Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thomas William
"Uang elektronik berbasis server dapat meningkatkan pengalaman bagi pelanggan yang mencari sistem pembayaran yang efisien dalam perihal kelancaran, kenyamanan, dan aksesibilitas multi-channel. Dalam jangka panjang, transaksi elektronik dapat menciptakan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan andal sehingga dapat memperluas akses finansial kepada unbanked population di Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk mendorong perubahan sistem pembayaran melaui gerakan nasional non-tunai GNNT. Namun, mekanisme jangka panjang untuk meningkatkan adopsi uang elektronik berbasis server dianggap belum memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu adopsi uang elektronik berbasis server. Sebuah model penelitian yang menggabungkan unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2, diffusion of innovations theory DOI, dan perceived risk digunakan. Penelitian ini menggunakan 211 tanggapan dari survey yang dilakukan di Indonesia, sedangkan data dianalisis menggunakan structural equation modeling, khususnya metode partial least square SmartPLS 3.0.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, dan perceived risk memiliki efek langsung yang signifikan terhadap adopsi uang elektronik berbasis server, sementara effort expectancy dan innovativeness memiliki efek tidak langsung.

Server based electronic money has the ability to improve the experience for customers who look for a streamlined payment experience in terms of speed, convenience, and multi channel accessibility. In the long term, electronic transactions would create and maintain an efficient, secure, and reliable payment system that broadens the access to previously unbanked populations and presumably increase financial inclusion. Indonesia is currently committed to reinforcing changes to existing payment systems through the national non cash movement. However, a long term mechanism to increase the adoption of server based electronic money is yet to be seen.
This study aims to identify the main determinants of server based electronic money adoption. In doing so, a research model combining two theories, the unified theory of acceptance and use of technology UTAUT2 and diffusion of innovations theory DOI, was used along with perceived risk. The research was tested using 211 responses from a survey conducted in Indonesia while data was analyzed using structural equation modeling, specifically partial least square method Smart PLS 3.0.
The findings of this research show performance expectancy, social influence, facilitating conditions, compatibility, and perceived risk have significant direct effects toward the adoption of server based electronic money, while effort expectancy and innovativeness have indirect effects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Fadhilah
"The continued development of technology has changed the way people conduct financial transactions using digital payment instruments, which have made alternative payments other than cash. Digital payment instruments have an improved future for payment methods that are widely used in society, supported by the fact that the Central Bank of Indonesia has made a campaign to support the country to be less, with the progress and emergence of sophisticated digital payment instruments. Thus, future generations such as Generation Y and Generation Z can be people who will be supported by their entire lives, supporting them to have grown up in a technology-supported world, which makes them indigenous people using technology. Therefore, the aim of this study is to adopt the adoption and actual use of digital payment instruments in Generation Y and Generation Z and whether or not there are differences regarding the adoption and actual use between generations. This study uses a combination of two theories, namely the Integrated Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) and the Innovation Resistance Theory (IRT), together with stickiness to use cash payments and the formulation group that uses the Generation Group theory as a moderating variable. This study successfully obtained 320 respondents consisting of 160 respondents from each generation that currently reside in Indonesia, which was collected through the distribution of online questionnaires. In addition, the analysis was carried out using the partial quadratic structural equation modeling method, and approval using SmartPLS 3.0. The findings, this is the result of expectations, social influence, motivation, and significant interest in the intention of individuals to use digital payment instruments. In addition, usage barriers, image barriers, and image barriers have a significant effect against individual resistance to using digital payment instruments. In addition, the stickiness variable for using cash payments has a negative moderation effect towards individual intentions to use digital payment instruments. Finally, this study also found differences in the adoption and resistance of digital payment instruments between Generation Y and Generation Z.

