Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahidah Sumayyah Rahman
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas pandangan Aisyiyah terhadap isu yang dibahas dalam Kongres Perempuan Indonesia 1928. Kedudukan perempuan pada saat itu masih banyak dipengaruhi oleh adat-adat yang membuat mereka seolah tidak memiliki hak apapun. Aisyiyah sebagai bagian dari Muhammadiyah yang merupakan sebuah organisasi muslim modern di Indonesia menyadari bagaimana perempuan di Indonesia masih belum mengetahui kedudukan mereka sebagai mana yang mereka miliki dalam islam. Dalam Kongres Perempuan Indonesia 1928, isu yang dibahas merupakan isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan, kedudukan perempuan, poligami dan pernikahan dini. Melalui Kongres Perempuan Indonesia 1928 ini, Aisyiyah menyampaikan pendapatnya mengenai isu-isu yang dibahas dalam kongres tersebut melalui pidatonya. Dalam pidato yang dibacakan, Aisyiyah menyampaikan pandangan yang berbeda dengan organisasi lain yang hadir dalam kongres tersebut. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode sejarah berupa heuristik; yakni pencarian sumber baik itu arsip, buku, kritik sumber; yakni memverifikasi sumber yang telah didapat, interpretasi, dan terkahir ialah historiografi. Kata Kunci: Aisyiyah, Pergerakan Perempuan, Kongres Perempuan Indonesia, Pendidikan Perempuan

ABSTRACT
The issues discussed in the Indonesian Womens Congress of 1928. The position of women during that time was still heavily influenced by customs that made them seems to have no rights. Aisyiyah as part of Muhammadiyah which is a modern Muslim organization in Indonesia is aware of how women in Indonesia still not aware of their rights according to Islams law. During the Indonesia Womens Congress of 1928, the issues discussed were about women rsquo s education, womens position, polygamy and early marriage. Through the Indonesian Women rsquo s Congress of 1928, Aisyiyah gave their opinion on the issues discussed in the Congress through their speech. In this paper, the writer uses historical methods of heuristics is the search for sources of such archives, books, source criticisms is verify the source that has been obtained, interpretation, and the last is historiography. Key Words Aisyiyah, Womens Movement, Indonesian Womens Congress, Womens Education."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Susanti
"Tesis ini membahas dinamika perjuangan Kongres Wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak pilih perempuan Indonesia tahun 1928–1955. Hak pilih merupakan salah satu wacana yang menjadi bagian dari perjuangan perempuan Indonesia melalui Kongres Perempuan Indonesia (setelah kemerdekaan: Kongres Wanita Indonesia) sebagai wadah persatuan pergerakan perempuan Indonesia. Keterwakilan perempuan dalam badan-badan perwakilan di masa Hindia Belanda terhambat oleh praktik diskriminasi berbasis gender, ras, dan kelas yang diterapkan pemerintah kolonial terkait hak politik perempuan. Adapun di masa kemerdekaan, pemerintah Republik menjamin kesetaraan hak seluruh warga negara, termasuk hak pilih perempuan dalam pemilihan umum. Hal ini kemudian turut memengaruhi perubahan arah dan corak gerakan Kongres Wanita Indonesia dalam upaya menjamin hak suara perempuan dan keterwakilan perempuan dalam badan-badan representatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 langkah, yaitu: (1) heuristik; (2) kritik/verifikasi; (3) interpretasi; (4) historiografi. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber arsip dan surat kabar sezaman menunjukkan bahwa hak pilih perempuan Indonesia yang diperjuangkan melalui Kongres Perempuan Indonesia diperoleh setelah melalui perjuangan panjang serta diberikan bertahap oleh pemerintah kolonial. Adapun di masa kemerdekaan, upaya Kongres Wanita Indonesia terkait hak pilih perempuan diarahkan pada pengawalan langkah pemerintah terkait kesetaraan hak politik perempuan dan keterwakilan perempuan dalam proses politik, termasuk pemilihan umum.

