Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang salah satu pesantren di Kota Depok, Jawa Barat, yaitu Pesantren Al-Hamidiyah. Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung, dan studi pustaka. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang pesantren Salafiyah dan Ashriyah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Al-Hamidiyah ini merupakan perwujudan cita-cita luhur dan fase terakhir kehidupan seorang kiai bernama KH. Achmad Sjaichu putra pendiri Nahdlatul Ulama dengan tujuan utama yaitu untuk mencetak kader-kader ulama baru yang berwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan yayasan, pesantren saat ini dikelola dan dipimpin oleh seorang kiai yang ternyata bukan dari keluarga biologis KH. Achmad Sjaichu, melainkan orang lain yang dipercaya oleh keluarga pemilik yayasan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kepemimpinan dan latar belakang keluarga KH. Achmad Sjaichu serta sisi tradisional dan sisi modern Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat.

ABSTRACT
This journal discusses one of pesantren in Depok City, West Java, that is Al Hamidiyah Pesantren. The method used in this journal is qualitative method with interview, observation or direct field observation, and literature study. This research also uses the theory of Salafiyah and Ashriyah pesantren. The research finds that Pesantren Al Hamidiyah is the embodiment of the lofty ideals and the last phase of life of a kiai named KH. Achmad Sjaichu son of founder of Nahdlatul Ulama with the main goal is to print the cadres of new scholars who are knowledgeable and have depth of knowledge. As a boarding school that is under the auspices of the foundation, pesantren is currently managed and led by a kiai who was not from the biological family of KH. Achmad Sjaichu, but someone else who is trusted by the foundation 39s family. Seeing this, the author is interested to discuss the leadership and family background KH. Achmad Sjaichu as well as the traditional and modern side of Pesantren Al Hamidiyah, Depok, West Java."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirulhayat Bin Hasan
"Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki santri dengan latar belakang sebagai pemuda punk. Awal berdirinya pondok pesantren ini dimulai dari keprihatinan salah satu Pimpinan Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah untuk Kota Malang, dalam melihat fenomena pemuda punk yang terjadi dengan segenap perilaku menyimpang yang dilakukannya. Karena banyaknya pemuda punk yang masuk di pondok tersebut, tentunya pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki gaya kepemimpinan khusus dalam memberdayakan santrinya tersebut. Sehingga kajian ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan karismatik dalam pemberdayaan pemuda marginal punk yang dilakukan Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan pendekatan penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur, hasil kajian menunjukkan bahwa pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki karakteristik sesuai dengan teori Yulk 2005. Dengan implementasi karakteristik pemimpin karismatik tersebut, dalam proses pemberdayaan bagi pemuda marginal punk yang meliputi tiga tahapan yaitu pemurnian mental, penyadaran dan pendidikan peningkatan Iman dan Takwa, dan pemberian keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi masyarakat ataupun pemerintah yang memiliki sasaran terhadap pemberdayaan, khususnya bagi pemuda marginal punk.

Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah is one of the boarding schools which have several students from punk youth background. This boarding school was built according to the apprehension from one of the leaders of Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah Malang, in responding the deviation behavior which is occurred among punk youth. Because of several punk youth who enter to this boarding school, then the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah has a special leadership characteristics in empowering the students. This study aims to analyze charismatic leadership in the empowerment of marginal youth punk in Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang, East Java.
By conducting qualitative research approach and data collection technique of interview and literature studies, this study found that the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang has a characteristic which is appropriate with the theory of Yulk 2005. There are three steps in implementing this leadership characteristics such as mental purification, awareness and education improving faith and piety, and providing several skills which is appropriate with students rsquo ability and interests. The result of this study is expected to be a reference for the society and government who have targets toward empowerment, especially for marginal youth punk.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Putri Aulia Shabrina
"Pondok Pesantren Nuruzzahroh merupakan pondok pesantren modern yang bermula dari kegiatan pengajian masyarakat sekitar yayasan Nuruzzahroh yang terletak di Kota Depok. Seiring berjalan waktu dan keinginan masyarakat, yayasan Nuruzzahroh mengembangkan kegiatan pengajiannya menjadi lembaga pendidikan formal dengan membangun Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nuruzzahroh. Penelitian ini membahas tentang sejarah pondok pesantren Nuruzzahroh serta perkembangan pondok pesantren Nuruzzahroh.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan wawancara, dan observasi. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori lima elemen dasar pesantren. Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa pondok pesantren Nuruzzahroh merupakah wujud keinginin K.H Chairul Chitam sebelum wafat untuk mendirikan lembaga pendidikan islam bagi masyarakat menengah kebawah. Dalam perkembangannya pondok pesantren Nuruzzahroh menambah sarana dan prasana yang dibutuhkan, serta kurikulum yang dapat menyeimbangkan antara agama dan juga kebutuhan penyesuaian perkembangan zaman. Sehingga dapat menciptakan santri yang berpandangan luas dan menyertakan agama sebagai pedomannya.