Perkembangan teknologi yang terus menerus telah mengubah cara orang melakukan hal mereka transaksi keuangan dengan kehadiran instrumen pembayaran digital, yang telah dibuat alternatif pembayaran selain uang tunai. Instrumen pembayaran digital memiliki masa depan yang cerah untuk menjadi metode pembayaran yang digunakan secara luas di masyarakat, didukung oleh fakta bahwa Bank Sentral Indonesia menciptakan kampanye untuk mendukung negara untuk menjadi masyarakat tunai kurang, serta kemajuan dan kemunculan konstan instrumen pembayaran digital yang canggih. Dengan demikian, generasi mendatang seperti Generasi Y dan Generasi Z bisa menjadi orang-orang yang akan menggunakannya secara komprehensif dalam kehidupan mereka, sebagaimana mereka telah tumbuh di dunia yang dikelilingi oleh teknologi, yang menjadikan mereka penduduk asli menggunakan teknologi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami adopsi dan aktual penggunaan instrumen pembayaran digital dalam Generasi Y dan Generasi Z dan apakah ada ada perbedaan atau tidak mengenai adopsi dan penggunaan aktual antara kedua generasi. Penelitian ini menerapkan kombinasi dua teori, yaitu Unified Theory of Penerimaan dan Penggunaan Teknologi 2 (UTAUT2) dan Teori Perlawanan Inovasi (IRT), bersama dengan stickiness untuk menggunakan pembayaran tunai dan kelompok generasi berdasarkan Teori Kelompok Generasional sebagai variabel moderasi. Penelitian ini berhasil memperoleh 320 responden yang terdiri dari 160 responden dari setiap generasi itu saat ini berada di Indonesia yang dikumpulkan melalui distribusi online daftar pertanyaan. Selain itu, analisis dilakukan dengan menggunakan metode partial least square pemodelan persamaan struktural, dan diuji menggunakan SmartPLS 3.0. Temuannya menunjukkan bahwa harapan kinerja, pengaruh sosial, motivasi hedonis, dan kebiasaan miliki efek signifikan terhadap niat individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Selain itu, hambatan penggunaan, hambatan tradisi, dan hambatan gambar memiliki efek signifikan terhadap resistensi inovasi individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Selain itu, variabel stickiness untuk menggunakan pembayaran tunai memiliki efek moderasi negatif
terhadap niat individu untuk menggunakan instrumen pembayaran digital. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa ada perbedaan dalam hal adopsi dan inovasi resistensi instrumen pembayaran digital antara Generasi Y dan Generasi Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Hidayati
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya perubahan skema pembayaran dari tunai ke non tunai. Pada saat ini, alat pembayaran non tunai melakukan inovasi dengan diterbitkannya uang elektronik untuk melayani pembayaran transaksi bernilai kecil. Akan tetapi, jumlah pengguna uang elektronik di Indonesia masih tergolong rendah. Melalui penelitian ini, penulis ingin meningkatkan jumlah pengguna uang elektronik di Indonesia dengan memfokuskan pada uang elektronik chip-based yang diterbitkan oleh bank. Untuk meningkatkannya penulis akan meneliti fitur uang elektronik yang diinginkan masyarakat dengan proses conjoint analysis.
Hasil yang didapatkan yaitu minimum top up sebesar Rp 20.000, tidak ada minimum saldo yang harus tersedia di uang elektronik dalam melakukan pembayaran, tidak ada minimum pembayaran dalam satu kali transaksi, adanya batas masa berlaku kartu yaitu selama 5 tahun dan terdapat jenis keamanan berupa PIN. Selanjutnya dilakukan perancangan roadmap produk dan teknologi sebagai strategi penguat uang elektronik hingga tahun 2025. Perancangan roadmap produk dan teknologi ini diharapkan dapat menjadi sebuah standardisasi uang elektronik chip-based di Indonesia untuk mewujudkan interoperability antar uang elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan pemakaian uang elektronik.