This thesis discusses the dynamics of the struggle of the Indonesian Women's Congress in fighting for Indonesian women's suffrage rights in 1928–1955. The right to vote is one of the discourses that became part of the Indonesian women's struggle through the Indonesian Women's Congress (after independence: the Indonesian Women's Congress) as a forum for the unity of the Indonesian women's movement. The representation of women in representative bodies during the Dutch East Indies era was hampered by the practice of discrimination based on gender, race, and class applied by the colonial government regarding women's political rights. During the independence period, the government of the Republic guaranteed equal rights for all citizens, including women's right to vote in general elections. This then contributed to changes in the direction and pattern of the Indonesian Women's Congress movement in the effort to guarantee women's voting rights and women's representation in representative bodies. This study uses historical research methods which consist of 4 steps, namely: (1) heuristics; (2) criticism/verification; (3) interpretation; (4) historiography. The results of research conducted using contemporary archival sources and newspapers show that the right to vote for Indonesian women, which was fought for through the Indonesian Women's Congress, was obtained after going through a long struggle and was granted gradually by the colonial government. As for the independence period, the efforts of the Indonesian Women's Congress regarding women's suffrage were directed at escorting government steps related to equality of women's political rights and representation of women in the political process, including general elections."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Mirawati
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Kongres Perempuan Indonesia I: tanggal 22-25 Desember 1928 ini saya ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada jurusan Sejarah Fakualtas Sastra Universitas Indonesia.
Alasan saya menulis tentang Kongres Perempuan Indonesia, khususnya Kongres Perempuan Indonesia I ini adalah: pertama, masih kurangnya buku-buku atau penulisan-penulisan yang mengungkapkan tentang sejarah pergerakan pada umumnya dan tentang sejarah pergerakan wanita Indonesia pada khususnya. Hal tersebut disebabkan sulitnya untuk mendapatkan bahan-bahan yang masih sangat sedikit dan juga banyak tokoh _wanita yang terlibat dalam peristiwa itu sudah tiada lagi.Masalah Kongres Perempuan yang menjadi inti dari skripsi ini hanya dikupas secera sepintas saja, misal_nya dalam karya-karya dari Drs. Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, Yusmar Basri (ed), Sejarah Nasional Indonesia jilid V, atau- pun dalam buku Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia karangan A.K. Pringgodigdo, di mama secara umum dapat dikatakan bahwa _

"
1984
S12492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Nur Adilah
"Kondisi perempuan sebelum adanya organisasi Aisyiyah di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Perempuan pada saat itu masih mengalami keterbelakangan, tidak terdidik serta awam dalam pemahaman agama. Maka kehadiran Aisyiyah membawa perubahan bagi perempuan hampir di seluruh Indonesia. DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah dimana organisasi Aisyiyah menebarkan kiprahnya. Penelitian ini membahas sejarah Aisyiyah DKI Jakarta, peran Aisyiyah terhadap perempuan muslim di DKI Jakarta, serta faktor pendukung dan penghambat Aisyiyah di DKI Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik wawancara serta observasi laporan kegiatan dan data - data primer lainnya. Landasan Teoritis yang digunakan pada penelitian ini adalah pemberdayaan terhadap perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Aisyiyah DKI Jakarta telah melakukan pemberdayaan perempuan muslim di DKI Jakarta pada beberapa bidang, yaitu: peningkatan literasi, kesejahteraan, perlindungan, serta pengembangan diri. Pemberdayaan ini tidak lepas dari dukungan Muhammadiyyah sebagai organisasi induk yang terus berusaha meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat. Pemberdayaan ini lah yang menjadikan eksistensi Aisyiyah di DKI Jakarta mendapat dukungan dari berbagai pihak hingga saat ini karena manfaat yang terasa di masyarakat khusunya perempuan muslim. Selain itu, terdapat beberapa penghambat dalam organisasi Aisyiyah DKI Jakarta, antara lain: minimnya SDM, kurangnya sinergisitas antara pimpinan pusat dan cabang Aisyiyah DKI Jakarta, serta kurang profesionalnya kader Aisyiyah.

