Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrina Rachmayanti
"ABSTRAK
Penggolongan rasial yang terjadi pada zaman kolonial menimbulkan kesenjangan strata sosial antargolongan, terutama golongan Eropa dengan Peranakan Tionghoa. Bukan hanya ukuran kekayaan dan jabatan yang menjadi penyebab utama timbulnya kekuasaan, melainkan juga faktor golongan yang terjadi dalam novel Zonder Lentera karya Kwee Tek Hoay. Kondisi ini menimbulkan posisi superior inferior terhadap lapisan masyarakat atas dengan lapisan di bawahnya. Skripsi ini membicarakan penggambaran kehidupan masyarakat peranakan tionghoa yang dilihat melalui tiga aspek, yaitu interaksi antargolongan, hubungan stratifikasi, dan relasi kekuasaan antargolongan. Tujuannya adalah menjelaskan gambaran masyarakat Peranakan Tionghoa di Jakarta melalui tiga aspek tersebut. Melalui teknik penulisan deskriptif-analitis, akan diketahui bentuk hubungan antara tiga golongan dalam bermasyarakat, hal yang menyebabkan lahirnya lapisan dalam masyarakat, dan relasi kekuasaan antargolongan.

ABSTRACT
Racial classification that occurred in the colonial era led to the gap of social stratafication between groups, especially European and Peranakan Chinese. Not only the amount of wealth and position that became the main causes of power occurrence, but also racial groups in Kwee Tek Hoay 39 s novel Zonder Lentera. This condition produced the effect of superior inferior power on a higher social status to the lower social status of society. This thesis will discuss the potrait of the life of Peranakan Chinese by three aspects, that is intergroup interaction, stratification relation, and intergroup power relation. The aim is to explain the portrait of Peranakan Chinese community in Jakarta through these three aspects. Using descriptive analytical method, it will reveal forms of relationship between communities, the things that cause the birth of layers in society, and the relations of intergovernmental forces. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saksono Prijanto
Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007
899.221 309 SAK n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati
"Skripsi ini membahas peran kiai dan jawara Banten yeng terdapat dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Kiai dan jawara merupakan dua entitas yang penting dalam kebudayaan Banten. Peran kiai dan jawara Banten merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas karena keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Banten. Hal tersebut pula yang menjadi benang merah dari novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Untuk menganalisis peran kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.
Melalui pendekatan sosiologi sastra, penulis akan membandingkan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan peran jawara dan kiai yang terdapat di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Selain itu penulis juga akan menganalisis bentuk pertentangan yang terjadi antara kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Hasilnya, penulis menemukan adanya kesamaan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan yang ada di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau.

This under graduate thesis discusses the role of kiai and jawara in Banten society based on Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. Kiai and jawara are two important entities in Banten culture. The role of kiai and jawara in Banten society is an interesting topic todiscuss because they are an inseparable part of Bantenese people. It also became the common thread of the Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. To analyze the role of kiai and jawara in Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel, the author uses the theory of literary sociology.
Authors will compare the role of kiai and jawara in the Banten society with kiai and jawara’s role which are present in the novel through approaching of sociology of literature. As the result, the authors found a common role of kiai and jawara in Banten society with existing in the Jawara Angkara di Bumi Karakatau’s novel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Junita Sari
"Penelitian ini menganalisis tentang kesetaraan jender di Hindia Belanda pada awal abad 20, khususnya di lingkungan masyarakat Tionghoa Peranakan sebagaimana tercermin dalam karya-karya sastra Tionghoa Peranakan yang terbit di surat kabar Doenia Baroe. Pada awal abad 20 Politik Etis dalam bidang pendidikan membawa perubahan besar terhadap pola pikir generasi muda di Hindia Belanda. Perubahan ke arah modernitas yang mengedepankan kesetaraan dirasakan oleh semua kalangan, termasuk perempuan. Masalah kesetaraan jender yang menuntut persamaan hak laki-laki dan perempuan semakin mengemuka, tak terkecuali di lingkungan perempuan Tionghoa Peranakan. Karya-karya sastra Tionghoa Peranakan yang terbit dalam surat kabar Doedia Baroe di Padang pada tahun 1930 didominasi oleh tema tentang kesetaraan jender. Mengapa terjadi dominasi tema tersebut dan sejauh mana pengaruh atau peran karya-karya itu terhadap perjuangan kesetaraan jender khususnya di lingkungan masyarakat Tionghoa Peranakan, itulah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sejarah dan teori jender sebagai landasan konseptual.  Dari penelitian dan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa, kesetaraan jender yang ingin dicapai oleh perempuan Tionghoa Peranakan khususnya, adalah perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan yang di dalamnya mencakup pendidikan, pergaulan, dan kebebasan memilih pasangan hidup.

