Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Putera Indrawan
"Wilayah Pesisir Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, Kecamatan Banjar, danKecamatan Buleleng berada di bagian barat Kabupaten Buleleng, Bali. Wilayah pesisir di ke-empat kecamatan tersebut rawan terkena abrasi dan akresi. Abrasi danakresi merupakan fenomena alam yang berjalan seimbang. Faktor manusiamenyebabkan fenomena tersebut mengalami perubahan keseimbangannya sehingga dapat menimbulkan kerugian pada manusia sendiri. Tujuan penelitian iniadalah menganalisis pengaruh perubahan garis pantai yang disebabkan oleh abrasidan akresi terhadap perubahan luasan penggunaan tanah di wilayah pesisir.
Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan kurun waktu 3 periode, yaitu periode 1990 dan 1997, periode 1997 dan 2007, dan periode 2007 dan 2017. Metode penelitian dengan menghitung perubahan panjang, perubahan lebar pantai, dan luas abrasi dan akresi. Selanjutnya hasilnya dihubungkan dengan perubahan penggunaan tanah di wilayah pesisir. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan garis pantai terjadi di sepanjang wilayah penelitian. Perubahan tersebut dibuktikan dengan adanya salah satu abrasi yang menghancurkan bangunan di Desa Gerokgak.

Gerokgak, Seririt, Banjar, and Buleleng coastal areas are located in the west of Buleleng Regency, Bali. These area are prone to abrasion and accretion. Abrasion and accresion is a natural phenomenon thats occur balanced. Human behavior is a factor that may cause harm to humans if it disrupts the balance. The purpose of theresearch were to analyze influece of coastline change that caused by abrasion andaccretion toward land use wide at coastal area.
The research used Landsat 5, 7, and 8 images with 3 periods which were 1990 and 1997, 1997 and 2007, and the last period was 2007 and 2017. The data were processed by calculating the change ofthe coastlines length and width, and measuring the abrasion and accretion. The result then was combined with the land use change at coastal area. The result showed that coastline change happened along the coastal areas in research area. It evidence with one of abrasion area destroyed a building at Gerokgak Village.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Axel Gilbert Logan
"Dalam keberlangsungan budidaya rumput laut, terdapat dua faktor penting yang dapat memengaruhi keberhasilannya, yaitu pemilihan lokasi dan kondisi musim. Perairan Desa Sumberkima dan Desa Pemuteran dipilih dalam penelitian karena kawasan ini merupakan bagian dari kecamatan dengan garis pantai terpanjang se-Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Buleleng sendiri merupakan kawasan dengan nilai produktivitas perikanan tertinggi se-Provinsi Bali, namun sayang rumput laut belum menyumbang angka yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran dari kualitas air di Perairan Desa Sumberkima dan Desa Pemuteran, dan mengkaji kesesuaian perairannya terhadap aktivitas budidaya rumput laut dalam dua kondisi curah hujan, yaitu bulan basah dan bulan kering. Dalam penelitian ini, algoritma Laili et al. (2015) digunakan untuk estimasi nilai materi padatan tersuspensi (MPT), algoritma Wouthuyzen (2008) digunakan untuk estimasi nilai salinitas, algoritma Arief et al. (2015) digunakan untuk estimasi nilai suhu permukaan laut (SPL), dan algoritma El-Battay et al. (2014) digunakan untuk estimasi nilai konsentrasi oksigen terlarut. Dalam proses klasifikasi kesesuaian, penelitian ini menggunakan pendekatan faktor pembatas guna mengetahui parameter yang berperan sebagai pembatas dari aktivitas budidaya rumput laut di lokasi penelitian. Penelitian ini terdiri atas dua analisis yaitu analisis spasial dan analisis deskriptif yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebaran kualitas air pada bulan kering dan basah cenderung rendah di kawasan pesisir dan tinggi di kawasan mendekati perairan lepas. Selain itu, ditemukan juga bahwa nilai rata-rata sebaran materi padatan tersuspensi (MPT) pada bulan kering lebih rendah dari pada bulan basah, nilai rata-rata sebaran salinitas pada bulan kering lebih tinggi dari pada bulan basah, nilai rata-rata sebaran suhu permukaan laut (SPL) pada bulan kering lebih tinggi dari pada bulan basah, dan nilai rata-rata sebaran oksigen terlarut pada bulan kering lebih rendah dari bulan basah. Pada bulan kering, luas kawasan sesuai di Perairan Desa Sumberkima dan Pemuteran yaitu 407 ha, dan pada bulan basah yaitu 1.628 ha. Di mana ditemukan bahwa luasan kesesuaian di wilayah penelitian pada bulan basah lebih besar dari pada bulan kering.