The condition of women before the existence of the Aisyiyah organization in Indonesia was still quite apprehensive. Women at that time were still underdeveloped, uneducated and ignorant in understanding religion. So Aisyiyah's presence brought change for women in almost all of Indonesia. DKI Jakarta is one of the areas where the Aisyiyah organization spread its work. This study discusses the history of Aisyiyah DKI Jakarta, the role of Aisyiyah towards Muslim women in DKI Jakarta, as well as the supporting and inhibiting factors for Aisyiyah in DKI Jakarta. The method used in this study is qualitative with interview techniques and observation of activity reports and other primary data. The theoretical basis used in this study is the empowerment of women. The results of this study indicate that Aisyiyah DKI Jakarta has empowered Muslim women in DKI Jakarta in several areas, namely: increasing literacy, welfare, protection, and self-development. This empowerment cannot be separated from the support of Muhammadiyah as the main organization which continues to increase awareness for the community. It is this empowerment that makes Aisyiyah's existence in DKI Jakarta receive support from various parties to date because of the benefits felt in society, especially Muslim women. In addition, there are several obstacles in the DKI Jakarta Aisyiyah organization, including: the lack of human resources, the lack of synergy between the central leadership and the DKI Jakarta Aisyiyah branch, and the lack of professionalism of Aisyiyah cadres."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Oktavia Ciptosunu
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Perjalanan dari Organisasi Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia PPPI yang berkembang menjadi Kongres Wanita Indonesia Kowani 1928-1950. Perjuangan yang dilakukan Kowani berfokus pada meningkatkan peran wanita didalam masyarakat dan usahanya dalam menyatukan organisasi-organisasi wanita Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Untuk hasil yang dicapai dari tulisan ini menunjukan peran organsasi PPPI sebelum tahun 1945 adalah memperbaiki kedudukan kaumnya seperti Pemberantasan Buta Huruf, mengupayakan tercapainya Undang-undang tentang perkawinan, serta Hak pilih Wanita. Untuk tahun 1945 sampai tahun 1949, peran organisasi Kowani adalah mengisi Kemerdekaan Indonesia seperti menyatukan seluruh organisasi wanita Indonesia, membuka hubungan dengan organisasi wanita internasional, dan mengirimkan delegasi-delegasi wanita kedalam setiap pertemuan wanita Internasional. Kata Kunci: PPPI, Kongres Perempuan, Kowani, Sejarah Perempuan Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the Journey of the Indonesian Women 39 s Society Engagement Organization PPPI which developed into the Indonesian Women 39 s Congress Kowani 1928 1950. Kowani 39 s struggle focuses on enhancing the role of women in society and its efforts in bringing together Indonesian women 39 s organizations in achieving independence. The method used in this paper uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. For the results of this paper, the role of the PPPI organization prior to 1945 is to improve the status of its people, such as the Eradication of Illiteracy, to strive for the Law on Marriage, and Women 39 s Suffrage. From 1945 to 1949, the role of Kowani 39 s organization was to fill Indonesian Independence such as bringing together all Indonesian women 39 s organizations, opening relationships with international women 39 s organizations, and sending women 39 s delegations into every international women 39 s meetings. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidah Sumayyah Rahman
"Tesis ini membahas bagaimana peranan Aisyiyah dalam bidang pendidikan Indonesia pada tahun 1952-1959. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi bagian dari amal dan usaha Aisyiyah sejak awal berdirinya. Amal dan usaha Aisyiyah dalam bidang pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal tetapi juga pendidikan non-formal. Tersebarnya cabang-cabang Aisyiyah di berbagai daerah mempermudah Aisyiyah untuk turut berperan dalam bidang pendidikan. Aisyiyah merupakan salah satu organisasi yang anggotanya turut terlibat menjadi pengajar pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristic, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Dalam tesis ini, penulis menggunakan majalah sejaman yang diterbitkan oleh organisasi Aisyiyah dilengkapi dengan berbagai sumber pendukung lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Aisyiyah memiliki peranan dalam bidang pendidikan pada periode 1952-1959. Tidak hanya dalam pendidikan formal melalui taman kanak-kanak dan jenjang pendidikan lainnya, Aisyiyah juga turut berpartisipasi dalam pemberantasan buta huruf serta pengajaran lainnya melalui muballighatnya.

