Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Aufa Washila
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerjemahan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang dibahas di sini mencakup padanan ungkapan fatis, pergeseran bentuk dan makna, dan metode penerjemahan yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemadanan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, pergeseran bentuk dan makna yang terjadi sehingga pesan yang terdapat dalam BSu bisa diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa, dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah sehingga hasil terjemahannya menjadi dinamis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis diambil dari sebuah Webtoon berjudul Flawless episode 1-10, versi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Untuk membantu analisis data, teori yang dipakai adalah teori ungkapan fatis secara umum dari Malinowski 1923, teori ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia dari Kridalaksana 1994, dan teori ungkapan fatis dalam bahasa Arab dari al-Qinai 2011. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ungkapan-ungkapan fatis tersebut ada yang tidak diterjemahkan, ada yang diterjemahkan sesuai dengan fungsi fatisnya, ada yang diterjemahkan menjadi bentuk lain, dan ada yang diserap bunyinya. Selain itu, disimpulkan juga bahwa hampir semua penerjemahan pada data menggunakan metode penerjemahan komunikatif.

ABSTRACT
The focus of this research is the analysis of phatic utterances translation from Indonesian into Arabic. The translation includes the equivalence of phatic utterance, form and translation shift, and the translation method that was used. The aim of this research is to analyse the equivalence of phatic utterances from Indonesian into Arabic, form and translation shift so that the message in source language can be expressed appropriately in target language, and the translation method that was used by the translator so that the result of the translation became dynamic. The method I use in this research is qualitative descriptive method. The data I use to analyse is a webtoon entitled ldquo Flawless rdquo episode 1 10, in Indonesian and Arabic version. In order to support the data analysis, I use the theory of phatic communion from Malinowski 1923, theory of Indonesian phatic utterance from Kridalaksana 1994, and theory of Arabic phatic utterance from al Qinai 2011. From the results of this research, it was found that some of the phatic utterances are not translated, some are translated based on the phatic function, some are translated into other forms, and some are absorbed by the sound. In addition, it is concluded that almost all of the translation utterances uses communicative translation method. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raffiza Zahra Mulyadihardja
"Webtoon Eggnoid memiliki visualisasi yang menarik serta gaya cerita yang memasukkan unsur jenaka. Unsur jenaka yang berkaitan dengan berbagai faktor ini menarik untuk diteliti, terlebih terjemahannya ke dalam bahasa Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana penerjemahan teks humor webtoon Eggnoid ke dalam bahasa Belanda. Analisis dilakukan berdasarkan teori penciptaan humor Berger (1997) dan teori penerjemahan Molina & Albir (2002). Data yang digunakan adalah webtoon Eggnoid versi bahasa Indonesia dan bahasa Belanda episode 1-6. Dari 261 tuturan, 18 tuturan di antaranya mengandung humor. Teks humor tersebut tercipta dari unsur pembangun humor yang termasuk ke dalam kategori humor bahasa, logika, dan identitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik melebih-lebihkan dari kategori bahasa merupakan unsur pembangun humor yang sering digunakan. Adapun teknik penerjemahan yang banyak digunakan adalah teknik generalisasi dan transposisi. Hal tersebut dilakukan karena tidak adanya padanan leksikal yang memadai dalam bahasa sasaran ataupu karena perbedaan struktur gramatika antara BSu dan BSa.