The developments of technology have an impact in people’s lives. One of these development is the scheme of payment from cash to cashless technology. At this time, cashless payment instrument are innovating with electronic money published to serve micropayment. However, users of electronic money in Indonesia are still low. Through this research, the author would like to increase the number of electronic money users, specifically focus on chip-based that issued by bank. The author will examine features of electronic money based on consumer preference with conjoint analysis.
The result of conjoint analysis are a minimum top up of Rp 20.000, no minimum balance that must be available on electronic money in making payment, no minimum payment in one transaction, there is a limit on the card will be valid for 5 years and there is a type of security that is PIN. This research also designing product and technology roadmapping as the amplifier strategy of electronic money until 2025. Design of product and technology roadmapping is expected to be a standardization of electronic money based on chip to achieve interoperability that is expected to increase the number of electronic money users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesica Anggita Putri
"Perkembangan financial technology dan perangkat mobile di Indonesia menjadi peluang besar bagi mobile payment untuk terus bertumbuh dengan pesat. Sebagai mobile-first country, situasi ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang menganut tren cashless society. Hal ini mendorong masifnya pengadopsian aplikasi mobile payment di kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan fenomena tersebut, penelitian ini hendak menganalisis perilaku continuance intentions masyarakat dalam menggunakan aplikasi mobile payment dengan melibatkan variabel customer-perceived satisfaction with mobile payment applications’ qualities, customer-perceived satisfaction with mobile payment applications’ securities, customer use experience, customer-perceived expectations, customer brand loyalty, rewards sebagai anteseden. Penelitian ini dilaksanakan melalui survei dengan judgemental sampling yang melibatkan 318 responden berusia 19 – 54 tahun yang berdomisili di Jabodetabek dan menggunakan aplikasi mobile payment dalam satu bulan terakhir. Peneliti mengolah data dengan menggunakan metode structural equation modelling (SEM) melalui software LISREL 8.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer-perceived satisfaction with mobile payment applications’ qualities dan customer-perceived satisfaction with mobile payment applications’ securities berpengaruh positif terhadap customer use experience. Selanjutnya, customer use experience berpengaruh positif terhadap customer-perceived expectations. Di samping itu, customer-perceived expectation berpengaruh positif terhadap customer brand loyalty yang juga berpengaruh positif terhadap continuance intentions. Demikian pula continuance intentions dipengaruhi secara positif oleh rewards.

The development of financial technology and mobile devices became a great opportunity for the rapid growth of mobile payment in Indonesia. As a mobile-first country, this situation got favorable responses from Indonesians, especially for those who adhere to cashless society trend. This led to a massive adoption of mobile payment applications among Indonesians. In line with this phenomenon, this study intended to analyze continuance intentions in using mobile payment involving the variable customer-perceived satisfaction with mobile payment applications’ qualities and securities, customer use experience, customer perceived expectations, customer brand loyalty, and rewards as antecedents. This research was conducted through judgmental-sampling survey involving 318 respondents aged 19 - 54 years who were domiciled in Jabodetabek and used the mobile payment application in the past month. The researcher processed the data using the structural equation modeling (SEM) method through LISREL 8.8 software. The results of the study show that customer-perceived satisfaction with mobile payment applications 'qualities and securities have positive effect on customer use experience. Furthermore, customer use experience has positive effect on customer-perceived expectations. In addition, customer-perceived expectation has positive effect on customer brand loyalty which also has positive effect on continuance intentions. Likewise, continuance intentions are positively influenced by rewards."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felisa Fitriani
"ABSTRACT
Teknologi pembayaran non tunai terus dikembangkan dari waktu ke waktu untuk pencapaian transaksi yang efisien, termasuk salah satunya dengan pengembangan teknologi uang elektronik yang saat ini merambah ke media telepon selular dengan instrumen NFC. Agar tercapainya transaksi non tunai yang dapat digunakan seluruh kalangan masyarakat, maka transaksi dengan uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC dinilai tepat untuk dapat menjangkau baik masyarakat yang tergolong banked maupun unbanked. Penelitian ini berfokus untuk menguji adopsi teknologi pembayaran uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC menggunakan model UTAUT berdasarkan metodologi SEM, dengan studi kasus Telkomsel TCASH. Penelitian dilakukan pada masyarakat Jabodetabek yang tergolong banked maupun unbanked. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dimana bagi masyarakat banked, TCASH bermanfaat dan memudahkan bagi hidupnya sedangkan bagi masyarakat unbanked, hal ini belum dirasakan dan penggunaan TCASH bagi mereka masih membutuhkan dorongan yang besar dari luar. Oleh karena itu, sebaiknya pihak Telkomsel membuat strategi inovasi yang tepat untuk mempertahankan posisinya di kalangan masyarakat banked dan membuat pengembangan bisnis yang lebih sesuai untuk masyarakat unbanked.

