknya terhadap perilaku perbudakan di abad XIX yang direpresentasikan melalui perilaku tokoh tuan tanah yang kejam terhadap tokoh budak.

This work examines the behavior of serfdom in Russia in the XIX century in the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky. Literary works are used as a medium of criticism. This novel tells of the phenomenon of serfdom in the dilapidated state of Russia in the XIX century. The author hypothesizes that this novel is Dostoevsky's medium to criticize slavery. The purpose of this study is to explain how the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky functions as a social critic as evidenced by describing the story and analyzing based on the representation of the characterization of the characters (characters and characterizations), analysis of social phenomena (social criticism), and its historical connection (sociology of literature). The results prove that Dostoevsky gave his critique of the behavior of serfdom in the XIX century which is represented in the behavior of the landlord character who is cruel to the serfs character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Ogawa Yoko as a Japanese novelist mostly features the life of contemporary Japanese society in her novels. One that stands out from her works is the image of the Japanese family structure. Ogawa outlines the Japanese family structure in contrast to the Japanese family structure in actual society, as in the novel Kifunjin A No sosei, Hakase no Aishita Suushiki, and Miina no Koushin. These three novels depict Japanese family structure more complex than her other novels. How Ogawa described Japanese family structure in the three novels is the issue on this article. This article is a literature study ; data were collected from the three novels and analyzed using sociological literature approach and the concepts of Japanese traditional family known as ie system. This paper shows that there was an implementation of the ie system in the three novels yet it was only a part of the ie concept. "
LINCUL 8:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shanghai: Choi's Gallery, 2011
658.564 CHO III
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>