Nuruzzahroh is a modern Islamic Institution, located in the city of Depok. This institution started with educating the community of Depok city and started to expand its teaching into formal education over time as per community hope by building the lower secondary school and the upper secondary school. This research discusses the background of the institution and the process of its development. The research method used in this study is the qualitative method with interviews and observations while the theory used is the five basic elements of pesantren. The research findings of this study conclude that that the Nuruzzahroh Islamic boarding school was a manifestation of K.H Chairul Chitam's desire before his death to establish an Islamic educational institution for the lower middle class. In its development, the Nuruzzahroh Islamic Boarding School has added the necessary facilities and infrastructure, as well as a curriculum that can balance between religions and also the need to adapt to the times. To create students who are broad-minded and include religion as a guideline."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Budiwati
" Eksistensi pesantren merupakan fenomena sosial yang sangat menarik Bagaimana lembaga ini mampu bertahan hidup selama berabad-abad merpakan pertanyaan yang menantang. Banyak jawaban telah diberikan dan kebanyakan jawaban tersebut mengacu pada modemisasi yang dilakukan oleh pesantren dalam merespon tuntutan perubahan jaman. Akan tetapi jawaban ini tidak cukup memuaskan. karena modemisasi tidak akan berjalan kalau tidak ada kekuatan-kekuatan yang mendukungnya.
Beranjak dari asumsi ini maka kajian ini berusaha mendeskripsikan etnografi Pesantren Al Hamidiyah melalui pendeskripsian hubungan sosial-hubungan sosial yang dibentuk antara pesantren dengan pihak lain serta pemanfaatan hubungan sosial tersebut bagi pengembangan pesantren. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan pengamatan terlibat. hubungan sosial-hubungan sosial itu sendiri dilihat dari segi bagaimana proses pembentukan hubungan sosial tersebut. transaksi apa yang dibuat. bagaimana aturannya,dan nilai apa yang mendasarinya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka isi dan bentuk dari jaringan hubungan sosial bisa diketahui.
Pengkajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan hubungan sosial akan memberikan informasi tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan pesantren. Kebutuhan yang dirasakan sebagai kebutuhan utama pesantren adalah kebutuhan akan dana, sumber daya manusia, dan media promosi. Selain kajian tentang proses pembentukan dan pemanfaatan jaringan sosial ini juga akan memberi informasi tentang maksud dari pembentukan jaringan sosial tersebut,yaitu untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan tetapi tidak dimiliki oleh pesantren di mana akses terhadap sumber daya tersebut sangat mendukung bagi eksistensi pesantren.
Sedangkan kajian tentang jenis transaksi,norma dan nilai yang mendasari transaksi tersebut akan memberikan informasi tentang isi dari jaringan sosial yaitu apakah jaringan sosial tersebut berisi transaksi yang didasarkan atas hubungan kekerabatan,pertemanan,maupun ketetanggaan. Di samping itu kajian tentang transaksi,norma dan nilai ini juga akan memberi informasi tentang bentuk jaringan sosial,yaitu apakah berbentuk vertikal sebagai jaringan patron klien atau berbentuk horisontal. Melalui kajian tentang bentuk dan isi jaringan sosial maka akan dapat diketahui tentang dampak jaringan sosial tersebut bagi pesantren."