The Eggnoid webtoon has an appealing visualization and narrative style that incorporates humorous elements. The humorous elements related to various factors make this research interesting to study, especially in the Dutch translation version. This study aims to understand how humorous texts are translated, particularly in the Dutch version of the Eggnoid webtoon. This research is a descriptive analysis research with observation and note-taking methods. Molina and Albir's (2002) translation theory and Berger's (1997) theory of humor are used to support the research. The data used are the Indonesian and Dutch versions of the Eggnoid webtoon episodes 1-6. Based on analysis, out of 261 utterances that appear, only 18 utterances are classified as humorous. The humor text is composed of humor elements that fall into three categories: language, logic, and identity. Results show that the exaggeration technique of language category is a frequently used to build humor. As for the translation process, the translator mostly uses generalization and transposition techniques as there are neither equivalents nor adequate sentence structures in the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini membahas padanan ungkapan fatis bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Astérix. Fokus penelitian ini adalah jenis terjemahan dan jenis ungkapan fatis. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan fatis dalam bahasa Prancis ada yang dapat dialihkan sepenuhnya, ada pula yang dialihkan dengan pergeseran, dan ada pula yang tidak diterjemahkan. Maksud dari setiap jenis ungkapan fatis dapat diketahui dari analisis konteks situasional dan ko-teks yang melingkupi ungkapan fatis. Satu ungkapan fatis dapat memiliki lebih dari satu maksud dan satu maksud dapat diungkapkan dengan lebih dari satu ungkapan fatis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ungkapan fatis cenderung memiliki maksud bervariasi yang sesuai dengan keperluan penutur. Ditinjau dari sudut perpadanan, satu ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang beragam dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya pun demikian, beberapa ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang sama dalam bahasa Indonesia., This research is about the translation of French phatic expression into Indonesian in the Astérix comic. The focus of this research is the types of translation and the types of phatic expressions. Qualitative method and literature review is used. The results show that the phatic expressions can be translated into the target text in various ways: translated completely, translated with shift, and not translated at all. The meanings of phatic expressions can be recognized by analysing the situational context and co-text surrounding the phatic expressions. Furthermore, a phatic expression can have more than one meaning and one meaning can be expressed by more than one phatic expression. Thus, it can be concluded that the phatic expressions tend to have various meanings depending on the speaker’s needs. While a phatic expression can have various equivalences in Indonesian, various phatic expressions, on the other hand, are probable in having only one equivalence in Indonesian.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Naomi Istiqomah
"Makalah ini memaparkan hasil analisis perbandingan kualitas terjemahan dari webtoon “7 Wonders” Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Webtoon “7 Wonders” diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh penggemar dengan 2 penerjemah yang berbeda. Hal ini menarik untuk diketahui melihat banyaknya penggemar webtoon dan tidak sedikit webtoon yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori kualitas penerjemahan Peter Newmark (1988), translation as a science, translation as a craft, translation as an art, dan traslation as a taste. Berdasarkan hasil analisis, kedua penerjemah cenderung menerjemahkan teks sumber (Tsu) secara harfiah kata per kata sehingga penerjemahannya hanya sampai pada translation as a science dan craft. Ideologi penerjemah pertama lebih berorientasi pada bahasa sasaran (domestikasi) sedangkan penerjemah kedua tetap mempertahankan unsur budaya bahasa sumber (pengasingan). Diharapkan temuan dari penelitan ini mampu membantu meningkatkan kualitas penerjemahan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra terutama dalam bentuk komik, sehingga nantinya akan ada webtoon resmi berbahasa Arab untuk memberi peluang kepada para komikus Arab dalam berkarya dan memperluas bidang alih bahasa.

This paper presents the results of a comparative analysis of translation quality of two versions arabic translation in the Indonesian webtoon “7 Wonders”. The webtoon “7 Wonders” was translated into Arabic by fans with 2 different translators. It is interesting to know that there are many webtoon fans and not a few webtoons are translated into Arabic. Data analysis used descriptive qualitative method. This study uses Peter Newmark's (1988) translation quality theory, translation as a science, translation as a craft, translation as an art, and translation as a taste. Based on the results of the analysis, the two translators tend to translate the source language word for word so the translation only comes to translation as a science and craft. The ideology of the first translator is more oriented towards the target language (domestication) while the second translator still maintains the cultural elements of the source language (foreignization). Hope this findings of this research can help improve the quality of translation, and increase public appreciation of literary works, especially in the form of comics, so that later will be an official Arabic webtoon to provide opportunities for Arabic comic artists to work and expand the field of translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Lawu
"Kalimat imperatif/perintah merupakan ungkapan yang dituturkan seseorang yang mengharapkan tanggapan berupa tindakan tertentu dari orang yang diajak berbicara. Kalimat imperatif dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan dengan kadar kuat atau lemah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kalimat imperatif serta memaparkan teknik yang digunakan untuk menerjemahkan kalimat imperatif dalam webtoon Sin-ui Tap ke dalam bahasa Indonesia. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kalimat imperatif dalam bahasa Korea pada webtoon Sin-ui Tap diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data webtoon Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 68 tuturan imperatif dalam korpus yang diteliti. 17 tuturan menggunakan ragam formal dan 51 tuturan menggunakan ragam informal. Dari tuturan yang ditemukan 58 penggunaan teknik transposisi, 9 teknik modulasi dan 1 teknik ekuivalensi. Teknik transposisi merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena tata-bahasa Indonesia dan Korea yang sangat berbeda. Penggunaan teknik modulasi dilakukan untuk memberikan penekanan atau sudut pandang yang berbeda dan teknik ekuivalensi digunakan karena jika menggunakan teknik penerjemahan lain menghasilkan makna yang tidak sepadan. Selain itu terdapat juga beberapa penerjemahan yang mengubah tuturan imperatif dalam bahasa Korea menjadi non-imperatif setelah diterjemahkan.