ABSTRACT
The non cash transaction technology is constantly developed from time to time for more efficient transaction, including the development of e money technology on mobile phone with NFC as the main payment instrument, known as NFC mobile payment. In order to make the entire society participate in using non cash transaction, NFC mobile payment is chosen as the suitable technology that can reach out to all type of society including the banked and the unbanked community. This research is focused on studying the adoption of NFC mobile payment using UTAUT model within the framework of SEM. The research was conducted in Jabodetabek on both banked and unbanked community. The result showed that there is a significant difference on banked and unbanked people rsquo s perception. Those who are considered as banked people think that TCASH is useful and give benefits to their life, while this isn rsquo t applied to unbanked people as their tendency to use TCASH is still based on great influence from other parties. Because of this, it rsquo s better for Telkomsel to create an innovative strategy to maintain its position in the banked community while also develop a new business strategy that rsquo s more suitable for the unbanked community."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredy Pranajaya Gusti Ngurah Putu
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek kehidupan, temasuk salah satunya dalaminstrumen pembayaran. Sehingga saat ini bermunculan berbagai produk uang elektroni k emoney yang dapatdigunakan masyarakat. Salah satu produk uang elektronik tersebut adalah UNIK yang telah hadir sejak Juli2015 namun perkembangan uang elektronik ini bersifat stagnan dikarenakan total transaksi dan total penggunahanya mencapai setengah dari yang ditargetkan. Untuk meningkatkan pengguna UNIK maka penelitiandilakukan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan uang elektronik oleh masyarakat.Penelitian menggunakan model TAM, dengan tambahan variabel yaitu trust, perceived security, dan socialinfluence. Metode pengumpulan data dengan survei, metode pengolahan dan pengumpulan data dengan analisisSEM PLS, dan alat bantu SmartPls. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhipenggunaan uang elektronik berbasis server adalah trust, social influence, perceived ease of use, serta perceivedusefulness

ABSTRACT
Developments in information technology today has affected all aspects of life. Including payment instruments,so in the mean time there are various electronic money money products popping up which can be used bythe people. One example is UNIK, an server based electronic money that has been present since July 2015 butthe development of this server based electronic money is to be stagnant because of total transactions and totalusers only achieve the desired half from the targeted for increasing the total users and total transactions soresearch conducted to determine the factors that influence the use of server based electronic money The researchmodel that will be used is TAM, with survey data collection methods, data processing and conclusion method isSEM with AMOS21 as the tools. The result of this researches show that the factors that influence the use ofserver based electronic money such as, trust, social influence, perceived ease of use, and perceived usefulness"
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Budi
"Perdagangan elektronik -- yaitu penerapan transaksi bisnis dalam berbagai bentuk dan jenisnya secara elektronis - merupakan suatu trend dan berkembang pesat serta tidak dapat dihindari penggunaannya dalam era globalisasi sekarang ini. Salah satu inovasi terbaru dari perdagangan elektronik adalah penggunaan smartcard sebagai uang elektronik.
Thesis ini akan melakukan analisis terhadap sistem uang elektronik yang ada dan membuat desain sistem uang elektronik untuk diterapkan di Indonesia. Penelitian melakukan studi kasus terhadap sistem uang elektronis yang memiliki jaringan maupun perkembangan global untuk rnengetahui struktur, cara kerja. arsitektur pembayaran, serta keamananya. Dari studi kasus ini, penelitian dilakukan untuk mendesain sistem uang elektronik yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Studi kasus yang dilakukan menunjukkan adanya dua sistem utama yang mendominasi uang elektronik di dunia, yaitu Mondex dan Proton. Perbedaan utama kedua sistem ini ada pada arsitektur pembayarannya. Mondex menggunakan arsitektur Independent - dimana pembayaran tidak memerlukan pihak ketiga, sedangkan Proton menggunakan arsitektur Closed loop - dimana pembayaran melibatkan pihak ketiga untuk melakukan settlement.
Dari studi kasus tersebut, penelitian melakukan analisis uang elektronik dengan metoda SWOT Analysis dan Five Forces Analysis, untuk kemudian menentukan Critical Success Factors.