2001
T903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Tsaltsani Bilqis
"Sampah organik merupakan sampah yang paling dominan dihasilkan dari aktivitas di pesantren. Namun, Pesantren Al Hikam Kota Depok belum menerapkan pengolahan sampah organik karena minimnya pemahaman, pemilahan, dan penggunaan alat dalam mengolah sampah organik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah, memberikan edukasi melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi, dan transfer teknologi anaerobic digestion. Pada teknologi tersebut dilakukan pengukuran skala pilot dengan massa sampah 7,6 kg/hari sehingga menghasilkan OLR 1,4 kg.VS/m3.hari. Berdasarkan hasil pengukuran timbulan dan komposisi sampah di Pesantren Al Hikam Kota Depok memiliki massa sebesar 33,638 kg/hari, volume sebesar 683,221 L/hari, dan komposisi sampah didominasi oleh 41,831% sampah organik. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan sebanyak dua kali, dimana kegiatan sosialisasi pertama dihadiri oleh 66 orang, sedangkan kegiatan sosialiasi kedua dihadiri oleh 25 orang. Mengacu kepada hasil pre test dan post-test, kegiatan sosialisasi pertama tidak meningkatkan pengetahuan peserta (sig 2-tailed >0,05). Sementara itu, kegiatan sosialisasi kedua meningkatkan pengetahuan peserta (sig 2-tailed <0,05). Pada penerapan teknologi anaerobic digestion di Pesantren Al Hikam telah melakukan proses seeding, aklimatisasi, dan operasional. Sampah organik memiliki karakteristik pH sebesar 6,1±0,38, suhu sebesar 29,5±1,12oC, TS sebesar 25±0,092%, VS sebesar 95±0,0054%TS, dan COD sebesar 453±188 g/L.COD. Hasil penelitian menujukkan kandungan volatile solid destruction sebesar 91±0,015% dan reduksi COD sebesar 89±0,081% mempengaruhi nilai volume biogas dan metana yang dihasilkan dengan nilai volume biogas sebesar 805±219 L.biogas/hari dan methane yield sebesar 292±130 L.CH4/kg, sehingga mengandung konsentrasi 59±0,035% CH4 dan 41±0,035% CO2. Selanjutnya, kandungan amonia digestat sebesar 1057±378 mg/L.NH3 tidak mempengaruhi proses operasional anaerobic digestion.

Organic waste is the most dominant waste generated from activities in Islamic boarding schools. However, Al Hikam Islamic Boarding School has not implemented organic waste processing due to the lack of understanding, sorting, and use of tools in processing organic waste. This study aims to determine the generation and composition of waste, provide education through the implementation of socialization activities, and transfer of anaerobic digestion technology. In this technology, pilot-scale measurements were carried out with a waste mass of 7.6 kg/day so as to produce an OLR of 1.4 kg.VS/m3.day. Based on the results of the measurement of generation and composition of waste at Al Hikam Islamic Boarding School has a mass of 33.638 kg/day, a volume of 683.221 L/day, and the composition of waste is dominated by 41.831% organic waste. The implementation of socialization activities was carried out twice, where the first socialization activity was attended by 66 people, while the second socialization activity was attended by 25 people. Referring to  the pre-test and post-test results, the first socialization activity did not increase participants knowledge (sig 2-tailed>0.05). Meanwhile, the second socialization activity increased participants knowledge (2-tailed sig<0.05). In the application of anaerobic digestion  technology at Al Hikam Islamic Boarding School has carried out seeding, acclimatization, and operational processes. Organic waste has pH characteristics of 6.1±0.38, temperature of 29.5±1.12oC, TS of 25±0.092%, VS of 95±0.0054%TS, and COD of 453±188 g/L.COD. The results showed that  the volatile solid destruction content of 91±0.015% and COD reduction of 89±0.081% affect the value of the volume of biogas and methane produced with a volume value of biogas of 805±219 L.biogas/day and methane yield of 292±130 L.CH4/kg, so that it contains concentrations of 59±0.035% CH4 and 41±0.035% CO2. Furthermore, the ammonia digestate content  of 1057±378 mg/L.NH3 does not affect the operational process of anaerobic digestion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiqotul Fitriyah
"Burdah Keliling merupakan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Madura dengan tujuan menolak wabah To’on yang terjadi pada awal abad 19 M. Burdah Keliling merupakan ritual yang dijalankan atas perintah Kiai. Kiai merupakan pioner utama dalam skala prioritas kepatuhan masyarakat Madura. Kepatuhan terebut membuat masyarakat melaksanakan ritual Burdah Keliling untuk mengusir wabah dan tolak bala. Namun, seiring berjalannya waktu, wabah mulai menghilang. Fasilitias kesehatan mulai tersebar merata paska kemerdekaan Republik Indonesia membuat masyarakat meninggalkan ritual Burdah Keliilng. Oleh karena itu, saat ini ritual Burdah Keliling hanya dilaksanakan di beberapa pesantren dengan latar belakang budaya Madura. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling di pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah merupakan pesantren dengan budaya Madura yang menjalankan ritual Burdah Keliling selama empat generasi. Penelitian ini mengkaji pengelolaan ritual Burdah Keliling dalam empat generasi yang berbeda. Perbedaan pengelolan berdampak terhadap pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama satu abad. Hal tersebut juga mempengaruhi pemahaman mengenai fungsi ritual Burdah Keliling yang bergeser selama empat kepengasuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tradisi lisan. Data diperoleh melali wawancara, penyebaran angket secara langsung maupun melalui google form, serta penelusuran pustaka yang berkaitan dengan pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling. Pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama 110 tahun menandakan bahwa ritual tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan budaya pesantren Salafiyah Syafiiyah.