The imperative sentence / command is an expression uttered by someone who expects a response in the form of a certain action from the person being spoken to. Imperative sentences can be conveyed directly or indirectly and with strong or weak levels. This study aims to explain imperative sentences and describe the techniques used to translate imperative sentences in the Sin-ui Tap webtoon into Indonesian language. The formulation of the problem of this research is how imperative sentences in Korean on the Sin-ui Tap webtoon are translated into Indonesian. This research uses descriptive qualitative method with webtoon data source Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. The results of this study indicate that there are 68 imperative utterances in the corpus studied. 17 utterances using formal styles and 51 utterances using informal ones. From the utterances found 58 uses of transposition techniques, 9 modulation techniques and 1 equivalence technique. The transposition technique is the most widely used technique because Indonesian and Korean grammar are very different. The use of modulation techniques is carried out to provide emphasis or a different point of view and the equivalent technique is used because other translation techniques produce unequal meaning. In addition, there are also several translations that change imperative speech in Korean to non-imperative after being translated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Theta Karunia
"Penerjemahan karya sastra erat hubungannya dengan kebudayaan suatu bangsa. Salah satu penerjemahan karya sastra yang memiliki kesulitan tinggi dalam penerjemahannya adalah puisi. Puisi khususnya pada karya sastra anak harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat, dan jelas. Ini dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan berbahasa anak yang masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah memilah metode penerjemahan puisi yang paling tepat untuk digunakan pada karya sastra anak usia 8 – 12 tahun. Unit analisis adalah kata, frasa, dan kalimat. Dari sembilan baris puisi yang diteliti, peneliti menggunakan tiga metode penerjemahan puisi dari tujuh metode penerjemahan Andre Lefevere. Ketiga metode tersebut adalah terjemahan literal, terjemahan bersajak, dan terjemahan puisi bebas. Ketiga metode ini dipilih karena dirasa paling tepat untuk menerjemahkan puisi pada buku anak Madinatul Asyqiya.

The translation of literary works is closely related to the culture of a nation. One of the translations of literary works that have high difficulty in translation is poetry. Poetry especially in children's literary works must use language that is easy to understand, concise, and clear. This is done by adjusting due to children's limited language abilities. The purpose of this study is to sort out the poetry translation method that is most appropriate for use in literary works of children aged 8-12 years. From the nine lines of poetry studied, researchers used three methods of translating poetry from seven Andre Lefevere translation methods. The three methods are literal translation, rhyme translation, and free poetry translation. These three methods were chosen because it was felt to be the most appropriate way to translate poetry in the children's book Madinatul Asyqiya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Nurvian Megarifni
"Tesis ini adalah sebuah laporan penelitian mengenai penerjemahan ungkapan budaya materi yang ada dalam novel Fires of Winter (1980) karya Johanna Lindsey. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Salah satu hambatan yang sering ditemukan penerjemah adalah penerjemahan cultural words, yaitu suatu ungkapan yang memuat suatu unsur budaya spesifik. Ada lima kategori ungkapan budaya yang dapat menimbulkan hambatan ini, salah satunya adalah kategori budaya materi (material culture), yaitu bentuk kebudayaan yang berwujud benda-benda yang memiliki nilai guna dan nilai sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan korelasi antara teknik penerjemahan dengan keberhasilan penerjemahan ungkapan bermuatan budaya materi bahasa Inggris di dalam novel Fires of Winter (1980) karya Johanna Lindsey dan padanannya dalam bahasa Indonesia dalam novel terjemahannya berjudul Gairah Cinta Viking (2011) yang diterjemahkan oleh Elliyanti Jacob Saleh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan menggunakan ancangan kualitatif dengan model penelitian komparatif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa di dalam novel Fires of Winter karya Johanna Lindsey terdapat 7 kategori budaya materi. Dalam menerjemahkan ungkapan bermuatan budaya materi tersebut, penerjemah menerapkan 12 teknik penerjemahan tunggal dan 3 teknik kombinasi dua teknik penerjemahan (kuplet). Dari total 100 data yang dianalisis, 88 data ditemukan sepadan, sedangkan 12 data ditemukan tidak sepadan. Dengan pembulatan jumlah persentase kesepadanan 80%, maka penerjemahan ungkapan bermuatan budaya materi dalam novel Fires of Winter karya Johanna Lindsey dapat dinyatakan berhasil. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam menerjemahakan ungkapan budaya materi, khususnya ungkapan berupa nomina dalam karya sastra, teknik penerjemahan padanan lazimmerupakan teknik penerjemahan yang paling tepat. Hal ini karena nomina budaya materi memiliki definisi yang konkret, mulai dari bentuk, fungsi, hingga bahan baku budaya tersebut dapat dilihat langsung dan tidak terpengaruh oleh konteks. Akan tetapi dalam menerapkan teknik ini, pengetahuan serta ketelitian penerjemah akan budaya dan struktur bahasa TSu dan TSa, serta riset mendalam mengenai budaya tersebut, sangat dibutuhkan agar isi pesan yang ada dalam TSu dapat tersampaikan dalam TSa secara utuh.