In the sustainability of seaweed cultivation, there are two important factors that can influence its success, which are location selection and weather conditions. Desa Sumberkima and Desa Pemuteran in Gerokgak sub-district was chosen in the study because this area is located in the sub-district that has the longest coastline in Buleleng Regency, and Buleleng Regency itself is an area that has the highest fishery productivity value in the entire Bali Province, but unfortunately seaweed has not contributed a significant figure. This study aims to map the distribution of water quality in Desa Sumberkima and Desa Pemuteran, and examine the suitability of its waters for seaweed cultivation activities in two condition of rainfall, which are the wet month and the dry month. In this study, the algorithm of Laili et al. (2015) was used to estimate the total of suspended solid matter (TSS), the algorithm of Wouthuyzen (2008) was used to estimate the value of salinity, the algorithm of Arief et al. (2015) was used to estimate sea surface temperature (SST) values, and the algorithm of El-Battay et al. (2014) was used to estimate the value of dissolved oxygen concentrations. In the suitability classification process, this study used a limiting factor approach to determine the parameters that act as a barrier to seaweed cultivation activities at the study site. This study consists of two analyses, which are spatial analysis and descriptive analysis used to answer research questions. The results of the study show that the distribution of water quality in the dry and wet seasons tends to be low in coastal areas and high in areas close to open waters. In addition, it was also found that the average value of the total of suspended solids matter (TSS) in the dry season is lower than in the wet season, the average value of the distribution of salinity in the dry season is higher than in the wet season, the average value of the distribution of surface temperature sea ​​level (SST) in the dry season is higher than in the wet season, and the average value of dissolved oxygen distribution in the dry season is lower than the wet season. In the dry season, the area corresponding to the waters of the Gerokgak District is 407 ha, and in the wet season it is 1.628 ha. Where it was found that the area of ​​suitability of the waters of the research location in the wet season is greater than in the dry season."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Cista Sevarathi
"Wilayah Pesisir Timur Kabupaten Buleleng, Bali rawan terkena abrasi dan akresi. Abrasi dan akresi merupakan fenomena alam yang berjalan seimbang. Faktor manusia menyebabkan fenomena tersebut mengalami perubahan keseimbangannya sehingga dapat menimbulkan kerugian pada manusia sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perubahan garis pantai yang disebabkan oleh abrasi dan akresi terhadap perubahan luasan penggunaan lahan di wilayah pesisir. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 7, dan 9. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan perubahan garis pantai tahun 2002-2012 dan 2012-2022 dengan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) untuk menganalisis citra data untuk menentukan perubahan garis pantai. Hasil analisis tersebut akan mendapatkan perubahan garis pantai, perubahan jarak garis pantai, serta lokasi wilayah abrasi dan akresi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hampir di seluruh wilayah pesisir Timur Kabupaten Buleleng, Bali mengalami perubahan garis pantai, perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia, pada periode tahun 2002-2012 luas abrasi sebesar 29,1 ha dan luas wilayah akresi sebesar 0,28 ha, dan pada periode tahun 2012- 2022 luas abrasi sebesar 9,13 ha dan akresi sebesar 24,21 ha. Perubahan garis pantai memiliki hubungan terhadap perubahan penggunaan lahan, pemukiman dan perkebunan campuran merupakan penggunaan lahan yang mengalami abrasi dan akresi paling luas selama periode 2002-2012 dan 2012-2022.