Burdah Keliling is a ritual carried out by the Madurese people with the aim of rejecting the To'on plague in the early 19th century. Burdah Keliling was carried out on the orders of the Kiai. Kiai are the main pioneers in the Madurese community compliance priority scale. Based on the obedience of the community, they carry out the Burdah Keliling ritual to ward off the plague and reject reinforcements. However, as time went on, the plague began to disappear. Health facilities began to be built evenly after the independence of Republic of Indonesia made people leave Burdah Keliilng ritual. Therefore, Burdah Keliling ritual is currently carried out in a few pesantren with a Madurese cultural background. This research focuses on the management and function of the Burdah Keliling ritual in the pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah is a Islamic boarding school with a Madurese culture that carries out the Burdah Keliling ritual for four generations. This research examines the management of the Burdah Keliling ritual in four different generations. The management differences has an impact on the implementation of Burdah Keliling ritual that has been running for a century. This also affects the understanding of the function of Burdah Keliling ritual which shifts during the four generation. This research were use qualitative methods with an oral tradition approach. Data were collected through interviews, direct distribution of questionnaires or via google form, and literature researches related to the management and function of Burdah Keliling ritual. The performance of Burdah Keliling ritual that has been running for 110 years indicates that this ritual is an important part of the cultural life of pesantren Salafiyah Syafiiyah. Keywords: Function, Management, Islamic Boarding School, Burdah Keliling Ritual, Plague"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Dwingadi S.
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit yang sangat umum terjadi di Indonesia. Faktor - faktor yang menyebabkan karies gigi antara lain peningkatan retensi dan akumulasi plak, asam organic pada gigi, penggunaan flour, frekuensi diet asam dan karbohidrat, serta factor pelindung dari pelikel dan saliva. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya karies gigi adalah dengan penggunaan xylitol sebagai pemanis pengganti gula karena tidak bisa difermentasi oleh bakteri.
Tujuan: Mengetahui pengaruh mengunyah sejumlah permen karet xylitol terhadap kapasitas buffer saliva. Metode: Menggunakan cross-over, melibatkan 30 anak berusia 10-12 tahun yang memiliki gigi karies atau ditambal ≥ 3. Setiap subyek diberikan tiga perlakuan, yaitu: pengunyahan parafin, pengunyahan 2 buah permen karet xylitol, dan pengunyahan 4 buah permen karet xylitol. Pemeriksaan kapasitas buffer saliva menggunakan Salivary Check merek GC. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pengukuran statistic Kruskall- Wallis dan U Mann - Whitney.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermaknaan nilai kapasitas buffer setelah pengunyahan antara parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol (p<0,05). Simpulan: Terjadi peningkatan kapasitas dapar saliva setelah mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol dan peningkatan ini terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah permen karet yang mengandung xylitol.

Background: Dental caries is a very common disease in Indonesia. Factors that cause dental caries are increased retention and accumulation of plaque, increased production of organic acids at tooth interface, usage of fluoride, frequency carbohydrate and dietary acids, and the protective factors of pellicle and saliva. One of ways to prevent dental caries is by using xylitol as alternative sweeteners because bacteria can?t fementized it.
