Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Maulana Ichsan
"ABSTRAK
Fuel cell menjadi sorotan utama sebagai sumber energi alternatif karena mampu mengubah energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea, sebagai salah satu komponen utama dalam urin, merupakan salah satu bahan bakar yang dapat digunakan dalam sistem fuel cell karena memiliki densitas energi paling besar dibanding dengan molekul pembawa hidrogen umum lainnya. Pada penelitian ini, boron-doped diamond BDD dimodifikasi dengan paduan logam nikel-kobalt untuk digunakan sebagai elektroda dalam sistem fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan metode pembibitan serta elektrodeposisi Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan variasi perbandingan mol Ni dan Co sebesar 9:1; 7:3; 6:4; 5:5. Elektroda yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX dan XPS. Karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa elektroda telah berhasil dimodifikasi dengan persen berat nikel sebesar 0,15 w/w pada Ni-BDD, kobalt sebesar 0,25 w/w pada Co-BDD. Kemudian pada elektroda NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut, teramati nikel:kobalt sebesar 0,64 :0,04 w/w ; 0,47 :0,19 w/w ; 0,48 :0,01 w/w ; 0,44 :0,22 w/w. Sementara dengan XPS didapat nikel sebanyak 3,48 pada Ni-BDD, kobalt sebanyak 0,405 sebanyak Co-BDD, nikel:kobalt sebanyak 1,55 :0,428 ; 0,49 :0,226 ; 0,864 :0,594 ; dan 0,491 :0,364 untuk NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut. Didapatkan densitas daya terbesar untuk elektroda NiCo-BDD 7:3 sebesar 0,12001 mW/cm2 ketika digunakan urea 0,33 M dan 0,12257 mW/cm2 ketika digunakan sampel urin.

ABSTRACT
Fuel cell becomes the main highlight for the alternative energy because it converts chemical energies into electricity, heat, and water. Urea, as one of the main components in urine, can be used as a fuel in the fuel cell system because it has the highest energy density compared to other common hydrogen carriers. In this study, boron doped diamond BDD was modified with nickel cobalt then used as electrode in the fuel cell system. The modification was done by seeding and electrodeposition methods with Ni NO3 2 and CoCl2 with Ni and Co mol ratios of 9 1 7 3 6 4 and 5 5. The modified electrodes, were characterized with SEM EDX and XPS. SEM EDX characterization showed that the electrodes were modified successfully with nickel mass percentage of 0,15 w w on Ni BDD, cobalt of 0,25 w w on Co BDD, nickel cobalt of 0,64 0,04 w w 0,47 0,19 w w 0,48 0,01 w w 0,44 0,22 w w on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Further characterization with XPS showed nickel percentage of 3,48 on Ni BDD, cobalt of 0,405 on Co BDD, nickel cobalt of 1,55 0,428 0,49 0,226 0,864 0,594 dan 0,491 0,364 on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Highest power density of 0,12001 mW cm2 was obtained with NiCo BDD 7 3 electrode using 0,33 M urea and 0,12257 mW cm2 using urine sample."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Mariana Tesa Ayudia Putri
"ABSTRAK
Kebutuhan akan listrik di Indonesia semakin meningkat, sementara bahan bakar fosil, yang selama ini menjadi sumber energi utama semakin menipis setiap tahunnya. Sumber energi pengganti yang lebih ramah lingkungan serta efisien sangat diperlukan. Fuel cell dapat mengkonversi energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea yang terdapat dalam urin merupakan salah satu komponen yang bisa digunakan sebagai bahan bakar fuel cell. Pada urea terdapat ikatan nitrogen-hidrogen yang mudah diputuskan dan menghasilkan dua molekul gas hidrogen. Apabila gas hidrogen tersebut dilepaskan maka akan menghasilkan listrik. Pada penelitian ini boron-doped diamond BDD termodifikasi dengan Nikel-Kobalt digunakan sebagai elektroda untuk produksi energi listrik dalam fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan teknik elektrodeposisi menggunakan 40 mM larutan Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan perbandingan 4:1. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa densitas daya sebesar 0,1429 mW cm-1 dapat diperoleh selama satu jam pengukuran dalam suhu ruang. Hasil tersebut didapatkan ketika digunakan urea 0,33 mol L-1 dan KOH mol L-1 pada ruang anoda dan H2O2 2 mol L-1 dalam H2SO4 2 mol L-1 pada ruang katoda. Dengan menggunakan kondisi yang sama, pengujian urin sebagai pengganti urea pada ruang anoda menghasilkan daya sebesar 0,0003 mW cm-1.