The East Coast region of Buleleng Regency, Bali, is prone to abrasion and accretion. Abrasion and accretion are natural phenomena that work in balance. Humans are a factor causing this phenomenon to change its balance so that it can cause harm to humans themselves. This study aimed to analyze the effect of shoreline changes caused by abrasion and accretion on changes in land use areas in coastal areas. This study uses Landsat 7 and 9 imageries. This analysis compared shoreline changes in 2002-2012 and 2012-2022 with the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) method to analyze image data to determine shoreline changes. The results of this analysis will get shoreline changes, changes in shoreline distance, and the location of abrasion and accretion areas. This study concluded that almost the entire coastal area of East Buleleng Regency, Bali experienced changes in the coastline. Natural factors and human factors influenced these changes. In 2002-2012, the area of abrasion was 29.1 ha, and the size of accretion was 0. 28 ha, and in the 2012-2022 period, the scope of abrasion was 9.13 ha, and accretion was 24.21 ha. Changes in the coastline relate to changes in land use. Settlements and mixed plantations are land uses that experienced the most extensive abrasion and accretion during the 2002-2012 and 2012-2022 periods."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Affan Muhammad
"Bali merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan perpaduan keindahan alam dan kekayaan budaya yang unik, adalah tempat di mana tradisi, geografi, dan agama berjalin dalam keseimbangan yang terus dipertahankan dari zaman dahulu hingga saat ini. Sebagai tempat tinggal mayoritas umat Hindu di Indonesia, Bali ditandai dengan praktik Hinduisme yang dinamis, di mana ritual dan upacara agama adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Salah satu upacara tersebut adalah Ritual Melasti, sebuah prosesi agama yang signifikan melambangkan penyucian spiritual yang dilakukan di dekat area pantai atau sumber air besar, salah satunya di desa Baktiseraga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik pendukung dan alam, serta pola pergerakan partisipatif pendukung yang terbentuk saat prosesi ritual Melasti berlangsung di Dusun Galiran. Data yang dikumpulkan berupa data wawancara dan observasi yang mencakup rute pergerakan ritual Melasti, sebaran pemuka agama dan budaya, masyarakat pendatang, masyarakat lokal, dan turis, serta studi literatur yang kemudian di analisis secara spasial deskriptif untuk di analisa pola pergerakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pendukung memiliki peranan yang berbeda dan penting dalam proses ritual melasti. Karakteristik fisik seperti kemiringan lereng dan ketinggian menjelaskan mengenai jarak yang ditempuh dan lokasi terjauh. Selain itu, pola pergerakan yang ditemui terbagi menjadi gerak profan, sakral, dan thirtha amertha.

Bali is a province in Indonesia, renowned for its unique blend of natural beauty and cultural richness. It is a place where tradition, geography, and religion intertwine in a balance that has been maintained from ancient times to the present. As home to the majority of Hindus in Indonesia, Bali is characterized by its dynamic practice of Hinduism, where religious rituals and ceremonies are an integral part of everyday life. One such ceremony is the Melasti Ceremony, a significant religious procession symbolizing spiritual purification, which is performed near coastal areas or large water bodies, including Baktiseraga village. This research aims to explain the supporting characteristics and nature, as well as the participatory movement pattern formed during the Melasti Ritual procession in Galiran hamlet. The collected data consists of interview and observation data that includes the Melasti Ritual movement route, the distribution of religious and cultural leaders, incoming communities, local communities, and tourists, as well as literature studies, which are then analyzed descriptively spatially to analyze the movement pattern. The results of the study show that supporting characteristics play different and important roles in the Melasti ritual process. Physical characteristics such as slope and altitude explain the distance traveled and the farthest location. In addition, the observed movement patterns are divided into profane, sacred, and thirtha amertha movements."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Noor Muslihah M.