Objectives: To identify the effect of chewing gum that contains xylitol on salivary buffer capacity. Method: Using cross-over method, involving 30 subject aged between 10-12 years who have carious and restored teeth ≥ 3. Every subject will get three kinds of treatment for 5 minutes: chewing paraffin, chewing 2 xylitol chewing gum, and chewing 4 xylitol chewing gum. Salivary buffer capacity is checked with Salivary Test kit from GC. The research data was analized with Kruskall-Wallis and U Mann Whitney.
Result : There were reasonable level of significance of salivary buffer capacity after chewing paraffin, 2 pieces of xylitol, and 4 pieces of xylitol (p<0,05).
Conclusion: Salivary buffer capacity increased after consuming chewing gum that contains xylitol and the increasing along with the chewing gum amount."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savendra Pratama
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia, disebabkan oleh proses demineralisasi jaringan keras gigi. Saliva adalah faktor perlindungan alami terhadap karies yang dapat distimulasi oleh pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol terhadap laju aliran saliva.
Metode: Penelitian menggunakan metode cross-over. Total subyek 30 anak diberikan 3 macam perlakuan (pengunyahan parafin, 2 buah dan 4 buah permen karet yang mengandung xylitol) selama 5 menit. Pemeriksaan menggunakan gelas ukur salivary test kit GC.
Hasil penelitian: Uji statistik ANOVA 1 arah menunjukkan perbedaan bermakna (p < 0,05) antara semua kelompok.
Kesimpulan: Terjadi peningkatan laju aliran saliva dengan pengunyahan permen karet yang mengandung xylitol dan peningkatan terjadi seiring dengan penambahan jumlah permen karet yang mengandung xylitol.

Background: Dental caries is a common oral disease to the Indonesians, which is caused by demineralization of tooth?s hard tissues. Saliva is a natural protective agent against caries that can be stimulated by chewing xylitol chewing gum.
Objective: To identify the effect of chewing xylitol chewing gum on salivary flow rate.
Method: Cross-over method. Thirty children having decayed and filled tooth ≥ 3 teeth are given 3 kinds of treatment (chewing paraffin, chewing 2 pieces, and chewing 4 pieces of xylitol chewing gum) on a 5-minute basis. Salivary flow rates are evaluated using GC salivary test kit metric cups.
Result: Statistical evalution of one-way ANOVA shows significant differences (p<0,05) between all groups.
Conclusion: There is an increase of salivary flow rate after chewing xylitol chewing gum, and the increase is proportional to the amount of the chewing gum."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Dhearine
"Latar Belakang : Karies adalah penyakit gigi yang sering terjadi di Indonesia. Saliva berperan dalam terjadinya karies. Saat ini xylitol dapat mencegah karies dan belum ada penelitian yang melihat pengaruh xylitol terhadap pH saliva.
Tujuan: mengetahui pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung xylitol terhadap perubahan nilai pH saliva. Metode: 30 anak berusia 10-12 tahun diberikan tiga perlakuan: mengunyah parafin, 2 permen karet xylitol, dan 4 permen karet xylitol selama 5 menit. Data dianalisis dengan uji statistik dengan p<0,05.
Hasil: Kelompok sebelum dan sesudah parafin, 2 xylitol, serta 4 xylitol didapat masing-masing nilai p=0,000; kelompok sesudah parafin dengan sesudah 2 xylitol (p=0,472); kelompok sesudah parafin dengan sesudah 4 xylitol (p=0,000).
Kesimpulan: Peningkatan pH saliva terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah permen karet xylitol.

Background: Dental caries is one of the common dental health problem in Indonesia. Saliva has a role in caries process. Recently, xylitol usage can prevent dental caries and no research has studied the effect on salivary pH.
Objective: Identify the effect of xylitol xhewing gum on salivary pH.
Method: 30 subjects aged between 10-12 years will get three kinds of treatment (cross-over method): chewing paraffin, 2 pieces of xylitol chewing gum, and 4 pieces of xylitol chewing gum on a 5 minute basis. The research data will be evaluated with statistic analysis (p<0,05).
Result: Before and after parafin, 2 xylitol, and 4 xylitol p=0,000; between parafin and 2 xylitol p=0,472; between parafin and 4 xylitol p=0,000.
Conclusion: The increase of salivary pH is proportional to the amount of the gum chewed."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Pesantren Al-Hamidiyah, 2005,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>