"
"
"ABSTRACT
"
The need for electricity in Indonesia is increasing while fossil fuels, which have been the main source of energy, are depleting every year. Therefore it is necessary to find another energy sources that are more environmentally friendly and efficient. Fuel cells can convert chemical energy into electricity, heat, and water. Urea contained in urine is one component that can be used as fuel fuel cell. In urea there is an easy to devide nitrogen hydrogen bond, which produces two molecules of hydrogen gas. When the hydrogen gas is released it will generate electricity. In this study, nickel cobalt modified BDD was employed as an electrode to produce electrical energy in the fuel cell. The modification was performed by electrodeposition using 40 mM Ni NO3 2 and CoCl2 solutions in a ratio of 4 1. The power density of 0.1429 mW cm 1 in one hour measurement at a room temperature. The results were obtained when 0.33 mol L 1 urea in 2 mol L 1 KOH was used as a fuel in in the anode chamber, while 2 mol L 1 H2O2 in 2 mol L 1 H2SO4 was used in the cathode chamber. Replacing of urea with urine in the anodic chamber produces a power of 0.0003 mW cm 1."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Susanti
"ABSTRAK
Sel bahan bakar fuel cell adalah salah satu alternatif untuk menggantikan bahan bakar dari fosil. Fuel cell mengkonversi energi kimia bahan bakar fuel menjadi listrik, panas, dan air. Urea di dalam urin adalah komponen terbesar kedua setelah air. Ikatan nitrogen-hidrogen urea lebih mudah diputuskan bila dibandingkan dengan ikatan oksigen-hidrogen dalam air, kemudian dilepaskan gas hidrogen dan listrik dapat dihasilkan. Pada penelitian ini preparasi elektroda boron-doped diamond termodifikasi nikel Ni-BDD dilakukan dengan teknik elektrodeposisi dari larutan 1 mM Ni NO 3 dalam larutan buffer asetat diikuti pengulangan cyclic voltammetry CV dalam 1 M KOH. Elektroda ini kemudian dimanfaatkan untuk elektrokatalis oksidasi urea dalam urin untuk produksi energi listrik dalam fuel cell. Penggunaan Ni-BDD diharapkan meningkatkan aktivitas fuel cell. Performa elektrokatalis tersebut diamati dengan fuel cell urea/hidrogen peroksida H2O2 . Hasil menunjukan densitas daya rata-rata yang dapat dihasilkan selama satu jam pengukuran dalam suhu ruang adalah 72,2 mW cm-2 jika 0,33 mol L-1 urea dalam 0,01 mol L-1 KOH digunakan sebagai larutan anoda dan 2 mol L-1 H2O2 dalam 2 mol L-1 H2SO4 digunakan sebagai larutan katoda. Sedangkan penggunaan urin untuk menggantikan 0,33 mol L-1 urea menghasilkan densitas daya 22 mW cm-2.

ABSTRACT
Fuel cell is an alternative to replace the fossil fuels. Fuel Cell converts chemical energy of fuel into current, heat, and water. Urea in urine is the second largest component after water. The hydrogen nitrogen bonds in urea are more easily break than hydrogen oxygen bonds in water, then hydrogen gas is released and the electricity can be generated. In this work, nickel modified boron doped diamond Ni BDD electrode was prepared by electrodeposition was performed from 1 mM Ni NO 3 solution in acetate buffer solution followed by repetitive of cyclic voltammetry CV in 1 M KOH. The electrode used for electrocatalytic urea oxidation in urine for electrical energy production in the fuel cell. The use of Ni BDD is expected to increase fuel cell activity. The electrocatalyst perfomance was observed by urea hydrogen peroxide H2O2 fuel cell. The result show the average power density that can be produced during one hour of mesurement in room temperature was 72,2 mW cm 2 when a solution of 0,33 mol L 1 urea in 0,01 mol L 1 KOH was used as anolyte and 2 mol L 1 H2O2 in 2 mol L 1 H2SO4 used as catholyte. Whereas, replacing 0,33 mol L 1 urea by urine produced power density was 22 mW cm 2."