"Bertahannya kesesuaian lahan kopi dan kelayakan pendapatan hasil budidaya kopi bagi petani menjadi acuan keberlanjutan perkebunan kopi rakyat. Permasalahan dalam riset ini adalah adanya potensi perubahan kesesuian lahan untuk komoditas kopi karena perubahan iklim, dan belum layaknya pendapatan petani kopi rakyat. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis perubahan kesesuaian lahan kopi, menganalisis tingkat kerentanan perubahan iklim sebagai acuan rancangan peningkatan kapasitas adaptasi perubahan iklim pada petani kopi, dan peningkatan pendapatannya.
Berdasarkan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif, diperoleh hasil bahwa terjadinya kenaikan temperatur, perubahan intensitas curah hujan dan lama bulan kering di tahun 2050 pada lokasi riset tidak mengakibatkan kehilangan kesesuaian lahan kopi. Arabika memiliki tingkat kerentanan perubahan iklim yang lebih tinggi dibandingkan robusta. Peningkatan pendapatan memiliki korelasi positif dengan peningkatan kapasitas adaptasi perubahan iklim. Disimpulkan bahwa penting untuk melaksanakan upaya adaptasi perubahan iklim yang sejalan dengan peningkatan pendapatan untuk keberlanjutan perkebunan kopi rakyat, dengan mendorong partisipasi petani dan organisasi lokal.

The persistence of coffee land suitability and the feasibility of coffee cultivation income for farmers is a reference for the sustainability of smallholder coffee plantations. The problem in this research is the potential change in land suitability for coffee commodities due to climate change, and the inadequate income of smallholder coffee farmers. The purpose of this research is to analyze changes in the suitability of coffee fields, analyze the level of vulnerability of climate change as a reference design to increase climate change adaptation capacity of coffee farmers, and increase their income.
Based on the combined quantitative and qualitative methods, the results show that an increase in temperature, changes in rainfall intensity and dry month length in 2050 at the research location do not result in loss of suitability of coffee fields. Arabica has a higher level of vulnerability to climate change than Robusta. An increase in income has a positive correlation with an increase in the capacity to adapt to climate change. It was concluded that it is important to implement climate change adaptation efforts that are in line with increased incomes for the sustainability of community coffee plantations, by encouraging the participation of farmers and local organizations.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Satu diantara identitas masyarakat desa adat Sidetapa yang masih dipertahankan saat ini adalah mitos-mitos kepercayaan. Mitos-mitos yang dimaksud yaitu 1). Mitos Rsi Markandeya, 2). Mitos Khayangan Batu Kerotok, 3). Mitos Parahyangan Kayuan, 4). Mitos Pura Petirtan, 5). Mitos Pura Rambut Unggahang (Tunggang), 6). Mitos Pura Munduk, 7). Mitos Pura Puseh. Fungsi dari mitos-mitos tersebut dijadikan jastifikasi untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Karena selama ini tempat yang mereka tempati adalah wilayah angker (tenget). Masyarakat desa adat Sidetapa percaya bahwa mitos tersebut bukan buatan manusia melainkan Ida Penembahan sebutan lain dari Sang Hyang Widhi. Fenomena kepercayaan ini sangat penting untuk diaji dalam rangka untuk menyandingkan dalam kehidupan global dan mederenisasi serta pemurnian ajaran keagamaan besar manusia. Penelitian ini dikaji melalui konsep mitos, teori struktur dan dialektika dari Claude levis Strauss. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis mitos-mitos kepercayaan yang ada di desa adat Sidetapa, dan tujuan untuk mengetahui fungsi dari setiap mitos dan ritualnya. "
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Wira Perdana Hia
"Kawasan Gunung Endut memiliki manifestasi panas bumi yang potensial dan
pengembangannya sedang dalam tahap eksplorasi. Oleh sebab itu diperlukan data geologi teknik sebagai parameter yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan daerah penelitian dalam pembangunan infrastruktur wellpad. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi geomorfologi, karakteristik geologi teknik tanah dan batuan,
serta analisis kelayakan daerah penelitian. Dalam tahapan penelitian ini dilakukan pemetaan geologi teknik untuk mengidentifikasi dan mengamati parameter geologi teknik yang meliputi deskripsi geologi teknik batuan dan tanah, aspek morfogenesa yang bekerja, tingkat pelapukan, kekuatan batuan, dan bidang diskontinuitas pada batuan.