This study analyzes gender equality in the Dutch East Indies at the beginning of the 20th century, especially in the Tionghoa Peranakan community as reflected in the Tionghoa Peranakan literary works published in the Doenia Baroe newspaper. At the beginning of the 20th century the Politik Etis in the field of education brought major changes to the mindset of the younger generation in the Dutch East Indies. Changes towards modernity which put forward equality are felt by all groups, including women. The issue of gender equality which demands equal rights for men and women has increasingly surfaced, including the Tionghoa Peranakan women. The works of Tionghoa Peranakan literature that were published in the Doedia Baroe newspaper in Padang in 1930 were dominated by the theme of gender equality. Why the domination of this theme occurs and to what extent the influence or role of these works on the struggle for gender equality, especially in the Tionghoa Peranakan environment, is the subject of this study. The research was conducted using historical methods and gender theory as a conceptual basis. From the research and analysis conducted, it was found that the gender equality to be achieved by Tionghoa Peranakan women in particular is equal treatment between men and women which includes education, association, and the freedom to choose a life partner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adik Apriliyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai sosial kasih sayang yang terdapat dalam novel "Ayah...." karya Irfan Hamka. Novel ini mengisahkan kisah hidup Buya Hamka dari sudut pandang anaknya, Irfan Hamka, yang memberikan gambaran tentang peran Buya Hamka sebagai seorang ulama, pejabat negara, kepala keluarga, suami, dan terutama sebagai seorang ayah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dengan mengadopsi nilai sosial kasih sayang yang terdiri atas pengabdian, tolong-menolong, kekeluargaan, kepedulian, dan kesetiaan. Metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan untuk menggambarkan konteks teks novel "Ayah....". Data penelitian diambil dari novel ini dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai sosial kasih sayang yang ada dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Ayah atau Buya Hamka dalam novel ini memiliki nilai-nilai sosial kasih sayang yang sangat baik. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam dedikasi Ayah dalam menulis karya sastra dan pemikiran kritis, ketulusan tolong-menolong tanpa dendam kepada orang-orang yang pernah berbuat zalim, upaya melindungi keluarga dari bahaya, kepedulian terhadap makhluk lain, dan kesetiaan dalam membina rumah tangga bersama istrinya yang dipanggil penulis sebagai Ummi.

This study aims to explore the social values of love contained in the novel "Ayah...." by Irfan Hamka. The novel tells the life story of Buya Hamka from the perspective of his son, Irfan Hamka, that provides an overview of Buya Hamka's role as a scholar, state official, man of family, husband, and especially as a father. The approach used in this research is literary sociology by adopting the social value of affection consisting of devotion, help, kinship, care, and loyalty. The descriptive qualitative method with content analysis technique is used to describe the text context of the novel "Ayah....". The research data were taken from this novel and analyzed to identify and understand the social values of affection present in the story. The results showed that the character of Ayah or Buya Hamka in this novel had very good social values of affection. These values are reflected in Ayah's dedication to writing literary works and critical thinking, sincerity in helping without revenge to those who have done wrong, efforts to protect the family from danger, concern for other creatures, and loyalty in building a household with his wife, whom the author called as Ummi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Jasmine
"Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat.

This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bahtiar
"Penelitian ini beranjak dari permasalahan bagaimana kondisi sosial dan politik di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang serta sikap dan pandangan pengarang dalam novel Palawidja, Tjinta 1 anah Air, Dan Perang pun Usai dan Kembang.Iepun. Metode yang digunakan untuk menganalisis keempat novel tersebut adalah kualitatif deskriptif dengan didukung teori sosinlogi sastra sebagai strategi pembacaan untuk mengungkapkan peraaknaan baru dan menghasilkan pcnafsiran yang berbeda.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa keempat novel tersebut padat dengan informasi sosial dan politik di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Namun, sebagai karya sastra, keempat novel tersebut tidak semata-mata menyodcrkan fakta secara mentah. Beberapa pengarang dalam karyanya telah menafsirkan fakta-fakta tersebut sehingga keempat novel tersebut memberikan gambaran yang berbeda mengenai kondisi sosial dan politik di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang Pada novel Dan Perang pun Usai karya Ismail Marahimin dan Kemhang Jepun karya Remy Sylado kita dapat melihat realitas kondisi sosial dan politik di Indonesia zaman pendudukan Jepang.
Kedua pengarang tersebut hidup sesudah zaman pendudukan Jepang dan tidak berada dalam organisasi kepengarangan yang menuntut tujuan tertentu sehingga mempunyai sikap dan pandangan yang obyektif. Sedangkan novel Palawidja karya Karim Halim dan Tjinta Tanah Air karya Nur Sutan Iskandar mengungkapkan kondisi sosial dan politik di Indonesia bertolak belakaiig dengan kondisi yang sebenarnya. edua pengarang tersebut hidup pada zaman Jepang dan berprofesi sebagai pengarang di Balai Pustaka yang pada waktu itu di bawah kekuasaan Jepang sehingga mempunyai sikap dan pandangan subyektif hanya untuk kepentingan Jepang "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Fitria
"Novel 9 Summers 10 Autumns adalah novel pertama karya Iwan Setyawan yang terbit tahun 2011. Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata pengarangnya sendiri. Novel yang beralur maju mundur ini bercerita tentang kisah masa kecil tokoh utama ?aku? yang berasal dari keluarga susah hingga berhasil menjadi orang sukses. Novel ini dianalisis dengan menggunakan kajian sosiologi sastra, terutama sosiologi karya sastra. Selain bersifat menghibur, novel ini juga memberikan manfaat bagi pembacanya karena sarat akan nilai-nilai edukatif. Karakteristik dan latar belakang keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan tokoh aku. Berkat kekuatan pendidikan, semangat perjuangan hidup, dan cinta keluarga, tokoh aku berhasil menaklukan kemiskinan dan meraih kesuksesan hingga ke New York City. Melalui novel ini, dapat dilihat bahwa pengaruh latar belakang keluarga begitu penting untuk membentuk masa depan seorang anak di kemudian hari.
9 Summers 10 Autumns is the first novel written by Iwan Setyawan. This novel, which is based on true story of the writer, is published in 2011. Written with progressive-flashback plot, this novel tells about the childhood character ?I? where in he came from struggling family and turned into a succesful person. This novel is analyzed using the study of sociology cultural literature. Not only entertaining, this novel is also showing the readers the values of education. The characteristic and the family background is important part in the main character's life. Due to the power of education, the spririt of survival life, and the love of family, character ?I? conquered poverty and achieve succes in New York City. Through this novel, it can be seen that family background gives big influence in shaping a child's future."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Grasindo, 1996
899.221 SAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>