This thesis is a research report on the translation of material culture words in the novel Fires of Winter (1980) by Johanna Lindsey. Translation is an activity of transferring messages from one language to another. One of the obstacles that translators often encounter is the translation of cultural words, which is words that contains a specific cultural element. There are five categories of cultural words that can cause these obstacles, one of which comes in the form of material culture, which is a culture in the form of things or objects that has benefits and historical values. This study aims to describe the correlations between translation techniques and the success of translating phrases containing material culture words in Johanna Lindseys Fires of Winter (1980) novel from English to Indonesian language. The methodology used in this research is the library research method using a qualitative approach with a comparative research model. This study revealed that in Johanna Lindsey's Fires of Winter (1980) novel there are 7 categories of material culture. In translating material culture words, the translator applies 12 single translation techniques and 3 couplet translation techniques (a combination of two translation techniques). From 100 data analyzed, 88 data achieved equivalence in terms of contents and messages, while 12 data failed to achieve equivalence or were considered as mistranslations. By rounding up the equivalence percentage of 80%, the translation of material culture words in Johanna Lindseys Fires of Winter (1980) novel is successful. Based on these findings, it can be concluded that in translating material culture words, especially in the form of nouns inside literature, the established equivalent technique is the most appropriate translation technique to translate them. It is because material culture is a noun that has a concrete definition, starting from the form, the function, even the raw material of the culture can be described clearly and will not be affected by the context surrounding the words. However, in applying this technique, the translators knowledge and sensitivity about the culture and grammatical structure of both SL and TL languages, as well as in-depth research on the culture involved, are needed so that the message contained in the SL can be conveyed in the TL as a whole. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia Syafa Dewanti
"Konstruksi bahasa seperti idiom memiliki keterkaitan erat dengan budaya masyarakat sehingga dapat menjadi tantangan bagi penerjemah dalam mengalihbahasakannya dengan tepat. Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menerjemahkan idiom. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi penerjemahan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah “Strategi penerjemahan apa yang digunakan dalam menerjemahkan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho?”. Penelitian ini menggunakan teori tujuh strategi penerjemahan Vinay & Darbelnet (1995) dan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Korpus penelitian adalah webtun My Roommate is A Gumiho episode 1 hingga 104 yang dirilis melalui Naver dan LINE Webtoon. Dari total 90 data idiom, ditemukan bahwa strategi yang paling banyak digunakan adalah kesepadanan (50 data), diikuti dengan strategi penerjemahan harfiah (21 data), transposisi (12 data), modulasi (5 data), dan adaptasi (2 data). Sementara itu, strategi penerjemahan peminjaman dan kalke tidak ditemukan. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa idiom yang muncul lebih dari sekali namun diterjemahkan menggunakan strategi dan terjemahan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan penerjemah untuk menerjemahkan makna kontekstual sembari tetap memperhatikan situasi pembicaraan dalam teks BSu.