Dilakukan juga pengolahan data digital untuk analisis aspek geomorfologi dan uji mekanika tanah untuk mengetahui karakteristik tanah. Selain parameter geomorfologi dan geologi teknik batuan dan tanah, dalam analisis kelayakan dilakukan juga identifikasi kesesuaian lahan dalam aspek aksesibilitas jalan dan konektivitas dengan sumber air.
Berdasarkan analisis kondisi geomorfologi, didapatkan dua satuan yang terdiri dari Satuan Perbukitan Vulkanik Sangat Landai-Agak Curam dan Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam-Sangat Curam. Ditinjau dari karakteristik geologi teknik, diperoleh 4 satuan
yang terdiri dari Satuan Andesit Lapuk Rendah (ALR), Satuan Tuf Lapuk Kuat (TLK),
Satuan Endapan Koluvium (EK), Satuan Tanah Pasir Gradasi Baik (SW). Akses jalan berjarak sekitar 300 meter dari daerah penelitian, sedangkan untuk sumber air dapat diperoleh dari sungai yang berada di dalam daerah penelitian. Berdasarkan integrasi data
geomorfologi, karakteristik geologi teknik, dan kesesuaian lahan, daerah penelitian dinyatakan kurang layak untuk pembangunan wellpad panas bumi.

The Mount Endut area has potential geothermal manifestations and its development
is in the exploration stage. Therefore , engineering geological data is needed as a
parameter used to analyze the feasibility of the research area in the wellpad. The purpose
of this study is to determine the geomorphological conditions, geological characteristics
of soil and rock engineering, and analysis of the feasibility of the research area. In this
research stage, engineering geological mapping is carried out to identify and observe
technical geological parameters which include descriptions of rock and soil engineering
geology, working morphological aspects, weathering levels, rock strength, and
discontinuity areas in rocks. Digital data processing is also carried out for analysis of
geomorphological aspects and soil mechanics tests to determine soil characteristics. In
addition to the geomorphological and engineering geology parameters of rock and soil,
the feasibility analysis also identifies land suitability in terms of road accessibility and
connectivity with water sources. Based on the analysis of geomorphological conditions,
two units were obtained consisting of a Very Sloping-Slightly Steep Volcanic Hills Unit
and a Slightly Steep-Very Steep Volcanic Hills Unit. In terms of technical geological
characteristics, 4 units were obtained consisting of Slightly Weathered Andesite Unit
(SWA), Strongly Weathered Tuff Unit (SWT), Coluvium Deposits Unit (CD), Well
Gradient Sand Soil Unit (SW). Road access is about 300 meters from the research area,
while water sources can be obtained from rivers located within the research area. Based
on the integration of geomorphological data, characteristics of engineering geology, and
land suitability, the research area was declared unfit for geothermal wellpad.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Novelisa
"

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menerapkan pengetahuan dalam ranah kajian ilmiah khususnya dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir serta respon masyarakat terhadap kondisi pesisir. Lokasi penelitian berada di Kampung Bungin, Desa Pantai Bakti, yang merupakan wilayah pesisir dimana penduduknya sebagian besar menggantungkan hidup dari hasil laut maupun tambak. Metode penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan pengamatan terlibat. Tesis ini menunjukkan bahwa dalam merespon program perbaikan wilayah pesisir, komunitas pesisir seringkali dihadapkan dengan dinamika sosial dari masyarakat itu sendiri. Kesenjangan respon dari para aktor dipengaruhi oleh relasi sosialnya, yaitu 1) relasi berdasarkan patron-klien, 2) relasi berdasarkan hubungan darah, dan 3) relasi berdasarkan hubungan emosional, dan dua motif ekonomi yaitu 1) motif ekonomi yang didasari atas kebutuhan penguasaan materi, dan 2) motif ekonomi yang di dasari atas kebutuhan mendasar. Perbedaan respon yang muncul dari relasi sosial dan motif ekonomi pada dasarnya perlu dilihat dari kapasitas serta kemampuan tiap aktor yang terlibat. Tesis ini juga memperkaya kajian tentang respon komunitas nelayan melalui pendekatan analisis aktor dan jaringan. Pendekatan ini lebih relevan dalam melihat respon komunitas terhadap program inisiasi perbaikan wilayah pesisir dikarenakan kompleksitas masyarakat pesisir sehingga tidak bisa hanya melihatnya dengan sudut pandang struktur-fungsi saja. Peranan aktor dalam kajian ini melengkapi analisis secara lebih dinamis tentang hal-hal yang mempengaruhi respon terhadap program.