This thesis discusses the role of Aisyiyah in Indonesian education from 1952 to 1959. Education is one area that has been part of Aisyiyah's activities since its birth. Aisyiyah's activities in education are not only limited to formal education but also non-formal education. The branches of Aisyiyah are spreading in various areas, which makes it easier for Aisyiyah to take part in the field of education. This thesis is being written using historical methods which consist heuristic, verification, interpretation and historiography. In this thesis, the author uses contemporary magazines published by the Aisyiyah organization, complemented by various other supporting sources. Based on the research results, it is perceptible that Aisyiyah had a role in the field of education from the period 1952-1959. In formal education through kindergarten and other levels of education, Aisyiyah also participates in eradicating illiteracy and teaching through her preacher. Aisyiyah is also one of the organizations whose members are involved in teaching Islamic religious lessons in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiyah
"Hingga akhir abad ke-19, perempuan Indonesia masih mengalami ketertinggalan dan diskriminasi dalam kehidupan pernikahan maupun kehidupan keluarga. Saat Politis Etis diterapkan di Indonesia pada awal abad ke-20, para elit baru yang lahir sebagai dampak kebijakan tersebut mulai bergerak memperjuangkan kepentingan bangsanya. Munculnya organisasi terpelajar membuat kaum perempuan ikut mengembangkan pergerakannya melalui organisasi. Wanito Oetomo adalah salah satu organisasi perempuan di masa kebangkitan nasional yang berdiri tahun 1921 di Yogyakarta. Pada 22-25 Desember 1928, Wanito Oetomo bersama beberapa organisasi perempuan lainnya berhasil mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Salah satu hasil kongres adalah pendirian organisasi fusi bernama Perikatan  Perempoean Indonesia (PPI). Melalui serangkaian metode sejarah, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan organisasi Wanito Oetomo dalam pergerakan perempuan di Indonesia yang dilihat melalui perannya dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I hingga berakhirnya masa kepemimpinan Ny. Soekonto sebagai Ketua PPI tahun 1930, serta dampak yang ditimbulkan kongres terhadap organisasi ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Wanito Oetomo berhasil memposisikan organisasinya untuk berperan penting saat penyelenggaraan kongres sehingga menguatkan partisipasinya dalam pergerakan perempuan saat itu. Namun, organisasi ini mulai meredup dalam pergerakan perempuan Indonesia karena tidak adanya regenerasi anggota muda, para anggota tidak hanya terfokus pada organisasi ini, serta ketidakinginan untuk mengikuti perubahan zaman.

Until the end of the 19th century, Indonesian women still experienced lags and discrimination in married life and family life. When Ethical Politics was implemented in Indonesia at the beginning of the 20th century, new elites born as a result of the policy began to move to fight for the interests of their nation. The emergence of educated organizations makes women participate in developing their movements through organizations. Wanito Oetomo was one of the womens organizations in the national awakening period which was founded in 1921 in Yogyakarta. On December 22-25, 1928, Wanito Oetomo together with several other womens organizations succeeded in holding the first Indonesian Womens Congress in Yogyakarta. One of the results of the congress was the establishment of a fusion organization called Perikatan Perempoean Indonesia (PPI). Through a series of historical methods, this study aims to explain the development of the Wanito Oetomo organization in the womens movement in Indonesia which is seen through its role in organizing the first Indonesian Womens Congress until the end of Ny. Soekonto served as Chair of the PPI in 1930, and the impact of the congress on this organization. The results of the study showed that Wanito Oetomo succeeded in positioning their organization to play an important role during the congress which strengthened their participation in the womens movement at that time. However, this organization began to fade in the Indonesian womens movement because of the lack of regeneration of young members, the members were not only focused on this organization, and were unwilling to follow the changing times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Lutfi Masduki
"Indonesia memiliki penduduk yang didominasi umat Islam dan persoalan agama dalam media menjadi sensitif. Penulisan di media harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menyinggung. Sehingga media melakukan agenda setting untuk memilah isu yang dimunculkan dan tidak dimunculkan dalam medianya. Dari hasil analisis isi yang dilakukan pada surat kabar di Indonesia pada tahun 1996 ? 2011, diperoleh bahwa isu keagamaan hanya menjadi wacana alternatif, dan lebih banyak menggunakan perspektif teknologi dibanding syariah dengan menggeser wilayah spiritual ke wilayah yang lebih rasional. Sehingga aspek ekonomi dan tema tentang kebijakan hukum dipilih. Isu halal pun belum masuk kedalam agenda isu global dan terdapat kecenderungan untuk membahasnya secara sambil lalu dengan mengarahkannya pada tema lain yang sekiranya lebih menarik. Ditambah dengan tenggat waktu yang mengikat, reporter takut melakukan elaborasi isu keagamaan. Birokrat atau pemerintah dianggap paling legitimate sebagai narasumber karena berperan sebagai pembuat kebijakan yang akan berpengaruh kepada kepentingan publik.