2017
S69235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Rahmawati
"Sebagian besar penggunaan energi primer untuk pembangkit energi listrik berasal dari energi fosil (Sujatmiko,2009). Penggunaan energi fosil dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah tersebut. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, urin digunakan sebagai bahan bakar dan khamir Candida fukuyamaensis digunakan sebagai biokatalis pada sistem MFC. Elektroda yang digunakan pada penelitian ini ialah elektroda BDD. Dilakukan variasi pH dari pH 5-8. Energi listrik optimum dengan densitas arus sebesar 970 mA/m2 dan densitas daya sebesar 109,61 mW/m2 diperoleh pada pH 7. Semakin banyak volume suspensi Candida fukuyamaensis sebanding dengan energi listrik yang dihasilkan terlihat dari densitas arus sebesar 940 mA/m2, 940 mA/m2, 970 mA/m2, dan 970 mA/m2 serta densitas daya 49,82 mW/m2, 72,38 mW/m2, 84,39 mW/m2, dan 109,61 mW/m2 untuk volume Candida fukuyamaensis dari 20 mL hingga 50 mL berturut-turut. Glukosa dan kreatinin merupakan salah satu senyawa dalam urin yang berpotensi menjadi sumber karbon bagi khamir, terlihat dari hasil energi listrik yang dihasilkan lebih besar dibanding menggunakan substrat urin saja. Sistem MFC berbasis urin ini dapat menghasilkan densitas daya yang cukup stabil hingga hari kedua.

The majority of primary energy use for electrical power generation is came from fossil energy (Sujatmiko, 2009).The use of fossil energy could pose problems for the environment. Therefore, it takes an environmentally friendly alternative energy to solve the problem. Microbial Fuel Cell (MFC) is one of the prospective alternative energy and eco-friendly. In this study, urine is used as fuel and Candida fukuyamaensis is used as a biocatalyst on the MFC system. Electrode used in this system is doron-doped diamond electrode. Different pH of anode compartemen (pH 5-8) was used to produce electricity optimally. The maximum power and current density 109,61 mW/m2 and 970 mA/m2 were obtained at pH 7. The increasing volume suspension of Candida fukuyamaensis is proportional to the electrical energy generated. This can be seen from the current density 940 mA/m2, 940 mA/m2, 970 mA/m2, and 970 mA/m2, as well as the power density 49.82 mW/m2, 72.38 mWm2, 84.39 mW/m2, and 109.61 mW/m2 for 20 mL to 50 mL volume of Candida fukuyamaensis respectively. Glucose and creatinine is one of the compounds in urine that potentially be source of carbon for Candida fukuyamanesis due the results from the electrical energy generated is greater than using urine only as substrate. This MFC that use urine as substrat can produce a stable power density until the second day.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cici Safitri
"Modifikasi permukaan boron-doped-diamond (BDD) dengan Ni-Mn, Ni-Co dan Ni-Cu telah dilakukan untuk digunakan sebagai elektroda kerja pada sistem sel bahan bakar berbasis membran polimer elektrolit (Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell, PEMFC). Modifikasi dilakukan dengan rangkaian teknik wet chemical seeding (pembibitan kimia), electrochemical overgrowth of the seeds (penumbuhan kimia), annealing (pemanasan), serta refreshed and activation. Karakterisasi siklikvoltametri dan XPS menunjukkan spesi elekrokatalis Ni(OH)2 