This study aims to find, develop, and apply knowledge in the realm of scientific studies, especially in terms of management of coastal resources and community responses to coastal conditions. The research location is in Bungin Village, Pantai Bakti Village, which is a coastal area where the population mostly depend on marine products and ponds. The research method was carried out with qualitative methods through in-depth interviews and participant observants. This thesis shows that in responding to initiating improvements programs in coastal areas, coastal communities are often faced with social dynamics of the community itself. The response gap of the actors is influenced by social relations namely 1) relations based on patron-client, 2) relations based on blood relations, and 3) relations based on emotional relationships, and two economic motives, namely 1) economic motives based on material mastery needs, and 2) economic motives which are based on basic needs. Differences in responses arising from social relations and economic motives basically need to look at the capacity and capabilities of each actor involved. This thesis also enriches the study of the response of the fishing community through the approach of actor and network analysis. This approach is more relevant in looking at the community's response to the initiation programs of improving coastal areas due to the complexity of coastal communities so that they cannot only see them in a structural-functional perspective. The role of the actor in this study complements the analysis more dynamically about matters that influence the response to programs.

"
2019
T53290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Sumarheni
"Upacar ngaben alit (mebretanem) ini memiliki suatu keunikan khusus diantara upacara-upacara keagamaan yang lain yang ada di Desa Busungbiu yang telah mereka lakukan secara turun-temurun. Keunikan upacara ngaben alit adalah upacaranya dilakukan hanya dikubur saja dan kuburannya itu rata dengan tanah. Setelah itu menggunakan upacara pada umumnya orang meninggal dan orang yang sudah meninggal itu dianggap sudah bersih atau ngabe, dimana secara umum dalam melaksanakan upacara ngaben tanpa dibakar dianggap belum ngaben yang sah. Jika hal tersebut tidak dipatuhi maka desa setempat akan memperoleh bencana. Untuk memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data primer yaitu data langsung dari sumber utama. Dalam hal ini peneliti menggali sumber dengan melakukan penelitian secara langsung terhadap masyarakat di Banjar Timbul Gegel Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain mencakup buku-buku, maupun hasil penelitian yang berbentuk laporan data. Kajian pustaka literatur perlu juga dilakukan untuk menguasai teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Upacara ngaben alit mempunyai tujuan khusus untuk mengetahui prosesi pelaksanaan dan untuk mengetahui landasan filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan upacara ngaben alit. Karena upakara dan upacara yang mempunyai hubungan erat dengan pendidikan moral atau susila maupun filsafat, ini merupakan hal yang sangat perlu ditingkatkan. Dan dengan terpeliharanya ajaran-ajaran agama serta ajaran-ajaran budi pekerti, etika yang berdasarkan kitab suci maka budaya Bali akan dapat hidup terus."
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>