Indonesia is dominated by moslem people. Religious issue could became sensitive to publicate in media. Media writing have to do carefully and not offense. That‟s why media have to do setting agenda for choose the issue that is publicate in his media. From content analysis to Indonesia‟s media since 1996- 2011, concluded that religious issue only be an anlternative and presented by technologycal perspective than sharia which is take spiritual area to rational area. Economic aspect and law enforcement is choosen. Halal issue not become global isuue yet. And there is tendency to ignore it with more interesting theme. With the tight schedule, reporters are affraid to do ellaboration. Birochracy and Government have rule as make regulation that mek them more initeresting to presented to public.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30764
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syamsiyatun
"This article analyses a strategy of Nasyiatul Aisyiyah, a youth Muslim women organization, in developing its ideology and the importance of gender in the reign of New Order Indonesia (1966-1998). In the name of political stability, the New Order applied a tight political control towards mass-religious based organizations and tried to minimize their militancy by forming new women’s movement organizations such as Dharma Wanita and PKK that are easily controlled by the government. As an Islamic women organization, Nasyiatul Aisyiyah underwent the surveillance practiced by the government via those two bodies; however Nasyiatul Aisyiyah could constantly maintain its entity as an Islamic women organization. In the 1980s when the New Order Regime was predominantly in power, Nasyiatul Aisyiyah held negotiations and adapted to the governmental gender policy to assure the position and the interests of young women."
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007
297 JAMI 45:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Theresia Manzanaris
"Krisis ekonomi yang terjadi mempengaruhi semua sendi kehidupan termasuk sektor industri jasa penerbangan. Pengaruh yang disebabkan diantaranya adalah menurunnya kinerja finansial dan operasional perusahaan. Hal ini memaksa dunia usaha baik sektor industri maupun sektor bisnis melakukan upaya keras bila ingin tetap eksis dengan membuat program-program baru yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Program-program yang dibuat manajemen tersebut hams dikomunikasikan agar publik internal sadar dan dapat melaksanakan program tersebut dengan baik. Humas merupakan bagian penting dalam perusahaan karena Humas yang memegang peranan untuk mensosialisasikan program-program atau kebijakan manajemen kepada publik internal. Humas bertugas merancang program-program komunikasi baik denganmetode lisan, tulisan maupun visual. Media internal merupakan salah satu media tulisan yang digunakan oleh Humas Perusahaan untuk menyampaikan informasi dari manajemen kepada karyawan. Penelitian kali ini bertempat di PT Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang melakukan pembaharuan dalam perusahaannya dimana manajemen baru menetapkan program yang disebut Rencana Aksi Garuda. Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana keefektifan salah satu program komunikasi internal Humas, yaitu media interval Rajawali View dalam mensosialisasiakan program manajemen Rencana Aksi Garuda kepada karyawan. Penelitian ini mengambil berita-berita di media internal Rajawali View. Isu yang dipilih adalah isu-isu seputar Rencana Aksi Garuda. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah susunan agenda (agenda setting). Variabel independen, yaitu agenda media diteliti dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis method). Sedangkan variabel dependen, yaitu agenda publik diteliti dengan menggunakan metode. survey (survey method). Disamping itu juga dilakukan pengontrolan pada variabel ketiga yang dianggap mempengaruhi kekuatan hubungan yang terbentuk antara variabel independen dengan variabel dependen, yaitu unit kerja, rumpun jabatan dan jumlah edisi yang dibaca oleh karyawan PT Garuda Indonesia. Agenda media diukur berdasarkan ranking frekuensi pemunculan masing-masing isu pada media internal Rajawali View. Sedangkan agenda publik diukur berdasarkan respon mereka pada isu-isu yang mereka anggap sebagai isu penting secara intrapersonal dengan menggunakan instrumen kuesioner. Sampel penelitian adalah karyawan PT Garuda Indonesia yang bekerja di kantor pusat. Sampel berjumlah 45 orang responden yang diambil secara acak sederhana (simple random): Uji korelasi bivariat secara umum dengan menggunakan Spearman's Rank Correlation menunjukkan hanya beberapa hubungan yang signifikan, yaitu isu mengenai Program Pelayanan & Komunikasi, isu Tahap Turn around dan pada isu yang Paling Penting (Most Important). Korelasi pada isu Program Pelayanan & Komunikasi adalah sempurna 1.000 (.000). Korelasi pada Isu yang Paling Penting (most important issue) juga sempurna 1.000 (.000). Sedangkan pada isu Tahap Turn Around, korelasi yang terbentuk kuat .712 (.048). Munculnya hubungan yang sempurna ini diantara banyaknya hubungan yang tidak signifikan, dapat disebabkan karena waktu pelaksanaan Rencana Aksi Garuda, waktu penerbitan media internal RV, perbandingan jumlah berita tiap-tiap isu yang dijadikan Fokus Utama dalam media internal RV, serta jenis isu. Pada variabel unit kerja, hubungan yang terbentuk antara agenda media dengan agenda publik diasumsikan kuat pada karyawan di unit kerja IC (Corporate Communication), yaitu bagian humas yang membuat media internal Rajawali View. Namun dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satupun hubungan yang signifikan pada unit kerja ini. Pada variabel rumpun jabatan, hubungan yang terbentuk antara agenda media dan agenda publik diasumsikan kuat pada rumpun jabatan yang paling tinggi. Dari data hasil penelitian, jabatan yang tertinggi adalah Manajer Fungsi dan tidak ada satupun juga hubungan signifikan tercipta pada rumpun jabatan ini. Selanjutnya pada variabel jumlah edisi yang dibaca, hubungan yang terbentuk antara agenda media dan agenda publik diasumsikan kuat pada karyawan dengan jumlah edisi yang dibaca semakin tinggi. Data menunjukkan hanya sebagian hubungan yang signifikan, yaitu pada isu Program Pelayanan & Komunikasi dengan hubungan sempurna 1.000 (.000). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada suatu kondisi ketidakpastian (uncertainty) yang disebabkan perubahan manajemen ini, unit kerja yang berhubungan dengan pembuatan media internal, rumpun jabatan yang semakin tinggi serta jumlah edisi yang dibaca semakin banyak tidak menyebabkan hubungan-hubungan yang tercipta signifikan. Artinya, responden dengan unit kerja yang berhubungan dengan pembuatan media internal, rumpun jabatan yang semakin tinggi serta jumlah edisi yang dibaca semakin banyak tidak menjamin isi lebih memahami mengenai Rencana Aksi Garuda Banyaknya hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu sifat media yang diteliti, jenis isu yang diteliti, perbandingan jumlah isu, sumber informasi lainnya bagi responden serta seleksi yang dilakukan tiap pribadi. Berkaitan dengan sumber informasi lainnya, dari data yang didapat, bahwa kehadiran media lainnya seperti Info GA merupakan sumber informasi yang penting bagi karyawan. Waktu penerbitan yang insidental menjadi pelengkap informasi bagi karyawan disela-sela penerbitan Rajawali View yang terbit bulanan dan kadang tertunda. Pemanfaatan media lisan seperti rapat internal dan tatap muka yang kontinu juga merupakan hal yang harus dilakukan bila Humas ingin mengkomunikasikan suatu informasi serta ingin menciptakan perubahan pada publik sasarannya. Selain itu, banyaknya hubungan yang tidak signifikan sekaligus memperlihatkan bahwa Humas melalui salah satu alat komunikasinya, media internal RV, hanya menjalankan fungsi memberitahu (to inform) daripada membujuk (to persuade) khalayaknya sasarannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>