pada sampel Ni-Mn/BDD, Ni-Cu/BDD, dan Ni-Co/BDD dapat dideposisi pada potensial +0,32 V, +0,31 V dan +0.33 V berturut-turut, dengan energi ikat sebesar 855,6 eV. Agar dapat mengelektrooksidasi urea, dilakukan perubahan spesi α-NiOOH menjadi β-NiOOH yang lebih stabil dari Ni(OH)2 dengan siklikvoltametri dalam KOH 1 M selama 300 siklus. Poks tertinggi terdapat pada sampel Ni-Cu/BDD yakni 2.75 μA pada +0,59 V. Namun, pada pengaplikasian urea-PEMFC, Ni-Mn/BDD menunjukkan hasil terbaik menggunakan anolit 0,33 M dan KOH 0,1 M di ruang anoda serta katolit H2O2 2 M dan H2SO4 2 M di ruang katoda dengan densitas daya rata-rata 0,061733 mW/cm2, densitas arus rata-rata 0,185242 mA/cm2, potensial rata-rata sebesar 0,34 V vs SHE, dan efisiensi tegangan maksimal sebesar 15.83%. Sedangkan pada PEMFC berbahan bakar urin, densitas daya rata-rata yang dihasilkan 0.0889 mW/cm2, densitas arus rata-rata 0.189 mA/cm2, potensial rata-rata sebesar 0.66 V vs SHE dengan waktu pengoperasian selama 3600 detik

Surface modification on boron-doped diamond (BDD) using Ni-Mn, Ni-Co dan Ni-Cu have been performed for application as working electrodes in a Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) system. The series of wet chemical seeding, electrochemical overgrowth of the seeds, annealing, refreshed and activation techniques has been applied to modify the surface area. Characterization using cyclicvoltammetry and XPS indicate that Ni(OH)2 able to be well deposited on Ni-Co/BDD, Ni-Mn/BDD, and Ni-Cu/BDD samples at potential +0,32 V, +0,31 V dan +0.33 V respectively with binding energy as 855,6 eV. To electrooxidize urea, the change of α-NiOOHto β-NiOOH from deposited Ni(OH)2 electrochemicaly can be conducted by giving constant potential for 300 cycles in 1 M KOH. Highest oxidation peak of Ni3+ is belong to Ni-Cu/BDD as high as 2.75 μA at +0,59 V. In contrary, application Ni-Mn/BDD to urea-PEMFC shows best result by using mixture of 0.33 M urea and 0.1 M KOH as anolyte in anodic chamber, while a mixture of 2 M H2O2 and 2 M H2SO4 as chatolyte in cathodic chamber with average power density 0,061733 mW/cm2, current density 0,185242 mA/cm2, and potential of 0,34 V vs SHE with 15,83% of maximum voltage effiency yield. Urine as fuel in PEMFC has been also applied into the system with producing average power density as 0.0889 mW/cm2, 0.189 mA/cm2 for average current density, and 0.66 V vs SHE for open circuit votage for 3600 second of operation time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanzhola Gusman Riyanto
"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil membuat produksi minyak bumi dalam negeri turun drastis sejak tahun 2001 silam sedangkan kebutuhan energi terus meningkat. Selain itu, penggunaan energi fosil dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah tersebut. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, elektroda boron-doped diamond digunakan sebagai elektroda kerja dan khamir Candida fukuyamaensis digunakan sebagai biokatalis pada sistem MFC. Untuk memperoleh energi listrik yang optimum dilakukan variasi pH pada kompartemen anoda dari pH 6,5-7,5 dan variasi konsentrasi mediator dari 10-100 μM. Energi listrik maksimum yang dihasilkan sebesar 396,2 mW/m2 dan 310 mA/m2 pada kondisi pH 7,5 dengan konsentrasi mediator 10 μM.