Language constructions such as idioms have a close relationship with the culture of the people. It can be a challenge for translators to convey the meaning appropriately. There are several strategies that can be used to translate idioms. On that basis, this study aim to examines the strategy in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). The research question is "What translation strategy is used in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho?". This study uses Vinay & Darbelnet's (1995) theory of seven translation strategies and a descriptive analysis method with a qualitative approach. From a total of 90 idioms, it was found that the most used strategy was equivalence (50 datas), followed by literal translation (21 datas), transposition (12 datas), modulation (5 datas), and adaptation (2 datas). Meanwhile, borrowing and calque translation strategies are not found. In this study, there were several idioms that appeared more than once but were translated using different strategies and translations. This can be caused by the tendency of translators to translate its contextual meanings while still paying attention to the situation of the conversation in the SL text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Miranda
"Penerjemahan merupakan kegiatan mengubah sebuah pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Penerjemahan harus dilakukan dengan cara mencari kata yang setara dalam kedua bahasa secara tepat. Namun, setiap bahasa mempunyai struktur yang berbeda. Terlebih lagi, setiap negara mempunyai budaya tersendiri yang mempengaruhi pembentukan makna kosakata. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi kesepadanan sebuah kata dalam dua bahasa. Oleh karena itu, kesalahan dalam penerjemahan dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penerjemahan teks bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah teks sumber dan teks sasaran yang terdapat pada buku Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 3. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana kesalahan penerjemahan pada sumber data diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan 62 kesalahan pada sumber data yang diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis kesalahan. Kesalahan pemilihan padanan kata 10 data (16%), kesalahan struktur bahasa sasaran 18 data (29%) dan kesalahan penyampaian pesan teks sumber 34 data (55%). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa kesalahan penyampaian pesan teks sumber adalah kesalahan yang paling dominan.

Translation is the process of converting text from language to language. It searches for corresponding words from one language to another, as accurately as possible in order to reduce language barrier. However, each language has a different structure. Each country has its own culture that influences the formation of vocabulary meaning. Cultural influences can also affect the agreement of a word in two different languages. Therefore, in performing translations, errors are likely to happen. This study aims to analyze the mistranslation of cultural texts from Korean into Indonesian. The data sources studied are cultural texts and translations in Bahasa Korea Terpadu 3 textbook. The main focus of this research are the kind of Korean to Indonesian translation errors found in the textbook. This study uses two approaches: the quantitative and the qualitative approach. After further investgation, there were a total of 62 errors found in the textbook. Based on the error type, it was found that there were 3 types of errors, i.e., word selection error 10 data (16%), target language (TL) structure error 18 data (29%), and source text’s (TL) message transfer error 34 data (55%).  From the findings, it can be concluded that the source text’s message transfer error is the dominant error."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Arfiany
"Onomatope adalah kata yang terbentuk dari imitasi bunyi hasil tangkapan indra pendengaran. Onomatope sering ditemukan dalam cerpen, komik, maupun novel Korea. Objek penelitian ini adalah teknik penerjemahan onomatope dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dengan menggunakan novel Almond sebagai korpus data. Latar belakang dilakukannya penelitian, yaitu kebaruan penelitian pada onomatope bahasa Korea dalam novel yang belum ditemukan dalam penelitian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan jumlah onomatope diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan onomatope bahasa Korea ke bahasa Indonesia dari novel Almond berdasarkan jenis klasifikasinya. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif-kualitatif dengan analisis penelitian menggunakan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Hasil penelitian menunjukkan 1 kata termasuk jenis onomatope suara binatang, 101 kata suara manusia, tidak ada kata suara instrumen, dan 9 kata lainnya termasuk dalam aneka ragam tiruan bunyi lain. Sementara, ada 5 teknik penerjemahan yang digunakan: peminjaman, deskripsi, kreasi diskursif, padanan lazim, dan kompresi linguistik.

Onomatopoeia is a word formed from the imitation of sounds captured by the sense of hearing. Onomatopoeia is often found in Korean short stories, comics, and novels. The object of this research is translation techniques of onomatopoeia from Korean to Indonesian using Almond novel as a data corpus. The novelty of Korean onomatopoeia analysis in novel that has not been found in other research became the background to the research. The aim of this research is to show the number of onomatopoeia classified based on the sound classifications and the translation techniques that used in translating Korean onomatopoeia into Indonesian from the Almond novel also based on the sound classifications. This qualitative-descriptive research used the translation techniques by Molina and Albir (2002) for analysing. Research result shows that 1 word is classified as animal sounds, 101 words are human sounds, no word is instrument sounds, and 9 there words are miscellaneous sounds. There are 5 translation techniques used: borrowing, description, discursive creation, established equivalent, and linguistic compression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>