Electronic commerce - which means conducting transaction in any form and any type electronically - is becoming a trend and it is growing very fast that nobody can avoid to use it in this globalization era. One of the latest innovation in electronic commerce is the usage of smart card as electronic money.
This thesis will analyze currently available electronic money systems dan design a new systems to be implemented in Indonesia. Research will conduct case studies of electronic money systems which have global network and development in order to know the structure, how it works, payment architecture, and security. From these case studies, research is conducted to design an electronic money system which is suitable to be implemented in Indonesia.
The case studies show that there are two systems which dominate global electronic money systems, i.e. Mondex and Proton. The main difference between these two systems is the payment architecture. Mondex use "Independent" architecture - where there is no need for third party during payment transaction, while Proton use "Closed loop" architecture - where a third party is needed for payment settlement.
From the case studies, this research will analyze electronic money system using SWOT Analysis and Five Forces Analysis, afterward Critical Success Factors can be determined.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Her Pranandha
"Tugas akhir ini membahas mengenai sistem pembayaran elektronik menggunakan ACR120S contactless smart card reader. Ini merupakan perangkat yang berdiri sendiri tanpa membutuhkan koneksi ke PC maupun internet. Perangkat ini terhubung pada mikrokontroler lewat komunikasi serial dan bekerja dengan cara memotong data saldo yang terdapat pada smart card tipe mifare 1KB sesuai dengan tagihan yang diterima dan menyimpan kembali saldo setelah proses pembayaran ke dalam kartu.

This final project is about electronic payment system using ACR120 contactless smart card reader. This is a stand alone system that doesn’t require connection to a computer or internet. The reader connected with microcontroller using serial connection and cut the balance from mifare 1KB smart card for the payment according to the bill. The system will restore balance after the payment back into the smart card."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamri Hamdika
"Uang elektronik adalah salah satu bentuk mata uang yang memungkinkan transaksi tunai melalui jaringan komunikasi di bawah perlindungan privasi, dimana pada prosesnya uang elektronik membutuhkan verifikasi identitas pengguna untuk menentukan apakah pengguna yang memakai uang elektronik tersebut valid atau tidak. Metode verifikasi identitas ada berbagai macam, salah satunya adalah Groth-Sahai proof. Pada penelitian ini digunakan Groth-Sahai proof dengan menambahkan tahapan proses batch verification untuk verifikasi identitas pengguna. Metode ini diperkenalkan oleh Blazy dkk pada tahun 2010. Proses metode batch Groth-Sahai diterapkan pada proses verifikasi untuk uang elektronik.

Electronic cash is a form of electronic currency, which allows cash transactions through communication networks under the protection of privacy. The process of electronic money requires verification of the user's identity to determine whether a user of electronic money is valid or not. There are various types of identity verification methods, one of which is Groth-Sahai proof. In this study, the Groth-Sahai proof is used by adding the processing steps of batch verification for identity of user verification. This method was introduced by Blazy dkk in 2010. The results of the batch Groth-Sahai method process were applied to the verification process for electronic money."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo Hartono
"Sebagai salah satu langkah untuk mengatur dan memelihara sistem pembayaran dalam transaksi kiriman uang (transfer) antara bank dalam jumlah besar dan dengan cara yang real time, Iembaga perbankan di beberapa negara telah menerapkan sistem pembayaran dengan menggunakan sistem RTGS.
Di Indonesia, Bank Indonesia sejak tanggal 17 November 2000 telah mengimplementasikan sistem RTGS yang merupakan sistem penyelesaian gross yang secara elektronis mempunyai hubungan on-line antara Bank Indonesia dengan bank-bank peserta yang dikenal dengan nama BI-RTGS. Keanggotaan bank-bank komersial dalam BI-RTGS diakomodasi dengan Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara Bank Indonesia dengan bank peserta yang merupakan hubungan kontraktual dalam pelaksanaan BI-RTGS antara Bank Indonesia sebagai provider BI-RTGS dengan bank-bank peserta sebagai user BI-RTGS.
Namun, mengingat di Indonesia belum ads Undang-undang Electronic Fund Transfer, maka untuk mengakomodasi pelaksanaan transaksi BI-RTGS tersebut, bank-bank peserta dengan difasilitasi Bank Indonesia sepakat untuk membuat Lndonesian Bankers Bye-Laws & Regulation (Bye-Laws) sebagai acuan dan pedoman bagi-bagi peserta serta terdapat pedoman yang disebut dengan Bye-Laws Committee Guidelines (Pedoman Komite Bye-Laws) dimana berdasarkan pedoman tersebut dibentuk Komite Bye-Laws yang akan memeriksa dan memutus sengketa BI-RTGS yang diajukan oleh bank-bank peserta."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>