The dependency of fossil energy in Indonesia may cause crude oil production decreased drastically since 2001, while energy consumption increased. In addition, The use of fossil energy can cause several environment problems. Therefore, we need a alternative energy that environment friendly as solution for these problems. Microbial fuel cell is one of prospective alternative energy source to be developed and environment friendly. In this study, Boron-doped diamond electrode was used as working electrode and Candida fukuyamaensis as biocatalyst in microbial fuel cell. Different pH of anode compartmen (pH 6,5-7,5) and mediator consentration (10-100 μM) was used to produce electricity optimally. The maximum power and current density 396,2 mW/m2 and 310 mA/m2, for MFC using pH 7,5 at anode compartment and methylene blue concentration at 10 μM respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Mariana Tesa Ayudia Putri
"Fuel cell urea menarik dikembangkan karena karakteristik dari urea, seperti non-toxic, tidak mudah terbakar, serta merupakan salah satu penyusun limbah terbesar, yaitu urin. Untuk meningkatkan efisiensi dari fuel cell urea/H2O2, diperlukannya suatu katalis anoda. Nikel dikenal sebagai katalis yang baik serta memiliki energi aktivasi yang baik pula pada medium basa. Umumnya paduan antara nikel dengan metal lain dilakukan untuk meningkatkan stabilitas serta meningkatkan aktivitas katalitiknya. Pada penelitian ini, bimetal nikel-kobalt, nikel-mangan, nikel-tembaga, dan nikel-zinc dideposisi pada permukaan boron-doped diamond (BDD) untuk dijadikan sebagai katalis anoda pada fuel cell urea/H2O2. Karakterisasi dengan menggunakan SEM dan XPS menunjukkan bahwa partikel bimetal tersebut telah terdeposisi secara merata di atas permukaan BDD. Optimasi membran penukar ion, konsentrasi KOH sebagai medium basa pada urea, serta variasi komposisi perbandingan bimetal menunjukkan hasil terbaik pada penggunaan NiMn-BDD sebagai katalis anoda dengan densitas daya sebesar 0,712 mW cm-2 pada potensial sebesar 0,339 V vs SHE dan densitas arus sebesar 2,107 mA cm-2. Membran yang digunakan adalah penukar anion dengan elekrolit KOH 3 M dan perbandingan antara nikel dan mangan sebesar 4:1. Stabilitas yang baik diperoleh pada pengaplikasian selama tiga jam dengan rata-rata potensial diperoleh sebesar 0,5461 V vs SHE.

Urea fuel cell is very interesting to be developed because of the characteristics of urea, such as non-toxic, non-flammable, and it is one of the biggest waste compilers, urine. To increase the efficiency of the urea/H2O2 fuel cell, an anode catalyst is needed. Nickel is known as a good catalyst and has a good activation energy in alkaline medium. Generally, the alloy or bimetal of nickel and other metals are done to increase the stability and the catalytic activity of nickel. In this study, bimetallic nickel-cobalt, nickel-manganese, nickel-copper and nickel-zinc deposited on the surface of boron-doped diamond (BDD) are investigated as an anode catalyst in urea/H2O2 fuel cells. Characterization using SEM-EDX and XPS shows that the bimetal particles have been deposited quite homogenously on the surface of BDD. Optimation of the ion exchange membrane, KOH concentration as a base medium on urea, and composition's ratio of bimetal showed the best result can be obtained using NiMn-BDD as an anode catalyst with a power density of 0.712 mW cm-2 at a potential of 0.339 V vs SHE and a current density of 2.107 mA cm-2. The membrane used is an anion exchange membrane using 3 M KOH and a 4: 1 ratio between nickel and manganese. Good stability was obtained for three hours of application with an average potential obtained of 0.5461 V vs SHE."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Hanifah Saprudin
"Melimpahnya gas CO2 di alam berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku konversi recovery untuk menghasilkan produk bahan kimia sintetik salah satunya melalui reduksi CO2 secara elektrokimia elektroreduksi. Elektroda boron-doped diamond BDD diketahui memiliki berbagai karakteristik unggul untuk digunakan sebagai elektroda kerja pada aplikasi elektroreduksi. Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi elektroda BDD dengan mendepositkan bimetal platinum dan iridium Pt-Ir menggunakan metode wet chemical seeding yang dilanjutkan dengan elektrodeposisi pada potensial -0,5 V vs Ag/AgCl selama 15 menit. Optimalisasi dilakukan pada variasi rasio Pt-Ir 1:1, 1:2 dan 2:1. Setiap elektroda dikarakterisasi menggunakan CV, SEM, EDX, XPS dan Raman Spektroskopi. Elektroreduksi CO2 dilakukan pada sel 2 kompartemen, yaitu ruang katoda yang berisi NaCl 0,1 M dan terta terlarut gas CO2 dan ruang anoda yang berisi Na2SO4 dengan menggunakan setiap elektroda tersebut masing-masing pada potensial -1,1 V, -1,2 V, -1,3 V, -1,5 V, dan -1,7 V vs Ag/AgCl selama 60 menit. Produk hasil reduksi dianalisa menggunakan HPLC dan GC. Produk terbanyak yang dihasilkan adalah asam format sebesar 7,08 mg/L dengan efisiensi faraday 23,17 menggunakan elektroda PtIr 2:1 BDD pada potensial -1,1 V vs Ag/AgCl. Selain asam format dihasilkan pula produk lainnya seperti metanol, gas CO, gas metana dan gas H2. Sedangkan dengan menggunakan elektroda Pt-BDD hanya mampu menghasilkan asam format 2,51 mg/L pada potensial -1,6 V vs Ag/AgCl. Keberadaan Ir mampu menurunkan potensial pada elektroreduksi CO2 untuk menghasilkan produk dengan konsentrasi yang lebih besar.

The abundance of CO2 gas in nature potentially to produce valueable chemical products through electrochemical reduction of CO2 electroreduction of CO2. Boron doped diamond BDD is known to have superior characteristic to supports to electroreduction CO2 which requires high potensial reduction. In this research, BDD electrode was modified by depositing platinum iridium bimetals onto BDD surface through wet chemical seeding method followed by electrodeposition at 0,5 V vs Ag AgCl for 15 min. Optimization was also performed for various Pt Ir mole ratios, including 1 1 , 1 2 and 2 1. Each electrode was characterized by using CV, SEM, EDX, XPS and Raman spectroscopy. Electroreduction of CO2 was performed by using two compartement cell. In the cathode chamber 0.1 M NaCl with dissolved CO2 gas was placed, while in the anode chamber the solution was 0.1 M Na2SO4. PtIr BDD were performed as working electrode. Electroreduction of CO2 was carried out at various potentials of 1,1 V, 1,2 V, 1,3 V, 1,5 V, and 1,7 V vs Ag AgCl for 60 min. The products of the electroreduction were analyzed using HPLC and GC. The main product in this system was formic acid with the largest concentration of 7,08 mg L with 23,17 farradaic efficiency at PtIr 2 1 BDD at the potential of 1,1 V vs Ag AgCl. Other products including methanol, CO, methane and H2 gas was also generated. On the other hand, Pt BDD electrode can produce 2,51 mg L formic acid at much higher potential at 1,6 V vs Ag AgCl. The existance of Ir particles proposed to contribute in reducing the required potential and to produce concentration of formic acid the CO2 reduction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrurrazie
"ABSTRAK
Glukosa oksidase pada permukaan elektroda BDD yang termodifikasi
AuNP telah dibuat untuk aplikasi sel bahan bakar enzimatik (SBE). AuNP-BDD
dibuat dengan cara merendam BDD termodifikasi nitrogen (N-BDD)
menggunakan AuNP, sedangkan N-BDD disusun dengan menggunakan metode
fotokimia pada larutan amonia dan disinari UV 254 nm. respon elektrokimia dari transfer elektron dan oksidasi glukosa pada elektroda termodifikasi telah diamati dengan tujuan untuk memfabrikasi sebuah SBE. Voltametri siklik (CV)
mengamati puncak reduksi oksigen di 0,14 V pada konsentrasi glukosa yang
berbeda (0,1-0,9 M) pada larutan penyangga fosfat (PBS) pada pH 7. Selanjutnya, variasi scan rate menunjukkan arus puncak memiliki nilai linear (R2 = 0.99) terhadap scan rate1/2 bahwa puncak ini dikendalikan oleh proses kontrol difusi. Sebuah SBE Model laboratorium dibangun dengan menggunakan elektroda AuNP-BDD-GOks sebagai anoda dan kalium ferrosanida-ferrisianida sebagai katoda dengan sistem terbuka. Dari studi discharge, elektroda itu ditemukan juga bekerja pada potensial optimal. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa modifikasi elektroda pada penelitian ini menjanjikan untuk aplikasi SBE

ABSTRACT
Glucose oxidase immobilized in gold nanoparticles-modified boron-doped
diamond was prepared for an application in enzymatic fuel cells (EFCs). AuNPs- BDD was prepared by immersing nitrogen-modified BDD (N-BDD) in a colloidal AuNPs, whereas N-BDD was prepared using photochemical method in an ammonia solution under UV light. The electroanalytical responses of the electron transfer and the oxidation discharge of glucose at the electrode were studied in order to build an EFC. Cyclic voltammetry observed an oxygen reduction peak at 0.14 V. The current of this peak was linear (R2= 0.99) with different glucose concentrations (0.1-0.9 M) and phosphate buffer solution (PBS) at pH of 7. Furthermore, the scan rate dependency showed that this peak was controlled by diffusion control process. A laboratory model EFC was built by mounting the anode with a potassium ferrocyanide-ferricyanide cathode in open system. From these discharge studies, the electrode was found to be well working at the optimum potential. Hence, the current study concluded that the modified electrode is a promising electrode for EFC."
2016
T46210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thiofani Karin
"Penggunaan bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan listrik menyebabkan peningkatan emisi karbon dan pembentukan gas rumah kaca, sehingga dibutuhkan alternatif sumber listrik lain yang ramah lingkungan. Fuel cell merupakan perangkat yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil. Selain hidrogen, amonia merupakan bahan bakar yang populer untuk dikembangkan untuk fuel cell karena biaya produksinya lebih murah dibandingkan hidrogen dan tidak menghasilkan emisi karbon. Pada penelitian ini, nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) disintesa pada permukaan busa nikel sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.  Sintesis dilakukan dengan rasio optimum Ni:Co (1:1) menggunakan metode solvotermal. Hasil karakterisasi FTIR, XRD dan SEM-EDX menunjukkan bahwa busa nikel termodifikasi nikel kobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74@NF) berhasil terbentuk. Studi elektrokimia NiCo MOF-74@NF dalam larutan elektrolit yang mengandung amonia menunjukkan densitas arus tertinggi sebesar 0.221 A, sedangkan penggunaan NiCo MOF-74@NF pada fuel cell amonia menunjukkan densitas daya tertinggi sebesar 97mW/cm2. Densitas daya ini 1,8  kali lebih besar dibandingkan busa nikel yang dimodifikasi dengan nikel kobalt tanpa struktur MOF (NiCo@NF) (54mW/cm2) dan 2,7 kali lebih besar dibandingkan dengan busa nikel tanpa modifikasi (35mW/cm2). Dengan demikiam, NiCo MOF-74@NF berpotensi digunakan sebagai elektroda dalam fuel cell berbahan bakar amonia.

sources of electricity are needed. Fuel cells are devices that can convert chemical energy into electrical energy and are expected to replace the use of fossil fuels. Apart from hydrogen, ammonia is a popular fuel to be developed for fuel cells because it is cheaper and produces no carbon emissions. In this study, nickel cobalt metal organic framework-74 (NiCo MOF-74) was synthesized on the surface of nickel foam to be used as an electrode in an ammonia fuel cell. Synthesis was carried out with the optimum ratio of Ni:Co (1:1) using the solvothermal method. The results of characterization with FTIR, XRD and SEM-EDX showed that NiCo MOF-74@NF was successfully formed. Electrochemical studies of NiCo MOF-74@NF in an electrolyte solution containing ammonia showed the highest current density (0.221 A) and generate a power density of 97mW/cm2 in ammonia fuel cell. This result was 1.8 times greater than nickel cobalt modified nickel foam without MOF structure (NiCo@NF) (54mW/cm2) and 2,7 times better than unmodified nickel foam (35mW/cm2). Hence, NiCo MOF-74@NF has the potential to be used as an electrode in ammonia fueled fuel cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>